Lambang-lambang  dan  makna  simbolik  dalam  tradisi  yang  masih  sangat tradisional, biasanya terdapat dalam sesaji-sesaji yang ada dalam penyelenggaraan
tradisi  yang  masih  sangat  tradisional.  Demikian  pula  dalam  pelaksanaan  tradisi Bersih Desa Ceprotan.
Setiap  tradisi  ritual  di  daerah,  biasanya  tidak  pernah  meninggalkan  sesaji yang  merupakan  salah  satu  syarat  yang  harus  dipenuhi  dalam  setiap  upacara.
Sesaji yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan dan maksud dilaksanakan dalam tradisi Bersih Desa Ceprotan, antara lain yaitu: satu ekor Ayam Panggang
Cangakan , Satu Ekor Ayam panggang biasa, jadah yang terbuat dari Beras Ketan,
Rengginan ,  Salak  dan  Pisang  Raja,  Sayur  Tumpang  dan  Sayur  Asem,  Udang,
Kepiting,  dan ikan  Kutuk,  Uwi,  Gembili,  Mbothe,  serta buah  pisang  raja  Kukus, Untir – untir, Nasi Golong
4 buah, Benang Lawe dibentuk kitiran, Empon–empon yang  terdiri  dari  Lengkuas  Kunyit,  kencur  dan  Temulawak.  Rokok  klobot  yang
diikat  benang  berwarna  merah  dan  putih.  Panjang  Ilang  dua  buah  yang  berisi kelapa  muda  warna  hijau,  wayang  kulit  tokoh  Arjuna  dan  Sembadra,  kembang
setaman 10 bokor, air kendi, minyak wangi dan kemenyan. Pada  dasarnya  fungsi  dan  makna  sesaji-sesaji  ini  adalah  sebagai  ucapan
terima kasih atas terkabulnya permohonan-permohonan masyarakat melalui tradisi bersih desa ini.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan Kajian Teori
Tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan  di  Desa  Sekar  Kecamatan  Donorojo Kabupaten Pacitan Jawa Timur yang dilaksanakan setiap tahun sekali, yaitu pada
hari  senin  kliwon  atau  minggu  kliwon  pada  bulan  dhulkaidah  dalam  kalender Jawa.  Ritual  prosesi,  dan  peralatan  yang  digunakan  sebagai  sebuah  pengertian
filosofis  yang  berguna  sebagai  pemaknaan  hakikat    hidup  bagi  manusia  dalam berhubungan  dengan  alam,  sesama  manusia,  dan  hubungannya  dengan  Tuhan
Yang Maha Esa. 1.
Pemahaman warga masyarakat Sekar dalam pelaksanaan tradisi Bersih Desa Ceprotan.
Pemahaman  warga  masyarakat  terhadap  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan tersebut  relatif  normal,  dengan  adanya    kesadaran  yang  tinggi  dari  keyakinan
mereka  semua  atau  pemahaman  masyarakat.  Tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan seolah-olah  merupakan  kewajiban  yang  harus  ditunaikan  dan  menurut  warga
masyarakat  Sekar  banyak  sekali  berkah  dan  manfaatnya  bagi  perubahan  hidup masyarakat juga merupakan sarana untuk memohon hajad keinginan agar Tuhan
Yang  Maha  Esa  melimpahkan  rejeki  dan  keselamatan  kepada  masyarakat  dan berharap pula berkah serta pertolongan-Nya.
Menurut  Bapak  Makno  S.Pd  wawancara  tanggal  17  November  2007 selaku Kepala BPD Desa Sekar “pemahaman masyarakat terhadap tradisi Bersih
Desa  Ceprotan,  merupakan  pelestarian  tadisi  adat  sebagai  aset  wisata  budaya daerah Kabupaten Pacitan”.
Menurut Bapak Sugiyono wawancara tanggal 18 November 2007  Kepala Dusun  Krajan  Lor  “tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan  merupakan  warisan  tradisi
nenek moyang yang harus dilaksanakan setiap setahun sekali”.
2. Partisipasi warga masyarakat dalam pelaksanaan tradisi bersih desa Ceprotan
Masyarakat  warga  setempat  juga  ikut  berpartisipasi  dalam  pelaksanaan tradisi Bersih Desa Ceprotan, antara lain :
a. Partisipasi dalam mempersiapkan pelaksanaan tradisi Bersih Desa Ceprotan.
b. Partisipasi  dalam  menyediakan  keperluan  pelaksanaan  tradisi  Bersih  Desa
Ceprotan. c.
Partisipasi  dalam  menjaga  ketertiban    pada  pelaksanaan  tradisi  Bersih  Desa Ceprotan.
d. Partisipasi  dalam  melestarikan  dan  mengembangkan  tradisi  Bersih  Desa
Ceprotan. Persiapan satu minggu sebelum tradisi Bersih Desa Ceprotan, masyarakat
Desa  Sekar  melakukan  kegiatan  membersihkan  rumah  dan  lingkungan  tempat dilaksanakannya tradisi Bersih Desa Ceprotan.
Dalam  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan  ini  selain  melibatkan  aparat keamanan, untuk menjaga keamanan dan ketertiban pada saat pelaksanaan tradisi
Bersih  Desa  Ceprotan,  masyarakat  secara  bersama-sama  menjaga  ketertiban untuk kelancaran pelaksanaan tradisi.
Dalam  menyelenggarakan  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan  secara  teknis melibatkan beberapa orang antara lain:
a. Juru kunci yaitu orang yang memimpin tradisi Bersih Desa Ceprotan.
b. Pemuda masyarakat Desa Sekar sebagai pelempar bluluk.
c. Polisi dan Hansip yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban pada saat
tradisi Bersih Desa Ceprotan.
3. Tinjauan aspek pendidikan nilai yang ada pada tradisi Bersih Desa Ceprotan.
Budaya  merupakan  nilai-nilai  yang  menjadi  pedoman  bagi  manusia  dalam kehidupan  masyarakat,  maka  dari  itu  manusia  perlu  memilih,  mengkaji,  dan
memperdalam  budaya  lewat  suatu  pendidikan.  Dalam  hal  ini  masyarakat  Desa Sekar  yang  merayakan  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan  ingin  mengetahui  lebih
dalam  mengenai  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan.  Selain  ingin  mengetahui pelaksanaan  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan,  masyarakat  juga  ingin  mengetahui
nilai moral yang terkandung dalam diri masyarakat Sekar. Dalam hal ini aspek pendidikan moral nilai dari pelaksanaan tradisi Bersih
Desa  Ceprotan  adalah  mengenai  upacara  ritual  yang  dilaksanakan  oleh masyarakat Sekar. Dalam tradisi Bersih Desa Ceprotan ini masyarakat biasanya
memanjatkan doa secara bersama-sama, hal ini bisa dijadikan suatu pelajaran bagi pelaksanaan  hari  raya  ini.  Dengan  adanya  kebersamaan  ini  tidak  memandang
status  sosial,  karena  dihadapan  Tuhan  semua  manusia  adalah  sama.  Nilai-nilai sosial pada tradisi Bersih Desa Ceprotan adalah bahwa perayaan tradisi tersebut
akan mendatangkan suatu pengaruh kuat yang berkenaan dengan kehidupan sosial masyarakat. Nilai-nilai religius pada tradisi Bersih Desa Ceprotan adalah untuk
lebih  meningkatkan  kepercayaan  pada  Tuhan  YME  dan  pengucapan  syukur kepada Tuhan YME karena telah diberi berkah serta pertolongan dimasa sekarang
dan masa yang akan datang. Tradisi Bersih Desa Ceprotan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali di
Desa Sekar mempunyai dampak tersendiri bagi masyarakat. Adapun dampak yang
berkaitan  dengan  upacara  tradisi  bersih  desa  Ceprotan  tersebut  diantaranya adalah sebagai berikut :
a.  Dampak dalam bidang ekonomi Masyarakat Sekar melakukan tradisi Bersih Desa Ceprotan bertujuan salah
satunya yaitu untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberi  berkah  dan  pertolongan  selama  satu  tahun  dan  mengharap  ditahun  yang
akan datang menjadi lebih baik. b.  Dampak dalam bidang sosial budaya
Adanya kebersamaan
dalam memberikan
simpatinya dalam
menyelenggarakan  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan  ini  dapat  mempersatukan kelompok-kelompok  dalam  ikatan  yang  paling  erat  untuk  hidup  bersama  dalam
kerukunan.  Semua  ini  merupakan  gambaran  pola  hidup  gotong  royong  yang sangat kental bagi masyarakat Indonesia.
c.  Dampak dalam bidang religius Menurut  Menurut  Bapak  Iman  Tukidjo  wawancara  tanggal  17  November
2008 selaku Kepala Desa Sekar “pemahaman masyarakat terhadap tradisi Bersih Desa Ceprotan, merupakan ajaran turun temurun dari para leluhur dalam rangka
mensyukuri  karunia  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  dan  mereka  percaya  bahwa  dengan melakukan  tradisi  Bersih  Desa  Ceprotan  maka  Tuhan  akan  menambah  rezeki
untuk mereka”. Menurut  bapak  Paidjo  wawancara  tanggal  19  November  2008  “Sejarah
munculnya tradisi Bersih Desa yang harus dilaksanakan secara turun temurun.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN