b Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji-t, yaitu untuk menguji apakah rata-rata suatu populasi sama dengan suatu harga tertentu atau apakah rata-rata
dua populasi sama atau berbeda secara signifikan. Hipotesis dari kedua uji tersebut adalah sebagai berikut.
: :
- Rumus
untuk uji- t’:
̅ ̅
√
.
Kriteria uji: Tolak jika
- Untuk uji-t:
| |
dengan dan n
1
+ n
2
– 2.
2. Analisis Ranah Psikomotor Ranah psikomotor siswa di ukur dengan menggunakan format observasi sesuai
dengan criteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil daftar cek format observasi kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa untuk setiap
kategori. Skor yang diperoleh siswa pada ranah psikomotor kemudian dihitung dengan menggunakan rumus:
P = Data psikomotor yang diperoleh akan dinyatakan dengan teknik statistik deskriptif
kemudian diinterpretasikan dengan aturan sebagai berikut:
Tabel 3.13 Interpretasi Ranah Psikomotor No.
Persentase Nilai Psikomotor Kriteria
1. 80 atau lebih
Baik Sekali 2.
66 - 79 Baik
3. 56 - 65
Cukup 4.
46 - 55 Kurang
5. 0 - 45
Kurang Sekali Sudijono, 2009:13
Listya Eka Yuniar, 2014 Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran sejarah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan pengujian statistik, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
Pertama, terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas kontrol dengan
| |
sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata pretes kelas
kontrol berbeda signifikan dengan rata-rata postes kelas kontrol. Karena pada kelas kontrol memiliki rata-rata postes lebih besar daripada pretes, maka dapat
disimpulkan bahwa peningkatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode konvensional dapat diterima kebenarannya.
Kedua, terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen dengan
| |
sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata pretes
kelas eksperimen berbeda signifikan dengan rata-rata postes kelas eksperimen. Karena pada kelas eksperimen memiliki rata-rata postes lebih besar daripada
pretes, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode blended learning dapat diterima kebenarannya.
Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen menggunakan metode blended learning dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan
| |
sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata gain kelas kontrol berbeda signifikan dengan
rata-rata gain kelas eksperimen. Karena pada gain kelas kontrol memiliki rata-rata lebih besar daripada gain kelas eksperimen, maka terbukti bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode blended learning memberikan peningkatan yang
lebih baik terhadap pembelajaran sejarah dibandingkan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
B. Saran
Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diajukan sebagai saran, yaitu:
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian, metode blended learning dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran biasa,
maka dapat menjadikan metode blended learning sebagai metode alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Berdasarkan hasil penelitian secara menyeluruh menunjukkan
perbedaan dan peningkatan yang signifikan, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya metode blended learning dapat digunakan.
Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik khususnya dalam pembelajaran sejarah, alokasi waktu lebih diperpanjang, karena
untuk menanamkan suatu pembelajaran yang bersifat baru diperlukan waktu yang lama.
b. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran
sejarah dengan menggunakan metode blended learning menunjukkan peningkatan, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya penerapan
metode blended learning dapat diujicobakan pada mata pelajaran lainnya.