PENERAPAN METODE BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri Kota Bandung.

(1)

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh

LISTYA EKA YUNIAR 0900974

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN METODE BLENDED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri Kota Bandung)

Oleh Listya Eka Yuniar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah

© Listya Eka Yuniar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam kegiatan pembelajaran, karena metode pembelajaran berperan sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran. Berdasarkan kenyataan, pada umumnya kegiatan pembelajaran sejarah masih berpusat pada guru, dimana penggunaan metode ceramah masih sangat dominan pada setiap pembelajaran. Padahal saat ini berbagai metode pembelajaran telah banyak yang dapat dikembangkan, salah satunya adalah metode Blended Learning, sehingga penelitian ini diberi judul “Penerapan Metode Blended Learning

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Kota Bandung”. Metode blended learning merupakan kombinasi dari metode konvensional dengan e-learning. Penerapan blended learning dalam penelitian ini sangat sederhana yaitu dengan menggunakan media “edmodo

dalam pembelajarannya. Edmodo ini merupakan jejaring sosial yang berbasis pada lingkungan sekolah (school based environtment), dapat digunakan untuk mengatur kelas, memberikan materi, dan memberikan tugas. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri. Penelitian ini dilakukan untuk menguji penerapan metode blended learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasy

Experiment dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.

Penelitian ini dilakukan di tiga SMA Negeri Kota Bandung yakni SMA Negeri 8 Bandung, SMA Negeri 22 Bandung, dan SMA Negeri 15 Bandung. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah tes hasil belajar dan angket. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa rerata N-Gain yang dicapai kelas eksperimen lebih tinggi dari yang dicapai kelas kontrol. Skor N-Gain hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 0,471 dengan kategori interpretasi gain sedang dan skor N-Gain hasil belajar siswa kelas kontrol sebesar 0,271 dengan kategori interpretasi gain rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode blended learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, metode blended learning dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional, maka diharapkan untuk guru ataupun peneliti selanjutnya agar metode blended learning dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

ABSTRACT

Learning method is one of the main components in learning activities, because the learning method has role as a tool to create learning process. Based on the fact, learning activities on History generally still concentrate on teachers, which the use of one-way speaking becomes dominant in every learning activities. However, there are so many learning methods which can be developed nowadays, one of them is Blended Learning, so this research entitled “The Implementation of Blended Learning Method to Increase Students’ Achievement (Quasi-Experimental Research of Senior High School in Bandung)”. Blended Learning is a combination of conventional method with e-learning. The implementation of Blended Learning in this research is simple with using media named "edmodo" inside the learning activity. Edmodo is a social network which is based on school environment (school based environment), can be used to control the class, deliver lessons, and give assignments. Therefore it is suitable for independent learning. This research is aimed to test the implementation of blended learning method in increase the students achievement specifically for learning History. The method used was Quasy Experiment with Nonequivalent Control Group Design. This research was done in three Senior High Schools in Bandung, such as 8 Bandung Senior High School, 22 Bandung Senior High School, and 15 Bandung Senior High School. Instrument used was questionnaire and students achievement test. From the statistic result is shown the two averaging N-Gain, that experiment class got higher score than control class. N-Gain score for experiment class was 0,471 with average interpretation gain category and 0,271 with low interpretation category for control class. This shows that using blended learning method can increase students achievement. Based on the result of the research, this blended learning method can give better outcome compared to the usual learning method, so it is hoped that the teachers or the next researchers can use blended learning method as alternative method in increasing students achievement.


(6)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….….. ..…. i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN………... xi

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Rumusan Masalah………..………... 4

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian………..…. 5

E. Definisi Operasional.………..…. 6

F. Hipotesis…………...………..…. 8

G. Struktur Organisasi Penulisan………..…… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA…….………..……. 11

A. Metode Pembelajaran....………..……… 11

B. Metode Blended Learning.………. 13

C. Edmodo………...….……….. 21

D. Hasil Belajar……….……….….. 26


(7)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

a) Ranah Kognitif….…………..……… 27

b) Ranah Psikomotor....………..……… 28

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………...…… 30

a) Faktor Internal.….…………..……… 30

b) Faktor Eksternal...…………..……… 31

E. Keterhubungan Metode Blended Learning dengan Hasil Belajar.… 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..………. 35

A. Metode dan Desain Penelitian…..……… 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian……...………. 36

C. Prosedur Penelitian……… 36

D. Teknik Pengumpulan Data…….…...……… 37

E. Instrumen Penelitian……….….…...……… 38

F. Teknik Pengolahan Data Uji Instrumen…...……… 39

1. Validitas Butir Soal…….……....……… 39

2. Reliabilitas Soal……….………..……… 40

3. Daya Pembeda………….……....……… 41

4. Tingkat Kesukaran…….………..……… 42

5. Hasil Uji Coba Instrumen……..……...……… 42

D. Teknik Pengolahan Data…....….…...……… 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………...… 50

A. Hasil Penelitian………..……… 50

B. Gambaran Deskriptif Penelitian……...………. 54

1. Gambaran Umum Pretes Kelas Eksperimen……… 54


(8)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Skoring Penelitian.…………..……… 55

2. Gambaran Umum Postes Kelas Eksperimen……… 57

a) Sebaran Tingkatan Skor Postes Kelas Eksperimen………… 57

b) Skoring Penelitian.…………..……… 57

3. Gambaran Umum Pretes Kelas Kontrol…...……… 59

a) Sebaran Tingkatan Skor Pretes Kelas Kontrol…...………… 59

b) Skoring Penelitian.…………..……… 59

4. Gambaran Umum Postes Kelas Kontrol…..……… 60

a) Sebaran Tingkatan Skor Postes Kelas Kontrol…...………… 60

b) Skoring Penelitian.…………..……… 61

C. Pengolahan Data……… 62

1. Statistik Deskriptif…...….……....……… 62

2. Hasil Pembelajaran Online melalui Edmodo……… 64

3. Uji Hipotesis……….……....……… 66

a) Uji-t kesamaan rata-rata pretes dan postes kelas kontrol..… 67

b) Uji-t kesamaan rata-rata pretes dan postes kelas eksperimen 67 c) Uji-t kesamaan rata-rata gain kontrol dan eksperimen…...… 68

D. Pembahasan.……….……….….. 68

1. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa..….……… 68

2. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Psikomotor Siswa….….… 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 74

1. Kesimpulan………..………... 74

2. Saran ……….………... 75


(9)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada


(10)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sejarah merupakan salah satu proses belajar yang memiliki peran penting, khususnya pada tingkat SMA dalam membentuk kualitas siswa baik dalam segi intelektual maupun dalam segi pembentukan perilaku di sekolah menjadi pelajaran yang penting. Pembelajaran seyogyanya dikemas semenarik mungkin untuk membuat nyaman dan menarik minat belajar siswa khususnya dalam pembelajaran sejarah. Hal ini dilakukan karena pembelajaran sejarah berbeda dengan pelajaran yang lainnya, perbedaan tersebut yaitu waktu. Perbedaan inilah menyebabkan perlu adanya suatu usaha yang dilakukan bukan hanya mengemas menjadi menyenangkan dan interaktif saja, namun bagaimana siswa dapat lebih memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam materi-materi yang dipelajari, sehingga diharapkan minat belajar siswa meningkat dan berujung kepada peningkatan hasil belajarnya.

Kochhar (2008:330) mengemukakan bahwa “sejarah perlu diajarkan

untuk memperluas cakrawala intelektualitas siswa”. Dalam hal ini,

pemahaman siswa terhadap suatu persoalan akan menjadi rasional dan objektif karena ia mempertimbangkan ketiga dimensi waktu yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa depan yang dipelajari melalui pembelajaran sejarah. Cakrawala intelektualitas seseorang pada dasarnya tergantung pada seberapa besar orang mampu menguasai informasi. Akan sangat disayangkan bila teknologi informasi seperti internet tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin terutama dalam pembelajaran sejarah.


(11)

Pembelajaran yang ideal sebaiknya bisa mengimplementasikan hal di atas dan lebih inovatif lagi, namun pada realitanya masih banyak guru yang menggunakan metode yang cenderung kurang inovatif sehingga menimbulkan kejenuhan khususnya dalam pembelajaran sejarah dan akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh Suparno (1995: 8) bahwa:

Sebagian siswa menganggap pelajaran sejarah mengasyikan, namun ada juga yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang membosankan, karena dipenuhi dengan fakta, tahun, kejadian dan nama-nama para pelaku sejarah.

Thomson dalam Darmawan (2012: 85) menjelaskan bahwa, “Proses pertukaran informasi melalui internet dapat juga diterapkan pada proses belajar mengajar di mana berbagai kekurangan pertemuan tatap muka di kelas dapat dibangun dalam aplikasi e-learning”. Lebih jauh Mukhopadhyay dalam Rusman (2012: 240) menjelaskan bahwa, “Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan semakin terasa sejalan dengan adanya pergeseran pola pembelajaran dari tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka dan bermedia”.

Sementara itu Bishop dalam Rusman (2012: 240) berpendapat bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapa pun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Mason dalam Rusman (2012: 241) bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan untuk berinteraksi dan kolaborasi.

Sehubungan dengan beberapa pendapat di atas, maka diperlukan perubahan cara pandang dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah harusnya menggunakan metode-metode yang variatif, tidak hanya menggunakan metode-metode tunggal dan dapat


(12)

3

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menarik minat belajar siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Penggunaan metode blended learning diharapkan akan mengarahkan siswa untuk menarik minat belajar siswa dan lebih meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang diutarakan Dziuban, Hartman, dan Moskal (2004) dalam Dwiyogo (2012) yang menyebutkan hasil penelitiannya dalam jurnal bahwa metode blended learning memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga menurunkan tingkat putus sekolah dibandingkan dengan pembelajaran yang sepenuhnya pembelajaran online. Demikian pula ditemukan bahwa model pembelajaran berbasis blended learning lebih baik daripada pembelajaran tatap muka (Dwiyogo. 2012. Pembelajaran Berbasis

Blended Learning. [On line] Tersedia:

http://id.m.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran _Berbasis_Blended_Learning). Melalui metode blended learning siswa tidak hanya belajar secara konvensional atau tatap muka saja tetapi siswa juga diajak belajar secara online yang populer dengan sebutan e-learning. Fokus utama dalam pembelajaran blended learning adalah pelajar, dimana pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab akan pembelajarannya. Suasana ini akan membuat pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Selain itu, siswa dapat berinteraksi lebih dengan guru, sesama siswa, dan kelompok belajar siswa, sehingga diharapkan siswa akan lebih memaksimalkan semangat belajar siswa dan berujung pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Penerapan Blended Learning dalam penelitian ini sangat sederhana

yaitu dengan menggunakan media “edmodo” dalam pembelajarannya.

Edmodo ini merupakan jejaring sosial yang berbasis pada lingkungan sekolah

(school based environtment), dapat digunakan untuk mengatur kelas, memberikan materi, dan memberikan tugas. Sehingga cocok untuk kegiatan


(13)

pembelajaran mandiri. Edmodo adalah layanan gratis yang memungkinkan guru dan siswa untuk berbagi konten berupa teks, gambar, links, video maupun audio. Bagi guru edmodo memberikan fitur untuk berbagi file, link, tugas, dan nilai. Sedangkan bagi siswa, fitur yang diberikan adalah mereka dapat berkomunikasi secara langsung dengan guru, mengirimkan tugas dan berdiskusi dengan siswa lain.

Uraian di atas mendorong ketertarikan peneliti melakukan penelitian Apakah Penerapan Metode Blended Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Kota Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Metode Blended Learning Melalui Eksperimen dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA Negeri Kota Bandung?”. Selanjutnya, untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut dibuat dalam beberapa pertanyaan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada kelas eksperimen (menggunakan metode blended learning)?

2. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada kelas kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional)?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen (menggunakan metode blended

learning) dan kelas kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional)?


(14)

5

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai penerapan metode blended learning melalui eksperimen kuasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI SMA Negeri Kota Bandung. Selanjutnya, agar tujuan penelitian lebih fokus maka tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (kelas yang menggunakan pembelajaran dengan metode

blended learning).

2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas kontrol (kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional).

3. Mendeskripsikan perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen (kelas yang menggunakan pembelajaran dengan metode blended learning) dan kelas kontrol (kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional).

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian kuasi eksperimen ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:

1. Bagi peneliti, melalui penelitian yang mengangkat permasalahan

mengenai “Penerapan Metode Blended Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Kota Bandung)”, diharapkan dapat memperkaya ilmu yang dimiliki peneliti. Blended Learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran ketika peneliti telah menjadi guru.

2. Bagi siswa, perilaku siswa yang kian tidak bisa lepas dari internet akan lebih baik bila siswa dapat menggunakan dan memanfaatkan internet tersebut sebagai sumber belajar khususnya dalam


(15)

pembelajaran sejarah. Dengan demikian pengetahuan siswa menjadi semakin luas dan sumber belajar tidak terpaku pada buku teks saja. Melalui Blended Learning ini, siswa tidak hanya belajar secara konvensional tetapi juga siswa diajak menggunakan fasilitas internet. 3. Bagi guru, dapat memperbaiki permasalahan pembelajaran yang

dihadapi dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk meningkatkan mutu pembelajarannya.

4. Bagi sekolah, akan bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran sejarah di sekolah.

E. Definisi Operasional

1. Metode Blended Learning

Metode blended learning merupakan kombinasi dari berbagai metode pembelajaran berbeda (teknologi, aktifitas, dan tipe kejadian) guna menciptakan pembelajaran yang optimal. Istilah “blended” berarti bahwa pembelajaran tradisional yang dipandu oleh guru dan dilengkapi dengan format elektronik lainnya. Program-program blended learning menggunakan berbagai format berbeda dari pembelajaran elektronik (e-learning), dapat juga digabungkan dengan pembelajaran tradisional yang dipandu oleh guru.

Blended learning memiliki efek yang sangat hebat. Pelatihan dan

pendidikan merupakan sektor yang berkecimpung dalam dunia sosial. Tujuannya adalah untuk menginformasikan, mendidik, dan merubah perilaku sosial atau bangsa. Pembelajaran gabungan ini memaksa kita sebagai guru untuk lebih memikirkan partisipan (siswa) dengan teliti. Untuk memikirkan mengenai latihan, kolaborasi dan aktivitas-aktivitas yang akan mengacu pada program di rumah. Selama kita menjelajah mengenai proses pembelajaran ini, kita akan menemukan saat dimana harus benar-benar memikirkan mengenai


(16)

7

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang kita tangani seperti motivasi, keahlian, latar belakang, pekerjaan, teknologi kecerdasan, dan bahkan gaya hidup mereka.

Blended learning yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

edmodo. Edmodo ini merupakan jejaring sosial yang berbasis pada lingkungan sekolah (school based environtment), dapat digunakan untuk mengatur kelas, memberikan materi, dan memberikan tugas. Banyak kemudahan dalam menggunakan aplikasi edmodo ini, siswa tidak harus membawa laptop ketika pembelajaran karena aplikasi ini dapat diakses melalui handphone berbasis Android, Iphone, Windows 8 dan berbagai

handphone yang sudah dilengkapi dengan fitur web. Dalam menerapkan

metode blended learning diperlukan rencana yang sistematis yang dirancang oleh guru sebelum mengajar karena perencanaan ini yang akan meningkatkan keberhasilan dalam metode blended learning. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah dalam menerapkan metode blended learning. Tahap pelaksanaan blended learning ini di antaranya:

a) Guru memberikan pretes untuk mengetahui pengetahuan awal siswa berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 25 soal dengan 5 opsi. b) Guru menerangkan materi dengan menggunakan ceramah 1 jam

pelajaran.

c) Setelah selesai menggunakan metode ceramah guru mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok.

d) Guru memberikan pengarahan kepada siswa mengenai akses edmodo dan menentukan ketua dari masing-masing kelompok.

e) Selanjutnya guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengunduh tugas dari edmodo. Dalam menjawabnya siswa dibebaskan untuk memakai berbagai sumber atau informasi baik berupa buku tertulis maupun secara online dengan ketentuan sumber buku atau informasi tersebut dicantumkan sumber referensi atau alamat situsnya.


(17)

f) Tugas yang telah dikerjakan kemudian diposting ke dalam edmodo, sebagai syarat tugas dalam proses pembelajaran.

g) Guru memberikan postes setelah proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Menurut Sudjana (2009: 2) “Hasil belajar adalah kemampuan

-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh setelah menggunakan metode blended learning yang mencakup kegiatan belajar di kelas dan pembelajaran dengan menggunakan edmodo. Hasil belajar siswa yang akan diukur dalam penelitian ini hanya hasil belajar pada ranah kognitf dan hasil belajar pada ranah psikomotor.

Hasil belajar pada ranah kognitif menurut teori Bloom dibagi menjadi enam aspek, namun yang dibahas pada penelitian ini hanya mencakup tiga aspek yaitu C1 kemampuan mengingat, mengenal (recognition), C2 kemampuan memahami (comprehension), dan C4 kemampuan menganalisis (analysis). Berdasarkan aspek kognitif tersebut, maka hasil belajar dapat dilihat dari :

a) kemampuan mengenal (recognition) yang merujuk pada kata kerja operasional „menyebutkan‟.

b) kemampuan memahami (comprehension) yang merujuk pada kata

operasional „membedakan‟.

c) kemampuan menganalisis (analysis) yang merujuk pada kata operasional „menganalisis‟.

Alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif adalah tes obyektif pilihan ganda dengan membandingkan hasil pretes dan postes yang terdiri dari 25 butir soal. Hasil yang diperoleh berupa skor pretes dan postes. Skor pretes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan skor postes digunakan untuk menghitung kemampuan akhir siswa.


(18)

9

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil belajar pada ranah psikomotor menurut Dave mencakup lima aspek, sedangkan yang menjadi obyek penelitian hanya dua yaitu kemampuan siswa dalam membuat akun edmodo yang termasuk dalam aspek manipulasi, dan kecermatan siswa dalam mengerjakan tugas sampai mengunggah tugas tersebut ke dalam edmodo yang termasuk dalam aspek ketepatan.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah yang akan dibuktikan secara statistik (Syaodih, 2006:316). Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho: Tidak terdapat peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode

Blended Learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran

sejarah kelas XI SMAN Kota Bandung.

Ha: Terdapat peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode Blended

Learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas

XI SMAN Kota Bandung.

Berkaitan dengan pertanyaan penelitian maka hipotesis umum tersebut dirinci ke dalam sub hipotesis seperti berikut.

1. Ho1: Tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada

kelas eksperimen dengan menggunakan metode blended learning. Ha1: Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada kelas

eksperimen dengan menggunakan metode blended learning.

2. Ho2: Tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada

kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvesional. Ha2: Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada kelas


(19)

3. Ho3: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan hasil

belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode

blended learning dengan kelas kontrol yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional.

Ha3: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan hasil belajar

siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode blended

learning dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Adapun struktur organisasi dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini secara garis besar penulis memaparkan masalah yang dikaji. Adapun sub bab yang ada di dalamnya terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, definisi operasional, hipotesis dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Memaparkan landasan teori yang diambil dari literatur, sebagai fondasi dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Memaparkan mengenai metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, tahapan-tahapan penelitian yang akan dilaksanakan, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pada pengolahan data, instrumen penelitian, dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(20)

11

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data yang diperoleh selama penelitian dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan keputusan yang dihasilkan oleh penulis sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti.


(21)

Listya Eka Yuniar, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Menurut Sutedi (2007 : 22), metode adalah “cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan”. Metode penelitian menurut Sutedi (2007 : 22) merupakan “prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan dengan berdasarkan pada tipe dan jenis penelitiannya”. Sedangkan metode penelitian menurut Sugiyono (2013: 2) merupakan “cara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen, yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain (sampel). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dan desain penelitiannya adalah nonequivalent control group design.

Sugiyono (2013: 77) menuliskan quasi experimental design merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Pre-Test Perlakuan Post-Test

O1 X1 O2

O3 X2 O4

Sugiyono (2013:79) Keterangan:

O1 dan O3 = Pre test (tes awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan)


(22)

36

X1= Perlakuan (Pembelajaran sejarah dengan metode blended learning)

X2 = Pembelajaran sejarah dengan metode konvensional

Strategi pembelajaran ini diterapkan pada satu kelas sebagai kelas eksperimen, dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Perlakuan pada kelas eksperimen dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Sebelum dilakukan perlakuan, siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol mengerjakan soal yang sudah di uji cobakan dan dianalisis.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2013: 80) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2013: 81) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Bandung, SMA Negeri 22 Bandung, dan SMA Negeri 15 Bandung. Populasinya adalah siswa kelas XI IPS. Sampel penelitian ini adalah siswa di dua kelas XI IPS yang ada di SMA tersebut. Pemilihan sampel dari populasinya menggunakan nonprobability sampling (teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel) dengan teknik simple

random sampling (diambil secara acak nama sekolahnya tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi) di mana peluangnya hanya 1 kali. Kelas tersebut dipilih berdasarkan beberapa pihak dikarenakan di kedua kelas ini, mayoritas siswanya memiliki hasil belajar yang rendah. Kedua kelas ini dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

C. Prosedur Penelitian

Terdapat 3 tahapan pada prosedur penelitian ini, di antaranya: 1. Tahap persiapan mencakup :


(23)

a. studi pustaka mencari materi tentang metode blended learning dan hasil belajar,

b. studi kurikulum mencari tahu tentang kurikulum SMA kelas XI IPS semester ganjil,

c. kegiatan observasi meliputi wawancara kepada guru kelas XI IPS tentang kondisi siswa, sarana prasarana dan pembelajaran sejarah,

d. perencanaan dan penyusunan instrumen meliputi menyusun instrumen tes penelitian mengenai hasil belajar, perangkat pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Siswa), judgement soal tes kepada dosen ahli, uji coba soal tes sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandung, SMA Negeri 22 Bandung, SMA Negeri 15 Bandung, dan analisis data hasil uji coba.

2. Tahap pelaksanaan penelitian mencakup

a. pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode konvensional pada kelas kontrol serta pembelajaran menggunakan metode blended learning pada kelas eksperimen yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang diawali pre test dan diakhiri post test,

3. Tahap Penyelesaian

a. pengolahan data hasil penelitian, menganalisis, membahas dan membuat kesimpulan dan saran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pretes dan postes. Data pretes ini diperoleh sebelum proses pembelajaran dilakukan. Hasil pretes ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar awal siswa sebelum diberikan

treatment. Pretes ini dilakukan di kelas kontrol maupun kelas eksperimen dengan

menggunakan instrumen pretes yang sama.

Data postes diperoleh setelah proses pembelajaran dilakukan. Postes ini dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan instrumen


(24)

38

yang sama seperti halnya pretes. Postes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar akhir siswa, sehingga hasil ini bisa dibandingkan dengan hasil pretes. Dari perbandingan ini, maka dapat diketahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada masing-masing kelas.

Adapun teknik penelitian yang digunakan untuk memperoleh data tersebut diantaranya :

1. Tes Tertulis

Tes tertulis ini sebanyak 25 soal berupa pilihan ganda dengan 5 opsi (a, b, c, d, dan e). Soal ini digunakan untuk melakukan pretes dan postes yang nantinya data dari hasil pretes dan postes ini dianalisis lebih lanjut lagi. Soal pretes dan postes ini dianalisis menggunakan soal yang sama.

2. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2009: 142) kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner akan diberikan pada kelas eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode blended learning.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 92), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen pada penelitian ini adalah:

1. Tes Hasil Belajar

Tes ini digunakan untuk mengukur tiga hal : a) Tes Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif merupakan kemajuan intelektual yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar. Tes hasil belajar kognitif seluruhnya berupa


(25)

pilihan ganda yang disesuaikan dengan ranah kognitif C1, C2, dan C4. Siswa mendapatkan tes sebanyak dua kali, pretes (tes awal) dan postes (tes akhir).

b) Tes Hasil Belajar Psikomotor

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Tes hasil belajar psikomotor berupa keterampilan siswa dalam pembuatan akun di edmodo, pembuatan tugas dan pengumpulan tugas melalui edmodo.

2. Angket

Angket ini digunakan untuk memperoleh data tambahan berupa tanggapan (respon) siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan aplikasi edmodo dalam metode blended learning. Instrumen ini terdiri dari 38 pertanyaan tertutup.

F. Teknik Pengolahan Data Uji Instrumen

Instrumen penelitian harus diuji cobakan terlebih dahulu sebelum instrumen tersebut digunakan untuk penelitian. Setelah diuji cobakan, maka kemudian data dianalisis degan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran.

1. Validitas Butir Soal

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu tepat dan cocok serta mengukur apa yang semestinya diukur dalam penelitian itu. Pengujian validitas dilakukan setelah soal diujicobakan. Teknik yang digunakan yaitu teknik

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, 2009: 72)

sebagai berikut:

………. (1) Keterangan:


(26)

40

N = jumlah siswa X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai rxy Kriteria

0.81-1.00 Sangat Tinggi

0.61-0.80 Tinggi

0.41-0.60 Cukup

0.21-0.40 Rendah

0.00-0.20 Sangat Rendah

Arikunto (2009: 75)

2. Reliabilitas Soal

Instrumen yang reliabel (Sugiyono, 2013: 121) adalah “instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data

yang sama”. Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk menentukan suatu

instrumen apakah sudah dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau belum. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Arikunto, 2009: 109) dengan rumus sebagai berikut:

(1- ... (2) Keterangan:

rII = reliabilitas yang dicari 2

i = jumlah varians skor tiap-tiap item 2

i = varians total

n = jumlah skor

Untuk menginterpretasikan harga koefisien reliabilitas digunakan kategori perbaikan dari Guilford dalam Iriawan (2008: 32) dengan kriteria:


(27)

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0.80 < r11 1.00 Sangat Tinggi

0.60 < r11 0.80 Tinggi

0.40 < r11 0.60 Cukup

0.20 < r11 0.40 Rendah

r11 0.20 Sangat Rendah

3. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengetahui bahwa soal itu dapat membedakan siswa yang pintar (kelompok atas) dan siswa yang bodoh (kelompok bawah) (Arikunto, 2009: 211). Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya beda butir soal adalah sebagai berikut:

Keterangan: D : Daya beda

Ba : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar T : Jumlah peserta

Menurut Tarno To dalam Iriawan (2008: 34) interpretasi indeks daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda (D) Keterangan Soal

Negatif-0.09 Sangat Buruk

0.10-0.19 Buruk

0.20-0.29 Agak Baik

0.30-0.49 Baik


(28)

4. Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran dihitung setelah soal diujicobakan. Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap butir soal (Zainul, 2001:176). Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal adalah sebagai berikut:

Keterangan :

P : Tingkat kesukaran naskah soal b : Tingkat kesukaran butir soal

: Jumlah

N : Jumlah butir soal (Asmawi Zainul, 2001: 176)

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran (TK) Interpretasi Tingkat Kesukaran

TK < 0,30 Sukar

0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang

TK > 0,70 Mudah

(Arikunto, 2005: 208)

5. Hasil Uji Coba Instrumen a. Validitas Butir Soal

Uji validitas butir soal dilakukan menggunakan teknik korelasi product

moment terhadap 125 orang peserta dengan 40 butir soal. Hasil uji validitasnya


(29)

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas 40 Butir Soal

Butir Soal r hitung r tabel Kriteria Keterangan Penjelasan

1 0,745 0,176 Tinggi valid Digunakan 2 0,168 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 3 0,626 0,176 Tinggi valid Digunakan 4 0,586 0,176 Cukup valid Digunakan 5 0,759 0,176 Tinggi valid Digunakan 6 0,585 0,176 Cukup valid Digunakan 7 0,807 0,176 Sangat Tinggi valid Digunakan 8 0,144 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 9 0,650 0,176 Tinggi valid Digunakan 10 0,538 0,176 Cukup valid Digunakan 11 0,552 0,176 Cukup valid Digunakan 12 0,172 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 13 0,169 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 14 0,552 0,176 Cukup valid Digunakan 15 0,168 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 16 0,165 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 17 0,606 0,176 Tinggi valid Digunakan 18 0,490 0,176 Cukup valid Digunakan 19 0,623 0,176 Tinggi valid Digunakan 20 0,621 0,176 Tinggi valid Digunakan 21 0,165 0,176 Sangat Rendah - dibuang 22 0,608 0,176 Tinggi valid Digunakan 23 0,174 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 24 0,641 0,176 Tinggi valid Digunakan 25 0,515 0,176 Cukup valid Digunakan 26 0,166 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 27 0,549 0,176 Cukup valid Digunakan 28 0,505 0,176 Cukup valid Digunakan 29 0,492 0,176 Cukup valid Digunakan 30 0,144 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 31 0,175 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 32 0,490 0,176 Cukup valid Digunakan 33 0,481 0,176 Cukup valid Digunakan 34 0,537 0,176 Cukup valid Digunakan 35 0,527 0,176 Cukup valid Digunakan 36 0,173443 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 37 0,172806 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 38 0,165565 0,176 Sangat Rendah - Dibuang 39 0,623849 0,176 Tinggi valid Digunakan 40 0,113597 0,176 Sangat Rendah - Dibuang


(30)

Butir soal dapat dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel = 0,176. Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa butir soal yang valid ada sebanyak 25 butir soal dan 25 butir soal tersebut memiliki kriteria cukup dan tinggi. Butir soal yang dikatakan valid akan digunakan dalam pengujian pretes dan postes.

Setelah diketahui butir soal yang valid selanjutnya diuji kembali validitas 25 butir soal. Uji validitas butir soal dilakukan menggunakan teknik korelasi product

moment terhadap 125 orang peserta dengan 25 butir soal. Hasil uji validitasnya

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas 25 Butir Soal Butir Soal r hitung r tabel Kriteria Keterangan

1 0,701 0,176 Tinggi Valid 3 0,531 0,176 Cukup Valid 4 0,518 0,176 Cukup Valid 5 0,739 0,176 Tinggi Valid 6 0,575 0,176 Cukup Valid 7 0,752 0,176 Tinggi Valid 9 0,611 0,176 Tinggi Valid 10 0,543 0,176 Cukup Valid 11 0,441 0,176 Cukup Valid 14 0,514 0,176 Cukup Valid 17 0,569 0,176 Cukup Valid 18 0,469 0,176 Cukup Valid 19 0,598 0,176 Cukup Valid 20 0,662 0,176 Tinggi Valid 22 0,617 0,176 Tinggi Valid 24 0,590 0,176 Cukup Valid 25 0,544 0,176 Cukup Valid 27 0,489 0,176 Cukup Valid 28 0,526 0,176 Cukup Valid 29 0,435 0,176 Cukup Valid 32 0,439 0,176 Cukup Valid 33 0,489 0,176 Cukup Valid 34 0,541 0,176 Cukup Valid 35 0,449 0,176 Cukup Valid 39 0,583 0,176 Cukup Valid

Berdasarkan uji validitas diatas dapat dilihat bahwa 25 butir soal valid dan memiliki kriteria cukup dan tinggi yang akan digunakan dalam pengujian selanjutnya.


(31)

b. Reliabilitas Soal

Hasil perhitungan reliabilitas dengan jumlah butir soal atau jumlah skor

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas 40 Butir Soal

Nilai reliabilitas yang dicari adalah 0,884 dengan interpretasi harga koefisien reliabilitas berdasarkan kategori perbaikan dari Guilford dalam Iriawan (2008:32) kriteria reliabilitas dikatakan sangat tinggi. Selanjutnya berdarakan hasil uji validitas, banyaknya butir soal yang digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah sebanyak 25 butir soal. Kemudian kembali diperiksa reliabilitas ke 25 soal tersebut. Hasil perhitungan reliabilitas dengan jumlah skor dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas 25 Butir Soal

Nilai reliabilitas yang dicari adalah 0,904 dengan interpretasi harga koefisien reliabilitas berdasarkan kategori perbaikan dari Guilford dalam Iriawan (2008:32) kriteria reliabilitas dikatakan sangat tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda ini dihitung dengan 40 butir soal. Adapun hasil dari daya pembeda adalah sebagai berikut :

Kriteria 0,884 sangat tinggi

Kriteria 0,904 sangat tinggi


(32)

Tabel 3.10 Daya Pembeda 40 Butir Soal

Butir Soal Ba Bb Daya beda Kategori

1 62 42 0,32 Baik

2 19 25 -0,1 Sangat buruk 3 61 30 0,5 Sangat baik

4 57 34 0,37 Baik

5 62 43 0,30 Baik

6 55 34 0,34 Baik

7 62 46 0,26 Agak baik 8 8 5 0,05 Sangat buruk 9 59 43 0,26 Agak baik 10 55 28 0,43 Baik 11 55 38 0,27 Agak baik 12 13 10 0,05 Sangat buruk 13 23 23 0 Sangat buruk 14 53 36 0,27 Agak baik 15 17 15 0,03 Sangat buruk 16 21 21 0 Sangat buruk 17 60 25 0,56 Sangat baik 18 51 37 0,22 Agak baik 19 59 27 0,51 Sangat baik 20 60 27 0,53 Sangat baik 21 20 23 -0,05 Sangat buruk 22 58 26 0,51 Sangat baik 23 21 21 0 Sangat buruk

24 59 34 0,4 Baik

25 51 28 0,37 Baik 26 19 22 -0,05 Sangat buruk

27 54 29 0,4 Baik

28 50 21 0,46 Baik

29 50 25 0,4 Baik

30 12 8 0,06 Sangat buruk 31 19 20 -0,02 Sangat buruk 32 50 32 0,29 Agak baik 33 49 35 0,22 Agak baik 34 50 27 0,37 baik 35 50 33 0,27 Agak baik 36 21 25 -0,06 Sangat buruk 37 20 27 -0,11 Sangat buruk 38 24 30 -0,1 Sangat buruk 39 60 28 0,51 Sangat baik 40 7 4 0,05 Sangat buruk


(33)

menjawab benar dan jumlah kelompok bawah yang menjawab salah. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 11 butir soal yang memiliki daya pembeda dengan keterangan soal baik, 15 butir soal yang memiliki daya pembeda dengan keterangan soal sangat buruk, 6 butir soal yang memiliki daya pembeda dengan keterangan soal sangat baik, 8 butir soal yang memiliki daya pembeda dengan keterangan soal agak baik dan tidak ada butir soal yang memiliki daya pembeda dengan keterangan soal buruk.

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran ini dihitung dengan 40 butir soal. Adapun hasil tingkat kesukaran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.11 Tingkat Kesukaran 40 Butir Soal Butir Soal Tingkat Kesukaran Kategori

1 0,832 mudah

2 0,352 sedang

3 0,728 mudah

4 0,728 mudah

5 0,84 mudah

6 0,712 mudah

7 0,864 mudah

8 0,104 sukar

9 0,816 mudah

10 0,664 sedang

11 0,744 mudah

12 0,184 sukar

13 0,368 sedang

14 0,712 mudah

15 0,256 sukar

16 0,336 sedang

17 0,68 sedang

18 0,704 mudah

19 0,688 sedang

20 0,696 sedang

21 0,344 sedang

22 0,672 sedang

23 0,336 sedang

24 0,744 mudah

25 0,632 sedang

26 0,328 sedang

27 0,664 sedang

28 0,568 sedang


(34)

48

32 0,656 sedang

33 0,672 sedang

34 0,616 sedang

35 0,664 sedang

36 0,368 sedang

37 0,376 sedang

38 0,432 sedang

39 0,704 mudah

40 0,088 sukar

Dapat dilihat tingkat kesukaran masing-masing butir soal dan kategorinya. Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa terdapat tingkat kesukaran soal dengan kategori mudah sebanyak 12 butir soal, tingkat kesukaran soal dengan kategori sedang sebanyak 23 butir soal dan tingkat kesukaran soal dengan kategori sukar sebanyak 5 butir soal.

G. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Ranah Kognitif

a) Pengolahan Tes

Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari gain ternormalisasi rata-rata skor pre test-post test saat kemampuan awalnya berbeda yang dilihat dari hasil pre test dengan rumus sebagai berikut:

gain ternormalisasi nilai -nilai

nilai ideal-nilai

Berdasarkan nilai gain ternormalisasi kemudian diterjemahkan sesuai kategori perolehan skor berikut ini:

Tabel 3.12 Gain Normalisasi dan Interpretasi Indeks Gain <g> Interpretasi <g> > 0.7 Tinggi 0.3 <g> 0.7 Sedang <g> < 0.3 Rendah


(35)

apakah rata-rata suatu populasi sama dengan suatu harga tertentu atau apakah rata-rata dua populasi sama atau berbeda secara signifikan. Hipotesis dari kedua uji tersebut adalah sebagai berikut.

: : - Rumus untuk uji-t’: ̅ ̅

.

Kriteria uji: Tolak jika

- Untuk uji-t: | | dengan dan n1 + n2 – 2.

2. Analisis Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor siswa di ukur dengan menggunakan format observasi sesuai dengan criteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil daftar cek (format observasi) kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa untuk setiap kategori. Skor yang diperoleh siswa pada ranah psikomotor kemudian dihitung dengan menggunakan rumus:

P =

Data psikomotor yang diperoleh akan dinyatakan dengan teknik statistik deskriptif kemudian diinterpretasikan dengan aturan sebagai berikut:

Tabel 3.13 Interpretasi Ranah Psikomotor No. Persentase Nilai Psikomotor Kriteria

1. 80% atau lebih Baik Sekali

2. 66% - 79% Baik

3. 56% - 65% Cukup

4. 46% - 55% Kurang

5. 0% - 45% Kurang Sekali


(36)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan pengujian statistik, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas kontrol dengan | | sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata pretes kelas

kontrol berbeda signifikan dengan rata-rata postes kelas kontrol. Karena pada kelas kontrol memiliki rata-rata postes lebih besar daripada pretes, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode konvensional dapat diterima kebenarannya.

Kedua, terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen dengan | | sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata pretes kelas eksperimen berbeda signifikan dengan rata-rata postes kelas eksperimen. Karena pada kelas eksperimen memiliki rata-rata postes lebih besar daripada pretes, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode blended learning dapat diterima kebenarannya.

Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen (menggunakan metode blended learning) dan kelas kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional). Dengan | | sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata gain kelas kontrol berbeda signifikan dengan rata-rata gain kelas eksperimen. Karena pada gain kelas kontrol memiliki rata-rata lebih besar daripada gain kelas eksperimen, maka terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning memberikan peningkatan yang


(37)

lebih baik terhadap pembelajaran sejarah dibandingkan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

B. Saran

Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diajukan sebagai saran, yaitu:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, metode blended learning dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran biasa, maka dapat menjadikan metode blended learning sebagai metode alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Berdasarkan hasil penelitian secara menyeluruh menunjukkan perbedaan dan peningkatan yang signifikan, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya metode blended learning dapat digunakan. Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik khususnya dalam pembelajaran sejarah, alokasi waktu lebih diperpanjang, karena untuk menanamkan suatu pembelajaran yang bersifat baru diperlukan waktu yang lama.

b. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran sejarah dengan menggunakan metode blended learning menunjukkan peningkatan, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya penerapan metode blended learning dapat diujicobakan pada mata pelajaran lainnya.


(38)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Jurnal:

Al-Hunaiyan, A. (2008). “Blended E-Learning Design: Discussion of Cultural

Issues”. International Journal of Cyber Society and Education. 1, (1), 17 -32.

Graham, C.R. (2012). “Blended Learning Models”. Category: IT Education. 375

-382. Sumber Buku:

Agung, A. A. G. (1997). Pengantar Evaluasi Pengajaran. Singaraja: Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan.

Arends, R. (2008). Learning To Teach. Mc Graw Hill Companies. New York. Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Bersin, J. (2004). The Blended Learning Book: Best Practices, Proven

Methodologies, and Lesson Learned. Pfeiffer: San Fransisco.

Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi

MultiMetode dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Djamarah, S.B., Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, dkk. (2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui Pemahaman Konsep

Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.


(39)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kochhar, S.K. (2008). Teaching Of History. Jakarta: PT GraMetode Widiasarana. Rivai, V. dan Murni, S. (2009). Education Management. Jakarta: Rajawali Pers. Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:

Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi cetakan ke V. Jakarta : Rineka Cipta

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suparno, S A, (1995). “Pengajaran Sejarah Sebagai Sarana Memperkuat Jati Diri dan Integritas Bangsa: Sudut pandang Ilmu Pendidikan”, dalam Pengajaran Sejarah (kumpulan Makalah Simposium). Jakarta: CV. Dwi Jaya Karya.


(40)

78

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sutedi, D. 2007. Mata Kuliah Pengantar Penelitian Pendidikan dan Bahasa Jepang. Bandung: FPBS

Sutikno, M.S. (2009). Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram: NTP Press.

Sutrisno. (2012). Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.

Syaodih, N. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Press.

Wahana Komputer. (2012). Solusi Praktis dan Mudah Menguasai SPSS 20 Untuk

Pengolahan Data. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Waldorm, E. K. (2012). Edmodo: Social Network, User Interface, Facebook. Beau Bassin : Psycho Publising.

Zainul, A. & Nasution, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.\

Skripsi:

Kurniawati, D. (2006). Penggunaan Media Puzzle Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas XII IPS 1 Cipocok Jaya Kabupaten Serang). Skripsi. FPIPS :

Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak di terbitkan.

Nurhayati, S. (2010). Korelasi Penerapan E-learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Sejarah: Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI:


(41)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Ratnasari, K. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Generatif Berbasis

Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPBA Siswa SMP. Skirpsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan.

Mayasari, E. (2012). Blended Learning Untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika

Siswa SMAN 1 Kradenan. Skripsi. Sarjana Pendidikan Fisika FMIP UNS.

Tesis:

Iriawan, S. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching)

terhadap Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Pemahaman Matematik dan Aplikasi Konsep Matematik. Tesis pada SPs UPI : Bandung : Tidak

Diterbitkan. Sumber internet:

Tn. (2010). Pemanfaatan TI Dalam Pembelajaran Sejarah. [Online] Tersedia:

http://kehidupansejarah.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-sejarah-berbasis-ti.html?m=1 [28 Desember 2012].

Kamarga, H, (2009). Pembelajaran Sejarah Berbasis Teknologi Informasi,

Perlukah?, [Online]. Tersedia:

http://hanckey.pbworks.com/w/page/16454829/Pembelajaran%20Sejarah [28 Desember 2012].

Nurcahyanto, G. (2012). Uji Instrumen Penelitian. [Online] Tersedia:

http://ikhtiarnet.files.wordpress.com/2013/03/uji-instrumen-penelitian-validitas-reliabilitas-tingkat-kesukaran-dan-daya-pembeda1.pdf [19 September 2013].


(1)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan pengujian statistik, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas kontrol dengan | | sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata pretes kelas kontrol berbeda signifikan dengan rata-rata postes kelas kontrol. Karena pada kelas kontrol memiliki rata-rata postes lebih besar daripada pretes, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode konvensional dapat diterima kebenarannya.

Kedua, terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen dengan | | sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata pretes kelas eksperimen berbeda signifikan dengan rata-rata postes kelas eksperimen. Karena pada kelas eksperimen memiliki rata-rata postes lebih besar daripada pretes, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode blended learning dapat diterima kebenarannya.

Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen (menggunakan metode blended learning) dan kelas kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional). Dengan | | sehingga ditolak atau dapat dikatakan rata-rata gain kelas kontrol berbeda signifikan dengan rata-rata gain kelas eksperimen. Karena pada gain kelas kontrol memiliki rata-rata lebih besar daripada gain kelas eksperimen, maka terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning memberikan peningkatan yang


(2)

75

lebih baik terhadap pembelajaran sejarah dibandingkan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

B. Saran

Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diajukan sebagai saran, yaitu:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, metode blended learning dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran biasa, maka dapat menjadikan metode blended learning sebagai metode alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Berdasarkan hasil penelitian secara menyeluruh menunjukkan

perbedaan dan peningkatan yang signifikan, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya metode blended learning dapat digunakan. Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik khususnya dalam pembelajaran sejarah, alokasi waktu lebih diperpanjang, karena untuk menanamkan suatu pembelajaran yang bersifat baru diperlukan waktu yang lama.

b. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran

sejarah dengan menggunakan metode blended learning menunjukkan peningkatan, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya penerapan metode blended learning dapat diujicobakan pada mata pelajaran lainnya.


(3)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Jurnal:

Al-Hunaiyan, A. (2008). “Blended E-Learning Design: Discussion of Cultural

Issues”. International Journal of Cyber Society and Education. 1, (1), 17 -32.

Graham, C.R. (2012). “Blended Learning Models”. Category: IT Education. 375 -382.

Sumber Buku:

Agung, A. A. G. (1997). Pengantar Evaluasi Pengajaran. Singaraja: Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan.

Arends, R. (2008). Learning To Teach. Mc Graw Hill Companies. New York.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Bersin, J. (2004). The Blended Learning Book: Best Practices, Proven

Methodologies, and Lesson Learned. Pfeiffer: San Fransisco.

Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi

MultiMetode dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Djamarah, S.B., Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, dkk. (2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui Pemahaman Konsep

Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.


(4)

77

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kochhar, S.K. (2008). Teaching Of History. Jakarta: PT GraMetode Widiasarana.

Rivai, V. dan Murni, S. (2009). Education Management. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:

Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi cetakan ke V. Jakarta : Rineka Cipta

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suparno, S A, (1995). “Pengajaran Sejarah Sebagai Sarana Memperkuat Jati Diri dan Integritas Bangsa: Sudut pandang Ilmu Pendidikan”, dalam Pengajaran Sejarah (kumpulan Makalah Simposium). Jakarta: CV. Dwi Jaya Karya.


(5)

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sutedi, D. 2007. Mata Kuliah Pengantar Penelitian Pendidikan dan Bahasa Jepang. Bandung: FPBS

Sutikno, M.S. (2009). Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram: NTP Press.

Sutrisno. (2012). Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.

Syaodih, N. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Press.

Wahana Komputer. (2012). Solusi Praktis dan Mudah Menguasai SPSS 20 Untuk

Pengolahan Data. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Waldorm, E. K. (2012). Edmodo: Social Network, User Interface, Facebook. Beau Bassin : Psycho Publising.

Zainul, A. & Nasution, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.\

Skripsi:

Kurniawati, D. (2006). Penggunaan Media Puzzle Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas XII IPS 1 Cipocok Jaya Kabupaten Serang). Skripsi. FPIPS :

Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak di terbitkan.

Nurhayati, S. (2010). Korelasi Penerapan E-learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Sejarah: Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan Sejarah FPIPS UPI:


(6)

79

Listya Eka Yuniar, 2014

Penerapan metode Blended Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ratnasari, K. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Generatif Berbasis

Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPBA Siswa SMP. Skirpsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan.

Mayasari, E. (2012). Blended Learning Untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika

Siswa SMAN 1 Kradenan. Skripsi. Sarjana Pendidikan Fisika FMIP UNS.

Tesis:

Iriawan, S. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching)

terhadap Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Pemahaman Matematik dan Aplikasi Konsep Matematik. Tesis pada SPs UPI : Bandung : Tidak

Diterbitkan. Sumber internet:

Tn. (2010). Pemanfaatan TI Dalam Pembelajaran Sejarah. [Online] Tersedia:

http://kehidupansejarah.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-sejarah-berbasis-ti.html?m=1 [28 Desember 2012].

Kamarga, H, (2009). Pembelajaran Sejarah Berbasis Teknologi Informasi,

Perlukah?, [Online]. Tersedia:

http://hanckey.pbworks.com/w/page/16454829/Pembelajaran%20Sejarah [28 Desember 2012].

Nurcahyanto, G. (2012). Uji Instrumen Penelitian. [Online] Tersedia:

http://ikhtiarnet.files.wordpress.com/2013/03/uji-instrumen-penelitian-validitas-reliabilitas-tingkat-kesukaran-dan-daya-pembeda1.pdf [19


Dokumen yang terkait

Pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar IPA kelas III MI Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara: kuasi eksperimen pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta

0 5 126

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN: Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

0 1 50

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI.

0 1 31

PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

2 8 7

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA: Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.

0 2 43