Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Reformasi akuntansi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan pemerintahan termasuk di bidang pengelolaan keuangan negara. Penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk mengkoordinasi pelaksanaan hak dan kewajiban negara dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan keuangan negara baik keuangan negara maupun keuangan daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 perlu dilaksanakan secara professional, terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat Bastian, 2006. Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah mendorong adanya desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Desentralisasi ini menunjukkan adanya pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dirinya sendiri secara otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, 1 commit to user partisipasi masyarakat, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik. Pertanggungjawaban atau akuntabilitas pegelolaan pemerintah daerah pada pihak yang berkepentingan dilakukan dengan media laporan keuangan pemerintah daerah. Salah satu unsur penting yang terdapat dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah kas daerah. Kas daerah yang tersaji dalam neraca merupakan jumlah kas yang tersedia dan siap untuk dibelanjakan oleh pemerintah daerah. Dalam suatu pemerintah daerah terdiri beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD, yang dapat berperan sebagai bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran yang melakukan pengelolaan kas pada masing-masing SKPD bersangkutan. Oleh karena dalam suatu pemerintah daerah terbagi dalam berbagai SKPD yang mengelola kas, maka kas daerah merupakan hasil konsolidasian kas dari jumlah saldo kas dari SKPD yang terdapat dalam pemerintah daerah bersangkutan. Kas daerah begitu penting bagi setiap pemerintah daerah. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai Cash Holdings di Indonesia. Cash holdings daerah municipal cash holdings merupakan rasio antara kas dan setara kas dengan belanja operasi dan belanja bunga bulanan dari pemerintah daerah yang bersangkutan. Cash holdings daerah municipal cash holdings menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola kas dan setara kas yang digunakan untuk belanja operasi bulanan pemerintah daerah Gore, 2009. Cash holdings daerah municipal cash holdings di Negara Amerika Serikat sering digunakan untuk alasan pencegahan dan alasan operasional. Adapun faktor-faktor commit to user yang mempengaruhinya antaralain, koefisien variasi pendapatan coefficient of variation of revenue, utang per kapita debt per capita, ukuran pemerintah daerah size dan pertumbuhan growth Gore, 2009. Koefisien variasi pendapatan coefficient of variation of revenue merupakan rasio standar deviasi pendapatan terhadap rata-rata pendapatan. Koefisien variasi pendapatan berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah. Pemerintah daerah yang mempunyai koefisien variasi pendapatan tinggi, maka mempunyai cash holdings daerah yang tinggi juga karena semakin tinggi koefisien variasi pendapatan maka arus kas juga mengalami peningkatan sehingga kas yang digunakan untuk belanja operasi pemerintah daerah juga besar. Dengan asumsi bahwa pendapatan tinggi, kas dan setaran kas tinggi, sedangkan pengeluaran bulanan rendah Gore, 2009. Utang per kapita debt per capita menunjukkan beban utang setiap masyarakat yang menjadi penduduk pemerintah daerah setempat. Utang per kapita berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah. Semakin besar utang per kapita, maka semakin kecil cash holdings daerah. Pemerintah daerah yang mempunyai utang per kapita yang tinggi, maka kewajiban untuk membayarnya juga besar, sehingga kas yang dimiliki menjadi lebih kecil Gore, 2009. Ukuran pemerintah daerah size diukur sebagai logaritma dari total populasijumlah penduduk. Ukuran pemerintah daerah berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah. Semakin tinggi ukuran pemerintah daerah, maka semakin kecil cash holdings daerah karena semakin besar suatu pemerintah commit to user daerah maka cenderung melakukan investasi, sehingga kas yang dimiliki lebih kecil Core et. al., 2006. Pertumbuhan growth diukur sebagai perubahan populasi jumlah penduduk. Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah. Semakin tinggi pertumbuhan, maka semakin tinggi cash holdings daerah karena pemerintah yang mempunyai pertumbuhan yang tinggi, maka sumberdaya manusia yang dimiliki juga tinggi, sehingga mampu menghasilkan kas yang tinggi juga Gore, 2009. Berbagai penelitian empiris akuntansi telah berusaha untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings. Penelitian yang sering dilakukan adalah penelitian dengan mengambil objek penelitian perusahaan-perusahaan pada sektor swasta private. Beberapa penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Opler et. al. 1999, Hardford et. al. 2005, Core et. al. 2006. Opler et al. 1999 membuktikan bahwa variabel market-to-book ratio, RDsales, riskiness of cash flow regulation, leverage, growth dan access to the capital market berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan. Sedangkan variabel size dan leverage berpengaruh negatif terhadap cash holdings perusahaan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang kuat dan arus kas yang berisiko, maka mempunyai cash holdings yang besar. Perusahaan yang besar dan mempunyai akses ke pasar modal tertinggi, maka lebih sedikit menahan kas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan menahan aktiva lancarnya untuk berjaga-jaga agar mereka mampu berinvestasi ketika arus kas yang dimiliki sangat rendah dan dana yang dikeluarkan sangat besar. commit to user Hardford et al. 2005 membuktikan bahwa variabel firm size, leverage berpengaruh negatif terhadap cash holdings perusahaan. Sedangkan variabel market to book ratio, ratio of firm cash flow to total assets, standard deviation of cash flow to total assets, ratio of the network capital to total assets, ratio of research and development to sales, ratio of capital expenditures to assets, ratio of acquisition spending to assets berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan. Perusahaan yang besar lebih mudah mengeluarkan modal. Perusahaan yang mempunyai utang yang tinggi cenderung menjadi lebih reliant di pasar modal dan tunduk pada pengawasan, sehingga mengurangi keinginan manajer untuk menimbun kas demi kepentingan pribadinya. Perusahaan yang mempunyai ketentuan antitakeover yang tinggi, mempunyai cash holdings yang lebih kecil. Core et. al. 2006 membuktikan bahwa variabel CV Rev coefficient of variation of total revenue berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan, variabel log revenue, acces to debt dan labor berpengaruh negatif terhadap cash holdings suatu perusahaan, sedangkan variabel growth tidak berpengaruh terhadap cash holdings. Perusahaan yang mempunyai perubahan arus kas yang tinggi, maka mengakumulasi kas lebih banyak. Perusahaan yang besar dan mempunyai utang yang banyak, maka mempunyai kas lebih sedikit. Perusahaan yang mempunyai cash holdings tinggi, tidak melakukan investasi atau meningkatkan biaya programnya. Pada perusahaan non profit ini, cash holdings yang besar memerlukan pengawasan yang lebih baik. Penelitian dan bukti empiris di atas dilakukan pada sektor privat. Penelitian yang telah dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi commit to user cash holdings daerah municipal cash holdings pada sektor pemerintahan public adalah: Gore 2009 membuktikan bahwa coefficient of variation of revenue, growth dan Limited revenue sources berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah municipal cash holdings. Sedangkan debt per capita, size berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah municipal cash holdings. Pemerintah daerah yang mempunyai variasi pendapatan yang tinggi, sumber pendapatan yang tinggi, pertumbuhan yang tinggi dan utang per kapita yang rendah, maka lebih sedikit menahan kas. Pemerintah daerah yang mempunyai skala ekonomi yang besar, maka lebih sedikit menahan kas. Berbagai hasil penelitian yang diuraikan di atas merupakan penelitian yang dilakukan di luar negeri. Hasil review yang telah dilakukan penulis menunjukkan bahwa belum ada penelitian yang dilakukan berfokus pada cash holdings daerah di Indonesia. Penelitian sektor publik di Indonesia kebanyakan mengambil topik-topik anggaran pemerintah seperti yang dilakukan oleh Abdullah dan Asmara 2006, Suhartono dan Solichin 2007 dan Munawar dan Irianto 2006. Selain anggaran, tema penelitian sektor publik yang berkembang adalah aspek keperilakuan seperti yang dilakukan oleh Falikhatun 2007 dan penelitian lain dengan tema sistem akuntansi pemerintah seperti yang dilakukan oleh Latifah dan Sabeni 2007 dan Primasari, Waspodo dan Rahman 2008. Penelitian Gore 2009 yang membuktikan bahwa cash holdings di Amerika Serikat sering digunakan untuk alasan pencegahan dan alasan operasional mendorong motivasi penelitian ini. Motivasi penelitian ini adalah karena praktek cash holdings pada pemerintah daerah di Indonesia masih buruk, commit to user sehingga perlu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini ditandainya dengan fakta yang menunjukkan bahwa pemerintah daerah di Jawa Bali mempunyai sumber daya yang tinggi, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, khususnya potensi wisata di Bali yang menghasilkan pendapatan daerah yang besar. Akan tetapi, pendapatan daerah yang tinggi disertai jumlah penduduk yang padat menyebabkan belanja daerah juga mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan kas daerah tidak mampu menutup belanja daerah sehingga diperlukan pinjaman atau utang dari pihak lain Kompas, 2006. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini berfokus pada faktor- faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah. Gore 2009 mengemukakan bahwa koefisien variasi pendapatan coefficient of variation of revenue, dan pertumbuhan growth berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah. Sedangkan utang per kapita debt per capita, dan ukuran pemerintah daerah size berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Gore 2009 dengan beberapa perbedaan seperti berikut ini. 1. Perbedaan dalam variabel yang diteliti Dalam penelitian Gore 2009 terdapat 9 variabel independen yaitu CV Revenue, Debt per capita, Limited Revenue, Size, Growth, State Revenue, Quarter, State, Year. Sedangkan dalam penelitian ini meneliti kembali commit to user variabel seperti CV Revenue, Debt per capita, Size, Growth. Variabel yang lain tidak diteliti karena keterbatasan informasi yang diungkapan dalam laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia, tidak semua variabel yang ada dalam penelitian tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, karena perbedaan sistem pemerintahan di Indonesia dengan Amerika Serikat yang mempunyai Negara Bagian sehingga variabel yang dipilih dalam penelitian ini disesuaikan dengan data dan informasi yang tersedia dalam laporan keuangan pemerintah daerah. 2. Periode Penelitian Gore 2009 menggunakan periode penelitian antara tahun 1997 sampai dengan tahun 2003, sementara penelitian ini menggunakan periode penelitian 2005 sampai dengan 2007 hanya selama tiga tahun. Penulis memilih periode penelitian tersebut karena Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia baru mulai dipublikasikan pada tahun 2005 sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Sedangkan untuk laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2008 sampai dengan 2011 tidak digunakan karena tidak dipublikasikan oleh BPK RI. 3. Sampel Penelitian Gore 2009 menggunakan sampel penelitian pemerintah negara bagian di Amerika Serikat, sementara penelitian ini menggunakan sampel penelitian pemerintah daerah di Indonesia yaitu KotaKabupaten se-JawaBali. Perbedaan antara di Amerika Serikat dengan di Indonesia adalah bahwa di Amerika Serikat sistem pemerintahannya berupa Negara bagian dan Negara commit to user federal, sedangkan di Indonesia, pemerintah daerah bertanggungjawab terhadap pemerintah pusat. Atas dasar uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan mengambil fokus faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia dengan judul penelitian “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH HOLDINGS DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Studi Empiris Pada KotaKabupaten se-Jawa Bali Tahun 2005 sd 2007

B. Perumusan Masalah