31
Program evaluasi juga menemui hambatan, dapat dilihat dari hasil evaluasi sumatif siswa. Ketika dikonfirmasi, siswa mengatakan bahwa mereka belum
mempersiapkan diri dengan baik, dikarenakan ada jadwal ulangan yang bertepatan dengan ulangan biologi. Siswa masih kesulitan dalam membagi waktu belajar. Faktor
lain, siswa kelas X masih belum terbiasa dengan pilihan jawaban berjumlah 5 artinya terdapat pilihan jawaban A,B,C,D, dan E dan masih cenderung belum terbiasa dengan
adanya jawaban pengecoh lebih dari satu sehingga hasil evaluasi sumatif yang masih sangat kurang. Berdasarkan informasi dari mahasiswa PPL lain, hal ini juga dialami
oleh mata pelajaran yang lain pada kelas yang sama.
2. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dapat berasal dari guru pembimbing, peserta didik, dan sarana- prasarana tertentu.
a. Faktor pendukung dari guru pembimbing berupa bersedinya guru dalam
membimbing dan menuntun mahasiswa sehingga tetap sabar membimbing dan mengajarkan siswa. Guru juga selalu memberikan masukan berupa kritik dan saran
untuk pelaksanaan pembelajaran dan soal evaluasi yang akan digunakan. b.
Faktor pendukung dari peserta didik adalah kemauan dan kesadaran mereka. Beberapa siswa membantu mahasiswa untuk menegur siswa lain jika terlalu ribut
atau sibuk dengan hal lain. Siswa yang telah mengerti membantu siswa lain yang belum paham dalam kelompok. Siswa tertentu juga selalu melakukan konsultasi
kesulitan belajar di luar jm pelajaran sehingga lebih paham. c.
Faktor pendukung dari ketersediaan sarana-prasarana yang mendukung pembelajaran kelas XI IPA 2 yaitu berupa preparat awetan tulang hialin dan tulang
keras dan mikroskop yang dapat digunakan kondisi baik. Meskipun kualitas peampang yang dihasilkan mikroskop kurang namun masih dapat memberikan
informasi dengan baik.
3. Hambatan-hambatan dalam Praktik Pengalaman Lapangan
Seperti telah dijabarkan secara sederhana pada pembahasan sebelumnya, dalam pelaksanaan kegiatan PPL ditemukan beberapa hambatan. Hambatan-hambatan
yang ditemukan dan dialami ini, dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk belajar menjadi guru yang bekualitas dan solusioner.
32
a. Hambatan saat menyiapkan administrasi pengajaran.
Dalam mempersiapkan RPP dan LKS yang dapat digunakan dalam pengajaran terdapat kesulitan dalam memilih metode pengajaran dan soal-soal diskusi yang
mudah untuk dipahami siswa dan diikuti oleh siswa. Hal ini mengakibatkan RPP yang disusun dapat berubah. RPP dan LKS yang dibuat harus disesuaikan dengan
lamanya waktu pertemuan yang terkadang dipotong atau dipercepat karena adanya event tertentu. Mahasiswa menerapkan RPP dengan metode-metode belajar aktif
yang mirip dengan cara belajar dalam kurikulum 2013, sehingga siswa terkadang menanyakan kurikulum yang dipakai apakah kurikulum 2013 atau 2006.
Penyusunan prosem masih sangat sederhana, dikarenakan masih kurang pengalaman
real
dalam pembuatan prosem. b.
Hambatan dalam pembagian materi yang akan diajarkan. Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran yaitu ± 6 pertemuan
untuk kelas X untuk materi Virus dan ± 9 pertemuan untuk kelas XI untuk materi Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan. Hal ini menyebabkan perlunya pembagian
materi dengan baik sehingga semua materi dapat tersampaikan dengan baik. Pembagian materi dan pengelompokkan materi yang dapat diterapkan dengan
metode yang sama perlu dilakukan sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. Pada kelas X, waktu yang tersedia awal pembagian dianggap cukup, namun
ketika penerapan diperlukan perpanjangan untuk materi tertentu karena adanya pemotongan jam pelajaran. Begitupula kelas XI, terdapat materi yang harus
diberikan lebih dari satu pertemuan dan disambung dengan materi lain dengan metode yang berbeda, dikarenakan pengurangan waktu.
c. Hambatan dalam penyediaan media pengajaran.
Minimnya jumlah LCD yang tersedia dan speaker untuk penyetelan video, penayangan gambar ataupun presentasi mengakibatkan munculnya hambatan
media. Mahasiswa harus menyediakan media lain yang dapat menarik perhatian siswa dan menarik untuk pembelajarn, serta edukatif. Media berupa preparat yang
tersedia di laboratorium masih kurang dalam segi jumlah dan jenis preparat awetannya. Hal ini menyebabkan mahasiswa sebagai guru harus mampu membagi
kelompok sesuai dengan ketersediaan preparat atau media.
33
d. Hambatan terkait karakter dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran.
Karakter siswa yang masih senang sibuk sendiri, ribut, dan masih senang bermain
gadget
membuat guru harus lebih sabar dan pandai untuk mengatasi hal tersebut sehingga tidak mengganggu kelas. Kemampuan siswa juga masih kurang,
sehingga siswa membutuhkan penjelasan lebih. Meski demikian, siswa paham akan kemampuannya namun tidak ditunjang dnegan keinginan untuk membaca
informasi dari buku, internet, atau sumber belajar lain. Siswa lebih senang menerima dari guru.
Hambatan-hambatan terkait karakter dan kemampuan siswa, menyebbakan mahasiswa harus berpikir ekstra untuk memberi perlakuan yang tepat pada
masing-masing kelas. Selain itu, pemilihan metode dan media dalam RPP dan pembelajarnnya juga hars disesuaikan dengan karakter siswa.
e. Teknik mengelola kelas
Hal ini berkaitan dengan maslah karakter siswa dan kemampuan siswa. Teknik mengelola kelas harus tepat sehingga kelas tidak gaduh meskipun jumlah
murid banyak. Terkadang, teknik pengeloln kelas yang diterapkan dalam kelas yang sama, dapat diterima oleh beberapa siswa dan tidak dapat mengatasi
permasalahan siswa yang lain. Hal ini menjadi hambatan tersedniri dalam pelaksanaan PPL.
4. Usaha untuk mengatasi hambatan