Pemicu Kekerasan Dalam Rumah Tangga

untuk menghilangkan kekerasan dalam keluarga yang sebagian besar korbannya adalah wanita istri. Pemaksaan hubungan seksual dalam rumah tangga sangat mungkin terjadi didalam perkawinan. Sebelum mengungkap lebih jauh mengenai pemaksaan ini, harus diketahui terlebih dahulu apa arti pemaksaan itu. Pada beberapa kasus, di saat seorang istri jatuh dalam perkawinan yang memang memiliki suami yang hiperseks, baik itu berupa kekerasan maupun kekejaman, ia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menangis dan meratapi nasibnya, ia kebingungan dan terjerat dan tidak tau apa yang harus dilakukan agar bisa keluar untuk membebaskan diri. Menurut penulis, hal itu pula yang banyak terjadi pada seorang istri yang mengalami tindak kekerasan seksual dari suaminya. Ia takut melaporkan tindakan kekerasan suaminya ke pihak berwenang karena ia punya ketergantungan ekonomi padanya. Ia bagaikan makan buah simalakama, disatu sisi jika dia tidak melapor ia akan makin tersiksa karena tindakan kekerasan yang dilakukan suaminya merupakan sesuatu siklus yang berulang. Di sisi lainnya, jika bersedia melaporkan kekerasan yang dilakukan suaminya, hal yang paling pahit yang akan terjadi adalah perceraian padahal kehidupan ekonomi rumah tangga bergantung pada suami. Maka yang terjadi kebanyakan kasus adalah sang istri memilih untuk tetap bertahan pada hubungan yang didasarkan atas kekerasan. 68 Sering tertulis dalam media massa untuk menggambarkan perbuatan keji berbentuk pemaksaan hubungan seksual. Indonesia dengan KUHP nya yang berlaku sejak tahun 1918 telah mengkualifikasikan perbuatan pemaksaan hubungan seksual ini sebagai kejahatan dengan sebutan sebagai pemerkosaan namun dalam lingkup rumah tangga, dan kejahatan ini termuat dalam KUHP tentang Kejahatan Terhadap Kesusilaan. 68 Al-Ghazali, Benang Tipis antara Haram dan Halal , Terj. Ahmad Shiddiq, Putra Pelajar,Surabaya, 2002, h. 199 Kekerasan terhadap istri harus dipahami mencakup, tetapi tidak hanya terbatas pada tindak kekerasan secara fisik, seksual dan psikologis yang terjadi didalam keluarga, termasuk pemukulan, penyalahgunaan seksual atas istri dalam keluarga, kekerasan yang berhubungan dengan mas kawin, perkosaan dalam perkawinan, perusakan alat kelamin istri dan praktek-praktek kekejaman tradisional lain terhadap perempuan, kekerasan diluar hubungan suami istri dan kekerasan yang berhubungan dengan eksploitasi. Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan yang paling berbahaya. Hal ini banyak terjadi di Dalam hubungan keluarga, istri dan terkadang anak menjadi sasaran segala bentuk kekerasan, termasuk pemukulan, perkosaan, bentuk-bentuk lain dari penyerangan seksual, mental dan bentuk kekerasan lain yang dikekalkan oleh sikap-sikap Arogansi. Ketergantungan ekonomi, memaksa perempuan untuk bertahan pada hubungan yang didasarkan atas kekerasan. Bentuk-bentuk kekerasan ini menempatkan perempuan pada resiko kekerasan dan paksaan. Pemuasan hasrat seksual merupakan salah satu alasan utama perkawinan. Namun makna perkawinan sesungguhnya lebih luas dari pada sekadar seks. Perkawinan juga mencakup aspek- aspek sosial dan psikologis. Suami istri harus dekat dan akrab secara fisikal, psikologis dan emosional. Saling bersimpati dan saling memperlakukan dengan baik dapat melanggengkan cinta bahkan ketika masa- masa “penuh gairah” telah berlalu. 69 Ada beberapa variasi kasus pemaksaan “hubungan seksual” dalam rumah tangga yang kerap terjadi: 1. Pemaksaan hubungan seksual sesuai selera seksual suami. Istri dipaksa melakukan anal seks memasukkan alat vital ke dalam dubur, oral seks memasukkan alat 69 Masdar F. Mas‟udi, Op.Cit ,h.foot note 10

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pengangkatan Anak Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

5 114 133

Implementasi bantuan hukum terhadap hak tersangka terdakwa pada kasus kekerasan dalam rumah tangga(KDRT) : studi undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan KDRT dan hukum islam

0 3 75

Tinjauan hukum Islam terhadap pembuktian tindak kekerasan psikis dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga

2 18 137

Wakaf Uang Menurut Hukum Islam Dan Undang-Undang No.41 Tahun 2004

0 6 73

Suami Melarang Isteri Bekerja Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2004 Tentang PKDRT dan Perspektif Hukum Islam

0 10 85

TINJAUAN HUKUM MENGENAI ZAKAT SURAT BERHARGA SYARIAH MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DAN UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 TENTAN.

0 0 1

WAKAF PRODUKTIF DALAM HUKUM ISLAM INDONESIA Analisis Filosofis Terhadap Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 2 122

MARITAL RAPE (PEMAKSAAN HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI TERHADAP ISTRI) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PENGAHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

0 0 93

Pemaksaan Hubungan Seksual Suami Terhadap Istri (Telaah Undang-Undang No.23 Tahun 2004 dan Hukum Islam) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 84