1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah DER Debt to Equity Ratio,
ROI Return On Investment dan EPS Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh DER Debt to Equity Ratio, ROI Return On Investment dan EPS
Earning Per Share terhadap harga saham.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti pada bidang keuangan
khususnya mengenai penilaian harga saham. 2.
Bagi calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan atas suatu investasi. 3.
Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan
penelitian selanjutnya, dan diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan di bidang keuangan khususnya menyangkut penilaian harga saham.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli dan
juga tawar-menawar harga. Menurut Sitompul 2003:3, stock exchange atau stock market adalah “an
organized market or exchange where shares stocks are traded ” yaitu pasar
modal adalah suatu pasar yang terorganisir dimana efek-efek diperdagangkan. Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor. 8 Tahun 1995 dikutip dari
www.bapepam.go.id, “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek tersebut”. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah suatu pasar tempat, berupa gedung yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual
hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.
2.1.2 Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan dalam bentuk selembar kertas yang
mempunyai nilai atau harga. Menurut Brigham 2006 : 58 Saham stock didefenisikan sebagi surat
berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun intitusi dalam suatu perusahaan.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2006: 6, “Saham stock atau share adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Menurut BAPEPAM 2003: 9 dikutip dari www.bapepam.go.id, “Saham
adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan
pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah sertifikat atau surat berharga yang menunjukan bukti kepemilikan dalam suatu
perusahaan dan pemiliknya disebut pemegang saham stockholders.
Universitas Sumatera Utara
Semakin baik suatu perusahaan mengelola usahanya dalam memperoleh keuntungan, semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut di mata para investor.
Menurut Anoraga 2006:59 dan Rusdin 2006: 68, penentuan harga pasar saham dapat dilihat pada harga penutupan closing price.
2.1.3 Jenis-Jenis Saham
Beberapa jenis saham yang dikenal adalah : 1
Dari segi peralihan a.
Saham atas tunjuk bearer stocks Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak
tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.
b. Saham atas nama registered stocks
Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan
prosedur tertentu. 2
Dari segi hak tagih a.
Saham biasa common stock Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan
didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi.
Menurut Brealey, Myers dan Marcus 2007 : 160
Universitas Sumatera Utara
mengemukakan bahwa saham biasa merupakan investasi yang berisiko.
b. Saham preferen Preferrend stocks
Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam dividend dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.
2.1.4 Keuntungan dan Kerugian saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham :
1. Deviden, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. 2.
Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui
capital gain. Tetapi ada juga beberapa resiko yang akan dihadapi pemodal dengan
kepemilikan saham, yaitu: 1.
Tidak mendapat deviden Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan
mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak akan membagikan dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan
Universitas Sumatera Utara
investor untuk mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor mendapatkan capital gain
atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari
harga beli, dinamakan capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring
menurunnya harga saham maka invetor rela menjual saham dengan harga rendah cut loss.
3. Saham di-delist dari bursa delisting
Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividend secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan
berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada umumnya.
2.1.5 Pengertian Harga saham
Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan
Universitas Sumatera Utara
bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan
sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
2.1.6 Pendekatan Penilaian Harga Saham
Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham yang seharusnya nilai intrinsik, dilakukan oleh setiap analis dengan tujuan untuk
memperoleh tingkat pengembalian yang memuaskan. Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus menerus mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat
pengembalian di atas normal. Hal ini disebabkan karena adanya faktor faktor yang mempengaruhi harga saham. Sebenarnya faktor-faktor tersebut mudah diketahui,
masalahnya adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu model perhitungan yang dapat digunakan untuk memilih saham mana yang
seharusnya dimasukan kedalam portofolio. Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau untuk
membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek, dan tanggungan risiko
saham. Sehubungan dengan uraian diatas, berikut beberapa pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya nilai intrinsik, selanjutnya diikuti
dengan berbagai model untuk penerapannya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknik ini menitikberatkan pada rasio
keuangan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2006: 189, “Analisis Fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau
mengamati berbagai indikator terkait kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba,
pertumbuhan penjualan, return on equity, profit margin, untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang”.
Sedangkan menurut Jogiyanto 2008: 126, “Analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham
dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari data keuangan yang
dapat berupa, laba, kebijakan, dividen, penjualan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu, data keuangan perusahaan dapat berupa rasio keuangan.
rasio keuangan yang ada dapat mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai variabel dalam analisis
fundamental”. Tujuan utama analisis fundamental adalah menentukan nilai intrinsik, yang
disebut juga nilai fundamental fundamental value. Karena, nilai fundamental
Universitas Sumatera Utara
mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Nilai intrinsik intrinsic value adalah nilai sebuah perusahaan atau sahamnya berdasarkan analisis fundamental,
tanpa mengacu pada nilai dasar atau harga saham.
2.1.8 Variabel Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor Fundamental adalah faktor-faktor yang mencerminkan kinerja emiten yang dapat dilihat dari laporan keuangan emiten tersebut. Semakin baik kinerja
emiten, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham dan demikian sebaliknya, apabila semakin buruk kinerja emiten maka semakin
turun harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan pada perusahaan tersebut. Karena kinerja emiten menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya.
Faktor fundamental dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga saham. Ada beberapa faktor fundamental internal dan eksternal yang
mempengaruhi harga saham namun peneliti hanya memfokuskan pada faktor internal saja yaitu variabel Debt to Equity Ratio DER, Return on Investment
ROI dan Earning Per Share EPS.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8.1 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER yaitu rasio keuangan yang mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan melunasi hutang dengan modal yang dimiliki Husnan dan Pudjiastuti, 2006: 70. Menurut Kasmir 2012: 157, “DER berguna
untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditur dengan pemilik perusahaan”.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan
hutang. Sehingga, hutang menjadi bahan pertimbangan bagi seorang investor untuk menentukan saham pilihan. DER yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan sangat bergantung pada pihak luar investor dalam mendanai
kegiatan, sehingga beban perusahaan juga akan meningkat.
DER diukur dengan satuan persen dan secara matematis DER dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kasmir, 2012: 207:
DER Total Hutang
Total Ekuitas
2.1.8.2 Return on Investment ROI
Return On Investment ROI merupakan rasio yang menunjukkan tingkat
pengembalian hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan Kasmir, 2008 : 202. ROI juga merupakan suatu ukuran efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak
Universitas Sumatera Utara
earning after interest and tax dengan rata-rata total aktiva. Semakin tinggi ROI berarti semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga semakin besar
keuntungan yang dihasilkan sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli harga saham tersebut.
ROI = Laba Operasi
Total Investasi ×100
2.1.8.3 Earning Per Share EPS
Earning Per Share EPS merupakan salah satu rasio pasar yang mengukur
keberhasilan perusahaan, sehingga EPS yang tinggi akan menarik minat investor. Menurut Kasmir 2012: 207, “Rasio laba per lembar saham atau disebut juga
rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”. Dengan demikian, EPS
memberikan gambaran mengenai jumlah atau besarnya keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya yang siap dibagikan kepada semua
pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar keuntungan yang akan
diperoleh oleh pemegang saham sehingga berpengaruh terhadap harga saham. EPS dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para investor
untuk mengambil keputusan investasi. EPS diukur dengan satuan rupiah dan secara matematis EPS dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Kasmir, 2012: 207:
Universitas Sumatera Utara
EPS Laba Saham Biasa
Saham Biasa yang Beredar
2.1.9 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang di jadikan bahan referensi dalam penelitian ini: 1.
Astrid 2011 Penelitian dengan judul “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Equity,
Earning Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham”.
Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio DER,
Return on Equity ROE, Earning Per Share EPS, dan Price Earning
Ratio PER. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa DER, ROE, EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan PER tidak
berpengaruh terhadap Harga Saham. 2.
Novi 2008 Penelitian dengan judul “ Pengaruh DER, BOPO, ROA dan EPS Terhadap
Harga Saham di Bursa Efek Indonesia BEI Pada Bank Devisa”. Variabel dependen yang digu
nakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, BOPO, ROA dan EPS. Tehnik
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa DER dan BOPO berpengaruh signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap Harga Saham. Sedangkan ROA dan EPS tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
3. Kielsan 2010
Penelitian dengan judul “ Pengaruh Debt to Equity Ratio DER, Net Profit Margin
NPM, Return On Asset ROA dan Return On Equity ROE Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, NPM, ROA
dan ROE. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap Harga
Saham. 4.
Priatinah 2010 Penelitian dengan judul “ Pengaruh Return On Investment ROI, Earning
Per Share EPS dan Deviden Per Share DPS Terhadap Harga Saham
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel
independen yang digunakan adalah ROI,EPS dan DPS. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham, semua variabel independen berpengaruh
secara simultan terhadap Harga Saham.
Universitas Sumatera Utara
5. Marcellyna 2011
Penelitian dengan judul “ Pengaruh Earning Per Share EPS Terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia BEI”. Variabel dependen
yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah EPS. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
6. Kartiwan 2011
Penelitian dengan judul “ Analisis Faktor Fundamental dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil di Bursa Efek Indonesia
BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah EPS, PER, NPM, DER dan
ROA. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham, sedangkan secara parsial hanya variabel PER dan NPM yang berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham, sedangkan EPS, DER dan ROA tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Tahun Judul
Variabel Teknik
Analisis Hasil Penelitian
Dependen Independen
1 Astrid 2011
Pengaruh Debt to Equity Ratio,
Harga Saham
Debt to Equity Ratio
DER, Return on Equity
Regresi Linier
DER,ROE dan EPS berpengaruh tidak sig
Universitas Sumatera Utara
Return on Equity, Earning Per Share,
dan Price Earning Ratio
Terhadap Harga Saham
ROE, Earning Per Share
EPS, dan Price
Earning Ratio PER
Berganda nifikan terhadap
Harga Saham. PER tidak
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
2 Indriana 2011
Pengaruh DER, BOPO, ROA dan
EPS Terhadap Harga Saham di
Bursa Efek Indonesia BEI
Pada Bank Devisa
Harga Saham
DER, BOPO, ROA dan EPS
Regresi Linier
Berganda DER dan BOPO
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham,
ROA dan EPS tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham.
3 Kielsan 2010
Pengaruh Debt to Equity Ratio
DER, Net Profit Margin
NPM, Return On Asset
ROA dan Return On Equity
ROE Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Harga
Saham
Debt to Equity Ratio
DER, Net Profit
Margin NPM,
Return On Asset ROA dan
Return On Equity
ROE
Regresi Linier
Berganda Semua variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham. Secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
4 Priatinah dan Denies
2010 Pengaruh Return On
Investment ROI,
Earning Per Share EPS dan Deviden
Per Share DPS
Terhadap Harga Saham Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI Harga
Saham Return On
Investment ROI, Earning
Per Share EPS
dan Deviden Per Share
DPS Regresi
Linier Berganda
Semuan variabel berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham. Secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Universitas Sumatera Utara
5 Marcellyna 2011
Pengaruh Earning Per Share
EPS Terhadap Harga
Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
BEI Harga
Saham
Earning Per Share
EPS
Regresi Linier
Berganda EPS berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham..
6 Kartiwan 2011
Analisis Faktor Fundamental dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap
Harga Saham Perusahaan Tekstil
di Bursa Efek Indonesia BEI
Harga Saham
EPS, PER, NPM, DER dan
ROA
Regresi Linier
Berganda PER dan NPM
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
EPS, DER, dan ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham.
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Debt to Equity Ratio DER, Return on Investment ROI dan Earning Per Share EPS. Sedangkan
variabel dependen adalah harga saham. Debt to Equity Ratio
DER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki
Arifin, 2005: 86. DER yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan
Universitas Sumatera Utara
permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Nilai perusahaan akan menurun jika perusahaan menggunakan
hutang lebih dari modal sendiri Sudana, 2011: 153. Jika suatu perusahaan menanggung beban hutang yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang
dimiliki, maka resiko gagal bayar atau resiko kebangkrutan yang akan ditanggung oleh pihak perusahaan semakin tinggi, hal ini akan menurunkan minat investor
untuk berinvestasi pada perusahan tersebut, sehingga harga saham di perusahaan tersebut menurun.
Return On Investment merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROI diperoleh dengan cara
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak earning after interest and tax
dengan rata-rata total aktiva. Semakin tinggi ROI berarti semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga semakin besar keuntungan yang dihasilkan
sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli harga saham tersebut. Earning Per Share
EPS menunjukkan berapa besar laba setelah pajak yang diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham biasa yang
diinvestasikan. EPS merupakan rasio keuangan yang sangat penting bagi pertimbangan investasi, karena mencerminkan kinerja perusahaan sehingga
investor dapat mempertimbangkan cukup layakkah dengan dana yang diinvestasikanya per lembar menghasilkan profit yang diharapkan. Apabila EPS
suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan menyebabkan peningkatan harga saham. Dan, EPS merupakan salah satu indikator
Universitas Sumatera Utara
perusahaa minat inve
Harg perusahaa
oleh keku investor, h
Ada sebagai be
Deb
Re
Ea
an keberhas estor Syam
ga saham an. Harga sa
uatan permin harga saham
apun kerang erikut :
bt to Equity R
eturn On Eq
rning Per Sh
silan perusa msuddin, 201
merupakan aham senant
ntaan dan p m mencermi
gka konsep
Ratio
uity
hare
ahaan, sehi 11: 66.
n salah satu ntiasa berger
penawaran s inkan nilai s
ptual dalam
Gamb Kerangka
ngga EPS
u indikator rak dan per
saham itu s suatu perusa
m penelitia
bar 2.1 Konseptua
Ha
yang tingg
r keberhasi gerakan ter
endiri di pa ahaan.
an ini dap
al
arga Saham
gi akan me
ilan pengel rsebut diten
asar modal.
pat digamb
m
enarik
lolaan ntukan
Bagi
arkan
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hipotesis Penelitian