commit to user
2.1.4.2. Pertumbuhan Keausan
Pada dasarnya dimensi keausan menentukan batasan umur pahat, dengan demikian kecepatan pertumbuhan keausan menentukan laju saat berakirnya masa
guna pahat. Pertumbuhan keausan tepi flank wear pada umumnya mengikuti bentuk sebagaimana gambar 2.5. yaitu mulai dengan pertumbuhan yang relatif
cepat sesaat setelah pahat digunakan, diikuti pertumbuhan yang linier setaraf dengan bertambahnya waktu pemotongan jumlah waktu yang digunakan untuk
proses memotong, dan kemudian pertumbuhan yang cepat terjadi lagi. Saat dimana pertumbuhan keausan cepat mulai berulang lagi diaanggap sebagai batas
umur pahat, dan hal ini umumnya terjadi pada harga keausan tepi VB yang relatif sama untuk kecepatan potong yang berbeda. Sampai batas ini keausan tepi
VB dapat dianggap sebagai fungsi pangkat power function dari waktu pemotongan t
c
dan bila digambarkan pada skala dobel logaritmanya mempunyai hubungan linier.
Gambar 2.5. Pertumbuhan Keausan Pahat Sumber : Teori dan Teknologi Proses Permesinan Taufiq rochim,1993
2.1.4.3. Analisis Teoritik Umur Pahat
Umur Pahat secara pasti dapat diketahui dari hasil pengujian permesinan secara empiris untuk pasangan material benda kerja dan pahat tertentu.
Jenis material benda kerja yang berbeda akan memberikan umur pahat yang berbeda juga. Dalam aplikasinya pahat digunakan untuk memotong berbagai
commit to user
benda kerja. Jadi untuk setiap pahat dan setiap material benda kerja harus mempunyai data umur dan kondisi pemotongan tertentu dalam setiap perencanaan
proses permesinan. Untuk menentukan umur pahat secara teoritik dapat dihitung menggunkan rumus yang dikenal dengan nama persamaan umur pahat Taylor
yang dapat ditulis sebagai berikut : 뗐
Dimana : v = Kecepatan potong
T = Umur pahat C
T
= Konstanta umur pahat Taylor n = harga eksponen
Harga eksponen n dalam rumus Taylor dapat ditentukan dengan harga eksponen m yang dapat dilihat pada tabel 2.2. m merupakan pangkat batas keausan, dengan
harga yang sesuai bagi suatu jenis pahat berdasarkan hasil yang diperoleh dalam praktek.
Tabel 2.2. Harga Eksponen n M
0,125 0,125 0,88 0,2 0,214 0,222 0,228 0,246 0,25
N 0,5
0,4 0,333 0,2
0,167 0,125 0,1 0,08
0,01 Jenis
pahat .....Keramik..... ……..HSS…….
..……..Karbida……… ….Carbon Tool Steel… «--- Arah perkembangan penemuan material pahat jenis baru
Sumber : Teori dan Teknologi Proses Permesinan Taufiq rochim,1993 Untuk menentukan harga eksponen n dan konstanta C
T
dari rumus Taylor diperlukan suatu percobaan permesinan. Benda kerja yang dipilih harus
mempunyai kualitas baik yang mempunyai kesamaan struktur pada seluruh penampang yang akan dipotongdibubut. Demikian pula halnya dengan pahat
yang digunakan. Karena pahat tersebut akan aus untuk satu kali pemotongan maka diperlukan pengasahan yang hati-hati bila pahat dari HSS atau digunakan satu
commit to user
set pahat karbida sisipan dengan kualitas yang sama berasal dari satu pabrik, bila mungkin dari satu set yang terdiri atas beberapa sisipan. Untuk kombinasi benda
kerja dan pahat dengan geometri tertentu tersebut, percobaan pemotongan dilakukan dengan cara menentukan umur pahat pada beberapa harga kecepatan
potong. Dalam hal ini sudut penempatan pahat, gerak makan, kedalaman potong dan kriteria keausan dimensi keausan tidak diubah.
Untuk mengetahui dimensi keausan diperlukan penghentian proses pemotongan sehingga pahat yang dipakai dapat diukur keausanaya dengan
microscop atau alat ukur kekasaran permukaan. Apabila batas keausan maksimum belum dicapai maka proses permesinan dapat dilanjutkan untuk
kemudian dihentikan lagi guna mengukur keausanya. Umur pahat merupakan seluruh waktu pemotongan sehingga dicapai batas keausan yang telah ditetapkan.
Hal ini dapat diperkirakan dengan cermat, dengan bantuan kertas grafik dengan sekala dobel logaritma. Sumbu tegak merupakan dimensi keausan VB atau K
dan sumbu mendatar adalah waktu pemotongan t
c
. Umumnya data pengamatan keausan tehadap waktu akan tersebar disekitar garis lurus. Ekstrapolasi dan
interpolasi dapat dilakukan dengan cara menarik garis mendatar dari sumbu tegak dari suatu harga keausan sampai memotong garis tersebut dan dilanjutkan menarik
garis turun sampai memotong sumbu waktu yang merupakan umur pahat yang dicari untuk suatu harga kecepatan potong tertentu. Bila perlu pada kecepatan
potong yang sama percobaan diulang guna untuk mengetahui kesamaan keterulangan yang diperoleh. Demikian pula untuk variasi kecepatan potong
yang lain tidak boleh terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Persamaan fungsi linier yang didapatkan, yaitu :
log v + n log T = log C
T
Dapat diperkirakan dengan menggunakan analisis garis regresi metode kuadrat terkecil, least squeres method untuk menentukan harga terbaik dari eksponen n
dan konstanta C
T
masing-masing dengan harga deviasi standarnya.
commit to user
2.2. Mesin Pendukung Vektor support vector machine
Konsep SVM dapat dijelaskan secara sederhana sebagai usaha mencari hyperplane terbaik yang berfungsi sebagai pemisah dua buah class pada input
space. Gambar 2.6. memperlihatkan beberapa pattern yang merupakan anggota dari dua buah class : +1 dan –1. Pattern yang tergabung pada class –1 disimbolkan
dengan warna merah kotak, sedangkan pattern pada class +1, disimbolkan dengan warna kuning lingkaran. Problem klasifikasi dapat diterjemahkan
dengan usaha menemukan garis hyperplane yang memisahkan antara kedua kelompok tersebut. Berbagai alternatif garis pemisah discrimination boundaries
ditunjukkan pada gambar 2.6-a.
Gambar 2.6. Mesin Pendukung Vektor Hyperplane pemisah terbaik antara kedua class dapat ditemukan dengan
mengukur margin hyperplane tersebut dan mencari titik maksimalnya. Margin adalah jarak antara hyperplane tersebut dengan pattern terdekat dari masing-
masing kelas. Pattern yang paling dekat ini disebut sebagai support vector. Garis solid pada gambar 2.6-b menunjukkan hyperplane yang terbaik, yaitu yang
terletak tepat pada tengah-tengah kedua class, sedangkan titik merah dan kuning Margin
kelas -1 kelas +1 Kelas -1 kelas +1
a b
Garis pemisah