PERBANDINGAN PERILAKU BERKARAKTER SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE BERBASIS INKUIRI DENGAN VERIFIKASI

(1)

MODEL PEMBELAJARANEXCLUSIVEBERBASIS INKUIRI DENGAN VERIFIKASI

Oleh

FARAHITA MAYA CANTY DEWI Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

PERBANDINGAN PERILAKU BERKARAKTER SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARANEXCLUSIVEBERBASIS

INKUIRI DENGAN VERIFIKASI

Oleh

Farahita Maya Canty Dewi

Pembelajaran IPA di sekolahselamainimasihterfokuspadaranahkognitif, kurangmemperhatikanranahafektifdanpsikomotor.Dalam proses pembelajaran guru tidakmelakukanpenilaianterhadapperilakuberkarakter.

Akibatdarikurangnyaperhatianpadapendidikankarakter,

banyaksiswatidakmemilikiperilakuberkarakter.Penelitian ini bertujuan

untukmengetahuiadakahperbedaan rata-rata perilakuberkaraktersiswapada model pembelajaranExclusiveberbasisinkuiridenganverifikasidanmanakah yang

lebihtinggiperilakuberkarakternya. Penelitiandilaksanakan di SMP Negeri1 Sekampung dan sampelnyaadalahsiswa kelas kelas VII1danVII2yang berjumlah 64 siswa. Teknikpengambilansampel yang digunakanadalahdengantekhnikPurposive Sampling. Desain penelitian ini adalah tipeOne-Shot Case Study.

Berdasarkan hasilujiIndependent Sample T Testdiperolehbahwanilait hitungpadaperilakuberkarakteryaitu 5.552 lebihbesardarittabelyaitu2.037,


(3)

iii

artinyaadaperbedaan rata-rata nilaiperilakuberkaraktersiswapada model pembelajaranExclusiveberbasisinkuiridenganverifikasi.Rata-rata

hasilperilakuberkaraktersiswapadakelasExclusiveberbasisinkuirisebesar67.16 danpadakelasExclusiveberbasisverifikasisebesar56.22,

sehinggadapatdisimpulkanbahwaperilakuberkaraterpadakelasExclusive berbasisinkuirilebihtinggidaripadakelasExclusiveberbasisverifikasi. Nilairata-rataperilakuafektifpadakelasExclusiveberbasisinkuirisebesar77.00,

nilaihasilbelajarnyasebesar76.88sedangkanpadakelasExclusiveberbasisverifikasini lairata-rataperilakuafektifsebesar61.48, nilairata-rata hasilbelajarnyasebesar73.44.

Kata Kunci: Model PembelajaranExclusive, Metodeinkuiri, Metodeverifikasi, Perilakuberkarakter.


(4)

(5)

(6)

(7)

xiv

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian... 5

II. TINJAUANPUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. PendidikanKarakter ... 7

2. PerilakuBerkarakter ... 11

3. Model PembelajaranExclusive... 17

4. MetodeInkuiri ... 22

5. MetodeVerifikasi ... 26

6. SifatZatdanPerubahannya... 29

B. Kerangka Pemikiran ... 35

C. Hipotesis ... 37

III. METODE PENELITIAN A. PopulasiPenelitian ... 38

B. SampelPenelitian... 38


(8)

xv

E. InstrumenPenelitian... 40

F. AnalisisInstrumen ... 40

1. Ujivaliditas ... 40

2. UjiReliabilitas... 42

G. TeknikPengumpulanData ... 43

H. TeknikAnalisis Data danPengujianHipotesis... 43

1. Analisis Data ... 43

2. PengujianHipotesis ... 44

1) UjiNormalitas... 44

2) UjiHipotesis ... 44

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

1. Tahapaan Pelaksanaan ... 49

a. Kelas Eksperimen 1... 49

b. Kelas Eksperimen 2... 53

2. Hasil ... 56

a. Uji Validitas ... 56

b. Uji Reliabilitas ... 57

3. Data Kuantitatif ... 57

a. Uji Normalitas Data ... 57

b. Hasil UjiIndependen Samples T Test... 62

4. Keputusan Hipotesis ... 63

B. Pembahasan ... 65

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Pemetaan... 78

2. Silabus ... 81


(9)

xvi

5. LKSMetodeInkuiri ... 105

6. LKSMetodeVerifikasi ... 118

7. Kunci Jawaban LKS Inkuiri ... 132

8. Kunci Jawaban LKS Verifikasi ... 137

9. Rubrikasi PenilaianPerilakuBerkarakter ... 141

10. Lembar ObservasiPerilakuBerkarakter ... 143

11. Rubrikasi PenilaianAktivitasSiswa ... 155

12. Lembar ObservasiAktivitasSiswa ... 157

13. Rubrikasi Penilaian LKS Inkuiri... 165

14. Rubrikasi Penilaian LKS Verifikasi... 167

15. Data HasilPenialianPerilakuBerkarakterKelasInkuiri... 169

16. Data HasilPenialianPerilakuBerkarakterKelasVerifikasi... 171

17. Data HasilPenialianPerilakuAfektifKelasInkuiri... 173

18. Data HasilPenialianPerilakuAfektifKelasVerifikasi ... 174

19. Data HasilPenialianHasilBelajarKelasInkuiri... 175

20. Data HasilPenialianHasilBelajarKelasVerifikasi... 176

21. DaftarPenilaianPerilakuBerkarakter, Afektif, danHasilBelajarKelasInkuiri ... 177

22. DaftarPenilaianPerilakuBerkarakter, Afektif, danHasilBelajarKelasverifikasi... 178

23. AnalisisHasilUjiValiditasInstrumen... 179

24. AnalisisHasilUjiReliabilitasInstrumen... 181


(10)

xvii

27. HasilUjiNormalitas... 184 28. UjiSampelTidakBerhubungan (Independent Sample T-Test) ... 186 29. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan

30. Surat Keterangan Wawancara Guru IPA

31. Data LombaOlympiade SMP Negeri 1 Sekampung 32. Surat Keterangan Selesai Penelitian


(11)

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Padadasarnyapendidikansangatlahpentingbagipenerusbangsa.Sebuahpendidikan yang

diterapkandalamruanglingkupsekolahtersebutmenjaditolakukurberlangsungnyape rkembanganpendidikan.Pendidikankaraktermerupakangerakannasionaluntukmen ciptakansekolah yang membinagenerasimuda yang beretika, bertanggungjawab, danpeduli.Jadi,

pendidikanmerupakansaranastrategisdalampembentukankarakter.Seseorangakand apatberhasildalammenghadapisegalamacamtantangan,

termasuktantanganuntukberhasilsecaraakademis. Namunpadakenyataannyapendidikan di

sekolahhanyatertujupadapendidikankognitifnyasaja.

Berdasarkanhasilwawancaradalampenelitianpendahuluan di SMP Negeri 1 Sekampungdenganempatguru bidangstudi IPA Terpadu, pembelajaran IPAselamainimasihterfokuspadaranahkognitif,


(12)

haliniditunjukkandaripihaksekolah yang

hanyamempersiapkananakdidiknyauntuk lulus UjianNasional (UN)danterbuktidengansepuluhtahunterakhirkecualipadatahun 2011 tingkatkelulusanujiannasional di SMP Negeri 1 Sekampungmencapai 100 persen.Selainitujuga SMP Negeri 1

Sekampungtercatatmenjuaraiperingkatolimpiadetingkatkabupaten.Padatahun 2004 memperolehjuara 2 olimpiadebiologitingkatkabupaten, juara 2 danharapan 2 olimpiadefisikatingkatkabupaten. Padatahun 2005memperolehjuara 2

biologitingkatkabupatendanjuaraharapan 1

matematikatingkatkabupaten.Padatahun 2006 memperolehjuara 1 matematikatingkat kabupaten.Namunselamainiguru dalam proses

pembelajarantidakmelakukanpenilaianterhadapperilakuberkaraktersiswa-siswi dikelas.Karakterpadasiswakurangdiperhatikan,

pihaksekolahbiasanyahanyamemperhatikankarakterdisplinsiswasebagaicontohsis wa yang sering bolos

sekolahdanterlambatdatangkesekolahdiberihukumanatausuratperingatan. Akibatdarikurangnyaperhatiandaripihaksekolahpadapendidikankarakter,

banyaksiswatidakmemilikiperilakuberkarakter. Contohperilakusiswa-siswi yang belummemilikikarakter yangbaikyaituuntukperilakudisiplin,

anaktidakmengerjakan PR, datangkesekolahtidaktepatwaktu,

untukperilakujujuranakmasihmenyontekpadasaatulanganharianataupunujian semester,


(13)

untukperilakubertanggungjawabsiswamasihseringmembuangsampahsembaranga ndantidakmenjagakebersihanlingkungan.

Dalam proses pembelajaranguru dapatmenggunakanberbagai model

pembelajaran agar materi yang tersampaikanbisamaksimaldiserapolehparasiswa-siswi. Di SMP Negeri 1 Sekampungguru IPA

Terpaducenderungmonotondalammenggunakan model pembelajaran, model pembelajaranyang seringdigunakanyaitu model pembelajaranceramah, model pembelajaraneksperimental, danmodel

pembelajarandemonstrasi.Padahalbanyakpilihan model pembelajaran yang bisadigunakan.Salah satu model pembelajaran yang

dapatmembentukperilakuberkaraktersiswaadalahmodel pembelajaranExclusive, karena model

inidapatdikembangkanuntukmemacusiswaberperanaktifdalamsetiapfasepembelaj arannya.Selain model pembelajaran, metode yang digunakan guru

dalampenyampaianmateripembelajaranjugasangatpenting. Guru

bisamenggunakan multi metodedalam proses pembelajaran, namunselamaini yang digunakanguru SMP Negeri 1 sekampunganatara lain yaitumetodeceramah, metodedemonstrasi, metodediskusi,

metodeeksperimendanmetodeverifikasidalam proses pembelajaran. Banyakmetodelain yang

bisadigunakanuntukmenumbuhkanperilakuberkaraktersiswa. Salah


(14)

logis,

dananalitisuntukmencariinformasidenganmelakukanobservasiataueksperimenunt ukmenemukansendirijawabandarisuatupertanyaan yang

dipertanyakansedangkanmetodeverifikasiuntukmemacusiswamengujikebenarans uatuteoriatauprinsip yang

dihasilkandarisebuahobservasi.Observasidilakukandenganmengumpulkan data-data empirissebagaipenguatteori yang sedangdikaji.

Berdasarkanuraian di atas,

makatelahdilakukanpenelitianeksperimenuntukmelihatperilakuberkarakter yang lebihtinggipada model pembelajaranExclusiveberbasisinkuiridanmodel

pembelajaranExclusiveberbasisverifikasipadamateriWujudZatdanPerubahannya. Penelitianiniberjudul “PerbandinganPerilakuBerkarakterSiswaantara Model PembelajaranExclusiveBerbasisInkuiridenganVerifikasi”.

B. RumusanMasalah

Berdasarkanlatarbelakang, makarumusanmasalahdalampenelitianiniadalah 1. Apakahterdapatperbedaan rata-rata nilaiperilakuberkaraktersiswapada model

pembelajaranExclusiveberbasisinkuiridenganverifikasi?

2. Manakah yang lebihtinggirata-rata nilaiperilakuberkaraktersiswaantara model pembelajaranExclusiveberbasisinkuiridenganverifikasi?


(15)

Penelitianinibertujuanuntukmengetahui:

1. Perbedaan rata-rata perilakuberkaraktersiswapada model pembelajaranExclusiveberbasisinkuiridenganverifikasi. 2. PerilakuBerkarakteryang lebihtinggiantara model

pembelajaranExclusiveberbasisinkuiridenganverifikasi.

D. ManfaatPenelitian

Manfaatdaripenelitianiniadalah :

1. Alternatifpilihanbagi guru di SMP Negeri1 Sekampungdalammenerapkan model pembelajaranuntukmenerapkanpendidikanperilakuberkaraktersiswa. 2. Refrensidanacuanbagipenelitilaindalammenerapkanpendidikankaraktersiswa.

E. RuangLingkupPenelitian

Ruanglingkuppenelitianini:

1. Model pembelajaranExclusivemerupakan model yang

dikembangkanberbasiskonstruktivismedenganpendekatanStudent Centered Learning,dimanasiswa yang menjadipusatpembelajaran,

siswadituntutaktifdalamkegiatanpembelajaran. Sintaksdari model ini, yaituExploring, Clustering, Simulating, Valuing, And Evaluating. 2. Metode yang digunakanyaitumetodeinkuiridanmetodeverifikasi.

Metodeinkuiridikembangkanuntukmemacusiswaberperanaktifdalamsetiapfas epembelajarannya, karenapada model


(16)

berkomunikasi, danbersimulasibersama-samauntukmencapaitujuanpembelajaran yang

diinginkansehinggadiharapkansiswamampumengembangkankemampunnya. Denganberbasisinkuirisiswadimintauntukmencariinformasidenganmelakuka nobservasidanataueksperimenuntukmenemukansendirijawabandarisuatuperta nyaan yang dipertanyakan.

Metodeverifikasimemintasiswamengujikebenaransuatuteoriatauprinsip yang dihasilkandarisebuahobservasi. Observasidilakukandenganmengumpulkan data-data empirissebagaipenguatteori yang sedangdikaji.

3. Perilakuberkarakter yang diamatipadapenelitianiniyaitujujur, displin, kreatif, mandiri, rasa ingintahu, gemarmembacadantanggungjawab.

4. Objekdalampenelitianiniadalahsiswakelas VII SMP Negeri 1

Sekampungkelas VII1dan VII2Semester GanjilTahunPelajaran 2013/2014. 5. Materi yang diajarkandalampenelitianiniadalahWujudZatdanPerubahannya. 6. Penelitianinimembandingkanantara model


(17)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diterapkan ke dalam pemikiran seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani rohani maupun budi pekerti agar lebih berarti dari sebelumnya. Menurut Liconadalam Samani (2011: 50) pendidikan karakter secara psikologis harus mencakup dimensi penalaran berlandaskan moral (moralreasoning), perasaan berlandaskan moral (moralfeeling) dan perilaku berasaskan moral (moralbehavior).

Menurut Santrock (2004: 120)

Pendidikan karakter adalah pendekatan langsung pada pendidikan moral, yakni mengajari murid dengan pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan tindakan tak bermoral dan membahayakan orang lain dan dirinya sendiri.

Berdasarkan dua pengertian diatas, dalam pendidikan karakter diharapkan terbentuk anak yang mampu menilai apa yang baik, memelihara apa yang dikatakan baik, dan mewujudkan apa yang diyakini baik, sehingga terbentuk siswa yang memiliki moral yang baik untuk diimplementasikan dalam bentuk


(18)

perilaku. Muslich (2011:17) mengatakan pendidikan saat ini terlalu banyak memberikan porsi pada aspek pengetahuan, dan kurang bisa mengembangkan nilai, sikap, dan karakter. Berdasarkan kutipan diatas pendidikan karakter sering juga disebut pendidikan budi pekerti, sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata sering diabaikan. Pendidikan karakter ini dipandang sangat penting sebagai upaya untuk memperbaiki,

meningkatkan seluruh perilaku peserta didik. Perilaku yang dimaksud mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pola pikir peserta didik. Namun pada keadaan dunia nyata pendidikan selama ini hanya memusatkan pada ranah kognitif sehingga banyak siswa yang tidak memiliki perilaku berkarakter.

Menurut Scerenko dalam Samani (2011: 45)

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara memaknai ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan dipelajari).

Menurut kutipan tersebut pendidikan karakter berfungsi untuk mendidik seorang individu untuk menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan untuk

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan pengamatan terhadap sesuatu yang bernilai positif dan kemudian menirunya untuk

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembentukan nilai dan sikap, semua nilai moralitas yang disadari dan dilakukan itu bertujuan untuk membantu manusia menjadi manusia lebih utuh.


(19)

Nilai itu adalah nilai yang membantu orang lain dapat lebih baik hidup bersama dengan orang lain dan dunianya (learning to live together) untuk menuju kesempurnaan. Nilai itu menyangkut berbagai bidang kehidupan

sepertihubungan sesama (orang lain dan keluarga), diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, alam dunia, dan Tuhan.

Dalam penanaman nilai moralitas tersebut terdapat pada unsur kognitif (pikiran, pengetahuan, dan kesadaran), unsur afektif (perasaan) dan unsur psikomotor (perilaku). Perkembangan diri, pembentukan karakter, dan pemenuhan potensi bisa didapatkan melalui pendidikan. Pembangunan sektor pendidikan harus menghasilkan sistem nilai yang mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan hendaknya dapat menjadi sarana pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya sebagai subjek yang bermutu dan berdaya saing tinggi sehingga diharapkan pendidikan menjadi sarana strategis dalam pembentukan karakter. Karakter yang baik akan membawa perubahan-perubahan positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambunganyang melibatkan aspek “knowledge, felling, lovingdanaction”.Pendidikan karakter tersebut tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur.Pendidikan karakter membuat seseorang akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasaan emosi adalah bekal


(20)

terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Mewujudkan pendidkan karakter, tidak dapat dilakukan tanpa penanaman nilai-nilai.

Azra (2002:175) mengemukakan bahwa

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur

universal, yaitu :pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggung jawab;ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis.

Ketiga pilar tersebut, akandimiliki oleh setiap peserta didik apabila dalam proses pembelajaran diadakan pendidikan karakter. Ketiga piliar nilai tersebut memiliki keunggulan, nilai nilai itu akan membentuk perilaku peserta didik yang

berkarakter.

Peserta didik diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan menggunakan metodeknowing the gooddanfeeling the good.Knowing the goodbisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja.Knowing the goodharus ditumbuhkan , setelah itufeeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Tujuannya agar tumbuh kesadaran bahwa orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Apabila terus menerus melakukan kebajikan, makafeeling the gooditu berubah menjadi kebiasaan.Menurut Zuchdi (2009: 25)

Terkait dengan pendidikan karakter ada 4 indikator psikologi mengikuti perkembangan siswa dan secara khusus dalam pembelajaran fisika ditunjang antara lain dengan kemampuan manusia yang berkaitan dengan a. mencetuskan alat, b.menghayati dan mengalami, c.membedakan dan memilih, dan d. untuk bergerak maju. Keempat tahap ini berkembang mengikuti tahapan tertentu yang bermakna yakni melalui proses sintesis


(21)

terhadap hasil abstraksi dan kemampuan meramal berdasarkan peristiwa fisika yang terjadi.

Berdasarkan pendapat tersebut bisa kita simpulkan bahwa pendidikan karakter berkaitan dengan psikologi siswa. Psikologi siswa ini sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran khusunya pada pembelajaran fisika khususnya perilaku berkarakter sangat dibutuhkan seperti perilaku berfikir kritis, kreatif, inovatif, jujur, teliti, berani, dan bertanggungjawab.

2. Perilaku Berkarakter

Karakter adalah penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secaraeksplisitmaupunimplisit.Menurut Philips dalam Syaifudin dkk (2008:235)Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakter seseorang itu berupa nilai-nilai kebaikan sebagai dasar dalam berfikir dan bertindakdalam kehidupan sehari-hari. Karakter berkaitan dengan kekuatan moral yang berkonotasi positif, sehinggaorang yang berkarakter orang yang memiliki kualitas moral yang positif. Moral ini merupakan dasar pemikiran dan bersikap. Sementara itu menurut Koesoema (2007: 8)

Menyatakan bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada massa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.


(22)

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakter bisa disebut dengan kepribadian. Pendidikan karakter yang mendasar adalah di dalam keluarga. Pendidikan karakter tersebut akan membentuk moral yang positif. Selain itu, moral-moral yang terbentuk juga dipengaruh lingkungan seperti keluarga, masyarakat, dan negara. Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika, untuk pembentukan karakter. Bangsa yang hidup seperti layaknya individu, harus terus mengarah kepada kemajuan, baik dalam pemikiran maupun tindakan. Karakter juga menjadi modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain.

Karakter adalah nilai-nilai yang khas, yang tertanam dalam diri dan teraplikasi dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Karakter adalah nilai-nilai yang khas, (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang tertanam dalam diri dan teraplikasi dalam perilaku. Menurut Puskur(2010: 3) menjelaskan bahwa


(23)

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorangyang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan ini terdiri dari sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya dan hormat kepada orang lain.

Mencermati pengertian karakter tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter adalah ciri khusus dari masing-masing individu. Karakter tersebut digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Perilaku yang ditunjukkan merupakan implikasi dari karakter dalam mewujudkan cita-cita. Peserta didik yang memiliki karakter akan memiliki moral. Moral tersebut menjadi dasar dalam proses pemasukan nilai kebenaran, kebaikan dan moralvirtuesatau nilai keutamaan dalam agama dan budaya masyarakat.

Berdasarkan pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa karakter adalah sifat khas seseorang yang merupakan landasan dasar seseorang tersebut untuk berfikir, bertindak, dan bersikap. Landasan tersebut bisa berupa nilai, moral serta norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.Karakter bangsa akan tercipta dengan baik, apabila adapengembangan karakter individu.Puskur (2010: 7)

mengemukakan tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia dan

warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan

dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai

penerus bangsa;

d. Mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan


(24)

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Berdasarkan tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa, dapat dikembangkan nilai-nilai yang diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini:

1) Agama, yang memuat nilai-nilai berasal dari agama karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama.

2) Pancasila, yang memuat nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dapat mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3) Budaya, yang memuat nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat.

4) Tujuan pendidikan, yang memuat nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia.

Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa seperti terlihat pada Tabel 2.1


(25)

Tabel 2.1 Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai dan Deskripsinya

Indikator 1. Jujur: Perilaku yang

didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan

1. Tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap tugas.

2. Mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi.

3. Mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pembelajaran. 4. Menyatakan sikap terhadap suatu

materi diskusi kelas.

5. Membayar barang yang dibeli di toko sekolah dengan jujur. 6. Mengembalikan barang yang

dipinjam atau ditemukan ditempat umum.

2. Disiplin: Tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

1. Selalu teliti dan tertib dalam mengerjakan tugas.

2. Tertib dalam berbahasa lisan dan tulis.

3. Menaati prosedur kerja laboratorium dan prosedur pengamatan

permasalahan sosial.

4. Menaati aturan berbicara yang ditentukan dalam sebuah diskusi kelas

5. Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis 3. Kreatif:

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

1. Mengajukan pendapat yang berkenaan dengan suatu pokok bahasan.

2. Bertanya mengenai penerapan suatu hukum/teori/prinsip dari materi lain ke materi yang sedang dipelajari. 4. Mandiri:

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

1. Melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggungjawabnya. 2. Mencari sendiri di kamus

terjemahan kata bahasa asing untuk bahasa


(26)

Budaya dan Karakter Bangsa Nilai dan Deskripsinya

Indikator 5. Rasa Ingin Tahu:

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar

1. Bertanya atau membaca di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pembelajaran.

2. Bertanya kepada guru tentang gejala alam yang baru terjadi.

3. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, radio, atau televisi. 6. Gemar Membaca:

Kebiasaan

menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan

kebajikan bagi dirinya.

1. Membaca buku atau tulisan keilmuan, sastra, seni, budaya, teknologi, dan humaniora.

2. Membaca koran/majalah dinding.

7. Tanggung-jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Puskur (2010:11-13) mengemukakan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

a) Berkelanjutan, mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan suatu proses yang panjang;

b) Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; c) Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan;


(27)

Penilaian pencapaian perilaku berkarakter didasarkan pada indikator nilai karakter. Berdasarkan hasil pengamatan, catatan lapangan, tugas, laporan dan sebagainya, guru dapat memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator perilaku berkarakter. Kesimpulan atau pertimbangan ini dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut:

(1) BT (Belum Terlihat)–jika peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator.

(2) MT (Mulai Terlihat)–jika peserta didik mulai memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten.

(3) MB (Mulai Berkembang)–jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator).

(4) MK (Menjadi Kebiasaan/Membudaya–jika peserta didik terus

menerus/konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator (Puskur, 2010: 23) Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam proses pembelajaran sehingga siswa-siswi disekolah tidak saja pintar namun juga memiliki perilaku berkarakter yang baik.

3. Model PembelajaranExclusive

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang dijadikan sebagai pedoman dalam merancang kegiatan pembelajaran secara sistematis bagi guru untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang kondusif agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.Model pembelajaran digunakan untuk mempermudah guru dalam merancang pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah kegiatan yang sistematis sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) terorganisir untuk mencapai tujuan


(28)

pembelajaran, pendapat ini didukung oleh Sagala (2005: 175) yang mengemukakan bahwa

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorgaisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai acuan dalam merancang kegiatan pembelajaran untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang kondusif agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.Telah banyak dikembangkan model-model pembelajaran guna membantu guru dalam menyajikan

pembelajaran yang terstruktur, sistematis, dan menarik, salah satunya yaitu model pembelajaranExclusive(Exploring, Clustering, Simulating, Valuing, and Evaluating).

Abdurrahman, dkk. (2012: 217) memaparkan bahwa model pembelajaran Exclusivedikembangkan berdasarkan kerangka model Sudiarta.

Sudiarta (2005: 1) yaitu model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik yang meliputi:

a. Rasional teoritik; landasan berfikir bagaimana hakikat peserta didik dapat belajar dengan baik,


(29)

c. Prinsip interaksi; bagaimana guru memposisikan diri terhadap siswa, maupun sumber-sumber belajar,

d. Sistem sosial; bagaimana cara pandang antar komponen dalam komunitas belajar,

e. Sistem pendukung; bagaimana lingkungan belajar yang mendukung, f. Dampak pembelajaran; bagaimana hasil dan dampak pembelajaran yang

diharapkan baik dampak instruksional(instructional effect)maupun dampak pengiring(nurturant effect),diharapkan menjadi salah satu solusi bagi peningkatan pemahaman sains anak-anak Indonesia.

Model pembelajaranExclusiveberguna dalam mengkaji fakta atau fenomena yang ada di lingkungan sekitar dan terkait dengan pengalaman nyata siswa sehari-hari (Abdurrahman, dkk. 2012: 218). Model ini dikembangkan berbasis teori konstruktivisme, yaitu salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstrusi (bentukan) kita sendiri. Model pembelajaranExclusivejuga dikembangkan berdasarkan teori metakognisi yang menitik beratkan pada pengetahuan kesadaran dan kendali atas proses. Model Exclusivememiliki sintaks utama yaituExploring, Clustering, Simulating, Valuing, and Evaluating,sintaks pembelajaran ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Fase 1:Exploring

Setelah apersepsi dan memotivasi singkat mengenai tema yang akan dipelajari, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mempunyai


(30)

tugas untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan informasi rinci mengenai tema yang dipelajari. Setiap kelompok bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anggotanya telah menguasai informasi.

Fase 2:Clustering

Setelah masing-masing kelompok mendapat informasi yang cukup bayak dalam waktu yang telah ditentukan, guru dan siswa mencari kesamaan-kesamaan informasi yang didapat pada langkah pertama untuk dibuatcluster-cluster informasi Kemudian dariclusterinformasi yang terbentuk, dibentuk lagi

kelompok-kelompok yang akan secara spesifik mendalami cluster informasi yang bersangkutan. Setelahclusterinformasi terbentuk, guru dan siswa berdiskusi untuk mengkonfirmasi clustered data sebelum dilakukan simulasi. Misal, clustered data/informasi tersebut dirumuskan menjadi langkah-langkah nyata yang disimulasikan.

Fase 3:Simulating

Pada tahap ini siswa diajak untuk melakukan simulasi agar dapat memahami konsep dengan pengalaman secara langsung.

Fase 4:Valuing

Pada tahap ini melalui diskusi dan simulasi siswa diajak untuk memahami manfaat/aplikasikonsep yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Fase 5:Evaluating


(31)

pembelajaran sehingga memperoleh sejumlah rumusan

rekomendasi-rekomendasi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Tahap ini, jika dari hasil evaluasi masih ada hal-hal yang perlu digali lebih dalam, tahap exploring dapat dilakukan kembali dan begitu seterusnya seperti sebuah siklus. Siklus model pembelajaranExclusivedapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Siklus Model PembelajaranExclusive (Sumber: Abdurrahman, dkk.(2010: 10))

Model pembelajaranExclusivemenuntut siswa terlibat aktif, saling tukar pikiran, berkolaborasi, berkomunikasi, dan bersimulasi bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Model ini membuat guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan moderator saja dan yang berperan aktif adalah siswa, dengan kata lain pembelajaran ini berpusat pada siswa.

Dampak instruksional dan dampak pengiring dari model pembelajaranExclusive, seperti yang dijelaskan Abdurrahman, dkk. (2012: 221) yaitu dampak

instruksional yang diperoleh siswa adalah memiliki kemampuan dalam

mengkonstruksi pengatahuan, kemampuan pemecahan masalah, dan penguasaan Exploring

Clustering

Simulating Valuing


(32)

materi pembelajaran baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta dampak pengiring yang diperoleh siswa adalah nilai-nilai positif dalam membangkitkan kesadaran akan pengetahuan yang relevan dan sikap kritis siswa dalam belajar.

Dampak yang diperoleh siswa setelah diterapkan pembelajaranExclusivedi kelas tidak hanya dapat merubah dan meningkatkan kemampuan siswa dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor saja namun juga perubahan lainnya berupa bertambahnya nilai-nilai positif siswa dan sikap kritis dalam belajar, hal ini tentu merupakan tujuan dari belajar yang diharapkan baik siswa maupun guru.

4. Metode Inkuiri

Soleh (2011: 1) menyatakan bahwainquiriberarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Prosesinquiripada awal pembelajaran menumbuhkan rasa

keinginan dalam diri seseorang untuk mengerti tentang sesuatu. Rasa keinginan dalam prosesinquriini merupakan energi terbesar yang merupakan awal keberlangsungan prosesinquiri.Keinginan tersebut menimbulkan pertanyaan dalam dirinya yang mendorongnya untuk melakukan suatu pemeriksaan dan penyelidikan. Penyelidikan dan pemeriksaan dilakukan seoptimal mungkin dengan mengarahkan segala kemampuan yang ia miliki untuk menjawab rasa keinginannya itu.Gulo dalam Trianto (2007: 21)

Menyatakan pendapatnya bahwa pembelajaran inkuiri berarti suatu kegiatan rangkaian belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara matematis, logis, kritis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.


(33)

Menurut pendapat di atas pembelajaran menggunakan metode inkuiri yaitu menuntun siswa untuk berfikir sistematis, logis, kritis, dan analitis dalam proses pembelajaran sehingga mereka akan menemukan sendiri jawaban dari masalah mereka. Proses inkuiri membantu mengembangkan proses berfikir siswa, dimana siswa mampu berfikir kritis (konvergen), kreatif (divergen), dan reflektif

(metakognitif). Pendekatan inkuiri melibatkan semua tingkat taksonomi bloom, tetapi dengan penekanan pada pengembangan ketrampilan berfikir tingkat tinggi. Landasan teori pembelajaran inkuiri adalah teori-teori belajar kontruktivis. Siswa aktif menerima informasi dan mengkonstruksi informasi tersebut dalam rangka membangun sendiri pengetahuan dalam pikirannya sehingga metode inkuiri dapat diberdayakan kemampuan berfikir kritis siswa.

Metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Metode pembelajaran ini sering juga dinamakan strategiheuristic, yang berasal dari bahasa yunani, yaituheuriskeinyang berarti saya menemukan.

Metode pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak dilahirkan ke dunia manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodratnya. Manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lainnya. Keingintahuan


(34)

manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya hingga dewasa. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala disadari oleh keinginan itu. Rangka itulah strategi inkuri dikembangkan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.

Pertama, strategi inkuri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai

penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Metode pembelajaran inkuiri ini menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tapi fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Kemampuan guru dalam menggunakan tekhnik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.Ketiga, tujuan penggunaaan metode pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis sebagai bagian dari proses mental. Metode ini siswa tak hanyadituntut menguasai materi pembelajaran, tetapi dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.


(35)

Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran merupakan upaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan daya pikir kritis dan kretivitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peran guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri, antara lain guru berperan sebagai:

a. Motivator yang mampu memberikan rangsangan agar siswa aktif dan bergairah untuk berfikir.

b. Fasilitator dan administrator yang menyediakan segala sesuatu tentang keterlaksanaan proses pembelajaran sekaligus bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di kelas.

c. Pengarahan yaitu pemimpin arus kegiatan siswa untuk mencapai kegiatan yang telah ditentukan.

Eksperimen berbasisinquirymerupakan metode pembelajaran yang sejalan dengan teori belajar penemuanyaitu belajar melalui masalah baru. Metode ini menunjukkan cara belajar yang logis, kritis dan analitis menuju suatu kesimpulan yang sesuai. Metode eksperimeninquirymenuntut proses mental yang lebih tinggi melalui suatu sistem pemikiran yang sistematis. Proses sistematis yang dilalui yaitu pada awal pembelajaran, guru memberikan masalah kemudian siswa merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan

menganalisis data serta menarik sebuah kesimpulan dari masalah itu.Ekserimen dengan pendekataninquirimenuntut siswa untuk dapat berfikir ilmiah dalam


(36)

memecahkan masalah, dan memupuk kebiasaan berkreasi dan bernalar. Pembelajaran ini guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Proses pembelajaran yang terjadi mendorong guru semaksimal mungkin menimbulkan rasa keingintahuan siswa terhadap pemecahan suatu masalah, sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk tidak hanya befikir tatapi juga mau melakukan tindakan melaui suatu percobaan. Guru mengarahkan jalanya suatu percobaan yang dapat mengarahkan siswa pada suatu kesimpulan yang mengarah pada tercapaianya tujuan pembelajaran. Prinsip utama yang harus dipahami guru dalam menggunakan pendekataninquiryadalah siswa adalah makhluk yang berkembang, dan siswa akan tertarik sesuatu yang baru bagi mereka, dan menyukai sebuah tantangan yang mengharuskan mereka menemukan suatu jawaban dengan cara mempraktekannya secara langsung.

5. Metode Verifikasi

Zakiyah (2012: 1) menyatakan bahwa metode verifikasi adalah metode yang meminta siswa untuk membuktikan hukum-hukum atau teori-teori yang telah diajarkan guru dalam buku. Siswa telah menemukan teoritisnya dahulu sebelum menemukan pembuktianya melaui praktikum. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan siswa dalam laboratorium digunakan untuk memperoleh data yang menunjang bahan-bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru di dalam kelas atau bahan-bahan yang tercantum dalam buku pelajaran. Pola fikir siswa telah terbentuk pada awal pembelajaran melalui guru, hal ini dapat menyebabkan siswa tidak berfikir fleksibel lagi atau tidak kreatif dalam menemukan suatu


(37)

pemecahan masalah alternatif. Hasil akhirnya yang sesuai dengan teori maka eksperimen dapat dikatakan berhasil, Jika hasilnya berbeda atau bahkan jauh dari teori yang ada, maka eksperimen dikatakan gagal atau terdapat kesalahan pada saat melakukan eksperimen.Beberapa perbedaan antara eksperimen berbasis inkuiri dan eksperimen berbasis verifikasi dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perbedaan Eksperimen Berbasis Inkuiri Dengan Eksperimen Berbasis Verifikasi

Eksperimen Verifikasi Eksperimen Inkuiri Penekanan pada menyelesaikan

tugas.

Penekanan pada pencapaian pemahaman konseptual dan ilmiah dengan menggunakan data empiris. Aktifitas siswa berfokus pada

memverifikasi informasi yang sebelumnya telah disampaikan di dalam kelas.

Aktifitas siswa berfokus pada

penemuan konsep, prinsip atau suatu hubungan empiris.

Eksperimen sangat berorientasi pada data pendukung dan penafsiran data.

Eksperimen sangat berorientasi pada pengembangan konsep dan

pemahaman. Siswa dibimbing berdasarkan

susunan langkah secara detail dari guru.

Siswa dibimbing berdasarkan satu pertanyaan utama.

Dalam eksperimen siswa mengikuti petunjuk secara bertahap.

Siswa mengembangakan

modeleksperimen mereka sendiri. Umumnya hanya menggunakan

sedikit komunikasi dan cenderung pada satu cara yaitu dari guru ke siswa.

Digunakan banyak komunikasi dengan menggunakan serangkaian pertanyaan yang berdasarkan pertanyaan

intelektual individu. Jarang menggabungkan siklus belajar

(observasi dan aplikasi secara umum).

Melibatkan satu siklus atau lebih, hinga mencaai suatu siklus belajar yang sempurna/lengkap.

Siswa diberikan tabel data dengan rentang yang ditentukan untuk jenis tertentu dari data.

Siswa menentukan jenis data dan menentukan seberapa banyak untuk dikumpulkan.

Memberitahukan data yang akan diambil siswa.

Membebaskan kepada siswa untuk menentukan mana data yang diambil. Siswa tidak merancang percobaan. Siswa membuat desain percobaan atas


(38)

Eksperimen Verifikasi Eksperimen Inkuiri Siswa hasil berkomunikasi hanya

untuk instruktur dan membuat laporan laboratorium.

Siswa berkomunikasi dan

mempertahankan hasil kepada peserta lainnya dalam laboratorium.

Mempekerjakan lebih rendah-kecakapan berpikir.

Meningkatkan keterampilan berpikir. tingkat tinggi.

Sumber : Zakiyah (2012: 1)

Kedua pendekatan inkuiri dan verifikasi merupakan metode eksperimen yang cocok untuk pembelajaran fisika. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan diantara keduanya. Berikut ini penjabaran kelebihan dan kekurangan eksperimen berbasis inkuiri yang dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Eksperimen Inkuiri

Kelebihan Kekurangan

lebih memacu keingintahuan seseorang untuk memecahkan suatu persoalan

Dipelukan alokasi waktu yang lebih lama

Membentuk pola fikir yang kritis dan sistematis serta berfikir ilmiah

Jika guru kurang memahami konsep maka akan menimbulkan pertanyaan dan masalah yang membuat siswa lebih bingung dan tidak terarah

Memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif dan berprestasi

sebagian anggotakelompok belajar mendominasi

pembelajaran sementara anggota kelompoklainnya kurang berperan secara aktif.

Sumber : Zakiyah (2012: 1)

Berikut ini kelebihan dan kekurangan eksperimen berbasis verifikasi dapat dilihat pada Tabel 2.4.


(39)

Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Eksperimen Verifikasi

Kelebihan Kekurangan

Membentuk sifat siswa agar jujur, teliti, ulet dan cerdas.

Tidak terbentuk siswa yang kreatif dan inovatif.

Siswa dapat berfikir kritis terhadap eksperimen yang dilakukannya agar sesuai dengan teori yang telah dipelajari sebelumnya.

Siswa akan merasa lebih jenuh untuk melakukan eksperimen dan kadang mahasiswa melakukan kebohongan terhadap hasil penelitiannya. Siswa dapat memahami teori atau

konsep lebih dalam dibandingkan sebelum melakukan percobaan.

siswa tidak terdidik untuk berfikir sistematis.

Sumber : Zakiyah (2012: 1)

Berdasarkan Tabel 2.3 dan Tabel 2.4, maka dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri dan metode verifikasi memiliki keunggualan dan kekurangan. Namun secara umum metode inkuiri lebih efektif untuk membentuk perilaku karakter siswa karena pada proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri menuntun siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari masalah mereka dalam kata lain proses pembelajaran mereka berdasatkan pengalaman sendiri sehingga keseluruhan tersebut akan lebih memacu untuk menumbuhkan perilaku

berkarakter siswa.

6. Sifat Zat dan Perubahannya a. Perubahan Wujud Zat

Zat adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Zat-zat yang kita kenal di sekeliling kita dikelompokkan menjadi tiga tingkat wujud yaitu padat, cair dan gas. Zat padat, cair dan gas mempunyai sifat-sifat tertentu seperti diperlihatkan pada Tabel 2.5.


(40)

Tabel 2.5 Perbedaan Zat Padat, Zat Cair dan Zat Gas.

Sumber: Nurhayati (2004 :19)

Semua benda terdiri atas zat dan memiliki energi. Zat dapat mengalami perubahan wujud karena pengaruh energi. Perubahan wujud zat yang bersifat bolak-balik dilukiskan dengan diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Siklus Perubahan Wujud Zat Sifat

Benda

Padat Cair Gas

Bentuk Tetap Berubah-ubah sesuai dengan wadahnya

Berubah-ubah sesuai dengan wadahnya

Volume Tetap Tetap Berubah-ubah

selalu memenuhi ruangan

(wadahnya) Contoh Batu, buku, tanah,

besi, plastic, dan kaleng.

Air, kecap, minyak goreng, susu, bensin, dan oli.

Udara, uap air, O2, Freon, dan CO2

CAIR

GAS

Me leb ur Mengembun Me ny ubl im Menguap M em be ku Me ngk rist al

PADAT


(41)

Keterangan gambar :

1) Membeku: Perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Contoh: air berubah menjadi es.

2) Mencair (melebur): Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Contoh: es berubah menjadi air.

3) Mengembun: Perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contoh: uap air berubah menjadi air.

4) Menguap: Perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Contoh: air yang berubah menjadi uap air.

5) Menyublim: Perubahan wujud zat dari padat menjadi gas dan sebaliknya. Contoh: kapur barus secara perlahan-lahan akan habis karena menjadi gas.

b. Susunan dan Gerak Partikel Gas

Partikel adalah bagian yang sangat kecil dari suatu zat yang masih mempunyai sifat zat itu dapat terbentuk molekul atau atom. Susunan dan gaya tarik menarik antar partikel, molekul, atau atom dalam zat padat, cair, dan gas berbeda-beda. Susunan dan gerak partikel zat sebagai berikut:

1) Zat padat


(42)

Gambar 2.3 Susunan Molekul Zat Padat Sifat-sifatnya:

a) Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur.

b) Bentuknya tetap dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling

berdekatan, tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antar partikel sangat kuat.

c) Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada kedudukannya saja.

d) Gaya tarik-menarik antar molekul sangat kuat sehingga gerakan molekulnya tidak bebas.

e) Gerakan molekulnya terbatas, yaitu hanya bergetar dan berputar di tempat saja.

f) Molekul-molekulnya sulit dipisahkan sehingga membuat bentuknya selalu tetap atau tidak berubah.


(43)

2) Zat Cair

Susunan molekul zat cair dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Susunan Molekul Zat Cair Sifat-sifatnya:

a) Letak molekulnya relatif berdekatan bila dibandingkan dengan gas tetapi lebih jauh daripada zat padat.

b) Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat cair berdekatan tetapi renggang, tersusun teratur, gaya tarik antar partikel agak lemah.

c) Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya.

d) Gerakan molekulnya cukup bebas.

e) Molekul dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik menarik.


(44)

3) Gas

Susunan molekul gas dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.5 Susunan Molekul Zat Gas Sifat-sifatnya:

a) Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan, tersusun tidak teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah. b) Volumenya berubah-ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak

bebas meninggalkan kelompoknya. c) Letak molekulnya sangat berjauhan.

d) Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri. e) Molekul penyusunnya bergerak sangat bebas.

f) Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada. g) Dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.


(45)

B. Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini terdapat tiga bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaraninkuiri (X1) dan metode pembelajaran verifikasi (X2),variabel terikatnya adalah perilaku berkarakter siswa (Y) dan variable moderatornya adalah model pembelajaranExclusive(M). Dalam penelitian ini ada dua perilaku berkarakter siswa yang diukur yaitu pada perilaku berkarakter siswa model pembelajaranExclusiveberbasis inkuiri (Y1) dan model

Exclusiveberbasis verifikasi (Y2),Untuk memperjelas kerangka pemikiran antar variabel maka digambarkan dalam bentuk diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Diagram Kerangka Pemikiran antar Variable Penelitian

Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui perbandingan model pembelajaranExclusivedengan metode inkuiri dan metode verifikasi terhadap perilaku berkarakter. Untuk memperjelas kerangka pemikiran, maka dapat digambarkan dalam bentuk diagram Gambar 2.7

X1

X2

Y1

Y2

Dibandingkan M


(46)

Gambar 2.7 Paradigma Pemikiran Penelitian

Pada penelitian ini, di kelas eksperimen 1 diberi perlakuan dengan model pembelajaranExclusiveberbasis inkuiri karena metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar pada proses pembelajaran. Metode inkuiri melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara matematis, logis, kritis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya sesuai dengan kreatifitasnya masing-masing dengan penuh percaya dirisehingga terbentuk pola berfikir ilmiah.

Metode inkuiri juga mengembangkan proses berfikir kritis terhadap sesuatu yang dipelajari, kreatif dalam melakukan sesuatu untuk menghasilkan hal yang baru dan reflektif sehingga dapat memunculkan perilaku berkarakter siswa. Kelas

ModelExclusive

Inkuiri Verifikasi


(47)

eksperimen 2 diberi perlakuan dengan model pembelajaranExclusiveberbasis verifikasi karena metode verifikasi mengarahkan siswa berfikir kritis terhadap eksperimen yang dilakukannya agar sesuai dengan teori yang telah dipelajari sebelumnya sehingga membentuk perilaku berkarakter siswa sepert jujur yaitu tidak menyontek dalam mengerjakan tugas, menyatakan data sesuai percobaan, teliti dalam mengerjakan tugas atau percobaan, serta tekun ulet dan dalam melakukan percobaan sehinggakeseluruhan aktivitas tersebut dapat

memunculkan perilaku berkarakter siswa. Berdsarkan uraian tersebut kedua metode antara inkuiri dengan verifikasi dapat memunculkan perilaku berkarakter siswa. Secara teoretis, pembelajaranExclusiveberbasis inkuirilebih unggul dibandingkan daripada pembelajaranExclusiveberbasis verifikasi.

C. Hipotesis

1. Ada perbedaan rata-rata perilaku berkarakter siswa antara model pembelajaranExclusiveberbasis inkuiri dengan verifikasi.

2. Rata-rata perilaku berkarakter siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaranExclusiveberbasis inkuiri lebih tinggi daripada rata-rata perilaku berkarakter siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaranExclusiveberbasis verifikasi.


(48)

38

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sekampung pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 192 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu metode pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Arikunto, 2010: 183).

Berdasarkan populasi yang terdiri dari 6 kelas diambil 2 kelas sebagai sampel, kelas VII1 kelompok eksperimen 1 dan kelas VII2 sebagai kelompok eksperimen 2, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 siswa.

C. Desain Penelitian


(49)

39

Design dengan tipe One-Shot Case Study. Pada desain ini, diberikan perlakuan terhadap siswa kemudian dilakukan observasi tentang perilaku berkarakter siswa selama proses pembelajaran. Desain ini dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1. Desain Eksperimen One-Shot Case Study.

Keterangan:

X1 : Metode pembelajaran inkuiri X2 : Metode pembelajaran verifikasi

O

1 : Nilai karakter siswa dengan metode inkuiri

O

2: Nilai karakter siswa dengan metode verifikasi.

Sugiyono (2011:73)

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga macam variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variable moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode inkuiri (X1)dan metode verifikasi (X2),variabel terikatnya adalah perilaku berkarakter siswa (Y) dan variabel moderatornya adalah model pembelajaran Exclusive (M).

X1 O1 X2 O2


(50)

40 E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian observasi perilaku berkarakter siswa yang terdapat pada Lampiran 10 dan lembar observasi aktivitas siswa yang terdapat pada Lampiran 12.

F. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment

yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

Keterangan:

= koefesian korelasi yang menyatakan validitass = skor butir soal


(51)

41 = skor total

= jumlah sampel

(Arikunto, 2008:72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung > r tabeldengan α = 0,05 maka koefesien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, manunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. (Sugiono, 2010:188)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid). Kriteria tingkat validitas yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Validitas

Nilai Keterangan

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

Tidak valid


(52)

42 2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

Dimana:

= reliabilitas yang dicari

= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

(Arikunto, 2008:109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan pengukuran. Mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach`s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach`s 0 sampai 1. Kriteria Alpha Cronbach`s dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 – 1,00

0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19

Sangat Tinggi Tinggi

Cukup Rendah

Sangat Rendah


(53)

43 Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated itemtotal correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

Setelah instrument valid dan reliabel, kemudian disebarkan kepada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berbentuk Tabel yang diperoleh dari pengamatan perilaku berkarakter siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengumpulan datanya berupa Tabel data perilaku berkarakter yang terlampir pada Lampiran 15 dan Lampiran 16.

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk Tabel yang diperoleh dari observasi perilaku berkarakter siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengumpulan datanya berupa Tabel terlampir pada Lampiran 15 dan Lampiran 16.

1. Analisis Data

Proses analisis untuk perilaku berkarakter siswa adalah sebagai berikut: a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari


(54)

44 b. Persentase pencapaian siswa perilaku berkarakter diperoleh dengan rumus:

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan SPSS 17.0, uji statistik dengan metode

Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H : data terdistribusi secara normal.

1

H

: data tidak terdistribusi secara normal.

Nilai Pedoman pengambilan keputusan:

1) Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

b. Uji Hipotesis

Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan uji statistik parametrik tes.


(55)

45 Uji T Untuk Dua Sampel Bebas (Independent Samples T Test)

Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas).

Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Pengujian dilakukan menggunakan program komputer SPSS 17.0. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah :

Hipotesis Pertama

H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata perilaku berkarakter siswa antara model pembelajaran Exclusive berbasis inkuiri dengan verifikasi

H1 : Ada perbedaan rata-rata perilaku berkarakter siswa antara model pembelajaran Exclusive berbasis inkuiri dengan verifikasi.

Kriteria Pengujian

 Jika Uoutput < Utabel, maka HO ditolak.

 Jika Uoutput > Utabel, maka HO diterima.

Berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

a. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO

diterima.

b. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak

Hipotesis Kedua

O


(56)

46               2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 _____ 2 ____ 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n s n s n X X t

menggunakan model pembelajaran Exclusive berbasis inkuiri sama atau lebih tinggi daripada rata-rata model yang pembelajaran menggunakan model pembelajaran Exclusive berbasis verifikasi.

1

H

: Rata-rata perilaku berkarakter siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Exclusive berbasis inkuirilebih rendah daripada rata-rata yang pembelajarannya mengggunakan model pembelajaran Exclusive berbasis verifikasi.

Rumus perhitungan Independent Samples T Test sebagai berikut

Dimana t adalah t hitung. Kemudian t tabel dicari pada tabel distribusi t

dengan  = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2. Setelah diperoleh besar t hitung dan t tabel maka dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Kriteria pengujian, yaitu:

a) H0 diterima jika t tabel

t hitung

t tabel

b) H0 ditolak jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.


(57)

47 a. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO

diterima.

b. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO

ditolak.


(58)

73

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan dari penelitian dengan judul “Perbandingan Perilaku Berkarakter Siswa antara Model Pembelajaran Exclusive Berbasis Inkuiri dengan Verifikasi Siswa SMP Negeri 1 Sekampung T.P. 2013/2014”, yaitu

1. Ada perbedaan rata-rata perilaku berkarakter siswa antara model pembelajaran Exclusive berbasis inkuiri dengan verifikasi.

2. Model Exclusive berbasis inkuiri lebih tinggi digunakan untuk meningkatkan perilaku berkarakter siswa pada materi Wujud Zat dan Perubahannya,

dibandingkanpembelajaran Model Exclusive berbasis verifikasi. Hal ini didukung oleh perolehan skor rata-rata perilaku berkarakter siswa pada kelas

Exclusive berbasis inkuiri sebesar 67.16 dan kelas Exclusive berbasis verifikasi sebesar 56.22


(59)

74 B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam memilih model pembelajaran, guru harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model yang akan digunakan dan disesuaikan dengan konsep materi fisika agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

2. Dalam memilih metode pembelajaran antara verifikasi dengan inkuiri sebaiknya memilih metode pembelajaran inkuiri karena metode inkuiri dapat

menumbuhkan perilaku berkarakter siswa (jujur, displin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, dan tanggungjawab), selain itu juga meningkatkan perilaku afektif dan hasil belajar siswa.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, WiniTarmini, dan Budi Kadaryanto. 2012. Pengembangan Model PembelajaranTematikBerorientasiKemampuanMetakognitifUntukMembentukK arakter Literate dan Awareness BagiSiswaSekolahDasar di Wilayah

RawanBencana.Prosiding Seminar NasionalPendidikanSains. UNS-Solo

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-DasarEvaluasiPendidikan (EdisiRevisi). Jakarta: BumiAksara.

Azra, Azzumardi. 2002.

ParadigmaBaruPendidikanNasionalRekonstruksidanDemokratisasi. Jakarta: Kompas.

Koesoema A, Doni. 2007. PendidikanKarakter: StrategiMendidikAnak di Zaman Modern. Jakarta: PT Grasindo.

Muslich, Masnur. 2011. PendidikankarakterMenjawabTantanganKrisis Multidimensional. Jakarta: BumiAksara

Nurhayati, Nunung. 2004. Ringakasandan Bank SoalSainsFisika. Bandung: YramaWidya.

Priyatno, Duwi. 2010. PahamAnalisaStatistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

Purwanto, Andik. 2012. KemampuanBerpikirLogisSiswaSmaNegeri 8 Bengkulu

DenganMenerapkan Model InkuriTerbimbingDalamPembelajaranFisika. Jurnal Exacta. Vol. X. No. 2. diaksestanggal20 November 2013. Pukul 23.00 WIB.

Puskur.2010. PengembanganPendidikanBudayadanKarakterBangsa. [online]. tersedia:ejournal.unp.ac.id/index.php/jppf/article/.../598/51. diaksestanggal 8 Mei 2013 pukul 18.30

Samani, MuchlasdanHariyanto. 2012. Konsepdan Model PendidikanKarakter. Bandung: PT RemajaRosdakarya


(61)

KonsepdanMaknaPembelajaranUntukMembantuMemecahkanProblematikaBel ajardanMengajar. Bandung: Alfabeta

Saifuddin, AchmadFedyanidanKarim, Mulyawan. 2008. RefleksiKarakterBangsa.

Jakarta: Forum KajianAntropologi Indonesia

Santrock, John W. 2004. Education psychology, 2de Edition. McGraw-Hill Company,Inc. Terjemah Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana.

Soleh.2011. MetodePembelajaran Inquiry. [On line] tersedia:

http://sholehsmart.blogspot.com/2008/02/metode-pembelajaran-inquiry.html. diaksestanggal10 mei 2013. Pukul 13.09 WIB.

Sudiarta, P. 2005. Pengembangan Model

PembelajaranMatematikaberorientasiPemecahanmasalahkontekstual Open-Ended.JurnalPendidikandanPengajaran IKIP NegeriSingaraja.

Sugiyono. 2011. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhardiman, LaluRia, dkk. 2012. PengaruhMetode Inquiry terhadapketerampilan proses danhasilbelajar IPA (Fisika) siswakelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja. JurnalTeknologiPendidikan. Vol. 2.No. 1.diaksestanggal20 November 2013. Pukul 23.00 WIB

Suherman, Ermandkk. 2003. StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer. Bandung: UPI

Sukirman. 2011. PengembanganSistemEvaluasi. PT InsanMadani.Yogyakarta.

Trianto. 2007. Model-Model PembelajaranInovatifBerorientasiKonstruktivis. Surabaya: Pustaka Publisher.

Zakiyah, Hanifah. 2012. Eksperimen Inquri dan Eksperimen Verifikasi.[online] tersedia:http://physichlearning.blogspot.com/2012/10/eksperimen-inquri-dan-eksperimen.html. diaksestanggal10 mei 2013. Pukul 19.00 WIB.

Zuchdi, Darmiyati. 2009. PendidikanKarakter Grand Design danNilai-Nilai Target. Yogyakarta: UNY press


(62)

(63)

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sekampung

Mata Pelajaran : IPA/ Fisika Kelas/Semester : VII/ Ganjil TahunPelajaran : 2013/2014

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Tahap

Berpikir Indikator

Tahap Berpikir Materi Pokok Ruang Lingkup Alokasi

Waktu Nilai Karakter 3. Memahami wujud zat dan perubahan nya. 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

C3 Produk:

1.Menyebutkan wujud-wujud zat berdasarkan percobaan dan pengamatan simulasi yang di tayangkan dengan tepat. 2.Menjelaskan macam-macam perubahan wujud zat berdasarkan percobaan dan pengamatan simulasi yang di tayangkan dengan tepat Proses: 1. Melakukan C1 C2 C3 Wujud Zat dan perubah annya Materi dan Sifatnya

3x40’ Jujur, Kreatif, mandiri, dan gemar membaca

Jujur, Kreatif, mandiri dan gemar membaca


(64)

mengenai wujud-wujud zat dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari secara berkelompok

2. Melakukan Simulasi di depan kelas berdasarkan kesimpulan hasil percobaaan dengan jelas.

3. Melakukan pengamatan dan diskusi di dalam kelompok berdasarkan presentasi simulasi di depan kelas.

C3

C3

rasa ingin tahu,

Jujur, kerja sama, , tanggung jawab dan rasa ingin tahu,

Jujur, kerja sama, tanggung jawab dan rasa ingin tahu,


(65)

Sekampung, 21 Oktober 2013

Guru Mitra, Peneliti,

Lilik Indrawati, S.Pd Farahita Maya Canty Dewi

NIP.19680414 199103 2 010 NPM. 1013022030

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMPNegeri1 Sekampung

Sri Suhartini, S.Pd NIP. 19640915 199203 2 006

SILABUS: Wujud Zat dan Perubahannya

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Sekampung

Mata Pelajaran : IPA / Fisika

Kelas/Semester : VII/1


(66)

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Alokasi Waktu Belajar/ Alat-Bahan Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat Zat dan Perubahannya

1. Melakukan motivasi dan apersepsi serta

mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.

2. Melakukan eksplorasi dengan carasiswa mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang sifat zat dan perubahnnya dalam kehidupan sehari-hari menggunakan buku paket, LKS, media internet dan lain-lain.

3. Melakukan Clustering dengan Pengelompokan kembali berdasarkan spesifikasi masalah.

Produk:

3.Menyebutkan wujud-wujud zat

berdasarkan percobaan dan pengamatan simulasi yang di tayangkan dengan tepat. 4.Menjelaskan

macam-macam perubahan wujud zat

berdasarkan percobaan dan pengamatan simulasi yang di tayangkan dengan tepat. Tes tulis Tes tulis Esai Esai LP-1 LP-1

3 x 40’ Buku IPA Terpadu SMP/ MTs, buku referensi yang relevan, Virtual Lab.


(67)

menjadi 4 kelompok besar ( 2 kelompok sifat-sifat zat dan 2 kelompok lainnya perubahan wujud zat)

4. Siswa melakukan percobaan tentang sifat-sifat zat dan

perubahannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Siswa melakukan simulasi berdasarkan kesimpulan hasil percobaan.

6. Siswa melakukan pengamatan simulasi serta melakukan diskusi kelompok untuk

menjawab pertanyaan yang ada di LKS.

7. Melakukan evaluasi dengan guru menjelaskan

Proses:

4. Melakukan percobaan

mengenai sifat-sifat zat dan perubahan wujud zat secara berkelompok

5. Melakukan Simulasi di depan kelas berdasarkan kesimpulan hasil percobaaan dengan jelas. 6. Melakukan pengamatan dan diskusi di dalam kelompok berdasarkan

presentasi simulasi di

Tes Kinerja

LKS percobaan


(68)

pembelajaran hari ini dalam kehidupan sehari- hari setelah itu siswa menanggapinya dan menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran

Sikap:

Diharapkan memiliki karakter:

1. Jujur 2. Disiplin 3. Kreatif 4. Mandiri 5. Rasa ingin tahu 6. Gemar membaca 7. Tanggung jawab

Kinerja

Tes Kinerja

Observas i

percobaan (kegiatan

diskusi)

Lembar Observasi

Lembar Observasi

LP-3


(69)

(70)

Guru Mitra, Peneliti,

Lilik Indrawati, S.Pd Farahita Maya Canty Dewi

NIP.19680414 199103 2 010 NPM. 1013022030

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sekampung

Sri Suhartini, S.Pd NIP. 19640915 199203 2 006


(71)

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Sekampung

Mata Pelajaran : IPA/ Fisika

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran

STANDAR KOMPETENSI

3. Memahami wujud zat dan perubahannya.

KOMPETENSI DASAR

3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

A. Indikator

1. Kognitif:

a. Produk

1. Menyebutkan wujud-wujud zat dan sifatnya berdasarkan percobaan dan pengamatan

simulasi yang di tayangkan dengan tepat.

2. Menjelaskan macam-macam perubahan wujud zat berdasarkan percobaan dan

pengamatan simulasi yang di tayangkan dengan tepat

b. Proses

1. Melakukan percobaan mengenai wujud-wujud zat dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari secara berkelompok


(72)

dengan jelas.

3. Melakukan pengamatan dan diskusi di dalam kelompok berdasarkan presentasi simulasi di depan kelas.

2. Psikomotor:

a. Melakukan Percobaan Kelompok. b. Mensimulasikan hasil percobaan.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Produk

1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menyebutkan wujud-wujud zat berdasarkan percobaan dan pengamatan simulasi yang di tayangkan dengan tepat.

2. Berdasarkan hasil dari diskusi kelompok, siswa dapat Menjelaskan macam-macam perubahan wujud zat berdasarkan percobaan dan pengamatan simulasi yang di tayangkan dengan tepat

b. Proses

Dilakukan sebuah percobaan untuk mengetahui wujud-wujud zat dalam kehidupan sehari-hari secara berkelompok setelah itu melakukan simulasi di depan kelas

berdasarkan kesimpulan hasil percobaaan dan kemudian melakukan pengamatan dan diskusi kelompok dengan menjawab LKS yang sudah disediakan

2. Psikomotorik:

a. Siswa aktif dalam Percobaan.

b. Siswa aktif dalam diskusi kelompok.


(73)

2. Displin 3. Kreatif 4. Mandiri 5. Kerjasama 6. Rasa Ingin tahu 7. Gemar Membaca 8. Tanggung Jawab

C. Materi Pembelajaran : Sifat zat dan perubahannya

D. Model dan Metode :

Model Pembelajaran: Exploring, clustering, simulating valuing, and evaluation (Exclusive)

Metode Pembelajaran : Inkuiri

E. Sumber Belajar

Buku IPA Terpadu SMP/ MTs, buku referensi yang relevan.

F. Alat/Bahan

1. Vi tual Lab sifat zat dan pe ubahannya ; 2. LKS


(74)

Pertemuan I (2 x 40 menit)

No Aktivitas Pembelajaran

A Pendahuluan (15 menit)

1

Motivasi dan apersepsi

Bagaimanakah bentuk lilin, air dalam gelas dan udara dalam balon, apakah ketiga benda tersebut bentuk zatnya sama?

2

Prasyarat pengetahuan

Apakah sifat zat padat, cair dan gas sama?

3

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran: kognitif (produk,

proses); psikomotorik; dan afektif

B Kegiatan Inti (50 menit)

Exploring:

1

Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 10 orang. Para siswa duduk berkelompok.

2 Guru membagikan LKS. LKS tersebut berisi kejadian-kejadian atau fenomena tentang macam-macam zat yang kemudian

memungkinkan siswa untuk menemukan masalah.

3

Siswa mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang sifat zat dalam kehidupan sehari-hari menggunakan buku paket, LKS, media internet dan lain-lain.

4

Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat dengan panduan pada LKS secara berkelompok.


(75)

dirumuskannya.

Clustering:

6

Untuk menguji hipotesisnya, Siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.

7 Dibantu guru, siswa membentuk kelompok Cluster berdasarkan spesifikasi pembahasan materi. Berdasarkan hasil diskusi para siswa dikelas, diperoleh kesamaan dan perbedaan hasil analisis informasi tentang materi perubahan wujud zat. Berdasarkan informasi diproleh data bahwa wujud zat itu ada 3, yaitu zat pada, cair dan gas. Setelah itu Guru dan Siswa membentuk 3 kelompok cluster spesifik. Kelompok pertama bertugas menganalisis dan memahami konsep dari sifat-sifat zat padat. Kelompok kedua bertugas menganalisis dan memahami sifat-sifat zat cair. Kelompok ketiga bertugas menganalisis dan memahami konsep dari sifat-sifat zat gas.

Simulating:

8 Kemudian siswa (masing-masing kelompok) melakukan percobaan berdasarkan materi, untuk membuktikan informasi yang telah dicari diawal pembelajaran.

9 Siswa melakukan percobaan menggunakan panduan LKS yang sudah diberikan oleh guru.

10 Siswa merumuskan masalahberdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya pada LKS

11 Siswa mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya.

12 Dibantu oleh guru, siswa merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat


(76)

15 Siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data dan mengisikan pada tabel pengamatan.

16 Siswa menganalisis data supaya menemukan suatu konsep.

17 Siswa mengisi soal evaluasi pada LKS

18 Siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.

19 Setelah melakukan percobaan dan memperoleh kesimpulan, siswa melakukan simulasi di depan kelas tentang materi kelompoknya.

20 Siswa mensimulasikan partikel sifat zat padat, partikel sifat zat cair, dan partikel sifat zat gas

21 Kelompok satu mensimulasikan partikel sifat zat padat dengan cara memperagakan gerakan partikel zat padat dengan karakteristik letaknya berdekatan, susunannya teratur dan gerakannya tidak bebas hanya berputar ditempatnya. Simulasi ini dilakukan di depan kelas dan kelompok lain memperhatikan.

22 Kelompok dua mensimulasikan partikel sifat zat cair dengan cara memperagakan gerakan partikel zat cair dengan karakteristik letaknya berdekatan, susunannya tidak teratur dan gerakannya agak bebas sehingga dapat bergeser dari tempatnya, tetapi tidak lepas dari kelompoknya. Simulasi ini dilakukan di depan kelas dan kelompok lain memperhatikan.

23 Kelompok tiga mensimulasikan partikel sifat zat gas dengan cara memperagakan gerakan partikel zat gas dengan karakteristik letaknya sangat berjauhan, susunannya tidak teratur dan Gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari tempatnya dan lepas dari kelompoknya, sehingga dapat memenuhi ruangan. Simulasi ini dilakukan di depan kelas dan kelompok lain memperhatikan.


(77)

Valuing

1 Siswa melakukan pengamatan dan diskusi di dalam kelompok berdasarkan presentasi simulasi kelompok lain di depan kelas.

2 Siswa menyampaikan manfaat pembelajaran sifat-sifat zat dalam kehidupan sehari-hari

3 Siswa menyampaikan dan menyimpulkan apa saja yang telah diperolehnya/ dipahaminya dalam kegiatan belajar.

Evaluating

4 Mengerjakan soal diskusi pada LKS

Pertemuan II (2 x 40 menit)

No Aktivitas Pembelajaran

A Pendahuluan (15 menit)

1

Motivasi dan apersepsi

Perubahan apakah yang terjadi pada lilin yang meleleh?

2

Prasyarat pengetahuan

Perubahan apa saja yang terjadi pada zat padat?

3

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran: kognitif (produk,

proses); psikomotorik; dan afektif

B Kegiatan Inti (50 menit)

Exploring:

1

Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 10 orang. Para siswa duduk berkelompok.


(78)

2 fenomena tentang macam-macam zat dan siklus perubahan wujud zat, yang kemudian yang memungkinkan siswa menemukan masalah.

3

Siswa mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang perubahn zat dalam kehidupan sehari-hari menggunakan buku paket, LKS, media internet dan lain-lain.

4

Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat dengan panduan pada LKS secara berkelompok.

5 Setelah memperoleh informasi, guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah

dirumuskannya.

Clustering:

6

Untuk menguji hipotesisnya, siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.

7 Dibantu guru, siswa membentuk kelompok Cluster berdasarkan spesifikasi pembahasan materi. Berdasarkan hasil diskusi para siswa dikelas diperoleh kesamaan dan perbedaan hasil analisis informasi tentang materi perubahan perubahan zat. Setelah itu guru dan siswa membentuk 3 kelompok cluster spesifik. Kelompok pertama bertugas menganalisis dan memahami peruahan wujud pada zat padat. Kelompok kedua bertugas menganalisis dan memahami perubahan wujud pada zat cair.Kelompok ketiga bertugas menganalisis dan memahami perubahan wujud pada zat gas. Masing-masing kelompok mencari interaksi ketiga zat tersebut.

Simulating:

8 Kemudian siswa (masing-masing kelompok) melakukan percobaan berdasarkan materi, untuk membuktikan informasi yang telah


(79)

9 Siswa melakukan percobaan menggunakan panduan LKS yang sudah diberikan oleh guru.

10 Siswa merumuskan masalahberdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya pada LKS

11 Siswa mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya.

12 Dibantu oleh guru, siswa merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat.

13 Siswa menggambarkan setiap langkah prcobaan pada LKS

14 Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi

15 Siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data dan mengisikan pada tabel pengamatan.

16 Siswa menganalisis data supaya menemukan suatu konsep.

17 Siswa mengisi soal evaluasi pada LKS

18 Siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.

19 Setelah melakukan percobaan dan memperoleh kesimpulan, siswa melakukan simulasi di depan kelas tentang materi kelompoknya.

20 Siswa mensimulasikan perubahan wujud zat padat, perubahan wujud zat cair, perubahan wujud zat gas.

21 Kelompok satu mensimulasikan perubahan wujud pada zat padat dengan cara memperagakannya menggunakan bantuan poster, yang menunjukkan proses perubahan zat pada zat padat seperti (mencair dan menyublim)


(1)

(2)

(3)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln.Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandarlampung 35145

Telepon (0721) 704624 faximile (0721) 704624 SARAN-SARAN PERBAIKAN SKRIPSI

Nama : Farahita Maya Canty Dewi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013022030

Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Catatan perbaikan skripsi

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

5. ………

6. ………

7. ………

8. ………

9. ………

10. ………

Bandarlampung, Januari 2014 Sekretaris

Dr. Abdurrahman, M.Si. NIP 19681210 199303 1 002


(4)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln.Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandarlampung 35145

Telepon (0721) 704624 faximile (0721) 704624 SARAN-SARAN PERBAIKAN SKRIPSI

Nama : Farahita Maya Canty Dewi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013022030

Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Catatan perbaikan skripsi

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

5. ………

6. ………

7. ………

8. ………

9. ………

10. ………

Bandarlampung, Januari 2014 Ketua Tim Penguji

Drs. I Dewa putu Nyeneng, M.Sc. NIP 19580603 198303 1 002


(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln.Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandarlampung 35145

Telepon (0721) 704624 faximile (0721) 704624 SARAN-SARAN PERBAIKAN SKRIPSI

Nama : Farahita Maya Canty Dewi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013022030

Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Catatan perbaikan skripsi

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

5. ………

6. ………

7. ………

8. ………

9. ………

10. ………

Bandarlampung, Januari 2014 Penguji Utama

Drs. Nengah Maharta, M.Si. NIP 19551231 198303 1 002


(6)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln.Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar lampung 35145

Telepon (0721) 704624 faximile (0721) 704624

REKOMENDASI CETAK SKRIPSI

Nama : Farahita Maya Canty Dewi

Nomor Pokok Mahasiswa : 101022030

Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Judul skripsi : Perbandingan Perilaku Berkarakter Siswa antara Model Pembelajaran Exclusive Berbasis Inkuiri dengan Verifikasi

Setelah selesai melaksanakan perbaikan skripsi sesuai dengan petunjuk/saran dari tim penguji, maka tim penguji memberikan persetujuan cetak skripsi mahasiswa tersebut di atas,

1. Pembimbing Utama 2. Pembimbing Pembantu 3. Penguji Bukan Pembimbing

Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. Dr. Abdurrahman, M.Si. Drs. Nengah Maharta, M.Si. NIP 19580603 198303 1 002 NIP 19681210 199303 1 002 NIP 19570902 198403 1 003

Demikian atas bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

Bandarlampung, Januari 2014

Pemohon,

Farahita Maya Canty Dewi NPM 1013022030


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMK BUDI KARYA NATAR LAMPUNG SELATAN

0 9 33

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BERKARAKTER DENGAN SIKAP, MINAT, DAN KONSEP DIRI SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDING INQUIRY)BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

0 9 62

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BERKARAKTER DENGAN SIKAP, MINAT, DAN KONSEP DIRI SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDING INQUIRY) BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

0 7 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GRUP INVESTIGASI DENGAN INKUIRI TERBIMBING

0 13 67

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE ANTARA METODE INKUIRI DENGAN VERIFIKASI

0 35 185

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BOLAVOLI.

0 2 36

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 11

PERBANDINGAN PERILAKU BERKARAKTER SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE BERBASIS INKUIRI DENGAN VERIFIKASI Farahita Maya Canty Dewi

0 0 13

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL EXCLUSIVE ANTARA METODE INKUIRI DENGAN VERIFIKASI Beti Juwita Sari

0 0 12

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KADUGEDE

0 0 9