PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS.

(1)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Oleh Burhan Hambali

1204849

PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Oleh Burhan Hambali

1204849

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected] Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015


(4)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

BURHANHAMBALI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS.

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing,

Prof. Dr. H. Asmawi Zainul, M.Ed

Mengetahui,

PLT Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. NIP. 195802011984031001


(5)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

BURHAN HAMBALI Abstrak

Penelitianinibertujuanuntukmengembangkandanmemperolehinstrumenteshasilbela

jarketerampilandasarbermainbulutangkis (ITHB

KDBB).Instrumenteshasilbelajarinimerupakansalahsatubentukperformance

testdengan model individual perfomanceassessment yang dapatmengukurkemampuanparasiswadanatlitsekolahbulutangkissetelahmengikuti

proses pembelajaranataulatihan,

khususnyapadaketerampilandasarbermainbulutangkis (servistinggi, lob bertahan, dropsotdansmes)yang dikembangkankedalamjenissubjective rating test danaccuracy-based test. Penelitiandilakukandenganmenggunakanmetoderesearch

and development (R&D)

dandilaksanakankedalamdelapantahaputamayaituMenentukanatributlatenatau domain tes yang akandiukur, Analisistujuanpembuatantes, Batasanpadatesyang akandikembangkan, Penyusunanspesifikasiisiataukisi-kisi instrument,Spesifikasi format, Perencanaanujicobadanseleksi item,Perencanaanmengumpulkan data normatif, sertaPengujian manual danbahanpendukung.Hasilujicobateroritik yang dilakukanolehparaExpert

JugdmentmemperolehnilaikoefisienvaliditasisidenganteknikanalisisCVR

terentangantara 0.60 sampaidengan 1.00,

sedangkanpadapengujianempirikdilakukanpadasiswasekolahbulutangkisFPOK UPI usia 11-13 tahun, dandilakukandalamdua kali ujicoba,

ujicobatahappertamadilakukanpada 15

siswasedangkanujicobakeduadilakukanpada50 siswa.

Hasilpengujianreliabilitasdanvaliditas ITHB KDBB final yang dilakukanpadaujicobakeduamemperolehnilaiestimasireliabilitasstabilitasdengante kniktest-retestsebesar 0.96 (servistinggi), 0.91 (lob bertahan), 0.89 (dropshot)

dan0.89 (smesh) serta0.96 (ITHB KDBB Keseluruhan).

Sedangkanpadaestimasireliabilitaskonsistensi internal denganteknikinter-rater reliability (objektifitas) model IntraclassCoefisienCorelasi (ICC) memperolehkoefisienreliabilitassebesar 0.98 (servistinggi), 0.95 (lob bertahan), 0.95 (dropshot), 0.96 (smesh), dan 0.96 (ITHB KDBB keseluruhan).

Kemudianpadapengujianvaliditas ITHB KDBB

menggunakanvaliditasprediktifdengankriteriahasilrangkingsiswaatauatlitdenganm

enggunakanteknikround robin

atauhasilpertandingansetengahkompetisidiperolehnilaikoefisienvaliditasprediksiseb esar 0.70 (servistinggi), 0.69 (lob bertahan), 0.71(dropshot), 0.74 (smesh), dan

0.75 (ITHB KDBB

keseluruhan).Berdasarkanhasilpengujianreliabilitasdanvaliditasdapatdisimpulkanba


(6)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalammengukurketerampilandasarbermainbulutangkisuntuksiswadanatlitusia11-13 tahun.

Kata Kunci : Instrumen, KDBB, Perfomance Assessment,Reliabilitas, Validitas.

THE DEVELOPMENT OF BADMINTON BASIC SKILL LEARNING OUTCOME INSTRUMENT

BURHAN HAMBALI Abstract

This study aims to develop as well as acquire a learning outcome instrument of badminton basic skill (ITHD KDBB). This instrument is one of the performance test forms promoting individual performance assessment learning model which is able to measure students’ and athletes’ badminton skills after they have gone through the processes of learning or training. Those skills concerning particularly on basic ones such as high serve, clear lob, dropshot, and smash are developed through subjective rating test and accuracy-based test. The method employed in this study is research and development (R&D) carried out within eight main sessions determining the test domain to measure, the analysis of the test making objective, the limitation of the test developed, the arrangement of specific content, the arrangement of specific format, the plan of test piloting and item selection, the plan of normative data collection and the test of manuals and supporting items. This ITHB KDBB is tested both theoretically and empirically. In terms of theoretical side conducted through experiment judgment, it is found that its validity coefficient tested using CVR analysis range between 0.60 and 1.00. Whereas, in terms of empirical side tested to students FPOK UPI of badminton club at the age of 11-13 years old carried out twice (the first one joined by 15 student and the second one joined by 50 of them), here are the results. The reliability and validity results of ITHB KDBB using test-retest technique are 0.96 (high serve), 0.91 (clear lob). 0.89 (dropshot), 0.89 (smash), and 0.96 (the whole ITHB KDBB). However, the consistency estimation of reliability using inter-rater reliability (objectivity) promoting Intraclass Correlation Coefficient (ICC) model consists of the following results: 0.98 (high serve), 0.95 (clear lob), 0.95 (dropshot), 0.96 (smash), and 0.96 (the whole ITHB KDBB). In the meantime, the test of ITHB KDBB validity using predictive validity test comprising students raking criteria with round robin comes up with the following results 0.70 (high serve), 0.69 (clearlob), 0.71 (dropshot), 0.74 (smash), and 0.75 (the shole ITHB KDBB). Based on those test results, it can be conclude that ITHB KDBB being developed is either reliable or valid to measure students’, particularly 11-13 year-olds, badminton basic skills.

Kata Kunci : ITHB KDBB, Performance Test, Performance Assessment, Reliability, Validity.


(7)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ………. v

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL…. ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN .………... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. LatarBelakang ………...………. 1

B. Identifikasi Masalah ………... 9

C. Pembatasan Masalah ..………... 9

D. Rumusan Masalah ………... 9

E. TujuanPenelitian ...………...……... 10

F. SpesifikasiProduk yang Dikembangkan ………... 10

G. ManfaatPenelitian ……… 10

1. Manfaat Secara Teoritis ………... 10

2.Manfaat Secara Praktis ……… 11

H. AsumsidanKeterbatasanPengembangan …...……… 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 14

A. Instrumen Tes Hasil Belajar .……… 14

1. Pengertian dan Jenis Instrumen ……….……….. 14

2. Hakikat dan Karakteristik Tes ………... 15

3. Tes Hasil Belajar………...…………... 18

4. Klasifikasi Tes dalam Konteks Olahraga ……… 21

5. Teori Penyusunan Tes ………. 24

6. ReliabilitasdanValiditasInstrumenTes ………. 28


(8)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

C. Penilaian Kinerja(Performance Assessment) ……….. 33

D. Taksonomi Domain Psikomotor ……….. 36

E. Permainan Bulutangkis ……… 38

1. HakikatdanKarakteristikPermainanBulutangkis ... 31

2. Komponen Gerak Dasar dalam Permainan Bulutangkis ... 42

3. Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis ...………... 44

4. Dimensi dan Indikator Keterampilan Dasar BermainBulutangkis …. 54 F. KonstruksiTesHasilBelajarKeterampilanDasarBermainbulutangkis 62 1. Dasar-dasarPenyusunanTesHasilBelajar………... 62

2. Langkah-langkahPenyusunanTesHasilBelajar ……….. 62

3. Penelitian Yang RelevanTentangPengembanganTesHasilBelajarKeterampilanDasarBe rmainBulutangkis ……… 64 BAB III METODE PENELITIAN ………..………. 67

A. MetodePenelitian …………...………. 67

B. Prosedur atau Proses Pengembangan …..………. 68

C. Lokasi dan Subjek Uji Coba..………...………... 81

1. Lokasi Uji Coba ………... 81

2. Subjek Uji Coba ………... 82

D. Teknik Pengumpulan Data ...………... 83

E. Teknik Analisis Data………..……….. 84

BAB IVHASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN………….. 90

A. Hasil Pengembangan ……….... 90

1. Pengembangan Item Tugas Gerak atau Task berdasarkan Dimensidan Indikator ……… 90

2. Pengembangan Kriteria Skor pada Rubrik Penilaian ITHB KDBB … 91 B. Hasil Uji Coba Instrumen ITHB KDBB ……….. 108

1. Hasil Uji Coba Teoritik ITHB KDBB ………. 108

2. Hasil Uji Coba Teoritik Rubrik Penilaian ITHB KDBB ………. 116

3. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Lapangan ………. 126

4. HasilPengujianKonsistensiPukulanPadaUjiCobaPertama ……… 144

5. Hasil Perbaikan ITHB KDBB Final Setelah Uji Coba Pertama …….. 146

6. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Lapangan Kedua ………. 154

7. PenentuanKriteriaPenilaian………... 166


(9)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Proses Pengembangan ITHB KDBB ………... 170

2. TelaahPakar(Panel Expert Judgment) ITHB KDBB ... 172

3. Reliabilitas ITHB KDBB ………... 174

4. Validitas ITHB KDBB ………... 179

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI …………... 182

A. Simpulan …...………... 182

B. Implikasi ………... 183

C. Rekomendasi ……… 184

DAFTAR PUSTAKA ………... 185


(10)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

2.1

PerbedaanantaraCTTdanIRT ... 28 Tabel

2.2

Taksonomi Domain Psikomotor ……….. 38

Tabel 2.3

ContohGerakanDasarDalamPermainanBulutangkis …….. 42 Tabel

2.4

PolaGerakDominanPadaCaborPermainanBulutangkis …. 43

Tabel 2.5

KategorisasiKeterampilanGerakDasarMemukulBerdasarkanPosisiR

aketKetikaMelakukanPukulan ……... 49

Tabel 2.6 DimensidanIndikatorKeterampilanDasarBermainBulutangkis ……….. 55 Tabel 2.7

AnalisisKeberhasilanKeterampilanDasarServisTinggi ….. 56 Tabel

2.8

AnalisisKeberhasilanKeterampilanDasar Lob Bertahan …. 57 Tabel

2.9

AnalisisKeberhasilanKeterampilanDasarDropshot ……... 58 Tabel

2.10

IndikatorKeberhasilanPukulanServisTinggi ..………. 60 Tabel

2.11

IndikatorKeberhasilanPukulanLob Bertahan ... 60 Tabel

2.12

IndikatorKeberhasilanPukulanDropshot …...... 61 Tabel

2.13

IndikatorKeberhasilanPukulanSmash ………. 61

Tabel 2.14

Dasar-DasarPenyusunanTesHasilBelajar ……… 62

Tabel 3.1

Kisi – Kisi

PenyusunanInstrumenTesKeterampilanDasarBermainBulutangkis

……… 75

Tabel 4.1

Pengembangan Item tugas gerak atau Task berdasarkan Dimensi

dan Indikator Sub Tes Servis Tinggi ... 92 Tabel

4.2

Pengembangan Item tugas gerak atau Task berdasarkan Dimensi

dan Indikator Sub Tes Lob Bertahan ... 93 Tabel

4.3

Pengembangan Item tugas gerak atau Task berdasarkan Dimensi dan Indikator Sub Tes Dropshot ………


(11)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

94 Tabel

4.4

Pengembangan Item tugas gerak atau Task berdasarkan Dimensi

dan Indikator Sub Tes Smash... 95 Tabel

4.5

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBB

Sub Tes Servis Tinggi ……… 96

Tabel 4.6

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBB

Sub Tes Lob Bertahan ... 99 Tabel

4.7

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBBSub

TesDropshot………... 10

2 Tabel

4.8

Pengembangan kriteria skor pada rubrik penilaian ITHB KDBBSub

TesSmash………... 10

5 Tabel

4.9

Hasil Analisis Validitas Isi CVR Sub Tes Servis Tinggi ... 10 8 Tabel

4.10

Hasil Penilaian Dan Saran Expert Sub Tes Servis Tinggi ... 10 9 Tabel

4.11

Hasil Revisi ITHB KDBB Pada Sub Tes Servis Tinggi Yang Sudah

Disepakati Subject Metter Expert………. 11

1 Tabel

4.12

Hasil Analisis Validitas Isi CVR Sub Tes Lob Bertahan, Dropshot

dan Smash……….. 11

2 Tabel

4.13

Hasil penilaian dan saran expertsub teslob bertahan, dropshot dan

smash ………... 11

3 Tabel

4.14

Hasil Revisi ITHB KDBB Pada Sub Lob bertahan, Dropshot dan

Smash Yang Sudah Disepakati Subject Metter Expert…. 11 5 Tabel

4.15

Hasil Analisis CVR Rubrik Penilaian Sub Tes Servis Tinggi 11 6 Tabel

4.16

Hasil penilaian dan saran expertterhadaptelaah rubric pada sub

tesservistinggi ………...

11 8 Tabel

4.17

Hasil Analisis CVR Rubrik Penilaian Sub Tes Lob Bertahan, dropshot dan smash ...

11 9 Tabel

4.18

Saran expertterhadaptelaah rubric pada sub tes lob bertahan. 12 0 Tabel

4.19

Hasil penilaian dan saran expertterhadaptelaah rubric pada sub

tesDropshot………

12 2


(12)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.20

Hasil penilaian dan saran expertterhadaptelaah rubric pada sub

tesSmash ……….

12 2 Tabel

4.22

HasilAnalisisPenilaian Meta Rubrikdari Para SME ……... 12 4 Tabel

4.23

Hasil Komentardan Saran TerhadapRubrikPenilaian ITHB KDBB

secaraKeseluruhan ………. 125

Tabel 4.24

HasilPerolehanSkorPadaUjiCobaPertama Sub TesServisTinggi

……….. 127

Tabel 4.25

HasilPerolehanSkorPadaUjiCobaPertama Sub Tes Lob Bertahan

………. 128

Tabel 4.26 HasilPerolehanSkorPadaUjiCobaPertama Sub TesDropshot……… 12 9 Tabel 4.27 HasilPerolehanSkorSubjekPadaUjiCobaPertama Sub TesSmash……….. 13 0 Tabel 4.28

HasilPerolehanSkorSubjekPadaUjiCobaPertama ITHB KDBB

Keseluruhan ………... 131

Tabel 4.29

HasilAnalisisReliabilitas Test Retest UjiCobaPertama …. 13 4 Tabel

4.30

Hasilpengujianreliabilitascroncbach alpha ……… 13 6 Tabel

431a

MatrikKorelasiAntarPenilaiUjiCobaLapanganPertama 13 7 Tabel4.

31b

HasilAnalisisReliabilitas Inter Rater UjiCobaLapanganPertama

……….. 139

Tabel 4.32

Rangkumanhasilanalisiskoefisienvaliditasprediksi ITHB KDBB

……… 141

Tabel 4.33

HasilAnalisisPenilaianRubrikdari Para Rater setelahUjiCoba

………... 143

Tabel 4.34.

Rangkumandan saran dari observer dan PEJ padaujicobapertama

………... 144

Tabel 4.35

HasilReliabilitasKonsistensiPukulanUjiCoba………….. 14 5 Tabel

4.36a

HasilPerbaikan ITHB KDBB Final Sub TesServisTinggi .. 14 7 Tabel

4.36b

HasilPerbaikan ITHB KDBB Final Lob Bertahan, Dropshot,

Smash………

14 8 Tabel

4.37a

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub

TesServisTinggi ………..

14 9 Tabel

4.37b

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub Tes Lob

Bertahan, Dropshot, Smash ………

14 9


(13)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.37c

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub TesServisTinggi (Task : Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)…

15 0 Tabel

4.37d

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub Tes Lob Bertahan (Task : Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)…

15 1 Tabel

4.37e

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub TesDropshot (Task :Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)……

15 2 Tabel

4.37f

ContohHasilPerbaikanRubrik ITHB KDBB Final Sub TesSmash (Task :Arahketepatansatelkokterhadap sasaran)…………

15 3 Tabel

4.38a

DeskriptifStatistikSkorHasilUjiCobaKedua ……… 15

5 Tabel

4.38b

DeskriptifStatistikSkorHasilTes Retest SubjekUjiCoba .. 15 5 Tabel

4.38c

DeskriptifStatistikSkorHasilPenilaianKetiga Rater …….. 15 5 Tabel

4.39

HasilAnalisisReliabilitas Test Retest UjiCobaKedua …… 15 7 Tabel

4.40

Hasilpengujianreliabilitascroncbach alpha……… 15

8 Tabel

4.41a

MatrikKorelasiAntarPenilaiUjiCobaLapanganKedua … 15 9 Tabel

4.41b

HasilAnalisisReliabilitas Inter Rater UjiCobaLapanganKedua

………. 161

Tabel 4.42

Rangkumanhasilanalisiskoefisienvaliditasprediksi ITHB KDBB

……… 163

Tabel 4.43

RangkumanHasilUjiReliabilitasdanValiditasITHB KDBB

……… 165

Tabel 4.44a

Hasilestimasipenilaianpara expert pada proses standard setting sub

tesservistinggi ……… 16

7 Tabel

4.44b

Hasilestimasipenilaianpara expert pada proses standard setting sub

tes lob betahan, dropshot&smesh ……….. 16

7 Tabel

4.45a

Klasifikasikriteriapenilaianpada sub tesservistinggi ……. 16 8 Tabel

4.45b

Klasifikasikriteriapenilaianpada sub tes lob bertahan,

dropshotdansmash ………... 16

8 Tabel

4.45c

Klasifikasikriteriapenilaian ITHB KDBB Keseluruhan ….. 16 8 DAFTAR GAMBAR


(14)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Halaman

Gambar 2.1 BaganPembagianTesHasilBelajar ……… 20

Gambar 2.2 Lapangan Bulutangkis ... 41

Gambar 2.3 Contoh Gambar Peganga Raket ... 46

Gambar 2.4 Contoh Gambar Posisi Siap ... 47

Gambar 2.5 ContohGambarPergerakanLangkah Kaki PergerakanKedapan ………... 48

Gambar 2.6 ContohGambarKategoriJenisPukulan ……….. 50

Gambar 2.7 ArahdanJatuhnyaSatelkokPukulanServisTinggi …… 51

Gambar 2.8 ArahdanJatuhnyaSatelkokPadaPukulanLob Bertahan 52 Gambar 2.9 ArahdanJatuhnyaSatelkokPadaPukulanDropshot... 53

Gambar2.10 ArahdanJatuhnyaSatelkokPadaPukulanSmash…….. 54

Gambar2.11 KerangkaKonseptualDimensi KDBB 55 Gambar 3.1 Langkah-langkahpengembanganITHB KDBB ……….. 68

Gambar 3.2 KerangkaKonseptual KDBB ………... 72

Gambar 4.1 Diagram PerolehanSkor Sub TesServisTinggi ………. 128

Gambar 4.2 Diagram PerolehanSkor Sub Tes Lob Bertahan………. 129

Gambar 4.3 Diagram PerolehanSkor Sub TesDropshot……… 130

Gambar 4.4 Diagram PerolehanSkor Sub Tes Smash ……… 131


(15)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Format Validasi Isi Penyusunan ITHB KDBB …………. 190

Lampiran 2 Format Validasi Isi PenyusunanRubrikPenilaian ITHB KDBB ………... 196

Lampiran 3 Daftarnama expert judgment ……….………... 211

Lampiran 4 Data danHasilValidasi Isi Item TugasGerak ITHB KDBB ……….. 212

Lampiran 5 Data danHasilValidasi Isi Rubrikpenilaian ITHB KDBB 216 Lampiran 6 ITHB KDBB KonsepPertama ………... 222

Lampiran 7 RubrikPenilaian KDBB KonsepPertama ……… 220

Lampiran 8 Format PenilaianRubrikPenilaian ………... 240

Lampiran 9 Data UjiCobaPertama ………. 242

Lampiran 10 Data danHasilPenilaianRubrik ITHB KDBB ………... 279

Lampiran 11 HasilPerbaikan Item TugasGerak ……….... 282

Lampiran 12 SampelHasilPerbaikanRubrikPenilaian ………. 284

Lampiran 13 Rekapitulasi Data UjiCobaKedua ………... 289

Lampiran 14 HasilSkorPenilaian ITHB KDBB danSkorHasilPertandingan ………. 313

Lampiran 15 Out Put PengujianReliabilitas Product Moment ……….. 317

Lampiran 16 Out Put PengujianReliabilitasCronbach Alpha ………… 328

Lampiran 17 Out Put PengujianReliabilitas ICC ………... 337

Lampiran 18 Out Put HasilPengujianValiditasPrediktif ……….. 347

Lampiran 19 DokumentasiPenelitian ………. 351

Lampiran 20 Final ProdukPedomanInstrumenTesHasilBelajar KDBB ……….... 353

Lampiran 21 Final ProdukRubrikPenilaianInstrumenTesHasilBelajar KDBB ………... 381

Lampiran 22 SuratIjinPenelitian ………... 413


(16)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


(17)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sudah populer dan banyak digemari oleh masyarakat, baik ditingkat nasional maupun internasional. Ini terbukti, masih dipertandingkannya cabang olahraga permainan bulutangkis pada kejuraan multievent antar negara, seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games, dan kejuaraan-kejuaraan lain yang masih diselenggarakan pada tiap tahunnya. Di negara Indonesia, cabang olahraga permainan bulutangkis menjadi salah satu olahraga yang sangat populer,bahkan menjadi salah satu cabang olahraga penting yang bisa mengharumkannama baik Indonesia. Hal tersebut dilihat dari prestasi yang pernah dicapai oleh para pebulutangkis Indonesia pada kejuaraan-kejuaran yang telah diikuti, baik yang bersifat multievent, maupun perorangan, diawali dengan atlit tunggal putra Alan Budi Kusuma dan tunggal putri Susi Susanti yang merebut mendali emas pada olimpiade tahun 1992 di Barcelona,kemudian disusulpada olimpiade berikutnya oleh pasangan ganda putra Riki Subagja dan Rexy Maenaki pada tahun 1998, ganda putra Toni Gunawan dan Chandra Wijaya tahun2002, tunggal putra Taufik Hidayat tahun 2004 dan terakhir pada olimpiade Beijing China tahun 2008 pasangan gandaputra Markis Kido dan Hendra Setiawanberkontribusi menyumbangkan mendali emas untuk kontingen Indonesia.

Dilihat dari prestasi yang dicapai oleh para putra-putri terbaik Indonesia pada event paling bergensi tersebut tentu saja tidak terlepas dari pola pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah dan pengurus PBSI yang cukup baik pada masa itu. Namun, kondisi umum prestasi bulutangkis nasional dalam waktuenam tahun terakhir yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2015menjadi sangat memprihatinkandanstagnan, yaitu dengan banyaknya penurunan prestasi pada kejuaran-kejuaran yang diikuti oleh para pemain Indonesia, baik dalam kejuaraan perorangan, beregu, maupun multievent. Terbukti pada olimpiade


(18)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

London tahun 2012 cabang olahraga bulutangkis tidak menyumbangkan lagi mendali emas,kemudiangagalnya tim piala Sudirman dan Thomas – Uber pada tahun 2013-2014 memboyong tropi juara, serta yang terakhir gagalnya para pemain Indonesia mempersembahkan gelar juara pada kejuaran Indonesia open tahun 2015.

Melihat hal tersebut faktor pembinaan menjadi sangatlah penting untuk menjadi perhatian bagi para pengurus olahraga dalam melakukan pembinaan agar mencapai prestasi yang maksimal, hal ini didukung oleh pandangan Purwanto, Danardono & Novembri, (2009) bahwa “prestasi yang tinggi dalam olahraga merupakantantangan bagi dunia olahraga nasional.” Artinyaketika pola pembinaan yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan baik, maka prestasi yang maksimal pun akan tercapai. Salah satu yang paling mendasar dalam upaya memperbaiki pembinaan pada cabang-cabang olahraga khususnya bulutangkis adalah dengan memusatkan perhatian pada pembentukan olahraga sedini mungkin, yaitu dengan membina dan mengembangkan olahraga bagi generasi muda sejak usia dini (Juliante, et al. 2007), Tarigan (Hidayat, 2012:8) menjelaskan bahwa pembinaan olahraga sejak usia dini merupakan salah satu strategi untuk mencapai keberhasilan dan meningkatnya prestasi olahraga bulutangkis. Oleh karena itu, pembinaan dan pendidikan yang dilakukan pada saat ini dipusatkan dengan banyaknya didirikan pusatpendidikan dan latihan (PUSDIKLAT) atau sekolah-sekolah bulutangkis baik ditingkat Kabupaten-Kota maupun tingkat Provinsi.

Salah satu tujuan dan kompetensi dasar yang paling penting yang diterapkan di PUSDIKLAT atau sekolah-sekolah bulutangkis adalah siswa atau atlit diharapkan memiliki keterampilan dasarbermain bulutangkis dan mampu mendemonstrasikan setelah melalui proses pembelajaran atau latihan(Subarjah, 2009), terutama pada keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis. Hal tersebut mengacu pada pandangan Tohar (Subarjah, 2009) yang mengemukakan bahwa “Keterampilan dasar merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dipahami dan dikuasai oleh setiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis.” Oleh karena itu, keterampilan dasar bermain bulutangkis dianggap penting dan diharapkkan dapat dimiliki serta dikuasai oleh para siswa atau atlit sebagai hasil dari proses


(19)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang merupakan tujuan dari keberhasilan dalam program pendidikan dan latihan, khususnya ditingkat PUSDIKLATdan sekolah bulutangkis.

Keberhasilan suatu program pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Nurhasan, 2007. hlm.20), salah satunya yaitu dengan melakukan pengukuranterhadap hasil belajar, khususnya pengukuran pada konteks keterampilan olahraga dan kemampuan motorik. Hal ini sependapat dengan pandangan Morrow, Jackson, Dish & Mood (2005. hlm.308) yang berpendapat“the measurment of sport skill and motor abilities is one of the

fundamental aspects of the measurment of human perfomance”. Artinya bahwa

pengukuranketerampilanolahragadankemampuan motorikmerupakansalah satu aspekfundamental daripengukuranpenampilanseseorang. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran dan latihan, tes dan pengukuran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi atau penilain (Nurhasan, 2007. hlm.1). Evaluasi pada dasarnya merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan latihan (Kumar&Kalidasan, 2013), hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan kemampuan siswa atau atlit dalam menguasai keterampilan teknik dasar setelah mengikuti proses pembelajaran atau latihan (Nurhasan, 2007; Kumar & Kalidasan, 2013), sehingga guru atau pengajar dapat melihat kemampuan para siswa atau atlit secara objektif (Kumar & Kalidasan, 2013), danmengacu pada tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu terdapatnya perubahan perilaku yang mencakup pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Perubahan perilaku yang terjadi setelah proses pembelajaran dinamakan dengan hasil belajar. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan belajar dalam jangka waktu tertentu (Subarjah, 2010), sehinggadapat diukur dengan menggunakan alat ukur atau instrumen yang dinamakan dengan tes hasil belajar (Susetyo, 2011. hlm.7). Tes hasil belajar merupakan sarana yang dapat membantu guru dalam memberikan penilaian kepada peserta didik dengan hasil yang lebih tepat dan lebih dapat dipercaya (Susetyo, 2011. hlm.8).Oleh karena itu, dengan adanya tes hasil belajar pelatih atau staf pengajar akan mengetahui secara objektif dan menilai kemampuan yang dimiliki oleh para peserta didik.


(20)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam konteks olahraga, tes hasil belajar merupakan salah satu tes yang bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan keterampilan siswa atau atlit dalam proses pembelajaran dan pelatihan permainan olahraga, hal tersebut mengacu pada pandangan Purashwani dalam Kumar & Kalidasan (2013) yang

mengemukakan bahwa “Tes keterampilan dirancang untuk mengukur keterampilan

dasar yang dapat digunakan dalam suatu permainan olahraga.” Misalnya pada tes keterampilan dasar bermain futsal (Marhaendro, Saryono & Yudanto, 2009), tes keterampilan dasar bermain bulutangkis (Girce, 1988; Nurhasan, 2007; Subarjah, 2010; Hidayat, 2012; Kumar&Kalidasan, 2013), Tes keterampilan Shooting pada Bola Basket (Uzicanin, Separovic & Pojskic, 2009).Selain itu, teshasil belajar keterampilanmembantupeserta didik untuk mengevaluasipenampilan merekadalamketerampilan dasardanmemberikanmasukanuntuk perbaikan, serta membantuguruatau pengajaruntuk mengukurdanmengevaluasiefektivitas proses pembelajaran yang telah dilakukan (Kumar & Kalidasan, 2013).

Alat ukur atau instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar, sudah selayaknya memenuhui kriteria kelayakan sebagai instrumen tes yaitu (1) obyektif, (2) layak, (3) reliabel, dan (4) valid (Ali, 2011. hlm.139). Objektif berarti sebuah instrumen tes hasil belajar haruslah dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, artinya instrumen tes hasil belajar tersebut dapat menilai kemampuan peserta didik secara objektif, kemudian layak, artinya bahwa instrumen yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan yang akan diukur, selain itu, reliabel dan valid, artinya instrumen tes hasil belajar tersebut harus mempunyai tingkat kestabilan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, yaitu bagaimana instrumen tersebut dapat benar-benar mengukur keterampilan bermain bulutangkis yang mempunyai kestabilan dalam pengukuran. Mengacu pada pandangan diatas, maka sudah selayaknya seorang guru, pelatih atau staf pengajar mempunyai instrumen tes hasil belajar yang baik dan termasuk kedalam instrumen tes hasil belajar yang baku, khususnya pada tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis yang bertujuan untuk


(21)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

melihat kemampuan para siswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar bermain bulutangkis secara objektif.

Namun demikian, pembinaan olahraga bulutangkis yang dilakukan di PUSDIKLAT atau di sekolah bulutangkis, pada umumnya belum diikuti dengan adanya tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang dapatmengukur hasil belajar para siswa atau atlit sebagai dari penilaian keberhasilan proses pembelajaran atau latihan. Kondisi faktual menunjukan bahwa penilaian hasil belajar yang dilakukan pada siswa atau atlit, masih berorientasi pada penilaian kasat mata, yaitu penilaian pada saat bermain bulutangkis yang dielaborasi dengan kelompok-kelompok kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa atau atlit. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor jumlah jam yang belum memadai untuk melakukan tes, keterbatasan pelatih atau staf pengajar dalam melaksanakan tes yang tidak sebanding dengan jumlah siswa atau atlit yang mengikut pendidikan dan latihan, belum adanya alat ukur atau instrumen standar yang dapat mengukur kemampuan teknik dasar bermain bulutangkis, serta belum tersedianya alat yang dapat digunakan untuk melakukan tes yang sesuai dan objektif.

Hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh penulis pada beberapa PUSDIKLAT dan sekolah bulutangkis, pada umumnya masih mengabaikan tes dan pengukuran terhadap keterampilan para siswa atau atlit, sehingga penilaian dari keberhasilan suatu proses pembelajarannya hanya melihat dari kemampuan individual saja, yaitu kemampuan secara keseluruhan ketika mereka bermain bulutangkis pada proses latihan.Kemudian, selain itu juga, belum adanya suatu instrument tes hasil belajar yang khusus dapat digunakan untuk mengukur dan menilai keterampilan dasar bermain bulutangkisbagipara siswa atau atlit, artinya kondisi tersebut menjadi kendala untuk para pengajar atau pelatih dalam melakukan tes hasil belajar secara objektif.

Sejauh penulis ketahui, saat ini terdapat instrumen tes untuk mengukur keterampilan dasar bermain bulutangkis yang telah dikembangkan, salah satunya pada keterampilan dasar memukul seperti (1) tes keterampilan servis panjang yang dikembangkan oleh Scott Fox pada tahun 1959, tes ini bertujuan untuk


(22)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengukur ketepatan memukul satel kok kearah sasaran servis panjang, (2) tes lob bertahan yang telah dikembangkan oleh French pada tahun 1941 dengan tujuan untuk mengukur ketepatan memukul satel kok dengan pukulan lob bertahan ke arah yang telah ditentukan, (3) tes keterampilan dropshot, tes ini bertujuan untuk mengukur ketepatan memukul satelkok dengan pukulan dropshot dan mengarahkan satelkok jatuh sedekat mungkin dengan net didaerah permainan lawan, (4) tes keterampilan smash, tes ini bertujuan untukmengukur kemampuan dan skill memukul smash.

Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pusat Pembinaan dan Pelatihan Bulutangkis Usia Dini BM 77 Bandung mengembangkan suatu instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis, selanjutnya, diadaptasi dan dimodifikasi oleh Hidayat pada tahun 2004 yang dikembangkan untuk siswa atau atlit usia 10-12 tahun, jenis tes tersebut adalah (1) Servis panjang (high service) mempunyai tingkat validitas 0,60 dan reliabilitas 0,87, (2) Lob bertahan(clear lob) mempunyai tingkat validitas 0,76 dan reliabilitas sebesar 0,91. (3) Dropsot (dropshot) mempunyai tingkat validitas 0,74 dan reliabilitas 0,90. (4) Smes (smash) mempunyai tingkat validitas 0,74 dan reliabilitas 0,90. Kemudian Kumar& Kalidasan (2013) mengembangkan kembali instrumen tes keterampilan bermain bulutangkis pada keterampilan dasar servis tinggi dan lob bertahan untuk atlit top. Keempat jenis tes tersebut merupakan tes yang berorientasi pada hasil (produk), yaitu pada ketepatan pukulan yang dilakukan oleh siswa atau atlit terhadap sasaran yang telah ditentukan.

Selain tes keterampilan dasar bermain bulutangkis berorientasi pada hasil ketepatan pukulan, tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang berorientasi pada proses gerakanjuga harus dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan keterampilan gerak dasar yang dilakukan oleh siswa atau atlit dengan benar dan sistematis melaui observasi personal (Hidayat, 2012. hlm.96). Sama halnya dengan tes keterampilan dasar bermain bulutangkis berorientasi hasil ketepatan pukulan, Subarjah (2008) dan Hidayat&Mudjhihartono (2014) telah mengembangkan suatu instrumen tes untuk mengukur keterampilan dasar bermain bulutangkis berorientasi pada proses gerakanuntuk siswa sekolah


(23)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dasar usia 10-12 tahun, namun instrumen tes hasil belajar tersebut belum sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh para siswa di PUSDIKLAT dan sekolah bulutangkis, selain itu, pengembangan dan validasi pada instrumen tersebut masih berorientasi pada proses gerakan dan hasil pukulan (out come) secara terpisah.

Melihat hal tersebut, Inilah yang menjadi suatu kejanggalan atau GAPbagi penulis, dimana konsep-konsep teoritis yang seharusnya sejalan dengan harapan yang diinginkan, ternyata fakta dilapangannya belum sesuai dengan yang diharapkan, konsep teoritis menyatakan bahwa pengukuran tes hasil belajar merupakan faktor esensial dalam proses pembelajaran atau latihan, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran atau latihan sudah tercapai, tentunya, dengan menggunakan alat ukur atau instrumen berupa tes hasil belajarsebaga alat ukurnya, sehingga adanya penilaian yang objektif terhadap siswa atau atlit, namun demikian, fakta dilapangan tidak terjadi seperti keadaan ideal yang diharapkan, penilaian pada hasil belajar permainan bulutangkis masih berbasis pada penilaian subjektif, dimana belum diadakannya tes yang dapat mengukur dan menilai secara objektif keberhasilan siswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar bermain bulutangkis sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan. Hal tersebut, disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya, katerbatasan waktu, belum adanya instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, baik beroriantasi pada penilaian proses maupun hasil, serta belum adanya alat-alat tes yang mendukung proses tes hasil belajar.

Masalah pokok yang paling utamaadalah belum adanya suatu instrumen yang sudah baku dan mempunyai kriteria kelayakan sebagai instrumen untuk dijadikan alat ukur yang handal dan bisa mengukur hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis untuk para siswa atau atlit. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Zainul&Nasoetion (1993. hlm.23) bahwa “kelemahan pokok pengukuran hasil belajar dilembaga pendidikan pada umumnya terletak pada bentuk dan kemampuan dosen atau staf pengajar untuk mengkontruksi butir tes dengan baik.” Artinya, kecenderungan para pelatih atau staf pengajar masih belum


(24)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mampu mengkontruksi suatu tes dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, masalah pokok tersebut haruslah menjadi perhatian dan dicarikan pemecahan masalahnya, sebab, ini menjadi suatu urgensi bersama dalammemperbaiki kualitas proses pembelajaran dilembaga pendidikan, khususnya di PUSDIKLAT atau sekolah bulutangkis.

Ada beberapa cara penilaian yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan tes hasil belajar, yaitu (1) Penilaian Portopolio, (2) Penilaian Perfomance (Perfomance Assessment), (3) Penugasan (Project) dan (4) Hasil Kerja (Product) (Depdiknas, 2003 dalam Susanto, 2010). Mengacu pada pandangan tersebut, perfomance assessment merupakan salah satu penilaian yang sering dilakukan dalam konteks olahraga (Susanto, 2010). Popham (2011.hlm.187) mengemukakan bahwa “perfomance assessment is an approach to measuring a student status based on the way the student completes a specified task.” Artinya bahwa penilaian perfomance merupakan sebuah pendekatan untukmengukurstatus siswa atau atlitberdasarkan caramenyelesaikantugas tertentu. Ini berarti, untuk bisa melihat hasil belajar siswa atau atlit dalam kaitannya dengan keterampilan dasar bermain bulutangkis dapat dilakukan dengan perfomance assessment, yaitu dengan diadakannya tes yang dapat mengukur keterampilan dasar bermain bulutangkis atau badminton basic skillperfomancetest.

Oleh karena itu, berdasarkan paparan diatas, penulis berusaha untuk mengembangkan suatu instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis yang berorientasi pada penilain proses maupun hasil sebagai dari perfomance test dengan bentuk perfomance assessment, yang diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kulitas proses pembelajaran, terutama pada aspek tes dan pengukuran sebagai media penilain yang objektif untuk mengukur hasil belajar yang dicapai oleh para siswa atau atlit setelah melalui proses pembelajaran. Ini diasumsikan karena pada dasarnya, selama ini instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang telah dikembangkan hanya berorientasi pada hasil (produk) dan dikembangkan oleh orang-orang di luar negeri, selain itu, para guru, pelatih dan praktisi olahraga selama ini hanya menjadi user atau pamakai instrumen tes yang sudah ada saja, sehingga mereka belum mengetahui tentang


(25)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ketepatan instrumen tes tersebut dalam mengukur objek yang hendak diukurnya. Selain itu penelitian-penelitian dalam konteks pengembangan instrumen tes hasil belajar, khususnya pada perfomancetestdan perfomance assessment masih jarang dilakukan dalam konteks olahraga terutama dalam permainan bulutangkis. Atas dasar tersebut, penelitian ini memiliki nilai yang strategis dan inovatif dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis, baik yang berorientasi pada hasil ketepatan pukulan terhadap sasaran maupun berorientasi pada proses teknik gerakan yang obyektif, layak, reliabel serta valid, sehingga dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar bermain bulutangkis. Oleh karena itu, pokok-pokok pikiran yang telah diungkapkan diatas akan dituangkan dalam sebuah judul penelitian “Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkanlatar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi di lapangan yaitu sebagai berikut :

1. Belumadanya alat ukur atau instrumen standar yang dapat mengukur kemampuan teknik dasar bermain bulutangkis, khususnya untuk siswa atau atlit. 2. Belum tersedianya alat yang dapat digunakan untuk melakukan tes yang sesuai

dan objektif.

C.Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis membatasi masalah-masalah tersebut menjadi satumasalah pokok, yaitu belum adanya alat ukur atau instrumen yang dapat mengukur kemampuan teknik dasar bermain bulutangkis untuk siswa atau atlit, sehingga fokus penelitian tesis ini hanya pada pengembangan instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis serta pedoman penilaiannya yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar bermain bulutangkis pada keterampilan servis tinggi, lob


(26)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bertahan, dropshot dan smes, yang diharapkan dapat digunakan sebagai alat untuk melihat keberhasilansiswa atau atlit dalam menguasai keterampilan dasar bermain bulutangkis setelah melalui proses pembelajaran atau latihan.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok uraian pada batasan masalah yang sudah dijelaskan diatas, masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah proses yang harus dilakukan untuk memperoleh instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis ? “

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dikemukakan diatas, tujuan utama pada penelitian ini adalah memperoleh satu instrumen tes yang dapat mengukur hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis (ITHB KDBB) atau Badminton Basic Skill Perfomance TestInstrumen.

F.Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis (ITHB KDBB) yang dapat digunakan oleh pelatih atau stafpengajardalam mengukur kemampuan siswa atau

atlit terhadap penguasaan keterampilan dasar bermain

bulutangkis.Pengembanganinstrumenteshasilbelajarketerampilandasarbermainbulut angkisdalampenelitianinidimaksudkanuntukmenyusunpetunjukpelaksanaansertanor

mapenilaiannya, denganharapanagar instrumen yang

dikembangkantersebutmenjadilebihbaikdanmudahdigunakanolehparastafpengajarat aupelatih. Oleh karena itu, spesifikasi produk yangdikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yangdisajikan dalam sub (1) servis tinggi, (2) lob bertahan, (3) dropshot, (4) smes dan dituangkan dalam bentuk pedoman observasi beserta rubrik penilaian sebagai dari instrumen penilaian unjuk kerja (perfomance assessment).


(27)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

G.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat dalam upaya mengembangkan sebuah instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang berorientasi pada penilaian hasil ketepatan pukulan terhadap sasaran, maupunpada penilaian proses teknik gerakan, dengan mempunyai kriteria instrumen obyektif, layak, reliabel dan valid, sehingga dapat digunakan untuksiswa atau atlit sebagai instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, serta berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar siswa atau atlit setelah melalui proses pembejalaran. Selain itu, penelitian ini menemukan suatu model proposisi sebuah instrumen yang handal, sehingga dapat berkontribusi dalam perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang penilaian dan pengukuran hasil belajar pada bidang keolahragaan.

2. Manfaat Secara Praktis

Adapun secara praktis, instrumen yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai instrumen teshasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar dengan mempunyai kriteria kelayakan instrumen yang handal. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan panduan kepada staf pengajar dan para pelatih bulutangkis, tentang suatu instrumen penilaian unjuk kerja (perfomance assessment) pada tesketerampilan dasar bermain bulutangkis, sehingga diharapkan dapat diterapkan sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa atau atlit.

H.Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dasar pada pengembangan ITHB KDBB pada dasarnya diasumsikan karena selama ini instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis yang telah dikembangkan hanya berorientasi pada hasil (produk) dan dikembangkan oleh orang-orang di luar negeri, para guru / dosen, pelatih dan praktisi olahraga


(28)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

selama ini hanya menjadi user atau pamakai instrumen tes yang sudah ada, sehingga mereka belum mengetahui ketepatan instrumen tes tersebut dalam mengukur objek yang hendak diukurnya. Kemudian, penelitian-penelitian dalam konteks pengembangan instrumen tes hasil belajar, khususnya pada perfomancetestdan perfomance assessment masih jarang dilakukan dalam konteks olahraga terutama dalam permainan bulutangkis.

Beberapa hasil penelitian tentang pengembangan instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis, pada dasarnya hanya bertujuan untuk mengukur kemampuan teknik dasar yang berorientasi pada penilaian hasil akhir teknik pukulan atau dalam konteks pengukuran olahragadisebut denganAccuracy-Based Test(Morrow, Jackson, Dish & Mood. 2005. hlm.315), yaitu salah satu tes yang mengukur ketepatan hasil pukulan pada bidang sasaran yang telah ditetapkan (Morrow et el. 2005; Hidayat, 2012). Kumar&Kalidasan (2013) mengembangkan instrumen untuk mengukur kemampuan pada keterampilan low servis, high servis, high spin dan fast drive dengan nilai koefisien reliabilitas test-retest masing-masing teknik sebesar 0.89 (low servis), 0.82 (high servis), 0.83 (high spin), dan 0.82 (fast drive). Namun demikian, semua teknik yang dikembangkan pada dasarnya bertujuan untuk mengukur kemampuan teknik dasar pada atlit-atlit top. Kemudian Wang Jianyu & Liu Wen Hau (2009) mengembangkan keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis, hasil penelitian yang dikembangkan oleh Wang Jianyu & Liu Wen Hau (2009) hanya menghasilkan level dan kategorisasi keterampilan pada permaian bulutangkis. Selain itu Hidayatat.el(2014) mengembangkan suatu instrumen yang menilai keterampilan dasar bermain bulutangkis pada teknik servis tinggi, lob bertahan dan dropshot, dimana pengembangan pada ketiga teknik tersebut bertujuan pada pengukuran hasil belajar keterampilan yang berbasis proses pelaksanaan dan hasil pukulan. Hasil pengembangan yang dilakukan oleh Hidayat at al (2014) menghasilkan dua jenis instrumen tes secara terpisah, yaitu tes keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis yang bertujuan untuk mengukur proses dari tahapan teknik gerakan yang dinamakan dengan subjective rating test (Morrow at al. 2005; Hidayat 2012) dan tes keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis yang bertujuan untuk


(29)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengukur hasil akhir dari ketepatan pukulan pada bidang sasaran yang telah ditentukan atau Accuracy-Based Test(Morrow at al. 2005; Hidayat 2012). Namun demikian kedua instrumen tes tersebut dikembangkan untuk anak usia 10-12 tahun atau dapat digunakan untuk siswa kelas IV sampai VI SD sebagai dari penilaian hasil proses belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis. Oleh karena itu, hasil kajian dari beberapa penelitian dan pengembangan menjadi salah satu dasar asumsi pengembangan instrumen tes keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis yang akan digunakan untuk siswa atau atlit, pengembangan ITHB KDBB ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa atau atlit dalam menguasai hasil belajar keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis yang akan dituangkan pada teknik pukulan servis panjang, lob bertahan, dropshot dan smes.

Adapun keterbatasan pengembangan ini hanya pada pengembangan instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis yaitu pada keterampilan dasar memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes), yang akan dituangkan dalam tes perbuatan (perfomancetest) dan penilaian unjuk kerja (perfomance assessment) sebagai instrumen penilaian yang terdiri dari tugas gerak (task) serta kriteria skor (rubrik penilaian). Selain itu, dibatasinya pada empat keterampilan dasar memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smesh) dalam ITHB KDBB ini diasumsikan karena pada keempat keterampilan tersebut merupakan teknik yang paling mendasar yang harus dikuasi oleh siswa atau atlit untuk bisa bermain bulutangkis.


(30)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009. hlm.407), hal tersebut dikuatkan oleh Ali (2011. hlm.393) yang mengemukakan bahwa Research and Development“pada hakikatnya merupakan suatu upaya dalam pengembangan

prototipe suatu alat atau perangkat berbasis riset.”Produk yang dihasilkan dalam

penelitian ini adalah instrumen tes keterampilan dasar bermainbulutangkis. Firman (Muryanto, 2013. hlm.36) mengemukakan bahwa “pengembangan tes adalah suatu proses perancangan dan perbaikan alat ukur tes agar menjadi alat ukur yang berkualitas baik.”

Pemilihan metode Research and Development (R&D) pada penelitian ini diasumsikan, karena pada dasarnya tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh satu instrumen yang dapat mengukur hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis pada teknik memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes) yang mempunyai nilai estimasi reliabilitas dan validitas yang handal dan menjadi suatu instrumen tes yang baku, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis oleh para siswa sekolah bulutangkis dan para atlit, khususnya atlit bulutangkis.

Dalam pengembangan tes keterampilan dasar bermain bulutangkis terdapat tahapan-tahapan yang biasanya disusun dalam suatu rangkai tahapan pengembangan.Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, tahapan yang digunakan dalam penelitian dan pengembanganini mengacu pada pandangan Thorndike (1982, 11-22) yang membagi kedalam sepuluh tahapan yaitu : (1) Menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur, (2) Analisis tujuan


(31)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pembuatan tes, (3) Batasan pada tes yang akan dikembangkan, (4) Penyusunan spesifikasi isi atau kisi-kisi instrument, (5) Spesifikasi format, (6) Perencanaan uji coba dan seleksi item, (7) Perencanaan analisis butir item, (8) Perencanaan mengumpulkan data normatif, (9) Pengujian manual dan bahan pendukung, (10) Penyusunan jadwal / schedule. Dari kesepuluh tahapan tersebut penulis memodifikasi menjadi delapan tahapan utama yang dilaksanakan pada tahapan pengembangan, dan membagi kedalam tiga tahapan utama yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan dan tahap evaluasi. Berikut modifikasi tahapan pengembangan instrumen tes keterampilan dasar bermain bulutangkis akan disajikan pada gambar 3.1 dibawah ini :

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan ITHB KDBB (Sumber: Thorndike, 1982: 11-22)

B.Proseduratau Proses Pengembangan

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah menghasilkan satu instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis (ITHB KDBB), oleh karena

TAHAP PENGEMBANGAN Penyusunan spesifikasi isi

atau kisi-kisi instrument

Spesifikasi Format

Uji Coba dan Seleksi Item

Revisi I Menentukan atribut laten atau

domain tes yang akan diukur

Analisis Tujuan Pembuatan Tes

Batasan pada tes yang akan dikembangkan

TAHAP PENDAHULUAN

Pengumpulan Data Normatif

Pengujian Manual dan Bahan Pendukung Revisi II


(32)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

itu, perlu adanya satu prosedur pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan instrumen tersebut. Prosedur pengembangan dalam hal ini mengacu pada delapan modifikasi tahapan pengembangan yang kemukakan oleh Throndike (1982),berawal dari menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur sampai dengan pengujian manual dan bahan pendukung. Tahapan atau proses pengembangan instrumen tes hasil belajar keterampilan dasar bulutangkis dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :

Tahap 1 :Menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur

Tahap pertama dalam penelitian pengembangan ini adalah menentukan atribut laten atau domain tes yang akan diukur. Mengacu pada konsep yang telah dikemukan pada tujuan penelitian.Atribut laten yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar bermain bulutangkis (KDBB), oleh karena itu, domainyang akan diukur dan dikembangkan kedalam instrumen KDBB adalah domain psikomotor yang mengacu pada domain psikomotorikHarrow (1972). Pada dasarnya taksonomi Harrow berkaitan dengan tujuan psikomotorik dengan membagi kedalam enam level gerakan yaitu (1) Reflex Movement, (2) Basic FundamentalMovement, (3) Perceptual Abilities, (4)Physical Abilities,(5) Skilled Movement(6) Nondiscursive Movements(Harrow dalam Kusaeri&Suprananto, 2012 &Morrow, et al. 2005).

Setelah ditetapkannya atribut laten dan domain tes yang akan diukur, yaitu keterampilan dasar bermain bulutangkis pada domain psikomotor, langkah selanjutnya adalah menetukan suatu definisi tentang atribut laten yang akan dikur menjadi definisi konseptual dan definisi operasional.

1. Definisi Konseptual

Secara konseptual Hidayat (2013:11) mengemukakan bahwa Keterampilan dasar bermain bulutangkis adalah “kemampuan melakukan gerakan atau teknik gerakan dasar yang dibutuhkan dalam olahraga bulutangkis secara efektif dan

efisien.”Keterampilan dasar merupakan salah satu keterampilan yang harus


(33)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bulutangkis (Tohar dalam Subarjah & Hidayat, 2007:31) Hal ini dikarenakan merupakan salah satu faktor pendukung pokok untuk menjadi atlet yang berprestasi. Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, terdapat empat dimensi dalam keterampilan dasar bermain bulutangkis, dimensi tersebut meliputi (1) keterampilan pegangan raket(grip), (2) keterampilan posis siap(ready postion), (3) keterampilan gerakan kaki (footwork), (4) keterampilan teknik memukul (strokes) (Hidayat, 2013; Subarjah, 2010; Hidayat, 2008; Kumar, 2006). Secara konseptual keempat dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

Keterampilanpegangan raket(grip) merupakan kemampuan dalam memegang raket dengan benar untuk melakukan pukulan forehand maupun backhand, menurut hidayat (2013:12) “keterampilam cara memegang raket memainkan peran sangat penting sebab kualitas baik tidaknya pukulan sangat

ditentukan oleh cara memegang raket yang benar.” Keterampilan posisi

siap(ready position) adalah posisi dasar menunggu didekat bagian tengah lapangan yang sama jaraknya dari semua sudut lapangan (Grice, 2002). Keterampilan gerakan kaki(foot work) “merupakan gerakan-gerakan langkah kaki yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai

posisinya.”(Subarjah, 2009).Sedangkanketerampilan memukul(storke) adalah

“cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan

menerbangkan kok kebidang lapangan lawan dengan menggunakan

raket.”(Hidayat, 2013).Hal tersebut dikuatkan oleh pandanganTohar (Subarjah &

Hidayat, 2007:47) yang berpendapat bahwa “Teknik pukulan diartikan sebagai cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan

menerbangkan satelkok kebidang lapangan lawan.”Terdapat empat pokok teknik

pukulan bulutangkis yang harus dikuasai dalam permainan bulutangkis yaitu (1) Pukulan servis ,(2) Pukulan lob bertahan, (3) Pukulan dropshot, (4) Pukulan smes (Grice, 2002; Subarjah, 2010; Hidayat, 2012). Keempat teknik pukulan tersebut secara konseptual dapat dijelaskan sebagai berikut :


(34)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Pukulan Servis Panjang (High Servis). Pukulan servis panjang merupakan pukulan yang dilakukan dari bawah yang mengarahkan satelkok tinggi jauh kebelakang didaerah garis back bouandary line. Pandangan tersebut diperkuat oleh (Grice, 2002) yang mengemukakan bahwa “servis panjang adalah servis dasar yang mengarahkan satelkok tinggi dan jauh kebelakang”

b.Pukulan Lob Betahan (Clear Lob). Subarjah & Hidayat (2009:2.53) mengemukakan bahwa pukulan lob atau clear merupakan “pukulan dari atas kepala yang hasil pukulannya melambung tinggi dan diarahkan kebagian belakang lapangan permainan.”

c. Pukulan Dropshot. Hidayat (2012) mengemukaka bahwa dropshotmerupakan “salah satu jenis keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan kok jatuh sedekat mungkin dengan net didaerah permainan lawan.” Pada dasarnya pukulan dropshot sama halnya dengan pukulan lob bertahan, hanya saja pada pukulan dropshot satelkok hanya didorong pelan ketika perkenaan antara raket dan satelkok, sehingga jatuh didaerah depan permainan lawan atau shortservice lineatau garis daerah servis pendek (Hidayat, 2012; Grice, 2002; Subarjah&Hidayat, 2009).

d.Pukulan smashmerupakan pukulan keras dan tajam yang bertujuan untuk mematikan lawan (Subarjah&Hidayat, 2009:2.55). Hal tersebut diperkuat oleh Grice (2002:85) yang mengemukakan bahwa pukulan smashmerupakan “pukulan yang cepat, diarahkan kebawah dengan kuat, dan tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul keatas.”

Kempatteknik pukulantersebut merupakan gambaran dari keterlaksanaannya komponen-komponen dalam keterampilan dasar bermain bulutangkis, baik pada grip, ready position (stand), foot work, maupun stroke . sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajaran keempat pukulan tersebut dibagi kedalam tiga tahapan gerakan utama yaitu tahap persiapan pukulan, tahap pelaksanaan pukulan dan tahap penyelsaian akhir pukulan sebagai dari pembelajaran proses gerakan, serta tahap hasil akhir pukulan terhadap sasaran yang telah ditentukan sebagai hasil dari proses pembelajaran atau produk pukulan (Grice, 2002; Hidayat, 2013, Pool 1988, Nurhasan, 2007). Oleh karena itu, definsi konseptual yang telah dijelaskan diatas,


(35)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

disederhanakan dalam kerangka konseptual KDBB hasil adaptasi dan modifikasi dari hidayat, 2014; Grice, 2002; Subarjah, 2010 & Pool, 1988 yang akan disajikan dalam bagan 3.2 pada halaman 72

Bagan 3.2Kerangka Konseptual KDBB

Berdasarkan kerangkan konseptual diatas, dimensi yang akan dikembangkan dalam tes keterampilan bermain bulutangkis dengan sub tes servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes adalah dimensi tahapan pada proses pembelajaran yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian akhir dan hasil pukulan terhadap sasaran yang telah ditentukan (Hidayat, 2014; Kumar&Kalidasan, 2013; Grice, 2002; Subarjah, 2010& Pool, 1988)

2. Definisi Operasional KDBB

Grip

Ready Position

Foot Work

Stroke

Servis Tinggi, Lob Bertahan, Dropshot, Smesh

T. Persiapan

T. Pelaksanaan

T. Penyelesaian


(36)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan definisi konseptual diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar bermain bulutangkis merupakan kemampuan seseorang dalam menampilkan teknik gerakan melakukan pukulan pada bidang sasaran yang telah ditetapkandan diukur dengan empat komponen utama yaitu (1) keterampilan pegangan raket, (2) keterampilan sikap siap (3) ketarampilan gerakan kaki, (4) keterampilan memukul. Keempatkomponen tersebut akan dituangkan kedalam sub tes (1) servis panjang, (2) lob bertahan, (3) dropsot dan (4) smes yang terbagi kedalam empat dimensi tahap pembalajaran yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir serta tahap hasil akhir pukulan dan dikembangkan kedalam indikator-indikatorketercapaian untuk memudahkan dalam penyusunan item-item atau tugas yang akan dinilai oleh para observersebagai dari hasil belajar dan latihan selama proses pembelajaran atau pelatihan.

Skor yang diperoleh adalah jumlah skor dari item-item prilaku atau task yang dapat ditampilkan oleh para peserta tes berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh siswa atau atlit dalam tes, maka semakin tinggi tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis siswa tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis siswa tersebut.

Tahap 2 :Menentukan Tujuan Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis Pada dasarnya, secara umum tujuan tes keterampilan dasar bermain bulutangkis adalah untuk mengukur penguasaan hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis pada teknik memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot, smash) sebagai hasil dari proses pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pada tes ini termasuk kedalam tujuan intruksional (Thorndike, 1982:14) yaitu suatu tes yang dilakukan untuk melihat kemampuan individu atau kelompok dalam penguasaan pemahaman atau pun keterampilan sebagai dari hasil belajar.Adapun tujuan secara khusus dalam pengembangan ini akan disajikan dalam tujuan pada sub tes masing-masing tes, yaitu sebagai berikut :


(37)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Servis tinggi bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan servis tinggi dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.

2. Lob bertahan bertujuan mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan lob bertahan dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.

3. Dropshot bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan dropshot dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.

4. Smash bertujuan untuk mengukur kemampuan melakukan gerakan-gerakan smash dengan baik dan benar disertai ketepatan pukulan pada sasaran yang sudah ditetapkan.

Tahap 3 :Membatasi Tes Yang Akan Dikembangkan

Instrument tes KDBB, pada dasarnya merupakan instrument tes yang akan mengukur pada keterampilan memukul (servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes). Batasan pada tes ini adalah hanya mengukur pada keterampilan teknik dasar saja, artinya bahwa alat ukur tersebut akan mengukur subjek ketika melakukan gerakan memukul dan hasil akhir pukulan yang dicapai sebagai dari hasil belajar. Selain itu, domain yang diukur dalam tes KDBB adalah domain psikomotor pada level P2 sampai denganP5 yaitu Basic FundamentalMovement, Perceptual abilities, Physical abilities,Skilled Movement.

Tahap 4 :Penyusunan Spesifikasi Isi Dan Kisi-Kisi Instrument Tes

Sebagaimana telah dijelaskan pada tahap awal, penyusunan spesifikasi isi yang akan diukur dalam tes KDBB mengadaptasi dan memodifikasi pada dimensi konstruk yang telah dikembangkan oleh Hidayat, 2014; Grice, 2002; Subarjah, 2010 & Pool, 1988 yang mengacu pada tes keterampilan (performance test) dengan penilaian kinerja (performance assessment). Dimensi tersebut terbagai kedalam tiga dimensi utama yaitu (1) Persiapan, (2) Pelaksanaan (3) Penyelesaian, dan satu dimensi tambahanyaitu hasil akhir pukulan.Berdasarkan paparan diatas,


(38)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalam kepentingan pengembangan ini penulis memodifikasi kembali dimensi-dimensi tersebut menjadi dimensi-dimensi pada sub tes keterampilan dasar bermain bulutangkis, baik pada servis tinggi, lob bertahan, dropshot dan smes. Berikut kisi-kisi instrument tes keterampilan akan disajikan dalam tabel 3.1pada halaman 75.


(39)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Penyusunan Instrumen Tes Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis

Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator P1 P2 P3 P4 P5 P6 Jumlah item

Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis

Servis Tinggi

Persiapan Posisi Siap Tubuh √ 2

Posisi Kok √ 2

Posisi Tangan √ 2

Pelaksanaan Persiapan Perkenaan √ 2

Perkenaan √ 2

Penyelesaian Gerak Lanjut √ 2

Akhir Gerakan √ 2

Hasil Akhir Ketepatan arah pukulan √ 1

Lob Bertahan

Persiapan Persiapan badan √ 2

Gerakan kearah satelkok √ √ 2

Posisi Memukul √ 1

Ayunan raket kebelakang √ 1

Pelaksanaan Ayunan raket kedepan √ 2

Perkenaan √ 2

Penyelesaian Gerak Lanjut √ 2

Akhir Gerakan √ 2

Hasil Akhir Ketepatan Arah Pukulan √ 1

Dropshot

Persiapan Persiapan badan √ 2

Gerakan Kearaj satelkok √ √ 2

Posisi Memukul √ 1

Ayunan raket kebelakang √ 1

Pelaksanaan Ayunan raket kedepan √ 2

Perkenaan √ 2

Penyelesaian Gerak Lanjut √ 2

Akhir Gerakan √ 2


(40)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Keterangan :P1 =Reflex Movements; P2 =Basic Fundamental Movement; P3 =Perceptual Abilities; P4 = Physical abilities; P5 = Skilled

Movements; P6 = Nondiscursive movements (Sumber : Taxonomy of the psychomotor domain, Harrow, 1972 dalam Morrow, et al. 2005)

Smash

Persiapan Persiapan badan √ 2

Gerakan Kearaj satelkok √ √ 2

Posisi Memukul √ 1

Ayunan raket kebelakang √ 1

Pelaksanaan Ayunan raket kedepan √ 2

Perkenaan √ 2

Penyelesaian Gerak Lanjut √ 2

Akhir Gerakan √ 2

Hasil Akhir Ketepatan Pukulan √ 1


(1)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2011). Memahami Riset dan Prilaku dan Sosial. Bandung : Pustaka Cendikia Utama,

Anatasi & Urbina. (2006). Tes Psikologi. Jakarta : Indeks

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2011). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Edisi ke 2. Pustaka Pelajar.

Baumgartner & Jackson. (1999). Measurment for evaluation in physical education and exersice science (6th ed.) Boston : Mc Graw-Hill.

Bresciani, Oackleaf, Kolkhorst, Nebeker, Barlow, Duncan & Hickmott. (2009). Examining Design and Inter-Rater Reliability of a Rubric Measuring Research Quality across Multiple Disciplines. Practical Assessment, Research & Evaluation. 12, Volume 14.

Corder, W, G & Foreman, I, D. (2009). Nonparametric Statistics for Non-Statisticians. Canada. John Wiley &Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. Furqon. (2009). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Gregory. J. R . (2011). Tes Psikologi, Sejarah, Prinsip, dan Aplikasi. Jakarta: Edisi Keenam. Erlangga.

Grice, T. (2006). Bulutangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta. Rajagrafindo Persada.

Goodwin, L.D. (2001). Interreter Agreement And Reliability. Journal Measurment In Physical education And Exercise Science. 5. (1). 13-34. Hambali, B. (2014). Daya Prediksi Kepercayaan Diri Dalam Pengusaan

Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis Berdasarkan Jenis Kelamin, Lentera Mahasiswa. Bandung : Alfabeta.

Harrow, A. J. (1972). A Taxonomy of the Psychomotor Domain. New York. Longman Inc.


(2)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Herkusumo, P, A. Standar Setting Ujian Nasional Dengan Menggunakan Metode Angoff dan Bookmark. (2011). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3.

Hidayat & Mudjihartono. (2014). Reliabilitas and factorial validity Of Basic Skills Learning Achievement Among. Proceding International Conference On Sport and Physical Education. FPOK UPI.

Hidayat, C. (2008). Pengaruh Gaya Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi. Jurnal Iptek Olahraga. 10. (3). 216-231.

Hidayat, Y. (2004). Latihan Keterampilan Psikologis Dalam Belajar Keterampilan Gerak. Yogyakarta. Tesis Universitas Gadjah Mada.

Hidayat, Y. (2012). Modul Intervensi Strategi Multiteknik Latihan Mental Untuk Pelatih Bulutangkis. Bandung : FPOK Press.

Hidayat, Y. (2012). Pengaruh Intervensi Strategi Multiteknik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermaian Bulutangkis, Motivasi Olahraga dan Kepercayaan Diri. Yogyakarta. Proposal Desertasi UGM. Tidak diterbitkan Johnson, B., & Christensen, L. (2012). Educational research: Quantitative,

qualitative, and mixed approaches. (4th. Eds). Los Angeles: Sage Publication, Inc.

Juliante, T., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007). Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI Pers.

Krathwohl, D.R., B.S. Blom., and B.A. Masia. 1964. Taxonomy of educational objectives: Handbook II: The affective domain. New York: McKay.

Kumar, A. (2006). Badminton. New Delhi: Discovery Publishing House.

Kumar, Raj.P. & Kalidasan, R. (2013). Construction and development skill test in servis among ball badminton players. Star International Journal Physical Education. 1. (2). 5-8.

Kusaeri & Suprananto. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lacy, Alan C. (2011). Measurment & Evaluation in Physical Education and Exercise Science. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Lam & Zhang. (2002). The Develoment and Validation of a Racquetball Skills Test Battery for Young Adult Beginners. Measurment In Physical Education and Exercise Science. 6. (2). 95-126.


(3)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mahendra, A. dan Ma’mun, A. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik.

Bandung : IKIP Bandung Press.

Makovic, Dizdar, Jukic, & Cardinale. (2004). Reliability and Factorial Validity of Squat and Coutermovement Jump Tests. Jurnal of Strength & Conditioning Association. 18. (3), 551-555.

Mardafi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta. Mitra Cendikia Press.

Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. 6. (1). 87-97

Miller, Linn & Gronlund. (2009). Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Mislevy, Robert J. & Knowles, Kaeli T. (2002). Performance Assessments for Adult Education. Washington, DC: National Academy Press.

Morrow, J.R., Jackson, A.W., Disch, J.G., & Mood, D.P. (2005). Measurement and evaluation in human performance. (3rd Edn). Canada: Human Kinetics. Muryanto, U. (2013). Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotor Siswa SMK

pada Pembelajaran praktikum Tirasi Kompleksometri. Bandung. Tesis UPI. Tidak diterbitkan.

Naga, D. S. (2012). Teori Sekor Pada Pengukuran Mental. Jakarta. Nagarani Citrayasa.

Nurhasan, H. dan Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung. FPOK UPI.

Ohiro, M. (2013). Pengembangan Rubrik Penilaian Proposal Penelitian Mahasiswa Pada Program Studi Tardis Biologi Jurusan Tarbiyah Stain Kerinci. Tesis UNP. Tidak diterbitkan.

Peric., Zenic., Mandic., Sekulic., & Sajber. (2012). The Reliability, Validity and Applicability of Two Sport-Specific Power Test in Synchronized Swimming. Journal of Human Kinetics. 32. 135-145.

Pojskic, H., Separovic, V., Uzicanin, E. (2009). Reliability and Factorial Validity of Basket Ball Shooting Accuracy Tests. Journal Sport SPA. 8. (1). 25-32. Pool, J. (1988). Belajar Bulutangkis. Bandung : Pionir Jaya.


(4)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Popham, J. (2011). Classroom Assessment What Teacher Need to Know Sixth Edition. United. States. America : Pearson.

Pujianto, A. (2012). Modifikasi Raket Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Pegangan Bulutangkis. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 2. (1) Purwanto, Danardono & Nopembri. (2009). Pembinaan Prestasi Karate di daerah

instimewa Yogyakarta.

Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi Bagian Tes dan Pengukuran bekerjasama dengan Pusat Pembinaan dan Pelatihan Bulutangkis Usia Dini BM 77 (1996). Pembuatan tes keterampilan bermain bulutangkis untuk anak usia dini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Putra, S, H. (2012). Pengembangan Rubrik Penilaian Untuk Digunakan Guru Dalam Menilai Hasil Tulisan Siswa SMA. Tesis UI. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Ronald, K.H & Russell, W.J. (1993). Comparison of Classical TestTheory and Item ResponseTheory and Their Applications toTest Development. Educational Measurement: Issues and Practice.

Santrok, J. W. (2007). Child development.(7thEdn.). Boston: McGraw Hill International Edition.

Sporis, G., Jukic, I., Vucetic, V. (2010). Reliability and Factorial Validity Of Agility Test for Soccer Players. Journal of strength and conditioning research. 24. (3). 679-686.

Stanton & Kawchuk. (2008). Reliability of assisted indetantion in measuring lumbar spinal stiffness. Manual Therapy. 14. 197-205.

Subarjah&Hidayat (2007). Bahan Ajar Permainan Bulutangkis. Bandung ; FPOK UPI Bandung.

Subarjah, H. (2009). Permainan bulutangkis. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Subarjah, H. (2010). Hasil Belajar Keterampilan Bermaian Bulutangkis Studi Eksperimen Pada Siswa Diklat Bulutangkis FPOK-UPI. Jurnal Cakrawala Pendidikan. 29. (3). 325-340

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(5)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Susanto, E. (2010). Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Renang Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 14. (2). 1-24 Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung. CV. Cakra

Suwandi, S. (2011). Model-model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Suwarto. (2011). Teori Tes Klasik dan Teori Tes Modern. Jurnal Widyatama. 1, Volume 20.

Svingby & Jonsson. (2007). The use of scoring rubrics : Reliability, validity, and educational consequences. Educational Research Review. 2. 130-144

Thomas, Nelson, Silverman. (2005). Research Methods in Physical Activity. United. States. America: Human Kinetics.

Thorndike, R. L. (1982). Applied Psychometrics. Boston: Houghton Mifflin Company.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung. UPI Pers.

Vuleta, Sporis, Talovic & Jeleskovic (2010). Reliability and Factorial Validity Of Power Tests For Handball Players. Journal Sport Science. 3. (1). 42-46. Wang Jianyu & Liu WenHau. (2009). Changes in Badminton game play across

developmental Skill Levels among high school student. Journal of Research. 7 (1).

Weinberg, R. S. & Gould, D. (2007). Foundation of sport and exercise psychology. (4rd). Auckland: Human Kinetics.

Winardi, S.H. (2007). Pengaruh latihan lob forehand Atas dan kekuatan lengan Dalam permainan bulu tangkis. Jurnal Iptek Olahraga. 9. (2). 154-161. Yousif & Kok Soon Yeh, (2011). Badminton Training Machine with Impact

Mechanism. Journal of Engineering Science and Technology. 1, Volume 6. Yudanto., Saryono., Mahendro. (2009). Tes Keterampilan Dasar Bermain

Bulutangkis. Jurnal Iptek Olahraga. 11. (2). 144-156.

Yusrizal. (2008). Pengujian Validitas Konstruk Dengan Menggunakan Analisis Faktor. Jurnal Tabularasa PPS Unimed. 5. (1).


(6)

Burhan Hambali, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Zainul, A dan Nasoetion, N. (1993). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Zainul, A. (2005). Alternative Assessment. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.