38
D. Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka berfikir di atas dapat diambil sebuah hipotesis yaitu permainan tradisional “ingkling” dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak kelompok B1 TK Minomartani 1 Ngaglik Sleman Yogyakarta.
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas Classroom Action Research. Penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh
masyarakat dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi, antara peneliti dengan kelompok sasaran. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan
sebagai salah satu strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan
menyelesaikan masalah. Seperti yang dijelaskan oleh McNiff 1992 dalam
Suharsimi Arikunto 2006: 106, yang menyatakan bahwa dasar utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan. Penelitian tindakan kelas yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain,
dilengkapi dengan fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis Herawati, dkk 2011: 1.
B. Tempat dan waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas B1 di TK Minomartani 1 yang beralamat di Jalan Raya Plosokuning 2 Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian:
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013.
40
C. Subjek Penelitian
Subjek merupakan posisi yang sangat penting, karena pada subyek itulah terdapat data tentang yang diteliti dan diamati oleh peneliti. Subjek dalam
penelitian ini siswa kelompok B1 TK Minomartani 1 yang berjumlah 23 anak, laki-laki 14 anak dan perempuan 9 anak.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah model yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart Herawati Susilo, dkk, 2011: 12, yang
merupakan untaian-untaian dengan satu kesatuan yang perangkatnya terdiri atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
refleksi. Keempat komponen tersebut dapat dikatakan menjadi satu siklus.
Desain penelitian mengembangkan dari model Kemmis dan Mc Taggart, dapat diartikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
Gambar 4. Proses Penelitian Tindakan Herawati Susilo,dkk 2011: 12
41
Keterangan : 1. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan
2. Melaksanakan tindakan dan pengamatan atau monitoring 3. Merefleksi hasil pengamatan
4. Mengubah atau merevisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dirancang 2 siklus tindakan sesuai dengan perkembangan siswa. Apabila indikator
keberhasilan belum tercapai maka siklus tetap terus dilakukan, namun apabila indikator sudah tercapai maka siklus dihentikan. Setiap siklus terdiri dari empat
tahapan seperti yang dijelaskan dalam Suharsimi Arikunto 1997: 84, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, 4 refleksi. Sehingga, satu siklus
adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi atau evaluasi. Peneliti melakukan observasi awal di B1 TK Minomartani 1 untuk
memperoleh informasi mengenai permasalahan motorik kasar anak. Peneliti memperoleh informasi dari guru kelas dan melakukan pengamatan terhadap siswa
di kelas B1. Setelah memperoleh informasi dari guru kelas dan melakukan pengamatan kepada siswa, diketahui bahwa motorik kasar anak terbilang rendah.
Oleh karena itu peneliti menyusun rancangan tindakan yang digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.