49 sebutan
“blantik”, sapi perah betina akan mulai produktif setelah mereka beranak pertama kali pada usia dua sampai tiga tahun dan akan terus produktif sampai usia
empat belas sampai enam belas tahun. Usia sapi perah yang tergolong paling produktif berkisar antara lima sampai sebelas tahun.
4.1.2. Produk Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan
Besarnya peternakan sapi di Kecamatan Getasan dapat dilihat dari jumlah sapi yang dipelihara oleh penduduk. Melihat data populasi ternak di Kecamatan
Getasan pada Tabel 4.2, setiap peternak mempunyai dua sampai tiga ekor sapi perah ditambah satu sampai dua ekor sapi pedaging. Besarnya peternakan sapi
yang dikembangkan penduduk Kecamatan Getasan ini membuat produk dari peternakan sapi itu sendiri juga besar.
Usaha ternak sapi pedaging di Kecamatan Getasan menghasilkan sapi siap potong yang selama ini menjadi barang dagangan yang diburu para pedagang sapi
dan pedagang daging sapi. Peternak Kecamatan Getasan banyak menjual sapi pedaging mereka pada hari raya keagamaan. Pada hari-hari tersebut, permintaan
daging sapi naik. Hal ini mulai dipelajari dengan lebih teliti dan cermat oleh peternak supaya usaha mereka dalam memelihara sapi pedaging dapat lebih baik,
khususnya dalam menghitung waktu mulai pemeliharaan, waktu penggemukan dan waktu penjualan. Peternak juga mulai mempelajari berbagai strategi
penggemukan sapi yang paling efektif dan efisien. Sapi pedaging biasanya dipelihara dengan pemberian pakan yang biasa-biasa saja pada usia nol sampai
satu tahun. Setelah itu, proses penggemukan baru dilakukan dengan berbagai
50 macam cara, khususnya yang terkait dengan pemberian pakan ternak yang cepat
menggemukan sapi. Selama satu sampai satu setengah tahun, barulah sapi siap dijual atau dipotong dijadikan sebagai daging sapi siap jual.
Susu sapi adalah produk utama dari peternakan sapi perah. Setiap sapi perah menghasilkan susu segar yang berbeda baik kualitas maupun kuantitasnya.
Satu sapi perah umumnya diperah dua kali dalam satu hari, yaitu pada pagi dan sore hari. Susu sapi yang dihasilkan pada dua kali pemerahan pun berbeda
jumlahnya. Umumnya sapi menghasilkan susu sapi lebih banyak pada pemerahan pagi hari. Perbedaan-perbedaan ini umum terjadi pada setiap sapi perah dan
peternakan sapi perah di Kecamatan Getasan. Sapi perah mulai produktif menghasilkan susu sapi setelah sapi beranak untuk pertama kalinya. Berdasarkan
hasil wawancara, sapi perah mencapai produktifitas tertinggi setelah beranak empat sampai lima kali beranak.
Peternakan sapi perah selain menghasilkan susu sapi juga menghasilkan produk yang lain. Anak sapi juga merupakan produk dari peternakan sapi perah.
Anak sapi betina biasanya dijadikan peternak sebagai calon sapi perah produktif dan induk baru. Anak sapi perah jantan juga dimanfaatkan oleh peternak sapi. Jika
mereka ingin memeliharanya, maka mereka akan menjadikan anak sapi tersebut menjadi sapi pedaging. Sapi pedaging dapat dijual saat sapi siap potong, biasanya
usia sapi siap potong berkisar antara dua sampai tiga tahun. Namun, jika mereka tidak berniat untuk memeliharanya, peternak dapat menjual sapi jantan tersebut.
Produk dari peternakan sapi perah maupun sapi pedaging yang terakhir adalah kotoran sapi. Beberapa pihak menganggap kotoran sapi sebagai limbah
51 yang dianggap tidak berguna. Namun, untuk beberapa pihak lain, kotoran sapi
merupakan produk yang bernilai ekonomi. Bagi para peternak, kotoran sapi dapat dijual atau dimanfaatkan sebagai pupuk kandang yang dapat digunakan untuk
mendukung kegiatan pertanian dan perkebunan yang juga mereka jalankan. Oleh karena alasan inilah, kotoran sapi menjadi barang yang ramai diperdagangkan di
lingkungan pertanian dan perkebunan.
4.1.3. Pemasaran Susu Sapi di Kecamatan Getasan