Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
disederhanakan dalam kerangka konseptual KDBB  hasil adaptasi  dan modifikasi dari hidayat, 2014; Grice, 2002; Subarjah, 2010  Pool, 1988 yang akan disajikan
dalam bagan 3.2 pada halaman 72
Bagan 3.2Kerangka Konseptual KDBB Berdasarkan kerangkan konseptual diatas, dimensi yang akan dikembangkan
dalam  tes  keterampilan  bermain  bulutangkis  dengan  sub  tes  servis  tinggi,  lob bertahan,  dropshot  dan  smes  adalah  dimensi  tahapan  pada  proses  pembelajaran
yaitu  tahap  persiapan,  tahap  pelaksanaan,  tahap  penyelesaian  akhir  dan  hasil pukulan
terhadap sasaran
yang telah
ditentukan Hidayat,
2014; KumarKalidasan, 2013; Grice, 2002; Subarjah, 2010 Pool, 1988
2. Definisi Operasional
KDBB
Grip
Ready Position
Foot Work
Stroke
Servis Tinggi, Lob Bertahan, Dropshot, Smesh
T. Persiapan
T. Pelaksanaan
T. Penyelesaian
Hasil Pukulan
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sesuai  dengan  definisi  konseptual  diatas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa keterampilan dasar bermain bulutangkis merupakan kemampuan seseorang dalam
menampilkan teknik gerakan melakukan pukulan pada bidang sasaran yang telah ditetapkandan  diukur  dengan  empat  komponen  utama  yaitu  1  keterampilan
pegangan  raket,  2  keterampilan  sikap  siap  3  ketarampilan  gerakan  kaki,  4 keterampilan  memukul.  Keempatkomponen  tersebut  akan  dituangkan  kedalam
sub tes 1 servis panjang, 2 lob bertahan, 3 dropsot dan 4 smes yang terbagi kedalam  empat  dimensi  tahap  pembalajaran  yaitu  tahap  persiapan,  tahap
pelaksanaan  dan  tahap  penyelesaian  akhir  serta  tahap  hasil  akhir  pukulan  dan dikembangkan kedalam indikator-indikatorketercapaian untuk memudahkan dalam
penyusunan item-item atau tugas yang akan dinilai oleh para observersebagai dari hasil belajar dan latihan selama proses pembelajaran atau pelatihan.
Skor  yang  diperoleh  adalah  jumlah  skor  dari  item-item  prilaku  atau  task yang  dapat  ditampilkan  oleh  para  peserta  tes  berdasarkan  kriteria  penilaian  yang
sudah  ditetapkan.  Semakin  tinggi  skor  yang  dicapai  oleh  siswa  atau  atlit  dalam tes,  maka  semakin  tinggi  tingkat  penguasaan  keterampilan  bermain  bulutangkis
siswa  tersebut,  sebaliknya  semakin  rendah  skor  yang  dicapai  maka  semakin rendah tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis siswa tersebut.
Tahap 2 :Menentukan Tujuan Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis
Pada  dasarnya,  secara  umum  tujuan  tes  keterampilan  dasar  bermain bulutangkis  adalah  untuk  mengukur  penguasaan  hasil  belajar  keterampilan  dasar
bermain bulutangkis pada teknik memukul servis tinggi, lob bertahan, dropshot, smash sebagai hasil dari proses pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pada tes ini
termasuk  kedalam  tujuan  intruksional  Thorndike,  1982:14  yaitu  suatu  tes  yang dilakukan  untuk  melihat  kemampuan  individu  atau  kelompok  dalam  penguasaan
pemahaman atau pun keterampilan sebagai dari hasil belajar.Adapun tujuan secara khusus  dalam  pengembangan  ini  akan  disajikan  dalam  tujuan  pada  sub  tes
masing-masing tes, yaitu sebagai berikut :
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1.
Servis  tinggi  bertujuan  untuk  mengukur  kemampuan  melakukan  gerakan-
gerakan  servis  tinggi  dengan  baik  dan  benar  disertai  ketepatan  pukulan  pada sasaran yang sudah ditetapkan.
2.
Lob bertahan  bertujuan mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan
lob  bertahan  dengan  baik  dan  benar  disertai  ketepatan  pukulan  pada  sasaran yang sudah ditetapkan.
3.
Dropshot bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan
dropshot dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.
4.
Smash  bertujuan  untuk  mengukur  kemampuan  melakukan  gerakan-gerakan
smash  dengan  baik  dan  benar  disertai  ketepatan  pukulan  pada  sasaran  yang sudah ditetapkan.
Tahap 3 :Membatasi Tes Yang Akan Dikembangkan
Instrument  tes  KDBB,  pada  dasarnya  merupakan  instrument  tes  yang  akan mengukur pada keterampilan memukul servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan
smes.  Batasan  pada  tes  ini  adalah  hanya  mengukur  pada  keterampilan  teknik dasar  saja,  artinya  bahwa  alat  ukur  tersebut  akan  mengukur  subjek  ketika
melakukan  gerakan  memukul  dan  hasil  akhir  pukulan  yang  dicapai  sebagai  dari hasil  belajar.  Selain  itu,  domain  yang  diukur  dalam  tes  KDBB  adalah  domain
psikomotor  pada  level  P2  sampai  denganP5  yaitu  Basic  FundamentalMovement, Perceptual abilities, Physical abilities,Skilled Movement.
Tahap 4 :Penyusunan Spesifikasi Isi Dan Kisi-Kisi Instrument Tes
Sebagaimana  telah  dijelaskan  pada  tahap  awal,  penyusunan  spesifikasi  isi yang akan diukur dalam tes KDBB mengadaptasi dan memodifikasi pada dimensi
konstruk  yang  telah  dikembangkan  oleh  Hidayat,  2014;  Grice,  2002;  Subarjah, 2010    Pool,  1988  yang  mengacu  pada  tes  keterampilan  performance  test
dengan  penilaian  kinerja  performance  assessment.  Dimensi  tersebut  terbagai kedalam tiga dimensi utama yaitu 1 Persiapan, 2 Pelaksanaan 3 Penyelesaian,
dan  satu  dimensi  tambahanyaitu  hasil  akhir  pukulan.Berdasarkan  paparan  diatas,
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dalam  kepentingan  pengembangan  ini  penulis  memodifikasi  kembali  dimensi- dimensi  tersebut  menjadi  dimensi  pada  sub  tes  keterampilan  dasar  bermain
bulutangkis,  baik  pada  servis  tinggi,  lob  bertahan,  dropshot  dan  smes.  Berikut kisi-kisi instrument tes keterampilan akan disajikan dalam tabel 3.1pada halaman
75.
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Penyusunan Instrumen Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis
Variabel Sub Variabel
Dimensi Indikator
P1 P2
P3 P4
P5 P6
Jumlah item
Keterampilan Dasar Bermain
Bulutangkis Servis Tinggi
Persiapan Posisi Siap Tubuh
√ 2
Posisi Kok √
2 Posisi Tangan
√ 2
Pelaksanaan Persiapan Perkenaan
√ 2
Perkenaan √
2 Penyelesaian
Gerak Lanjut √
2 Akhir Gerakan
√ 2
Hasil Akhir Ketepatan arah pukulan
√ 1
Lob Bertahan Persiapan
Persiapan badan √
2 Gerakan kearah satelkok
√ √
2 Posisi Memukul
√ 1
Ayunan raket kebelakang √
1 Pelaksanaan
Ayunan raket kedepan √
2 Perkenaan
√ 2
Penyelesaian Gerak Lanjut
√ 2
Akhir Gerakan √
2 Hasil Akhir
Ketepatan Arah Pukulan √
1
Dropshot Persiapan
Persiapan badan √
2 Gerakan Kearaj satelkok
√ √
2 Posisi Memukul
√ 1
Ayunan raket kebelakang √
1 Pelaksanaan
Ayunan raket kedepan √
2 Perkenaan
√ 2
Penyelesaian Gerak Lanjut
√ 2
Akhir Gerakan √
2 Hasil Akhir
Ketepatan Pukulan √
1
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
P1 =Reflex Movements; P2 =Basic Fundamental Movement; P3 =Perceptual Abilities; P4 = Physical abilities; P5 = Skilled Movements; P6 = Nondiscursive movements  Sumber : Taxonomy of the psychomotor domain, Harrow, 1972 dalam Morrow, et al. 2005
Smash Persiapan
Persiapan badan √
2 Gerakan Kearaj satelkok
√ √
2 Posisi Memukul
√ 1
Ayunan raket kebelakang √
1 Pelaksanaan
Ayunan raket kedepan √
2 Perkenaan
√ 2
Penyelesaian Gerak Lanjut
√ 2
Akhir Gerakan √
2 Hasil Akhir
Ketepatan Pukulan √
1 Jumlah keseluruhan item
60
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tahap 5 :Penyusunan Spesifikasi Format
Tes  keterampilan  dasar  bermain  bulutangkis,  dituangkan  dalam  jenis subjective rating test dan accuracy-based test Morrow et.al 2005. Instrumen tes
keterampilan  dasar  bermain  bulutangkis  yang  berorientasi  pada  proses  gerakan atau  subjective  rating  test  mengacu  pada  dimensi  konstrak  yang  telah
dikembangkan  oleh  Hidayat2013  yang  menjadikan  beberapa  tahapan  dalam pelaksanaan  suatu  gerakan  dalam  teknik  dasar  bermain  bulutangkis,  dimana  tes
tersebut  bertujuan  untuk  mengukur  kemampuan  melakukan  keterampilan  gerak dasar  secara  efektif  dan  efisien  yang  dilihat  melalui  observasi  personal  dengan
berorientasi pada penilaian proses gerakan pada keterampilan dasar servis tinggi, lob  bertahan,  dropshot  dan  smes  Hidayat,  2013.  Pada  pengembangan  ini
subjective  rating  testterbagi  kedalam  tiga  gerakan  utama  yaitu,  persiapan, pelaksanaan  dan  penyelesaian  grice,  2002,  Hidayat,  2013.Sedangkan  jenis  tes
keterampilan  dasar  bermain  bulutangkis  berorientasi  pada  hasil  merupakan  tes objektif jenis Accuracy-Based Test Morrow et.al 2005 yaitu salah satu tes yang
mengukur  ketepatan  hasil  pukulan  pada  bidang  sasaran  yang  telah  ditetapkan Morrow  et.al,  2005;  Hidayat,  2012.Konstruk  utama  dalam  Accuracy-Based
Testadalah  hasil  akhir  pukulan  Hidayat,  2013;  Hidayat  at.al,  2014; KumarKalidasan, 2013; Pool, 1988 ; Nurhasan, 2007.
Kedua  jenis  tes  tersebut  dituangkan  kedalam  item-item  keterampilan  yang dielaborasi dari indikator padasetiap dimensi konstruk menurut teori Grice, 2002
Hidayat,  2013.  Kemudian  setelah  disusun  item-item  berdasarkan  indikator, item tersebut disajikan kedalam satu format khusus yaitu format observasi sebagai
alat  untuk  melihat  kemampuan  siswa  atau  atlit  dalam  menampilkan  jawaban- jawaban  atas  item-item  keterampilan  yang  telah  dikembangkan,  hal  tersebut
mengacu  pada  pandangan  Committee  for  the  Workshop  on  Alternatives  for Assessing  Adult  Education  and  Literacy  Programs  2002:42  yang  menyatakan
bahwa dua kompenen yang paling penting dalam performance assessment adalah adanya  task  atau  tugas  dan  kriteria  skor.  Dalam  hal  ini  task  yang  ditampilkan
untuk mengukur kemampuan siswa atau atlit adalah item-item keterampilan yang dikembangkan berdasarkan indikator yang telah disusun, kemudian untuk kriteria
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
skor yang dikembangkan sebagai penilaian jawaban siswa atau atlit terhadap item- item  keterampilan  atau  taskpenulis  menyusun  kriteria  skor  berupa  rubric
penilaian.Format  rubric  yang  dikembangkan  dalam  pengembangan  ini  adalah rubric jenis holistic atau rubric secara menyeluruh Morrow, at al. 2005, Zainul.
2005.
Tahap 6 :Perencanaan uji coba dan seleksi item
Setelahtersusunnya  kisi-kisi  dan  spesifikasi  format  serta  item-item keterampilan,  langkah  selanjutnya  adalah  uji  coba  dan  seleksei  item.  Item-item
tugas gerak dan kriteria skor yang telah disusun terlebih dahulu diplanelkan dalam satu forum kelompok diskusi atau FGD Focus Group Discusion yang berjumlah
sepuluh  orang,  terdiri  dari  para  atlit  dan  pelatih.  Hal  tersebut  dilakukan  untuk melihat  dan  menilai  secara  praktis  bagaimana  item-item  tugas  gerak  dan  kriteria
penilaian yang telah dikembangkan dapat mengukur atau mencerminkan gerakan- gerakan  yang  terdapat  dalam  keterampilan  dasar  bermain  bulutangkis,  sehingga
pada tataran praktis,  item-item  yang sudah dikembangakan  layak untuk  diseleksi oleh para ahli dan siap untuk diujicobakan pada sampel yang sebenarnya.
Kemudian,  langkah  selanjutnya  sebelum  instrumen  diujicobakan  kepada sampel  sebenarnya,  item  tugas  gerak  dan  kriteria  skor  yang  sudah
dikembangkanserta  disepakati  dalam  FGD  dengan  para  pelatih  dan  atlit  akan dinilai  oleh  para  expert,  tahap  ini  dinamakan  dengan  tahap  uji  coba  teoritik  atau
validasi  isi  content  validty  serta  seleksi  item  berdasarkan  pendapat  para  ahli, tahap ini dimaksudkan untuk melihat apakah secara isi item tugas gerak dan kriteria
skor  yang  dikembangkan  sudah  sesuai  berdasarkan  indikator-indikator  yang  telah ditentukan  atau  belum,  dengan  kata  lain  apakah  item-item  yang  dikembangkan
benar-benar  untuk  mengukur  keterampilan  dasar  bermain  bulutangkis  atau  tidak Azwar,  2012;  KusaeriSuprananto,  2012;  Santu  Naga,  2013,  hal  tersebut
dikuatkan  oleh  pada  pandangan  Susetyo  2011:89  yang  menyatakan  bahwa “validitas  isi  berkaitan  dengan  validitas  yang  mengukur  kecocokan  diantara  butir
tes dengan indikator”.
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pada  ujicoba  teoritik  dilakukan  oleh  para  ahli  atau  expert  judgment,  ini mengacu pada pandangan Lacy 2012. hlm.85 yang berpendapat bahwa
“Content validity
depends  on  professional  judgment  using  logic  and  comparsion”.  Lacy berpendapat  bahwa  dalam  validitas  ini  penilaianakan  dilakukan  oleh  para  pakar
yang ahli di bidangnya, hal tersebut dilakukan untuk melihat kesesuaian instrumen yang  telah  dikembangkan  terhadap  sasaran  domain  yang  akan  diukur.  Pemilihan
para ahli atau expert didasarkan pada kriteria inklusif dari beberapabidang keilmuan yang terkait dengan penyusunan dan pengembangan ITHB KDBB, oleh karena itu,
tiga  pokok  rumpun  keilmuan  yang  akan  terlibat  dalam  penyusunan  dan pengembangan  ITHB  KDBB,  yaitu  1  permainan  bulutangkis,  2  biomekanika
olahraga, 3 tes dan pengukuran keolahragaan. Expertdalam  permainan  bulutangkis  dimaksudkan  untuk  melihat  kesesuaian
item-item  keterampilan  gerak  yang  telah  disusun  dalam  ITHB  KDBB,  sehingga diharapkan  dapat  memberikan  masukan-masukan  terkait  dengan  keilmuan  dalam
bidang  permainan  bulutangkis  baik  secara  teoritis  maupun  pada  tataran  praktis. Kemudian  expert  dalam  biomekanika  olahraga  dimaksudkan  untuk  melihat  dan
memberikan saran atau masukan terkait dengan sub-sub gerakan yang telah disusun dalam  ITHB  KDBB,  sehingga  sub-sub  bagian  gerakan  yang  telah  disusun  benar-
benar dapat menggambarkan keterampilan yang akan diukur yaitu servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smesh. Sedangkan expert dalam bidang tes dan pengukuran
keolahragaan  akan  berperan  dalam  mengkaji  dari  kedua  aspek  tersebut  yaitu permainan  bulutangkis  dan  sub-sub  gerakan  yang  telah  disusun,  sehingga  dapat
menilai  apakah  item-item  yang  sudah  disusun  dalam  ITHB  KDBB  apakah  sudah layak  dijadikan  sebagai  suatu  instrumen  untuk  mengukur  keterampilan  dasar
bermain bulutangkis atau belum. Para  expert  yang  dijadikan  sebagai  penilai  dalam  tahap  ini  berjumlah  lima
orangyaitu  1  Dr.  Komarudin,  M.Pd  dosen  bulutangkis  jurusan  pendidikan kepelatihan FPOK UPI, 2 Agus Rusdiana, M.A., Ph.D dosen bulutangkis dan ahli
biomekanika pada jurusan ilmu keolahragaan FPOK UPI, 3 Yusuf Hidayat, M.Si dosen  bulutangkis  jurusan  pendidikan  olahraga  FPOK  UPI,  4  Surya  Medal
Megantara,  M.Pd  dosen  bulutangkis  STKIP  Pasundan  Cimahi,  5  Drs.  Nurhasan
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
expert  dalam  bidang  tes  dan  pengukuran  keolahragaan  FPOK  UPI.  Oleh  karena itu,  proses  dalam  tahap  perencanaan  dan  seleksi  item  dalam  penelitian  dan
pengembangan ini disebut dengan tahapan planel expert judgment.Azwar, 2012, hlm.135.Oleh  karena  itu,  produk  yang  dihasilkan  dalam  planel  expert  judgment
adalah  tersusunya  item-item  tugas  gerak  taskdan  kriteria  skor  yang  sudah ditelaah  dan  diseleksi  oleh  para  expert,  sehingga  terdapat  beberapa  item  tugas
gerak  task  yang  harus  direvisi  agar  menjadi  lebih  baik  dengan  saran-saran  dari para expert. Kemudian setelah adanya seleksi dan revisi item dari hasil telaah dan
review  dari  para  akademisi  atau  pakar  dibidang  bulutangkis  serta  biomekanika, selanjutnya dilaksanakan uji coba empiric, yaitu uji coba terkait dengan instrumen
yang sudah dikembangkan terhadap atlit atau siswa sekolah bulutangkis.
Tahap 7 :Perencanaan Mengumpulkan Data Normative
Setelah  tersusunnya  item  tugas  gerak  task  dan  pedoman  penilaian  yang sudah ditelaah oleh para expert atau ahli dalam bidang bulutangkis, biomekanika
dan  tes  pengkuran  keolahragaan,  tahap  selanjutnya  adalah  tahap  persiapan perencanaan  mengumpulkan  data  normative.  Pada  tahap  ini  ITHB  KDBB  yang
telah diuji coba dan diseleksi oleh para expert dalam uji coba teoritis selanjutnya akan  diujicobakan  pada  subjek  uji  coba  yang  telah  direncakan,  dengan  kata  lain
tahap  ini  dapat  dikatakan  dengan  tahap  uji  coba  empiris.  Pokok  penting  dalam tahap  ini  adalah  bagaimana  ITHB  KDBB  yang  telah  disusun  dapat  diujicobakan
pada subjek uji coba, oleh karena itu penting dalam tahap ini mempertimbangkan beberapa variabel demografis pada subjek uji coba, misalnya pada perbedaan usia,
level  dalam  keterampilan  atau  lama  latihan  subjek  uji  coba,  serta  jenis  kelamin Thorndike,  1982,  hal.27.Berdasarkan  pokok-pokok  penting  tersebut,  dalam
tahapan ini, penulis memilih beberapa kriteria dalam subjek yang akan digunakan dalam subjek uji coba, kriteria inklusif yang akan dijadikan subjek uji coba adalah
1  siswa-siswi  sekolah  bulutangkis  yang  sudah  mengikuti  latihan  selama  satu tahun,  2  Rentang  perbedaan  usia  subjek  uji  coba  terentang  antara  11-13  tahun
level  pemula,  3  jenis  kelamin  yang  akan  dijadikan  subjek  uji  coba  adalah putera dan puteri.
Burhan Hambali, 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN
BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian dan pengembangan ini, uji coba empiric dilakukan sebanyak dua  kali,  oleh  karena  itu,  tahapan  ini  mempunyai  keterkaitan  dengan  tahapan
selanjutnya  yaitu  pengujian  dan  bahan  pendukung,  setelah  uji  coba  pertama dilaksanakan,  ITHB  KDBB  terlebih  dahulu  dianalisis  keterhandalan  dan
kesahihannya  dalam  mengukur  keterampilan  bermain  bulutangkis  yaitureliabilitas dan validitas  ITHB KDBB. Sehingga pada pengujian pertama akan dilaksanakan
revisi atau perbaikan-perbaikan terkait dengan kekurangan ITHB KDBB terutama pada pedoman atau rubric penilaiannya. Oleh karena itu, kekurangan dan masukan
dari para expert ataupun rater sebagai penilai akan menjadi masukan yang sangat penting  untuk  memperbaiki  ITHB  KDBB  menjadi  lebih  baik  dan  praktis  ketika
digunakan. Sehingga ITHB KDBB yang sudah direvisi akan diujicobakan kembali pada sampel yang lebih besar dan diuji kembali reliabilitas dan validitasnya.
Tahap 8 : Pengujian Manual dan Bahan Pendukung
Sebagaimana  telah  dijelaskan  pada  pembahasannya  sebelumnya,  tahap pengujian  manual  dan  bahan  pendukung  menjadi  tahap  terakhir  dalam
pengembangan ini, dalam tahap ini terdapat limapokok penting  yang dilaksanakan yaitu, 1 membuat petunjuk untuk pelaksanaan tes, 2 membuat norma penilaian,
3  pengujian  reliabilitas,  4  pengujian  validitas,  5  membuat  buku  pedoman kriteria  penilaian  hasil  tes  Thorndike,  1982,  hal.  28.  Lima  pokok  penting
tersebut  menjadi  panduan dalam tahap ini, namun demikian,  lima  pokok penting diatas, disusun setelah uji coba tahap kedua dilaksankan atau sesudah tersusunnya
ITHB  KDBB  final,  hal  tersebut  diasumsikan  pada  pemikiran  logis  bahwa  tujuan dari  uji  coba  empiric  tahap  pertama  adalah  ingin  melihat  dan  mengetahui
kekurangan  ITHB  KDBB,  baik  pada  besaran  estimasi  reliabilitas  dan  validitas serta saran-saran atas kekurangan ITHB KDBB dari para rater atau penilai.
C. Lokasi dan Subjek Uji Coba