STRATEGI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI IBU YANG BEKERJA DI KANTOR DALAM MEMBAGI WAKTU DENGAN ANAK (Studi Pada Ibu Bekerja Kecamatan Teluk Betung Selatan)

(1)

ABSTRAK

STRATEGI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI IBU YANG BEKERJA DI KANTOR DALAM MEMBAGI WAKTU DENGAN ANAK

(Studi pada ibu yang bekerja di kantor KecamatanTeluk Betung Selatan) Oleh

SITI FATIMAH

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi yang dimiliki ibu yang bekerja dalam membagi waktu untuk anaknya. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini fokus pada kegiatan komunikasi antarpribadi ibu dengan anak untuk menerapkan strategi yang akan ibu lakukan. Dilihat dari dua aspek yang diambil dari teori penyusunan tindakan yaitu aspek kandungan pengetahuan yang artinya adalah aspek yang melihat bahwa ibu memiliki pengetahuan tentang komunikasi antarpibadi dan pengetahuan prosedural yang mempunyai arti bahwa ibu tahu cara menerapkan pengetahuan yang sudah ibu miliki kepada anak tentang komunikasi antarpribadi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 2 aspek tersebut. Ibu memiliki pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi dan ibu tahu cara menerapkannya kepada anak. Sehingga ketika ibu sibuk dan jarang memiliki waktu untuk bersama dengan anaknya, namun ibu tidak khawatir dikarenakan ibu sudah memiliki strategi untuk tetap mempunyai waktu dengan anaknya.


(2)

ABSTRACT

INTERPERSONAL COMMUNICATION STRATEGY OF OFFICE WORKING MOTHERS TO SPLIT TIME WITH CHILDREN

(Study of Working Mothers in Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandarlampung)

The purpose of this research is to know what kind of strategies do the working mom have in case to share their time not only to their job in office, but also to their children. This research is using qualitative desription documentation-based kind of type, also focusing in an interpersonal communication activities between working moms and their kids to apply some kind of strategies that moms have observed from 2 kind of aspects of action arrangement theory, first is knowledge contentaspect which is an aspect that showed if moms indeed have knowledge about interpersonal communication towards their kids the second is procedural knowledge, which means that mom knew and understood about how to apply their interpersonal communication knowledge to their relationship with their children. Based on results that showed on this research, indicates that from 2 aspects above, moms do have knowledge ability about interpersonal communication and moms also do understand about how to apply thar interpersonal comm to their children, so that if the moms are busy and barely have time to spend with their children, the moms aren't worried, because they already have strategies about how to spend time with their kids in case to maintain their relationship with their children.

Keyword: Interpersonal Communication, Interpersonal Communication Strategy, Working Mothers.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Siti Fatimah. Lahir di Bandarlampung pada tanggal 08 Agustus 1992. Penulis merupakan putri kedua dari Bapak Ahmad Ruba;i dan Ibu Ngatini. Sejak kecil penulis dibesarkan di Kota Bandarlampung dengan Islam sebagai agama yang dianut dan diyakini.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Nurul Islam Lampung pada tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Sukaraja pada tahun 2004, Madrasah Tsanawiyah (MTS) Negeri 1 Bandarlampung pada tahun 2007, Madrasah Aliyah (MA) Negeri 2 Bandarlampung pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat) dan selesai pada tahun 2014.


(8)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan ungkapan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,

Kupersembahkan Karya Kecilku ini Untuk :

Ayah dan Ibu tercinta, atas semua kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, didikan, nasehat, bimbingan, panutan, motivasi serta doa yang tidak pernah putus yang menuntun dan mengasihiku hingga sekarang.

Kakakku yang sabar dan ekstra pengertian, memahamiku dan rela mengalah demi aku.

Keluarga besarku yang tiada henti mendukung serta mempercayaiku.

Sahabat dan seluruh teman – temanku, rekan satu jurusan,

Terimakasih untuk kebersamaan, kerjasama, serta bantuan –

bantuan luar biasanya. Kalian penyemangatku.

Mereka yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua motivasi, doa dan semangat untukku agar terus berjuang hingga akhir dari pendidikanku.


(9)

MOTO

Your future is determined by what you start today. (Anonim)

Kecintaan seorang teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan

(Anonim)

Deep in my heart I have a dream as precious as gem. If by chance, without a reason, somebody ridicules me behind my

back, I should be patient I would wait just that day (Dream High)

Jangan pernah ragu untuk melakukan suatu hal. Karena keraguan akan membuat kita berada pada posisi yang tidak

jelas (Siti Fatimah)


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah, kekuatan, serta petunjuk-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Antarpribadi Ibu yang Bekerja di Kantor Dalam Membagi Waktu Dengan Anak (Studi Pada Ibu yang Bekerja di Kecamatan Teluk Betung Selatan). Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas cahaya kebenaran yang dibawa oleh beliau.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai perbaikan pada skripsi ini.

Penulis menyadari selain kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki terdapat juga peran serta dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat diterima sedemikian adanya. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT. Atas segala kebesaran, kuasa, serta kesehatan dan petunjuk yang selalu Engkau berikan. Nabi Muhammad SAW. atas risalah dan cahaya kebenaran sejati yang disampaikan kepada kami.


(11)

2. Untuk Bapak dan Ibu tersayang. Terimakasih atas dukungan Bapak dan Ibu selama ini, tanpa kalian saya bukan apa-apa. Terimakasih untuk semua kebutuhan materi dan kasih sayang yang bapak dan ibu berikan dari saya di dalam perut ibu sampai saya sebesar ini. Terimakasih karena selalu memberikan saya kepercayaan dan kebebesan untuk selalu bergaul dengan siapa saja. Terimakasih karena telah mengajari saya untuk selalu bersyukur. Saya tidak pernah menyesal telah dilahirkan menjadi anak bapak dan ibu. Untuk Mamas, terimakasih karena selalu menegur dan mengingatkan saya ketika saya malas mengerjakan skripsi. Untuk adik saya satu-satunya Imron. Terimakasih dek, sudah memberikan mbak semangat untuk mengerjakan skripsi meskipun dengan cara yang sedikit aneh.

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Terima kasih banyak atas saran dan bimbingannya.

4. Bapak Drs. Sarwoko. M.Si, selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan banyak waktu, memberikan banyak sekali masukan, saran serta bimbingan sehingga saya dapat memahami dan menguasai skripsi yang saya kerjakan, yang tentunya bermanfaat besar bagi saya. Terima kasih untuk segala kebaikan hati bapak, canda, tawa, ilmu dan segala bantuan selama penyusunan skripsi ini. Terimakasih banyak pak.


(12)

5. Ibu Anna Gustina, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia membahas skripsi dan meluangkan waktunya dengan sabar, membimbing, memberi masukan, saran, kritik serta selalu membantu saya dalam memahami dan menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak bu.

6. Keluarga besar para informan, Umi Fatma, Ibu Mumun, Ibu Nopenda, Ibu Sri, Ibu Endang, karena bersedia meluangkan waktunya yang sibuk sebagai wanita karir untuk saya wawancara demi menyelesaikan skripsi saya, tanpa bantuan ibu-ibu dan keluarga. Saya tidak akan bisa menyelesaikan skripsi saya ini. Terimakasih banyak.

7. Seluruh staff, administrasi dan karyawan FISIP Unila, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis.

8. Sahabat-sahabat dirumah. Jupe, Mugi, makasih udah ngasih semangat terus. Sahabat Bolang, yang selalu bikin ketawa ketika lagi bersama kalian sejenak saya lupa tentang peliknya mengerjakan skripsi. Meli, makasih mel udah ngasih semangat terus, udah mau direpotin juga beberapa kali untuk bantuin skripsi ini kelar.

9. Sahabat SMA The Rusuh, Devi, Tia, Elita, Fantisa, Tari. Makasih banget atas doa nya, semoga kita selalu sahabatan sampe kita sukses dan jadi ibu-ibu sosialita nanti. Aamiin.


(13)

10.Sahabat-sahabat Komunikasi yang paling super! Wacana Group, dan UNO Lovers. Ani Annisa Lasmah, Amalia Nurdin, Banuarea Beatrixc, Dina Ulia, Emirullyta Hardaninggar, Fina Yulanda, Fitria Hani Aprina, Hesty Prihastuti, Leni Destia Edward, Putri Habiebah, Mbak Mairinda, Vobysca Melada, Oemar Madri Bafadhal, Imam Mubarraq, M. Hafiz Wiratama, Pratama Dio Ananto , Yunardi Hasan, Aji Putra Pangestu, Kak Anju, serta teman satu angkatan 2010 lain yang gak disebut terima kasih untuk semuanya. Semangat kalian dan bantuan kalian berarti sekali.

Dari semuanya, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga serta juga maaf dengan semua kekurangan dan kesalahan baik sengaja ataupun tidak sengaja. Semoga Allah SWT. selalu melindungi, menjaga ikatan persahabatan dan persaudaraan kita, Amiinnnn…

Bandar Lampung, 15 Desember 2014 Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Tinjauan Tentang Anak ... 10

2.3 Pengertian Strategi ... 13

2.4 Pengertian Komunikasi ... 15

2.5 Pengertian Komunikasi Antarpribadi ... 16

2.6 Tinjauan Strategi Komunikasi ... 20

2.7 Tinjauan Tujuan Strategi Strategi Komunikasi Antarpribadi ... 21

2.8 Tinjauan Ibu Bekerja di Kantor ... 22

2.9 Teori Penyusunan Tindakan ... 25

2.10 Kerangka Pikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.3 Definisi Konseptual ... 31


(15)

3.5 Kriteria Informan ... 32

3.6 Sumber Data ... 34

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.8 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Lokasi Informan Bekerja ... 37

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Informan ... 44

5.2 Kegiatan komunikasi antarpribadi Ibu dalam membagi waktu dengan anak ... 48

5.3 Kegiatan komunikasi antarpribadi Ibu dalam membagi waktu dengan anak di kecamatan Teluk Betung Selatan, dilihat dari aspek kandungan pengetahuan dan aspek pengetahuan prosedural ... 49

5.4 Pembahasan hasil penelitian ... 81

5.4.1 Kegiatan komunikasi antarpribadi yang dilakukan ibu kepada anak dari aspek kandungan pengetahuan ... 81

5.4.2 Kegiatan Komunikasi antarpribadi yang dilakukan ibu kepada anak dari aspek pengetahuan prosedural ... 84

5.4.3 Komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor kepada anak dalam mendapatkan strategi untuk membagi waktu dengan anak ... 91


(16)

5.4.5 Pembahasan hasil penelitian berdasarkan kegunaan penelitian

secara teoritis ... 98 5.4.6. Pembahasan hasil penelitian berdasarkan kegunaan penelitian

secara praktis ... 100

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 101 6.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Informan Bekerja ……… 45 Tabel 2. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 51 Tabel 3. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 53 Tabel 4. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 55 Tabel 5. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 57 Tabel 6. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 59 Tabel 7. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 61 Tabel 9. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 63 Tabel 10. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 64 Tabel 11. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 66 Tabel 12. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan


(18)

Tabel 13. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 70 Tabel 13. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 72 Tabel 14. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 74 Tabel 15. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 76 Tabel 16.Pembahasan Kegiatan Komunikasi Antarpribadi

Ketika di Kantor ... 85 Tabel 17. Pembahasan Kegiatan Komunikasi Antarpribadi

Ketika Bersama Anak ... 87 Tabel 18. Pembahasan Yang Mengasuh Anak ... 89 Tabel 19. Pembahasan Kegiaatan Komunikasi Antarpribadi Ibu


(19)

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Fikir ……….. 30


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Informan Bekerja ……… 45 Tabel 2. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 51 Tabel 3. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 53 Tabel 4. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 55 Tabel 5. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 57 Tabel 6. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 59 Tabel 7. Aspek Kandungan Pengetahuan Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 61 Tabel 9. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 63 Tabel 10. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 64 Tabel 11. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 66 Tabel 12. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 68 Tabel 13. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan


(21)

Tabel 13. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 72 Tabel 14. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 74 Tabel 15. Aspek Pengetahuan Prosedural Dalam Kegiatan

Komunikasi Antarpribadi ... 76 Tabel 16.Pembahasan Kegiatan Komunikasi Antarpribadi

Ketika di Kantor ... 85 Tabel 17. Pembahasan Kegiatan Komunikasi Antarpribadi

Ketika Bersama Anak ... 87 Tabel 18. Pembahasan Yang Mengasuh Anak ... 89 Tabel 19. Pembahasan Kegiaatan Komunikasi Antarpribadi Ibu


(22)

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Fikir ……….. 30


(23)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejatinya didalam keluarga biasanya yang mencari nafkah bekerja diluar rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak dipungkiri bahwa peranan ibu yang seharusnya dirumah menjaga dan membesarkan anak, sekarang sudah banyak yang memberanikan diri keluar rumah untuk bekerja. Sebagai seorang ibu yang bekerja harus memiliki konsekuensi dan tanggung jawab bukan hanya sebagai seorang wanita karir saja tetapi juga memiliki peran lain yaitu sebagai seorang ibu rumah tangga, istri dan sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya.

Fenomena wanita (ibu) bekerja sebenarnya bukan barang baru di tengah masyarakat sekarang. Sejak zaman purba ketika manusia masih mencari penghidupan dengan cara berburu dan meramu, seorang istri sesungguhnya sudah bekerja. Sementara suami pergi untuk berburu, dirumah ia bekerja menyiapkan makanan dan hasil buruan untuk ditukarkan dengan bahan lain. Kemudian, ketika masyarakat mulai berkembang, dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri, keterlibatan perempuan pun sangat besar. Bahkan dalam masyarakat berladang di berbagai suku dunia, yang banyak


(24)

2

menjaga ternak dan mengelola ladang dengan baik itu adalah perempuan bukan laki-laki. Hal ini jelas menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan memang bukan baru-baru saja tetapi sudah sejak zaman dulu (Jurnal Harmoni Sosial, September 2007, Volume II, No. 1).

Wanita selalu menjadi topik yang mengasikkan untuk dibicarakan, khususnya di dalam kaitannya dengan peran antara karir dan ibu rumah tangga. Dengan bertambahnya kesempatan memperoleh pendidikan bagi rakyat, termasuk kaum wanita, maka makin banyak wanita yang memasuki lapangan pekerjaan. Suatu kenyataan yang tidak dapat di pungkiri adalah bahwa jumlah wanita di Indonesia yang terjun sebagai tenaga kerja dan bekerja dengan imbalan telah mengalami peningkatan.

Meskipun bukan fenomena baru, namun masalah perempuan bekerja masih terus menjadi perdebatan hingga saat ini. Bagaimanapun, masyarakat masih memandang keluarga yang ideal adalah suami bekerja pada sektor publik dan istri bekerja pada sektor domestik dengan berbagai pekerjaan rumah. Anggapan negatif (stereotype) yang kuat di masyarakat masih menganggap idealnya suami berperan sebagai yang pencari nafkah, dan pemimpin yang penuh kasih, sedangkan istri menjalankan fungsi pengasuhan anak. Hanya saja seiring perkembangan zaman, peran-peran tersebut tidak semestinya dibakukan. Terlebih kondisi ekonomi yang membuat kita tidak bisa menutup mata bahwa kadang-kadang istri juga dituntut harus mampu berperan sebagai pencari nafkah. Peran ibu awalnya adalah sebagai istri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, pendidik


(25)

anak-3

anaknya, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Akan tetapi, saat ini ibu telah berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya.

Banyak ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya jauh dari anak, mereka. Lebih dari satu dari dua ribu ibu di Indonesia yang memiliki anak berusia di bawah 5 tahun adalah pekerja. Ibu yang bekerja adalah bagian dari kehidupan modern, namun pengaruhnya terhadap perkembangan anak juga sangat besar. Menurut Grinder ada 5 hal yang mempengaruhi ibu bekerja terhadap anak, yakni : (1) Ibu yang bekerja menyebabkan si ibu menyediakan model perilaku yang berlainan bagi anak. (2) Status emosional ibu dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukannya, dan hal ini tergantung juga pada kesempatan-kesempatan, dan tekanan-tekanan peran, serta rasa bersalah yang selanjutnya akan mempengaruhi interaksinya dengan anak. (3) Dibandingkan ibu-ibu yang tidak bekerja, praktik sosialisasi ibu-ibu yang bekerja dipengaruhi oleh tuntutan situasi yang berbeda-beda. (4) Dibandingkan ibu-ibu yang tidak bekerja, ibu-ibu yang bekerja menyediakan supervisi personal yang kurang terhadap anak-anaknya. (5) Ketidakhadiran secara teratur ibu-ibu yang bekerja ditengah anak-anaknya kurang mendapatkan perhatian secara kognitif dan emosional. Ketidakhadiran ini secara simbolis ditangkap oleh anak-anak sebagai suatu penolakan ibu-ibu terhadap anak-anak nya. (Artikel Kemenag Jatim 2013. Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Anak).


(26)

4

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) daerah Bandarlampung, partisipasi perempuan dalam lapangan kerja pada Agustus 2012 adalah sebesar 372.508 jiwa. Jumlah ini meningkat pesat dari tahun 2010, dimana pada tahun 2010 hanya 62.840 jiwa partisipasi perempuan di lapangan kerja. (Sakernas 2010 dan 2012)

Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah ibu yang bekerja sebagai pegawai baik di instansi pemerintahan maupun instansi swasta. Dilansir dari situs disnakertrans.go.id ibu yang bekerja sebagai pegawai di swasta memiliki waktu kerja yang cukup padat, yaitu mulai dari pukul 08.00 s/d 17.00 atau bahkan bisa lebih dari waktu tersebut jika mereka mendapatkan atau mengambil jatah lembur yang diberikan oleh pihak perusahaan. Dalam pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 yang mengatur jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta yang dibagi dalam dua sistem yaitu:

- 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau

- 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.Banyaknya waktu kerja ibu diluar rumah ini membuat waktu yang dimiliki oleh ibu untuk berkomunikasi dan memberikan perhatian dengan anaknya akan berkurang.

Sedangkan pembagian waktu kerja PNS yakni Senin sampai Kamis, mulai pukul 07.30 sampai 16.00, dengan waktu istirahat satu jam. Sedangkan Jumat, masuk 07.00 hingga 16.30 dengan waktu istirahat satu setengah jam.


(27)

5

Meski sudah ada aturan waktu kerja 37,5 jam, namun tidak menutup kemungkinan bagi pegawai bekerja di atas jam tersebut. Contohnya di Kantor KemenPAN-RB, rata-rata pegawainya bekerja di atas 40 jam. Dilansir dari keterangan seorang pegawai PNS di situs berita www.jpnn.com "Memang secara de jure, jam kerja PNS merata 37,5 jam. Tapi secara de facto bagi PNS KemenPAN-RB di atas 40 jam karena beban kerjanya terlalu berat. Selain itu kami juga dituntut dengan target kinerja yang harus dicapai”. (www.jpnn.com)

Menurut penelitan yang dilakukan Sarah Roberts dan Sharon Stein dari Ferrum College tahun 2011, Amerika Serikat. Anak yang kurang perhatian dari orang tua nya, terlebih lagi perhatian dari sang ibu biasanya cenderung akan mempunyai beberapa sifat negatif yang akan tumbuh pada diri anak tersebut seperti; susah diatur, manja, sensitif, prestasi belajar di sekolah kurang baik. Soal pengaruh ibu yang bekerja terhadap prestasi anak-anaknya memang masih diperdebatkan. Paling tidak, dari penelitan mereka disebutkan bahwa anak yang umumnya kurang punya hubungan istimewa dengan ibunya justru malas belajar dan tidak memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah karena ditinggal ibunya ke kantor. Ibu yang merasa bersalah karena menyukai pekerjaannya cenderung memanjakan anak-anaknya. Akibatnya bisa negatif, tidak saja bagi hubungan anak dengan teman sebaya, namun juga pada prestasi anak di sekolah.

Hal ini yang mendorong penulis untuk menjadikan fenomena ini untuk di teliti. Lokasi penelitian yang peneliti ambil adalah daerah Kecamatan Teluk


(28)

6

Betung Selatan Bandarlampung. Alasan peneliti memilih lokasi ini di karenakan daerah Sukaraja ini letak geografisnya berada sangat dekat dengan tempat-tempat hiburan malam. Ketika peneliti melakukan pra survey ke lokasi penelitian ini. Daerah-daerah di Kecamatan Teluk Betung Selatan ini selain dekat dengan tempat hiburan malam yang cukup banyak, lokasi ini juga rawan terjadi aksi kriminalitas, seperti contohnya sering terjadi tawuran antar pemuda warga asli kelurahan satu dengan warga kelurahan lain di sekitarnya. Jadi, sebagai seorang ibu yang bekerja dan memiliki waktu yang sedikit dengan anaknya, tentu saja akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh si ibu agar tetap bisa memberikan perhatian dan mengontrol perkembangan sang anak agar tidak terkontaminasi oleh lingkungan sekitar tempat anak tinggal.

1.2. Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu: Bagaimana strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam membagi waktu dengan anak di Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandarlampung?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam membagi waktu untuk anak.


(29)

7

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu:

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam membagi waktu untuk anak.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis memberikan gambaran dan informasi tentang strategi komunikasi antarpribadi ibu terhadap anak pada ibu yang bekerja.


(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjaun Penelitian Terdahulu

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu

Judul Peneliti Hasil

1. Analisis Strategi Komunikasi

Antarpribadi Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) dalam Melakukan

Pendampingan Anak Jalanan di Kota Medan.

OK. Syahputra Harianda 090922038 Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sumatra Utara. Peneliti ini menunjukan strategi komunikasi antarpribadi yang dilakukan pendamping SKA-PKPA cukup efektif dalam melakukan pendampingan kepada anak jalanan.Temuan penelitian juga menunjukan bahwa Pendamping melakukan komunikasi dengan cara tatap muka (face to face) tanpa menggunakan media apapun kecuali secara verbal dan non verbal.

2. Kom. Interpersonal Orang Tua dan Anak

Rio Ramadhani 0702055029

Penelitian ini


(31)

9

Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Pada Murid SDIT Cordova Samarinda.

Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman.

proses komunikasi antara orang tua dan anak dalam

menanamkan perilaku positif berlangsung secara tatap muka dan berjalan dua arah artinya ketika orang tua

mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi nilai-nilai positif yang akan

mempengaruhi perilaku anak ke arah yang positif, dalam menanamkan perilaku positif ada hal-hal yang dapat mendukung orang tua untuk memudahkannya dalam menyampaikan pesan-pesan tentang nilai-nilai positif tersebut. 3. Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Mencapai Keberhasilan Program Kerja KKN Tematik Unila 2011

Dwi Elok Fitricia Ilmu Komunikasi Universitas Lampung

Hasil penelitian ini lebih menekankan kepada peranan komunikasi antarpribadi. Serta memfokuskan pada kegiatan komunikasi antarpribadi tokoh masyarakat dan mahasiswa KKN yang dilihat dari aspek-aspek dalam

paradigma humanistik.

Jadi, dari ketiga hasil penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu meneliti tentang strategi komunikasi. Akan tetapi dari ketiga penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan diteliti.


(32)

10

Adapun titik perbedaan pada penelitian yang akan saya lakukan adalah : Peneliti pertama fokus pada strategi komunikasi antarpribadi yang dilakukan pada anak jalanan, sedangkan penelitian yang akan saya lakukan fokus pada strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja dalam membagi waktu untuk anak nya. Penelitian kedua fokus pada komunikasi interpersonal dalam membentuk perilaku anak. Sedangkan skripsi yang akan penulis lakukan fokus pada bagaimana cara membagi waktu dengan anak. Sedangkan penelitian yang ketiga, peneliti memfokuskan penelitiannya pada peranan komunikasi antarpribadi yang dilihat dari aspek-aspek paradigma humanistik sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan fokus pada strategi komunikasi antarpribadi. Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu penelitian-penelitian yang berjudul

“Strategi Komunikasi Antarpribadi Ibu yang Bekerja di Kantor Dalam

Membagi Waktu Untuk Anak” dapat dilakukan karena masalah yang akan

diteliti bukan duplikasi dari penelitian–penelitian yang sebelumya.

2.2.Tinjauan Tentang Anak

Psikologi anak adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. Psikologi anak sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup. Serta mempelajari


(33)

11

bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang.

Psikomotor terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi. Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, serta mengikat tali sepatu.

Kognitif, pada periode usia ini pemahaman terhadap obyek telah lebih ajeg. Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa katarata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya. Sosial dan individu pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar keluarga.

Pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain bersama berarti


(34)

12

melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan pembagian peran. Balita mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya.

Mekanisme perkembangan ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang tinggi terhadap barang pribadi maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk dapat berbagi dengan orang lain. Proses pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu bentuk latihan untuk mandiri.

Masa anak-anak menurut beberapa ahli terbagi menjadi dua seperti yang peneliti uraikan dibawah ini, yaitu:

1. Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood)

Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.

2. Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood)

Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan


(35)

13

masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun

Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of

accomplishment” dimana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan atau menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.

2.3. Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari akar kata bahasa Yunani strategos yang secara

harfiah berarti “seni umum”, kelak term ini berubah menjadi kata sifat yang

berarti strategia yang berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi ke dalam lingkungan bisnis modern.(Griffin, 2004: 226) Kata strategos bermakna sebagai:

1. Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang dengan segala akibatnya.

2. Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing (ilmu perang dan bisnis).

3. Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran informasi yang relatif terbatas terhadap kemungkinan penyadapan informasi oleh para pesaing

4. Penggunaan fasilitas komunikasi untuk penyebaran informasi yang menguntungkan berdasarkan analisis geografis dan topografis.


(36)

14

5. Penemuan titik-titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber daya dalam pasar informasi.

Stretegi adalah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tersebut straegi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.(Effendy, 2003: 300)

Didalam penggunaan strategi, ada yang disebut dengan manajemen strategis (strategic management) yang merupakan proses manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi yang efektif. Sedangkan strategi yang efektif (effective strategies) adalah strategi yang mendorong terciptanya keselarasan yang sempurna antara organisasi dengan lingkungannya dan dengan pencapaian tujuan strategisnya. (Griffin, 2004: 226)

Secara umum strategi yang disusun dengan baik meliputi tiga bidang, yaitu: 1. Kompetensi unggulan (distintive competence) yang merupakan sesuatu

yang dapat dilakukan dengan sangat baik oleh organisasi.

2. Ruang Lingkup (scope) di mana merinci tentang pasar di mana suatu perusahaan/organisasi akan bersaing.

3. Alokasi sumber daya (resources development) mengenai bagaimana organisasi akan mendistribusikan sumber daya di antara bidang-bidang yang menjadi lahan persaingannya. (Griffin, 2004: 226)


(37)

15

Serangakaian proses yang terlibat dalam penciptaan atau penentuan strategi organisasi disebut dengan formulasi strategi (strategy formulation), sedangkan metode yang digunakan untuk mengoperasionalkan atau melaksanakan strategi dalam organisasi disebut implementasi strategi. (Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss. 2000)

Maka dari beberapa uraian diatas dapat di simpulkan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, fan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

2.4. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid dalam pengantar Ilmu komunikasi, komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. (Hafied Cangara, 2008: 20)

Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain (Hovland, Janis & Kelley:1953). Sedangkan menurut Lasswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa (who?), mengatakan apa(says what?), dengan saluran apa (in which channel?), kepada siapa (to


(38)

16

whom?), dengan akibat apa atau hasil apa? (what effect?). Sedangkan Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan bersama lambang-lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud sumber (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003)

Komunikasi manusia adalah proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkunganya dan orang lain (Ruben, 1998: 23) Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi, komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan verbal atau non verbal dari komunikator melalui sebuah media kepada komunikan untuk mencapai kesamaan makna.

2.5. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh R. Wayne Pace (1979: 78) bahwa ”interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting

(Cangara, 2007: 33). Adapula pendapat pakar lain yang menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus. Berdasarkan dari


(39)

17

dua definisi diatas, dapat dikatakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang atau lebih (diutamakan secara tatap muka) dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus.

Begitu pentingnya komunikasi antarpribadi dalam kehidupan karena setiap manusia membutuhkan dan senantiasa membuka dan menjalin komunikasi dengan hubungan sesamanya. Johnson (1981: 55) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia diantaranya:

a. Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Perkembangan kita sejak masa bayi sampai dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan manusia pada orang lain.

b. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain kita dapat menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri kita sebenarnya.

c. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama.


(40)

18

d. Kesehatan mental kita juga sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan dalam hidup kita. Bila hubungan kita dengan orang lain diliputi berbagai masalah, kita akan menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan terasing yang mungkin kita alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik (Supratiknya, 1995: 9).

Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih sekalipun.

Kita dapat membedakan komunikasi antarpribadi dan yang bukan komunikasi antarpribadi melalui sifat-sifatnya. Reardon, Effendy, Porter, dan Samovar menyebutkan sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah:

a. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.

Dalam komunikasi antarpribadi, tanda-tanda perilaku verbal diwakili dalam penyebutan kata-kata, sedangkan perilaku nonverbal terlihat dari ekspresi wajah dan gerakan tangan.


(41)

19

b. Melibatkan pernyataan yang spontan, scripted, dan contrived.

Perilaku spontan timbul karena kekuasaan emosi yang bebas dari campur tangan kognisi. Perilaku scripted merupakan hasil belajar seseorang terus menerus, sedangkan perilaku contrived adalah perilaku sebagaian besar didasarkan pada pertimbangan kognitif, sebagaian dikuasai keputusan rasional.

c. Komunikasi antarpribadi tidak statis melainkan dinamis.

Komunikasi tidak statis tetapi dinamis yaitu komunikasi antarpribadi sebagai sebuah proses yang terus menerus dan tanpa henti.

d. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi.

Suatu komunikasi antarpribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik dan interaksi yang terjadi, yaitu dengan mengandalkan perubahan sikap, pendapat, dan pikiran, perasaa, minat ataupun tindakan tertentu.

e. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik.

Intrinsic yang dimaksudkan adalah suatu standar perilaku yang berkembang oleh seseorang sebagai panduan melaksanakan komunikasi. Sedangkan ekstrinsik adalah adanya aturan lain yang ditimbulkan karena ada pihak ketiga sehingga komunikasi harus diperbaiki atau bahkan dihentikan.

f. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.

Rangkaian tindakan ini meliputi, siapa saja pihak yang berkomunikasi, masalah apa yang dibicarakan, pada saat kapan pembicaraan dilakukan, seberapa sering komunikasi dilakukan.


(42)

20

g. Melibatkan didalamnya bidang persuasif

Komunikasi antarpribadi melibatkan usaha yang persuasive, karena untuk mencapai sukses dalam berkomunikasi harus dikenal latar belakang psikologis dan sosiologis seseorang.

Komunikasi antarpribadi dapat dikatakan sebagai salah satu komunikasi yang penting karena dalam prosesnya diutamakan untuk bertatap muka atau secara langsung. Hal ini sedikit banyaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dalam memberi dan menerima pesan yang disampaikan. Bila dibandingkan dengan bentuk komunikasi yang lain, komunikasi antarpribadi dianggap paling berguna dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikasi ( Liliweri 1991: 35)

2.6. Tinjauan Strategi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi

Komunikasi” menyatakan bahwa : “.... strategi komunikasi merupakan

panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari

situasi dan kondisi”. (1981: 84)

Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku „Strategi Komunikasi‟ menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai


(43)

21

tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. (1984: 10)

2.7. Tinjauan Strategi Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi yang dinilai paling ampuh adalah komunikasi antarpribadi karena komunikasi ini umumnya dilakukan secara tatap muka. Komunikator dan komunikan menjalin kontak pribadi dan umpan baliknya dinilai seketika. Effendi mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis (Liliweri, 1991: 12). Proses pengaruh tersebut merupakan suatu proses yang bersifat psikologis yang pada gilirannya membentuk proses sosial. Komunikasi antarpribadi mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis dan proses psikologi tersebut mengakibatkan keterpengaruhan.

Strategi komunikasi pada dasarnya merupakan metode atau rencana komunikasi kita. Strategi ini merupakan paduan antara ilmu dan seni. Ada sisi-sisi strategi itu merupakan satu ilmu dan ada pula sisi–sisi yang menunjukan startegi itu merupakan seni. Strategi ini kemudian dijabarkan


(44)

22

kedalam sejumlah taktik. Taktik bisa kita maknai sebagai tindakan yang merupakan bagian dari strategi untuk mencapai tujuan. Strategi komunikasi juga akan banyak menunjukan ditentukan oleh tujuan komunikasi (Liliweri 1991: 89) Tujuan tersebut dapat rinci menjadi :

1. Memperoleh informasi 2. Memberi informasi 3. Membujuk

4. Memecahkan masalah 5. Konsultasi, dan

6. Mendengarkan keluhan.

Jadi strategi komunikasi antarpribadi ini adalah strategi yang dilakukan oleh dua orang yang berlangsung secara berhadapan (muka) langsung satu sama lain (face to face) dari komunikator ke komunikan untuk mencapai suatu tujuan atas pesan yang komunikator sampaikan.

2.8. Tinjauan Tentang Ibu Bekerja di Kantor

Dewasa ini, perempuan yang berkeluarga umumnya mengkombinasikan tugas sebagai ibu dengan kegiatan bekerja, karena bekerja merupakan bagian dari kehidupan perempuan (Crawford & Unger, 2000: 4), Terdapat berbagai alasan mengapa seorang ibu ingin bekerja, beberapa diantaranya adalah untuk mendapatkan pemasukan tambahan bagi keluarga, sebagai sarana aktualisasi diri, atau sekedar mencari hubungan pertemanan dan jejaring sosial di luar lingkungan rumah tangga. Pada dasarnya ibu bekerja mendapatkan


(45)

23

konsekuensi baik negatif maupun positif dari multi peran (sebagai istri, ibu sekaligus pekerja) yang diembannya. Pada satu sisi, peran sebagai ibu yang bekerja dihubungkan dengan stres, ketidakpuasan hidup, dan ketegangan dalam berkeluarga (Sutjipto: 123, 2006).

Ibu bekerja mengalami berbagai tuntutan dari peran-peran nya sebagai sebagai seorang istri, ibu, dan juga seorang pekerja. Terutama perannya sebagai seorang ibu, ia harus mengatur waktu yang baik untuk anaknya agar anaknya tetap dalam kondisi yang baik-baik saja ketika ibu nya bekerja. Hal seperti sangat tidak mudah dilakukan oleh ibu yang bekerja, karena terkadang dalam kondisi yang sudah sangat lelah sepulang dari kantor membuat si ibu terkadang lalai untuk mengecek kondisi anaknya. Namun tetap saja lelahnya seorang ibu tidak akan membuat naluri keibuan nya hilang. Sehingga meskipun ia lelah dan capai ia akan tetap memperhatikan kondisi anaknya. Pehatian yang diberikan tidak hanya diberikan ibu setelah samapai dirumah saja, namun ketika masih dikantor disela-sela jam kosong tidak ada pekerjaan atau pada jam istirahat ibu pun masih bisa memeberikan perhatian kepada anaknya dirumah dengan berbagai macam cara (Sutjipto: 123, 2006)

2.8.1.Pengertian Ibu Bekerja

Menurut Encyclopedia of Childre’s Health, Ibu bekerja adalah seorang ibu yang umah untuk mendapatkan penghasilan disamping membesarkan dan mengurus anak dirumah, Lerner (2001: 98). Ibu bekerja adalah ibu yang memiliki anak dari umur 0-10 tahun dan menjadi tenaga kerja. Menurut Omas Ihromi Ibu yang bekerja adalah


(46)

24

wanita yang sudah mempunyai anak dan mereka yang hasil karyanya akan mendapatkan imbalan uang. Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ibu yang bekerja adalah seorang ibu yang berkecimpung dalam kegiatan profesi usaha dan perusahaan diluar rumah.

2.8.2. Pengertian Kantor

Secara etimologis kantor berasal dari bahasa Belanda: “kantoor”, yang

berarti: ruang tempat bekerja, tempat kedudukan pimpinan, jabatan

instansi dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris “office” memiliki makna

yaitu: tempat memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang tempat kerja. Pengertian kantor dapat dibedakan menjadi dua yaitu, kantor dalam arti dinamis dan kantor dalam arti statis.

Kantor dalam arti dinamis merupakan proses penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian/pendistribusian data/informasi. Atau dapat dikatakan kantor dalam arti dinamis merupakan kegiatan ketatausahaan atau kegiatan administrasi dalam arti sempit. Sedangkan kantor dalam arti statis bisa berarti ruang kerja, kamar kerja, markas, biro, instansi, lembaga, jabatan, badan, perusahaan, serta tempat atau ruangan penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan penyampaian/pendistribusian data/informasi.


(47)

25

Selain pengertian-pengertian tersebut, ada beberapa pengertian kantor secara statis menurut beberapa ahli diantaranya yaitu :

- Menurut Moekijat (1997: 3), kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat tersebut mungkin diberikan. - Prajudi Atmosudirjo (1982: 25), kantor adalah unit organisasi

terdiri atas tempat, staf perseorangan dan operasi ketatausahaan guna membantu pimpinan.

- Kallaus dan Keeling; office is a function where interdependent system of technology, procedures, and people are at work to

manage one of the firm’s most vital resources-information.

- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kantor adalah balai (gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut tempat bekerja.

Dari definisi-definisi diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa kantor dalam arti dinamis adalah tempat diselenggarakannya kegiatan tata usaha di mana terdapat ketergantungan sistem antara orang, teknologi, dan prosedur untuk menangani data dan informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan, sampai menyalurkannya.


(48)

26

2.9. Teori Penyusunan Tindakan

Menurut Snelbecker (Moleong, 2000: 34) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.

Teori yang mendukung dan relevan dengan penelitian ini adalah teori yang dikembangkan oleh John Greene yaitu Teori Penyusunan Tindakan. Menurut John Greene, teori ini menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk sebuah pesan. Menurut teori ini, anda membentuk pesan dengan menggunakan aspek kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang hal-hal dan anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut. Dalam teori penyusunan tindakan pengetahuan prosedural menjadi intinya (Teori Komunikasi Stephen L. John & Karen A. Foss: 174).

Aspek kandungan pengetahuan adalah aspek yang dimana anda tahu tentang suatu pengetahuan yang ditangkap oleh urat syaraf untuk menyusun sebuah tindakan, jika dikaitkan dalam penelitian ini pengetahuan yang dimaksudkan ialah pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi. Dari pengetahuan tersebut, informan dalam penelitian ini sudah memiliki pengetahuan yang direkamnya secara alamiah dan kemudian akan dilakukannya. Ketika informan tahu cara melakukan pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi


(49)

27

yang telah dimiliki tersebut sehingga akan menghasilkan sebuah tindakan, hal ini yang disebut sebagai aspek pengetahuan prosedural. Yaitu aspek yang melakukan pengetahuan yang telah diketahui dalam menghasilkan sebuah tindakan.

Dalam hal ini, seorang ibu yang bekerja dan memberanikan diri untuk meninggalkan anaknya untuk diurus orang lain tentu saja sudah memiliki pengetahuan yang ia dapatkan baik secara tidak langsung belajar dari orang tua nya dahulu, lingkungan sekitar, ataupun dari membaca buku. Dari pengetahuan yang sudah dimiliki oleh sang ibu tentu saja sang ibu akan membuat beberapa strategi yang akan dilakukan dengan tujuan meskipun ia bekerja ia tetap bisa memberikan perhatian dan tetap memiliki waktu untuk mengetahui perkembangan anaknya.

2.10. Kerangka Fikir

Manusia sebagai makhluk sosial pasti melakukan kegiatan komunikasi dengan orang lain. Menjalin komunikasi dengan orang lain sudah menjadi kebutuhan dalam hidup setiap manusia. Dalam berkomunikasi antarpribadi dibutuhkan proses timbal balik yang aktif antara dua individu dalam memberi dan menerima informasi, sehingga terjalin adanya saling pengertian diantara kedua belah pihak. Komunikasi antarpribadi dapat dikatakan komunikasi yang paling efektif dilakukan seorang komunikator untuk mempengaruhi komunikan. Tidak ada satupun komunikasi yang dapat menggantikannya, sekalipun itu melalui media.


(50)

28

Demikian juga pada sebuah keluarga harus ada interaksi dan komunikasi. Namun tidak semua keluarga bisa melakukan komunikasi dan interaksi dengan baik. Komunikasi keluarga tidak sama dengan komunikasi antar anggota kelompok biasa. Komunikasi yang terrjadi dalam suatu keluarga tidak sama dengan komunikasi keluarga yang lain. Setiap keluarga mempunyai pola komunikasi tersendiri. Relasi antara anak dan orang tua menunjukkan adanya keragaman yang luas. Relasi orang tua dan anak dipengaruhi dan ditentukan oleh sikap orang tua. Sikap yang berhubungan dengan afeksi dan dominasi; ada orang tua yang mendominasi, yang memanjakan, acuh tak acuk dan oang tua akrab, terbuka, bersahabat.

Komunikasi dalam keluarga lebih banyak komunikasi antarpribadi. Relasi antarpribadi dalam setiap keluarga menunjukkan sifat-sifat yang kompleks. Komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan di antara dua orang atau kelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik. Setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi.

Secara khusus Ayah yang sebagai seorang kepala rumah tangga berkewajiban untuk memenuhi nafkah bagi keluarganya dengan bekerja, namun kita tidak dapat menutup sebelah mata kenyataan di masyarakat banyak juga seorang ibu yang bekerja di luar rumah karena memang ibu tersebut inign membantu sang Ayah atau kerena memang tuntutan pendidikan yang menjadika si ibu untuk bekerja. Sehingga ia harus merelakan waktu yang ibu miliki dengan anaknya menjadi sedikit untuk berinteraksi


(51)

29

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori pendukung yaitu Teori Penyusunan Tindakan yang dikembangkan oleh John Greene. Teori penyusunan tindakan ini menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk sebuah pesan. Menurut teori ini, anda membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang hal-hal dan anda tahu bagaimana melakukan hal tersebut. Dalam teori penyusunan tindakan pengetahuan prosedural menjadi intinya. Untuk mendapatkan strategi yang baik ibu yang bekerja ini harus memiliki pengetahuan yang luas tentang bagaimana ibu tetap bisa melakukan komunikasi antarpribadi dengan baik terhadap anaknya. Berikut dibawah ini adalah bagan kerangka pikir yang peneliti buat untuk mempermudah memahami penjelasan kerangka pikir.

BAGAN KERANGKA PIKIR

ANAK IBU BEKERJA

TEORI PENYUSUNAN TINDAKAN 1. Aspek Kandungan Pengetahuan 2. Aspek Pengetahuan Prosedural

STRATEGI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI


(52)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain- lain. (Moleong, 2004: 6). Penelitian kualitatif sendiri adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian deskriptif ini dipakai untuk meneliti objek dengan cara menuturkan, menafsirkan data yang ada, dan dalam pelaksanaannya melalui pengumpulan, penyusunan, analisa dan intepretasi data yang diteliti pada masa sekarang. Tipe penelitian deskriptif kualitatif ini dianggap sangat relevan untuk digunakan karena menggambarkan keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan secara jelas dan faktual tentang strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam


(53)

31

membagi waktu untuk anaknya. (Metode Penelitian Kualitatif: 2000: 89 Moelong Edisi Revisi)

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2004: 22). Berdasarkan pemahaman metode penelitian mengenai strategi komunikasi antarpribadi ibu yang yang bekerja di kantor untuk membagi waktu dengan anaknya tepat menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

3.3. Definis Konsep

Konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Strategi Komunikasi Antarpribadi Ibu yang Bekerja

Berbagai strategi yang ibu dapatkan dari berbagai pengetahuan tentang mengasuh anak dari sumber manapun dan akan ibu terapkan terhadap anaknya. Penerapan strategi sang ibu ini akan dilakukan secara langsung atau face to face terhadap anaknya.


(54)

32

2. Anak

Sejatinya setiap anak pasti membutuhkan perhatian penuh orang tua nya. Terutama perhatian seorang ibu, karena perhatian seorang ibu itu sangat berperan penting dalam pertumbuhan psikologis anak tersebut. Anak yang masih sangat perlu perhatian dalam arti harus selalu berkomunikasi dengan ibu nya adalah ketika anak masih kecil. Anak yang selalu berkomunikasi baik dengan sang ibu pasti tumbuh dengan sangat baik dan tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dan perhatian. Beda hal nya dengan anak yang tumbuh dengan cara tidak atau sulit berkomunikasi dengan ibu nya, pasti anak tersebut cenderung tumbuh dengan sifat yang nakal.

3.4. Fokus Penelitian

Penelitian ini akan memfokuskan pada pengamatan mengenai strategi komunikasi yang terjadi melalui komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam membagi waktu untuk anaknya.

3.5. Kriteria Informan

Menurut Spradley dalam Lexy J. Moleong (2004), informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

a. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.


(55)

33

b. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

c. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive (disengaja). Teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah ibu-ibu di Kecamatan Teluk Betung Selatan. Alasan pemilihan lokasi ini karena peneliti melihat di daerah ini banyak ibu yang bekerja dengan jenis pekerjaan yang beragam. Selain itu lokasi penelitian ini adalah lokasi yang pengaruh negatif nya cukup besar untuk anak jika anak tidak mendapatkan perhatian yang baik dari keluarga dan yang paling penting adalah perhatian ibu. Peneliti memilih ibu yang bekerja di sebagai pegawai negeri maupun pegawai swasta, dikarenakan jadwal yang dimiliki pegawai pada jenis perusahaan ini memiliki jadwal kerja yang padat yaitu lebih dari atau sama dengan 8 jam sehari.

Kriteria informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kriteria ibu:

1. Ibu yang memiliki anak usia 1-12 tahun 2. Ibu yang bekerja di perusahaan


(56)

34

3. Ibu tersebut jarang bertemu anaknya

4. Ibu tersebut memiliki jam waktu kerja lebih dari atau sama dengan 8 jam sehari

5. Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan hasil pra survey yang dilakukan peneliti, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu 5 orang ibu yang bekerja di kantor dengan waktu kerja lebih dari atau sama dengan 8 jam sehari.

Pemilihan informan sebanyak 5 orang ini terdiri dari: 1. Ibu Fatmah PNS

2. Ibu Nopenda Wati pegawai Bank 3. Ibu Munawaroh pegawai Bank 4. Ibu Endang pegawai Bank 5. Ibu Sri Rahayu PNS

3.6. Sumber data

Sumber data pada penelitian ini terbagi atas dua jenis: 1. Data Primer

Data primer berupa data utama dalam penelitian. Pada penelitian ini data primer diperoleh langsung dari lapangan baik melalui pengamatan peneliti maupun dari jawaban atas pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti yang diajukan pada informan.


(57)

35

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai sumber lainnya yang dianggap mendukung penelitian, seperti bukut, artikel, tabloid, internet, dan lain-lain.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data melalui :

1. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam membagi waktu untuk anaknya . Wawancara ini dilakukan secara mendalam kepada informan yang telah ditunjuk. Baik secara langsung, maupun menggunakan media.

2. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang penting dalam penelitian ilmiah dengan melakukan pengamatan, pencatatan, serangkaian perilaku dan sebagainya secara langsung. Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara langsung ke objek penelitian yaitu ibu yang bekerja yang tinggal di Kecamatan Teluk Betung Selatan. Observasi dapat dilakukan dengan melihat secara langsung kegiatan yang di lakukan ibu dan anak setiap hari nya.


(58)

36

3.8. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan (Arikunto, 2006: 81). Dengan analisis ini diharapkan dapat menjawab dan memecahkan permasalahan yang ada dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan kesimpulan sesuai dengan kondisi yang ada.

Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut : 1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dimana setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Display (Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.


(59)

37

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


(60)

BAB 4

GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum Lokasi Informan Bekerja

Pada sub bab ini akan dijabarkan sedikit tentang lokasi informan bekerja. Dari informan yang pertama sampai dengan kelima. Informan yang pertama bekerja di SDN 2 Bumi Waras Bandarlampung. Informan kedua di Bank Negara Indonesia (BNI) Kartini Bandarlampung. Informan ketiga di Bank Central Asia Teluk Betung Selatan Bandarlampung. Informan keempat di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Pasar Tugu Bandarlampung. Informan kelima bekerja di Kantor Pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan. Berikut uraian sedikit tentang gambaran umum lokasi para informan bekerja.

1. SDN 2 Bumiwaras

SDN 2 Bumiwaras ini memiliki visi unggul dalam prestasi dengan dasar tulus ikhlas taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meningkatkan mutu pendidikan dengan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Sedangkan misi dari Sekolah Dasar Negeri 2 Bumiwaras ini adalah berusaha meningkatkan mutu di segala bidang, baik dari sarana dan prasarana untuk kenyamanan siswa belajar, sekolah akan selalu menghimbau kepedulian masyarakat dalam bidang


(61)

39

pendidikan dan meningkatkan partisipasi bantuan pada penyelenggaraan pendidikan. Serta meningkatkan kualitas guru-guru yang mengajar di SDN 2 Bumiwaras. Jam operasional mengajar di sekolah ini dimulai pada pukul 07.30 sampai dengan 16.00.

2. Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga perbankan di Indonesia yang berdiri pada 1955 dengan nama Bank Industri Nasional. Bank ini beberapa kali berganti nama dan terakhir kali berganti nama menjadi Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999. Dengan tergabungnya Bank Syariah Mandiri di dalam Group Bank Mandiri, Bank ini memiliki mempunyai beberapa perusahaan afiliasi salah satunya adalah PT.Mandiri Tunas Finance (MTF) Bank Syariah ini berpusat di Jakarta. Seperti hal nya bank-bank yang lain, Bank Syariah Mandiri ini juga memiliki anak cabang yaitu salah satunya didaerah Bandarlampung, tepatnya di daerah Kedaton, Teluk Betung dll (www.syariahmandiri.co.id). Salah satu informan dalam penelitian ini bekerja di Bank Syariah Mandiri yang beralamatkan di Jl. Teuku Umar No.34 B, Kedaton Bandarlampung. Dari wawancara yang telah dilakukan peneliti sebelumnya bahwa informan memberitahukan bahwa jam kerja operasional adalah jam 07.30 – 16.00 sedangkan untuk jam lembur biasanya sampai jam 19.00 atau 20.00.


(62)

40

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintahan yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi) lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895. Bank BRI ini sudah mulai tersebar keseluruh Indonesia salah satunya di Bandarlampung (www.BRI.co.id). Kantor cabang Teluk Betung Bandarlampung ini beralamatkan di Jl. Laksamana Malahayati No.78. Jam operasional kerja yang biasa diterapkan di kantor ini adalah pukul 07.30 – 16.00. Jam tersebut belum dihitung jam lembur. Informan pada penelitian ini yang bekerja di Bank BRI menyebutkan bahwa ia sering mendapatkan jam lembur yakni hingga pukul 20.00 atau 20.30.

4. Bank Central Asia (BCA)

Bank Central Asia (BCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktut saat ini (masa jabatan 1999-sekarang) adalah Djohan Emir Setijoso. Sebagai bank swasta terbesar di Indonesia BCA melaksanakan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, BCA tidak hanya menghimpun dana dari masyarakat tetapi juga menyalurkan


(63)

41

dana kembali dalam bentuk kredit, selain itu BCA juga memberikan fasilitas kemudahan pada nasabah. Baik dalam layanan tabung menabung, pinjaman uang, kredit pembelian rumah, investasi deposito dan sebagainya. Bank BCA melayani masyarakat dengan pelayanan yang sangat baik selama jam operasional, dimana buka pada pukul 08.00 pagi dan tutup pada pukul 15.00, jam tersebut belum dihitung jam lembur pegawai. Jam operasional ini berlaku untuk seluruh anak cabang Bank BCA, salah satunya di Bandarlampung yang beralamatkan di Jl. Yos Sudarso No.100 Teluk Betung.

5. Kantor Pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan

Kantor Pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan yang juga merupakan kantor Bupati ini diresmikan pada tanggal 25 Juli 1982. Kantor Pemkab Lamsel yang beralamatkan di Jl.Indra Bangsawan, Kalianda-Lampung sebagai wujud realisasi dari 18 Undang-Undang Dasar 1945, lahirlah UU No.1 tahun 1945, UU ini mengatur tentang Kedudukan Komite Nasional Daerah yang pada hakekatnya adalah UU Pemerintah. Isinya antara lain mengembalikan kekuasaan Pemerintahan di daerah kepada aparatur yang berwenang yaitu Pamong Praja dan Polisi. Selain itu, untuk menegakkan Pemerintahan di daerah yang rasional dengan mengikut sertakan wakil-wakil rakyat atas daasar kedaulatan rakyat (www.lampungselatankab.go.id). Sama hal nya dengan kantor pemerintahan yang lainnya yang memiliki jam operasional kerja. Pemkab Lamsel ini juga memiliki jam operasional kerja yaitu dari pukul 07.30 s/d 16.00 dengan waktu 1 jam istirahat.


(64)

42

Jam kerja ini diberlakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010.

4.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.2.1. Sejarah Singkat Kecamatan Teluk Betung Selatan

Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah salah satu kecamatan yang tertua dalam wilayah Kota Bandarlampung, yang pada saat itu pemerintah Kota Bandarlampung masih bernama Kotamadya Tanjung karang Teluk betung, dengan 4 wilayah pemerintahan kecamatan yaitu : Kecamatan Telukbetung Utara, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Kecamatan Tanjungkarang Barat dan Kecamatan Telukbetung Selatan. Kecamatan Teluk Betung Selatanpada waktu itu membawahi 6 pemerintahan kelurahan yang antaranya: Kelurahan Sukaraja, Kelurahan Bumi Waras, Kelurahan Telukbetung, Kelurahan Kangkung, Kelurahan Pesawahan dan Kelurahan Gedung Pakuon.

Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah merupakan sebagian wilayah Kota Bandarlampung dan berbatasan dengan :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Pusat 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Betung Timur

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat dan Kecamatan


(65)

43

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1982 tentang perubahan batas wilayah Kotamadya Tanjungkarang Telukbetung dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1983 Tentang perubahan nama Kotamadya Tanjungkarang Telukbetung menjadi Kotamadya Bandar Lampung, Pemerintahan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung dimekarkan menjadi 9 Pemerintahan Kecamatan. Sedangkan wilayah Kecamatan Teluk Betung Selatan dari 6 Kelurahan dimekarkan menjadi 9 Kelurahan, dengan pemecahan dari Kelurahan yang ada di wilayah Teluk Betung Selatan antaranya yaitu :

1. Kelurahan gedung Pakuon Talang dipecahkan menjadi 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Talang dan Kelurahan Gedung Pakuon.

2. Kelurahan Bumi Waras dipecahkan menjadi 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Bumi Waras dan Kelurahan Pecoh Raya.

3. Kelurahan Sukaraja dibagi menjadi 2 Kelurahan yaitu KelurahanSuka Raja dan

Kelurahan Garuntang.

Pada akhir tahun 2001 kembali ada pemekaran wilayah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar lampung No. 4 Tahun 2001. Kecamatan Teluk Betung Selatanmemiliki tambahan 2 Kelurahan sehingga menjadi 11 Kelurahan (Kelurahan Way Lunik dan Kelurahan Ketapang yang merupakan pemekaran dari wilayah Kecamatan Panjang). Namun dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatanmaka Kecamatan Teluk


(66)

44

Betung Selatan dimekarkan kembali menjadi 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Bumi Waras. Dengan rincian 2 kelurahan masuk ke Kecamatan Panjang, 5 kelurahan masuk ke Kecamatan Bumi Waras dan 4 kelurahan terakhirmasuk ke Kecamatan Teluk Betung Utara serta Kecamatan Teluk Betung Selatan, masing-masing sebanyak 2 kelurahan.


(67)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yaitu ibu yang bekerja di Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandarlampung, maka didapatkan kesimpulan dari strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam membagi waktu dengan anak adalah sebagai berikut :

1. Kualitas waktu yang dimiliki ibu yaitu informan pertama dan kelima ketika bisa melakukan strategi komunikasi antarpribadi dengan anaknya, kegiatan tersebut akan terus dijalin dengan baik sehingga anak tetap bisa dalam pengawasan ibu meskipun ibu sedang bekerja. Kegiatan yang akan meningkatkan kualitas komunikasi ibu dan anak disini terlihat ketika ibu selalu menyempatkan waktu yang ibu miliki untuk mengantar dan menjemput anaknya sekolah, menyiapkan sarapan untuk anaknya, dan menelepon disela jam kerja untuk menanyakan keadaan anak.

2. Kuantitas waktu yang dimiliki ibu yaitu informan kedua, ketiga dan keempat. Akan selalu disediakan untuk anaknya dalam menerapkan strategi. Waktu yang ibu miliki ketika sudah berada di rumah dengan anak


(68)

102

untuk menerapkan strategi ibu bisa dilihat dengan waktu yang sepenuhnya ibu miliki dirumah hanya untuk anak. Kuantitas waktu tersebut terjadi ketika ibu melakukan strategi ketika sudah berada dirumah bersama anak dan ketika hari libur. Ibu melakukan kegiatan bersama anak diantaranya yaitu melakukan olahraga bersama, mengajak anaknya bermain ke taman bermain, mengajari anak belajar, mengajak anak mengunjungi rumah sanak saudara, menemani anak ketika ingin bermain bersama temannya.

3. Dari perbedaan kualitas dan kuantitas waktu yang dianggap penting dari seluruh informan dalam menerapkan pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi. Terdapat sebuah kesamaan dalam melakukan strategi komunikasi antarpribadi ibu ketika hari libur atau akhir pekan, yaitu seluruh informan menggunakan waktu mereka sepenuhnya untuk bisa bersama dengan anak dari pagi hingga malam hari.

4. Psikologis anak yang ditinggal ibunya bekerja bisa tetap terjaga dengan baik karena ibu selalu mempunyai cara agar anak tetap dalam kondisi aman dan nyaman. Seperti menitipkan anak dengan orang yang dipercaya bisa menjaga dengan baik. Melakukan komunikasi verbal dan nonverbal dengan anak sebelum pergi dan sesudah bekerja agar anak tetap merasa bahwa diri si anak tetap memperoleh perhatian meskipun ibunya jarang bersama dengan anak.


(69)

103

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis mengenai strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja dalam membagi waktu untuk anak, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai sara dan masukan, yaitu :

1. Semua ibu yang bekerja dapat memaksimal kedua aspek yang diperoleh dari teori penyusunan tindakan yang dikaitkan kedalam komunikasi antarpribadi dalam melihat strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja untuk membagi waktu dengan anak.

2. Mengingat pentingnya memiliki kedekatan dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak, bagi seluruh ibu yang bekerja, adanya penambahan waktu untuk memberikan perhatian kepada anak baik disela jam kerja maupun dirumah.

3. Peneliti berharap agar penelitian yang penulis teliti dapat dikembangkan lagi dengan melakukan penelitian yang lebih baik, sehingga strategi yang dimiliki ibu dalam melakukan komunikasi antarpribadi untuk membagi waktu dengan anak lebih luas lagi.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Aryatmi, 1990. Peran Kaum Wanita, Yogyakarta: Kanisius.

Badudu-Zain, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Crawford, M & Unger, R. (2000). Woman and Gender: a Feminist Psycholog. Edisi Ketiga. USA : McGraw-Hills Companies, Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Goode, William J. Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bina Aksara.

Griffin, Ricky W., 2004. Manajemen, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Penerjemah: Gina Gania, Penerbit Erlangga, Jakarta

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication. USA : Wadsworth Publishing Company.

Moleong, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya Morissan, Andy Corry Wardhani, 2009. Teori Komunikasi, Jakarta: Ghalia Indonesia Moss, Sylvia dan Tubbs, L.Stewart. (2000). Human Communication: Prinsip-Prinsip

Dasar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Pratikto, Riyono. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

44

Betung Selatan dimekarkan kembali menjadi 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Bumi Waras. Dengan rincian 2 kelurahan masuk ke Kecamatan Panjang, 5 kelurahan masuk ke Kecamatan Bumi Waras dan 4 kelurahan terakhirmasuk ke Kecamatan Teluk Betung Utara serta Kecamatan Teluk Betung Selatan, masing-masing sebanyak 2 kelurahan.


(2)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yaitu ibu yang bekerja di Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandarlampung, maka didapatkan kesimpulan dari strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja di kantor dalam membagi waktu dengan anak adalah sebagai berikut :

1. Kualitas waktu yang dimiliki ibu yaitu informan pertama dan kelima ketika bisa melakukan strategi komunikasi antarpribadi dengan anaknya, kegiatan tersebut akan terus dijalin dengan baik sehingga anak tetap bisa dalam pengawasan ibu meskipun ibu sedang bekerja. Kegiatan yang akan meningkatkan kualitas komunikasi ibu dan anak disini terlihat ketika ibu selalu menyempatkan waktu yang ibu miliki untuk mengantar dan menjemput anaknya sekolah, menyiapkan sarapan untuk anaknya, dan menelepon disela jam kerja untuk menanyakan keadaan anak.

2. Kuantitas waktu yang dimiliki ibu yaitu informan kedua, ketiga dan keempat. Akan selalu disediakan untuk anaknya dalam menerapkan strategi. Waktu yang ibu miliki ketika sudah berada di rumah dengan anak


(3)

102

untuk menerapkan strategi ibu bisa dilihat dengan waktu yang sepenuhnya ibu miliki dirumah hanya untuk anak. Kuantitas waktu tersebut terjadi ketika ibu melakukan strategi ketika sudah berada dirumah bersama anak dan ketika hari libur. Ibu melakukan kegiatan bersama anak diantaranya yaitu melakukan olahraga bersama, mengajak anaknya bermain ke taman bermain, mengajari anak belajar, mengajak anak mengunjungi rumah sanak saudara, menemani anak ketika ingin bermain bersama temannya.

3. Dari perbedaan kualitas dan kuantitas waktu yang dianggap penting dari seluruh informan dalam menerapkan pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi. Terdapat sebuah kesamaan dalam melakukan strategi komunikasi antarpribadi ibu ketika hari libur atau akhir pekan, yaitu seluruh informan menggunakan waktu mereka sepenuhnya untuk bisa bersama dengan anak dari pagi hingga malam hari.

4. Psikologis anak yang ditinggal ibunya bekerja bisa tetap terjaga dengan baik karena ibu selalu mempunyai cara agar anak tetap dalam kondisi aman dan nyaman. Seperti menitipkan anak dengan orang yang dipercaya bisa menjaga dengan baik. Melakukan komunikasi verbal dan nonverbal dengan anak sebelum pergi dan sesudah bekerja agar anak tetap merasa bahwa diri si anak tetap memperoleh perhatian meskipun ibunya jarang bersama dengan anak.


(4)

103

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis mengenai strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja dalam membagi waktu untuk anak, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai sara dan masukan, yaitu :

1. Semua ibu yang bekerja dapat memaksimal kedua aspek yang diperoleh dari teori penyusunan tindakan yang dikaitkan kedalam komunikasi antarpribadi dalam melihat strategi komunikasi antarpribadi ibu yang bekerja untuk membagi waktu dengan anak.

2. Mengingat pentingnya memiliki kedekatan dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak, bagi seluruh ibu yang bekerja, adanya penambahan waktu untuk memberikan perhatian kepada anak baik disela jam kerja maupun dirumah.

3. Peneliti berharap agar penelitian yang penulis teliti dapat dikembangkan lagi dengan melakukan penelitian yang lebih baik, sehingga strategi yang dimiliki ibu dalam melakukan komunikasi antarpribadi untuk membagi waktu dengan anak lebih luas lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aryatmi, 1990. Peran Kaum Wanita, Yogyakarta: Kanisius.

Badudu-Zain, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Crawford, M & Unger, R. (2000). Woman and Gender: a Feminist Psycholog. Edisi Ketiga. USA : McGraw-Hills Companies, Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Goode, William J. Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bina Aksara.

Griffin, Ricky W., 2004. Manajemen, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Penerjemah: Gina Gania, Penerbit Erlangga, Jakarta

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication. USA : Wadsworth Publishing Company.

Moleong, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya Morissan, Andy Corry Wardhani, 2009. Teori Komunikasi, Jakarta: Ghalia Indonesia

Moss, Sylvia dan Tubbs, L.Stewart. (2000). Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Pratikto, Riyono. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Salim, Yeni, dan Salim, Peter. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. BalaiPustaka. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi . 2001. Metode penelitian Survei. Jakarta :

LP3ES

Harianda Syahputra OK, 2009. Analisis Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Dalam Melakukan Pendampingan

Anak Jalan (Street Base) di Kota Medan. Medan. FISIP Ilmu Komunikasi USU

(tidak diterbitkan) diakses melalui www. repository.usu.ac.id tanggal 20 Desember 2013.

Ramadhani Rio, 2007, Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Pada Murid SD Cordova Samarinda, Samarinda: Diterbitkan di eJournal (diakses melalui eJournal Prodi Ilmu Komunikasi pada 20 Januari 2014)

Noller, P. & Bagi, S. 1985. Parent-adolescence communication. Journal of

Adolescence 8(2): 125-144. (diakses melalui