Analisa Item Tes Instrumen Penelitian dan pengembangan
Atik Purwasih, 2014 Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams
Achievment DivisionStad Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Tim Ahli Pada Mata Pelajaran Sosiologi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari tabel diatas tiap item yang dihitung W
L
- W
H
nya, jika angka ini sesuai dengan tabel diatas atau lebih tinggi daripada itu, yang
berarti memiliki daya pembeda yang signifikan, sehingga item tersebut mungkin tidak perlu diganti atau diperbaiki.
Dari tabel diatas maka didapatkan bahwa jumlah yang ditest adalah 29 orang sehingga kelompok rendah atau kelompok tingginya
yaitu 8 dan jumlah pilihan pada masing-masing soal yaitu 5. Maka untuk menentukan signifikan atau tidaknya butir soal dilihat sebagai
berikut, jika nilai W
L
- W
H
≤ 5 maka soal tersebut signifikan dan jika
nilai W
L
- W
H
kurang dari 5 maka soal tidak signifikan. 3
Menentukan Tingkat Kesukaran Tiap Item Menurut Sumaatmaja 1980, hlm. 140, mengungkapkan bahwa tingkat
item kesukaran soal merupakan gambaran kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal tes. Untuk menentukan tingkat kesukaran
pada analisis item ini digunakan rumus indeks kesukaran difficulty index
, sebagai berikut : Difficulty Index =
W
L
+ W
H
100X0 2n0
−1
Keterangan : W
L
= Kelompok rendah yang membuat kesalahan, menjawab item dengan salah.
Kesalahan kelompok rendah = 27 dari seluruh yang di tes 27N.
W
H
= Kelompok tinggi yang membuat kesalahan, menjawab item dengan salah.
Keseluruhan kelompok tinggi = 27 dari seluruh yang di tes 27N.
100 = Konstanta
n = 27 dari yang di tes 27N
N = Jumlah individu yang di tes
= Banyak pilihan pada item option Menurut Sumaatmajda 1980, hlm. 134, untuk menentukan tiga tingkat
kesukaran item digunakan ketentuan sebagai berikut : Item Mudah : jika 16 yang di tes tidak dapat menjawab item tersebut.
Item Sedang: jika 50 yang di tes tidak dapat menjawab item tersebut.
Atik Purwasih, 2014 Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams
Achievment DivisionStad Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Tim Ahli Pada Mata Pelajaran Sosiologi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Item Sukar : jika 84 yang dites tidak dapat menjawab item tersebut. Menurut J.C Stanley dalam Sumaatmajda 1980, hlm. 135,
mengemukakan rumus untuk mencari W
L
+ W
H
nilai pada tiga tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tiga Tingkat Kesukaran Presentase yang
ditest yang menjawab item
dengan salah Jumlah Pilihan Option Tiap Item
2 3
4 5
16 0,16n
0.213n 0,240n
0,256n 50
0,50n 0,667n
0,750n 0,800n
84 0,84n
1,120n 1,260n
1,344n Dari rumus diatas maka dapat ditentukan bahwa jumlah option
pada tiap item soal pilihan ganda yang dibuat adalah 5, maka yang dilihat adalah urutan kebawah dari option 5, kemudian jumlah
kelompok rendah dan kelompok tinggi yaitu 27. 30 = 8. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Mudah: 0,256n = 0,256.8 =2,05 → ≤ 2
Sedang: 0,800n = 0,800.8 = 6,4 → 3-7
Sukar : 1,344n = 1,344.8 =10,75 →≥ 8
4 Memperbaiki dan Mengganti Item
Menurut Sumaatmadja 1980, hlm. 140, mengungkapkan bahwa untuk memperbaiki dan mengganti item soal, digunakan ketentuan
sebagai berikut: a
Item yang diganti, jika : 1
Daya pembedanya W
L
+ W
H
tidak signifikan dan indeks kesukaran lebih dari 100.
2 Daya pembeda tidak signifikan dan indeks kesukaran
sama dengan Nol tidak mempunyai indeks kesukaran. b
Item yang diperbaiki, jika : 1
Daya pembeda signifikan tetapi indeks kesukaran lebih dari 100.
Atik Purwasih, 2014 Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams
Achievment DivisionStad Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Tim Ahli Pada Mata Pelajaran Sosiologi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Daya pembeda tidak signifikan tetapi indeks kesukaran
kurang dari 100. Hasil uji coba Pretest ditunjukan dalam tabel yang terdapat pada
lampiran B.1. Data hasil uji coba soal pretest berdasarkan tingkat signifikansi, tingkat tiga kesukaran serta item yang harus diganti dan
diperbaiki adalah sebagai berikut :
a Item yang signifikan
Pada item
soal pretest
yang signifikan
adalah no
soal 4,7,13,14,16,18,25.
b Item menurut tiga tingkat kesukaran
Pada item soal pretest ini, soal dapat diklasifikasikan menurut tiga tingkat kesukaran sebagai berikut :
Mudah = 1,6,10,11,20,22,24
Sedang = 2,4,5,7,9,16,1723,25
Sukar = 3,8,10,15,18,19,21
c Item yang harus diganti
Pada item soal pretest yang harus diganti yaitu 3, 8, 12, 19 d
Item yang harus diperbaiki Pada item soal pretest yang harus diperbaiki adalah soal nomor
1,2,5,6,9,10,11,15,17,20,21,22,23,24. Karena
meskipun indeks
kesukaran kurang dari 100 tetapi memiliki daya pembeda yang tidak signifikan.
Hasil uji coba Posttest ditunjukan dalam tabel yang terdapat pada lampiran. Data hasil uji coba soal posttest berdasarkan tingkat
signifikansi, tingkat tiga kesukaran serta item yang harus diganti dan diperbaiki adalah sebagai berikut :
a Item yang signifikan
Pada item soal postest yang signifikan adalah no soal 1,3,4,7,8,9,10,11,12,15,16,18,20,21,23,24.
b Item menurut tiga tingkat kesukaran
Atik Purwasih, 2014 Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams
Achievment DivisionStad Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Tim Ahli Pada Mata Pelajaran Sosiologi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada item soal posttest ini, soal dapat diklasifikasikan menurut tiga tingkat kesukaran sebagai berikut :
Mudah = 3,6,12,14,19,21,23
Sedang = 1,2,4,5,8,9,10,11,13,15,16,17,18,20,22,24
Sukar = 7,25
c Item yang harus diganti
Pada item soal posttest tidak ada item yang harus diganti. d
Item yang harus diperbaiki Pada item soal postest yang harus diperbaiki adalah soal nomor
2,6,13,14,16,19,23,24,25. Karena meskipun indeks kesukaran kurang dari 100 tetapi memiliki daya pembeda yang tidak signifikan.