ϯϭ Logam pengisi
sisipan
Penyekrupan penguliran
Gambar 8. Penempatan bahan pengisi pada penyekrupan dan
Penguliran
Posisi pena
Gambar 9. Penempatan bahan pengisi pada pena-pena posisi Logam pengisi bentuk cincin
Gambar 10. Penempatan bahan pengisi pada pengeponan
e. Pembersihan Setelah Penyolderan
Fluks yang tertinggal dapat dihilangkan dengan mudah memakai air panas.
1 Cara terbaik adalah mencelupkan benda kerja yang panas ke dalam air atau menyikatnya dengan sikat basah.
2 Pada pematrian keras yang luas, pembersihan sering dilakukan dengan digosok, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 11.
ϯϮ
Gambar 11. Membersihkan benda kerja setelah penyolderan
f. Tahap-tahap Penyolderan
Adapun tahap-tahap dalam mengoperasikan peralatan penyolderan antara lain:
1 Persiapan kerja las a Menyetel regulator, tekanan gas yang dianjurkan:
Tekanan gas gas oksigen : 2,5 bar kgcm2, untuk semua ukuran mulut pembakar. Tekanan gas asetilin : 0,5 bar kgcm2, disesuai-
kan dengan besar kecilnya pipa pembakar. b Memasang selang asetilin dan oksigen pada pembakar
c Memasang mulut pembakar d Memilih mulut pembakar yang sesuai dengan proses pengerjaan
e Memasang mulut pembakar harus erat, jangan sampai ada yang bocor.
2 Menyalakan dan mengatur api las a Arahkan pipa pembakar ke tempat yang aman
b Buka kran oksigen kira-kira setengah putaran c Buka kran asetilin kira-kira seperempat putaran
d Gunakan korek api las untuk menyalakan pembakar
ϯϯ
e Atur komposisi dan volume api las yang dikehendaki f Api las siap digunakan
3 Memadamkan api las a Tutuplah kran asetilin, aliran asetilin terputus, sehingga api las
padam. b Tutuplah kran oksigen, aliran oksigen terputus
c Penutupan kran jangan dipaksakan 4 Penutupan kerja las
a Padamkan api las b Tutuplah kran-kran tabung gas
c Buanglah sisa-sisa gas melalui pipa pembakar d Sekrup pengatur tekanan gas dikendorkan
e Lepaskan mulut pembakar dan bersihkan f Gulunglah selang saluran gas dan amankan
g. Pemanasan
Dalam proses pemanasan perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya: 1 Pemanasan dapat dilakukan dengan pipa hembus atau alat pembakar
lainnya. 2 Untuk patri keras stainles steel, gunakan nyala api netral, sedangkan
untuk logam lainnya, gunakan nyala api karburasi, seperti dapat dilihat pada Gambar 12.
ϯϰ
Gambar 12. Nyala api netral dan nyala api karburasi
Gambar 13. Gerakan pembakar atau pipa hembus 3 Pembakar atau pipa hembus harus digerakkan melingkarlingkar dan api
bagian luarnya saja yang mengenai benda kerja. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 13.
4 Bila ketebalan pelat tidak sama, maka pelat yang tebal harus diberikan panas yang lebih dibanding bahan yang tipisnya. Hal ini dimaksudkan
agar suhu pemanasan kedua benda tersebut dapat tercapai bersamaan. 5 Hindarkan panas yang berlebihan, karena akan berakibat logam
bertambah tidak mengalir lancar dan akan menimbulkan bintik bintik.
h. Pemanasan Pada solder Keras
Nyala api pemanasan harus dikenakan pada logam induk, bukan langsung pada bagian sam bungan. Bila pemanasan langsung pada
sambungan dan bahan tambah sekaligus, maka bahan tambah akan meleleh sebelum sambungan mencapai suhu penyolderan. Kesalahan ini akan