commit to user 39
a. Untuk mentransmisikan data keuangan di antara departemen- departemen atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka
saling menggunakan produk satu sama lain. b. Untuk mengevaluasi kinerja segmen dan, dengan demikian,
memotivasi manajer divisi penjualan dan divisi pembelian menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
Harga transfer menurut Anthony dan Govindarajan 2004:283 harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan
sebagai berikut. a. Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing
unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara kos dan pendapatan perusahaan.
b. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita. Maksudnya, sistem harus dirancang sedemikian rupa
sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
c. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
d. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola. Tujuan-tujuan tersebut di atas mungkin tidak dapat dicapai
dengan sempurna. Manajer suatu pusat laba dalam usahanya meningkatkan laba divisi mungkin membuat keputusan yang
menyebabkan penurunan laba divisi lain dan mungkin menurunkan laba perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, sistem harga
transfer diharap dapat memotivasi para manajer divisi untuk bertindak sebagaimana manajer divisi yang terpisah dan untuk kebaikan
perusahaan secara keseluruhan.
3. Karakteristik Harga Transfer
Dalam penentuan harga transfer ada dua divisi yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Divisi penjual adalah divisi yang
commit to user 40
mentransfer barang atau jasa dan divisi pembeli adalah divisi yang menerima transfer barang atau jasa dari divisi penjual. Penentuan harga
transfer antar pusat laba memiliki potensi menimbulkan banyak masalah. Menurut Mulyadi 1993:289, harga transfer memiliki tiga karakteristik
sebagai berikut. 1. Masalah harga transfer timbul jika divisi yang terkait diukur
kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh dan harga transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk kos penuh
produk yang diproduksi di divisi pembeli.
2. Harga transfer selalu mengandung unsur laba. 3. Harga transfer merupakan alat mempertegas diversifikasi dan
sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
4. Kriteria Pemilihan Metode Harga Transfer
Adanya berbagai tujuan manajemen akan menyulitkan perusahaan dalam menentukan harga transfer yang adil dan wajar. Metode harga
transfer dapat dipilih jika tujuan utama dari penggunaan informasi tentang transfer itu sudah ditetapkan. Menurut Matz, Usry, dan Nammer
1995:473, suatu sistem penentuan harga transfer harus memenuhi tiga kriteria pokok sebagai berikut.
1. Harus memungkinkan manajemen pusat untuk menilai seakurat mungkin prestasi divisi yang diperlukan sebagai pusat laba,
dimana prestasi tersebut tercermin dalam kontribusi yang diberikan oleh divisi tersebut pada keseluruhan laba perusahaan.
2. Harus mendorong manajer divisi untuk mengejar sasaran laba divisinya dengan cara yang menunjang keberhasilan perusahaan
secara keseluruhan. 3. Harus merangsang efisiensi manajer yang bersangkutan tanpa
menghilangkan sifat otonomi divisi itu sebagai pusat laba.
commit to user 41
5. Metode Penentuan Harga Transfer
Banyak penentuan harga transfer yang digunakan dalam praktik, tetapi tidak ada metode penentuan harga transfer yang sempurna. Setiap
metode harga harga transfer memiliki kelemahan dan kelebihan. Terdapat dua metode penentuan harga trannsfer yang digunakan, yaitu:
1. Harga Transfer Berdasar Pasar Market-Based Transfer Price Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar
normal dan mapan dari produk yang ditransfer. Dalam penentuan berdasar harga pasar terdapat kos yang dapat dihindari. Harga pasar
yang dikurangi dengan kos yang dapat dihindari disebut dengan harga pasar minus.
Rumus harga transfer per unit dengan metode ini adalah: Harga pasar per unit
xxx Kos per unit yang dapat dihindari:
Potongan volume xxx
Kos penyimpanan xxx
Kos iklan xxx
Komisi penjualan xxx
Kos penagihan xxx +
xxx _ Harga transfer per unit
xxx Menurut Supriyono 1999:104, kelebihan dari penentuan harga
transfer berdasarkan harga pasar adalah:
commit to user 42
· Harga pasar ditentukan oleh pihak-pihak eksternal perusahaan sehingga menggambarkan transaksi yang independent.
· Harga pasar merupakan dasar yang baik untuk membuat keputusan. Bagi divisi penjual, harga pasar dapat dipakai sebagai dasar untuk
membuat keputusan untuk menjual barang dan jasanya kepada pihak luar atau mentransfernya ke divisi lain. Demikian pula bagi
divisi pembeli, harga pasar dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan untuk membeli barang dan jasa dari pihak luar
atau menerima transfer dari divisi yang lain.
· Metode harga pasar menjadikan setiap divisi sebagai satuan bisnis yang terpisah satu sama lain. Harga pasar bagi divisi penjual
mencerminkan pendapatan divisi tersebut jika barang dan jasa dijual kepada pihak luar dan bagi divisi pembeli mencerminkan kos
jika divisi tersebut membeli dari pihak luar.
Dalam penentuan harga transfer dengan metode harga pasar manajemen mungkin akan menghadapi salah satu dari dua kondisi,
yaitu: a. Tidak menghadapi kendala sumber
Dalam kondisi di mana manajemen tidak menghadapi kendala sumber, divisi penjual dapat menjual dapat menjual
produknya ke luar atau ke divisi pembeli dan divisi pembeli dapat membeli barang dan dari sumber luar atau dari divisi lain dalam
satu perusahaan. Pada kondisi ini maka keputusan harga transfer dan keputusan suatu divisi dari mana akan membeli atau kemana
akan menjual produknya diserahkan kepada manajer divisi yang bersangkutan. Penyelesaian masalah penentuan harga transfer
sangat sedikit atau mungkin tidak memerlukancampur tangan manajer puncak.
Masalah yang sering timbul dalam kondisi tidak menghadapi kendala sumber adalah jika harga jual dan kondisi
commit to user 43
pelayanan divisi penjual tidak dapat bersaing dengan penawaran luar maka divisi tersebut tidak bisa memenangkan bisnis,
sebaliknya jika kapasitas divisi penjual terbatas dan sumber yang berasal dari luar kurang maka divisi pembeli harus bersaing dengan
pihak luar yang juga membeli dari divisi penjual. Setiap divisi harus memperhatikan kemakmuran perusahaan
secara menyeluruh, maka kantor pusat menentukan batasan-batasan terhadap kebebasan divisi. Menurut Supriyono 1999:105,
batasan-batasan tersebut sebagai berikut. · Jika harga yang ditawarkan oleh divisi di dalam perusahaan
besarnya sama dengan harga pasar dan kondisi lainnya sama, produk tersebut harus dibuat di dalam perusahaan atau tidak
dibeli pihak luar.
· Jika terdapat distress price secara temporer pemasok dari luar menawarkan harga yang rendah maka harga yang ditawarkan
oleh pemasok luar tersebut perlu dipedulikan dan produk tersebut harus dibuat.
· Perubahan sumber dan harga transfer yang diusulkan oleh divisi pembeli maupun divisi penjual harus ditelaah dan
disetujui oleh kantor pusat agar usulan perubahan tersebut merupakan keputusan terbaik bagi kepentingan perusahaan
secara keseluruhan.
b. Menghadapi kendala sumber Dalam kondisi manajemen menghadapi kendala sumber,
maka divisi tidak tidak memiliki kebebasan untuk memperoleh sumber. Menurut Supriyono 1999:106, kendala ini disebabkan
oleh: · Perusahaan berada dalam industri terintegrasi sehingga produk
antara intermediate product sulit diperoleh dari pihak luar karena jarang diperjualbelikan.
commit to user 44
· Tidak ada sumber luar atau perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama dengan yang ditransfer antar divisi.
· Manajemen puncak mungkin tidak mau menghadapi resiko berhubungan dengan pemasok luar.
· Perusahaan telah menanamkan investasi yang cukup besar dalam fasilitas pengolahan produk yang ditransfer sehingga
tidak logis jika produk tersebut dibeli dari pihak luar sebesar harga pasar.
Kendala sumber menyebabkan produk yang ditransfer antar divisi terbatas, maka harga transfer yang digunakan adalah harga
saing atau harga kompetitif. Penggunaan harga saing dapat mengukur kontribusi masing-masing divisi terhadap laba total
perusahaan dan dapat mengukur mengukur kinerja suatu divisi dalam menghadapi persaingan dengan pihak luar.
Menurut Supriyono 1999:107, ada beberapa cara untuk menentukan harga transfer berdasarkan harga pasar, yaitu:
1. Harga pasar didasarkan pada harga pasar yang diterbitkan oleh perusahaan lain yang menjual produk sejenis di pasar. Tetapi harga
pasar yang dipublikasikan ini harus menggambarkan: · Harga yang benar-benar dibayarkan dalam pasar.
· Kondisi perusahaan yang menerbitkan harga pasar relatif harus dengan pusat laba yang mentransfer produknya ke
pusat laba lain di dalam perusahaan. 2. Meminta pihak luar untuk mengajukan penawaran harga pasar
untuk produk sejenis kepada perusahaan 3. Meniru penentuan harga pasar pusat lainnya yang menjual produk
kepada pihak lain secara kompetitif. 4. Meniru harga beli produk serupa yang dibeli oleh pusat laba
lainnya pada pasar kompetitif. Terlepas dari kebaikan yang dimiliki oleh metode penentuan
harga transfer berdasar harga pasar, metode ini juga memiliki kelemahan. Menurut Mulyadi 1993:113 kelemahan harga transfer
berdasar harga pasar adalah:
commit to user 45
· Tidak semua produk memiliki harga pasar. · Divisi penjual mempunyai pasar yang sudah pasti yaitu divisi
pembeli. Oleh karena itu penghematan kos yang timbul tidak harus dinikmati oleh divisi penjual saja, tapi harus dinikmati oleh divisi
pembeli juga.
· Harga pasar tidak selalu sama dengan harga yang tercantum di dalam daftar harga. Kesulitan penentuan harga pasar akan lebih
besar jika harga pasar sangat berfluktuasi.
2. Harga Transfer Berdasar Kos Cost-Based Transfer Price Menurut Supriyono 1999:114, metode harga transfer berdasar
kos digunakan apabila terdapat keadaan sebagai berikut. · Di pasar tidak tersedia harga pasar untuk barang yang ditransfer.
· Di pasar terdapat beberapa harga pasar produk yang ditransfer. · Produk yang ditransfer sifatnya khusus dan rahasia.
Jika harga transfer hanya didasarkan pada kos, maka harga transfer tidak dapat digunakan untuk menilai prestasi laba manajer
divisi dan tidak dapat memotivasi manajer divisi penjual untuk menjual produknya kepada divisi pembeli. Untuk mengatasinya, harga
transfer dapat ditambah laba yang disepakati oleh kedua divisi. Menurut Supriyono 1999:114, penggunaan metode harga transfer
berdasar kos, manajemen harus membuat keputusan mengenai: 1. Komponen kos yang diperhitungkan ke dalam harga transfer.
2. Komponen laba yang diperhitungkan ke dalam harga transfer.
Ø Komponen kos Dalam metode ini timbul masalah mengenai besarnya
kos yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan harga transfer. Kos yang diperhitungkan tersebut meliputi:
1. Kos penuh sesungguhnya
commit to user 46
Dalam metode kos penuh sesungguhnya, semua elemen kos sesungguhnya baik kos tetap maupun kos
variabel divisi penjual untuk siap ditransfer merupakan dasar untuk penentuan harga transfer produk yang
ditransfer ke divisi pembeli. Metode ini bisa digunakan jika pihak luar dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki
divisi penjual. Kos produksi variabel
xxx Kos produksi tetap
xxx Kos non produksi yang tidak
dapat dihindari xxx
Kos penuh sesungguhnya xxx
Laba xxx
Harga transfer xxx
2. Kos variabel sesungguhnya Pada metode kos variabel sesungguhnya, semua
elemen kos variabel sesungguhnya dari divisi penjual dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga transfer ke
divisi pembeli. Hal ini disebabkan kos yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli hanya kos yang terkendali
oleh divisi penjual. Pada umumnya kos yang terkendali tersebut adalah kos variabel. Metode ini digunakan jika
commit to user 47
penjualan kepada pihak luar belum dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki oleh divisi penjual.
Kos produksi variabel xxx
Kos non produksi yang tidak dapat dihindari
xxx Kos variabel sesungguhnya
xxx Laba
xxx Harga transfer
xxx 3. Kos penuh standar
Dalam metode kos penuh standar, semua elemen kos penuh standar baik kos tetap maupun kos variabel
digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga transfer ke divisi pembeli. Metode ini digunakan apabila penjualan ke
pihak luar dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki divisi penjual.
Kos produksi variabel xxx
Kos produksi tetap xxx
Kos non produksi yang tidak dapat dihindari
xxx Kos penuh standar
xxx Laba
xxx Harga transfer
xxx
commit to user 48
4. Kos variabel standar Dalam metode kos variabel standar, hanya kos
variabel standar di divisi penjual yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga transfer ke divisi pembeli.
Metode ini biasanya digunakan apabila penjualan ke pihak luar belum dapat menyerap semua kapasitas yang dimiliki
oleh divisi penjual. Kos produksi variabel
xxx Kos non produksi yang tidak
dapat dihindari xxx
Kos variabel standar xxx
Laba xxx
Harga transfer xxx
Ø Komponen laba Penentuan unsur laba dalam penentuan harga transfer
atas dasar kos, manajemen harus membuat keputusan tantang perhitungan laba. Menurut Anthony dan Govindarajan
2004:290, dalam memperhitungkan laba terdapat dua masalah dalam menentukan laba, yaitu:
1. Dasar penentuan laba 2. Besarnya tingkat laba
Dasar penentuan tingkat laba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasar presentase kos dan berdasar return atas
investasi. Penentuan tingkat laba atas dasar presentase kos
commit to user 49
paling mudah dan umum digunakan. Meskipun demikian, jika dasar tersebut digunakan maka tidak ada pertimbangan atas
modal yang diperlukan. Penentuan tingkat laba berdasar return atas investasi sudah memperhitungkan modal yang digunakan
oleh divisi penjual, tetapi sulit untuk menentukan besarnya investasi yang digunakan.
Besarnya tingkat laba yang diperhitungkan dalam harga transfer juga menimbulkan masalah. Apabila tingkat laba
ditentukan oleh manajer kantor pusat, mungkin divisi penjual menganggap terlalu rendah dan divisi pembeli menganggap
terlalu tinggi. Dalam penentuan tingkat laba sebaiknya kedua manajer divisi yang terlibat merundingkan sebagai divisi yang
independen.
6. Pengelolaan Harga Transfer