Biaya Produksi TINJAUAN PUSTAKA

pricedan bentuk perlindungan yang diperuntukkan kepada konsumen ceiling price Sumanjaya, 2001: 33.

2.4 Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ongos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen. Biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu biaya swasta private cost dan biaya sosial social cost. Pembedaan biaya iniada hubungannya dengan penggolongan biaya menjadi internal private dan eksternal social. Biaya produksi dibagi menjadi dua yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek melputi biaya tetap fixed cost dan biaya berubah variabel cost. a. Biaya produksi jangka pendek 1. Biaya tetap dan biaya variabel Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah output. Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar output semakin besar juga biaya variabel yang harus dikeluarkan. Biaya tetap dan biaya variabel jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total Universitas Sumatera Utara TFC, biaya variabel total TVC dan biaya total TC dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 2.1 biaya tetap total TFC Rp n TFC Q Biaya variabel total TVC adalah biayayang besar kecilnya mengikuti banyak sedikitnya output yang dihasilkan. gambar 2.2 menunjukkan bahwa kurva variabel total terus menerus naik. Jadi semakn banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi. Gambar 2.2 Biaya variabel total Rp TVC A Q Universitas Sumatera Utara Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut biaya total TC. Jadi, TC = TFC + TVC. Kurva biaya total dapat dilihat pada gambar 2.3 Gambar 2.3 Total biaya TC Rp TC TVC n TFC Q 2. Biaya rata-rata Biaya rata-rata Average Fixed Cost dapat dihitung bengan membagi biaya tetaptotal TFC dengan jumlah output. Biaya tetap akan semkin menurun dengan semakin banyaknya output. Biaya tetap rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut: TFC AFC = Q AFC = Biaya tetap rata-rata TFC = Biaya tetap total Q = Jumlah output Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 biaya tetap rata-rata AFC Rp AFC Q Biaya variabel rata-rata menggambarkan besarnya biaya variabel persatuan produk. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan rumus: TVC AVC = Q AVC = Biaya variabel rata-rata TVC = Biaya variabel total Q = Jumlah output Gambar 2.5 Biaya variabel rata-rata Rp AVC Q Universitas Sumatera Utara Biaya rata-rata menggambarkan besarnya biaya per satuan produk. Besarnya biaya rata-rata per satuan produk ATC dapat dihitung dengan rumus: TC ATC = Q ATC = Biaya total rata-rata TC = Biaya total Q = Jumlah output Gambar 2.6 Biaya total rata-rata ATC Rp ATC Q Biaya total rata-rata mempunyai prilaku yang sama dengan biaya rata- rata variabel, yaitu menurun dengan cepat pada kuantitas produksi rendah dan kemudian laju penurunannya semakin lambat sampai pada kuantitas produksi tertentu. Bila kuantitas produksi diperluas lagi, maka ATC akan naik lagi dengan laju kenaikan yang semakin cepat. Kecepatan laju kenaikan biaya yang disebabkan oleh kenaikansatu satuan outputperlu juga diketahui. Hal tersebut dapat diketahui dengan Universitas Sumatera Utara melihat kemiringan kurva biaya total TC. Lereng kurva TC mencerminkan besarnya biaya yang harus ditanggung apabila produksi bertambah. Angka perbandingan antara tambahan biaya total dibagi dengan tambahan produk disebut dengan biaya marginal marginal cost. Karena biaya tetap total tidak berubah, maka perhitungan biaya marginal biasanya dilakukan hanya dari biaya variabel total. Biaya marginal dapat dirumuskan: ΔTC ∂ TC MC = = ΔQ ∂ Q MC = Biaya maginal ΔTC = Perubahan biaya total ΔQ = Perubahan output Biaya marginal memegang peranan yang penting bagi produsen dalam mempertimbangkan penentuan berapa besarnya jumlah output yang perlu diproduksi. Setiap produsen bertujuan untuk mencapai keuntungan yang maksimum dengan biaya yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, untuk menentukan berapa besar output yang harus diproduksi agar tercapai keuntungan yang maksimum, ada beberapa cara, diantaranya: a. Dengan memproduksi output pada tingkat dimana perbedaan antara penerimaan total dengan biaya total mencapai jumlah yang paling maksimum. Jika keuntungan bersih sama dengan pendapatan kotor dikurangi dengan total biaya, maka: π = TR – TC Universitas Sumatera Utara dimana: π = Profit pendapatan bersih TR = Total revenue pendapatan kotor = P x Q TC = Biaya total TFC + TVC Jadi profit maksimum jika selisih antara TR dan TC adalah yang tebesar. Dengan gambar dapat dijelaskan sebagai berikut: Gambar 2.7 Profit maksimum Rp B TC C TR A QE Q Profit maksimum dicapai pada saat produsen memproduksi output sebanyak QE. Besarnya profit maksimum tersebut adalah sebesar jarak dari titik B menjadi titik C. Jadi profit maksimum terletak pada jarak terlebar antara kurva TR dan kurva TC pada saat Trberada diatas TC. Untuk mengetahui jarak terlebar antara TR dan TC harus dibuat garis sejajar dengan kurva TC. Jarak terlebar antara TR dan TC terletak pada kemiringan kurva yang sama antara kurva TR dan kurva TC. Sementara itu A menunjukkan titik Break Event Point titikpulang pokok, yang berarti TR=TC atau kondisi dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Universitas Sumatera Utara b. Dengan memproduksi barang sampai pada tingkat dimana penerimaan marginal MR sama dengan ongkos marginal MC Δ TR ∂ TR Jika MR = = = TR Δ Q ∂ Q Δ TC ∂ TR MC = = Δ Q ∂ Q Sehingga profit maksimum dicapai pada saat MR = MC, atau pada waktu kemiringan kurva TR sama dengan kemiringan kurva TC pada gambar diatas yaitu jarak B ke C. b. Biaya produksi jangka panjang Dalam jangka panjang, skala pabrik dapat berubah-rubah sehingga semua biaya juga dapat dirubah-rubah. Jadi biaya merupakan fungsi dari jumlah output yang dihasilkan atau C = f Q, dimana c = biaya dan Q = output. Biaya rata-rata dalam jangka panjang merupakan amplop bagi biaya rata-rata jangka pendek. Agar produsen dapat mencapai profit maksimum, maka ia harus memproduksi barang sampai pada tingkat dimana biaya marginal sama dengan penerimaan marginal.

2.5 Hipotesis