Kriteria Umur Pahat Umur Pahat

commit to user terjadi pada proses permulaan pemotongan dengan gerak makan atau kedalaman potong yang besar. Untuk itu perlu dipilih pahat dari jenis yang lebih ulet ductile, misalnya pahat karbida dengan prosentasi Co yang lebih besar atau dipilih pahat HSS atau digunakan geometri yang cocok sudut penampang danatau sudut miring yang besar dengan sudut potong utama yang kecil dan radius pojok yang besar.

2.1.4. Umur Pahat

Keausan pahat akan tumbuh atau membesar dengan bertambahnya waktu pemotongan sampai pada suatu saat pahat yang bersangkutan dianggap tidak dapat digunakan lagi karena telah ada tanda-tanda tertentu yang menunjukkan bahwa umur pahat telah habis. Keausan merupakan faktor yang menentukan umur pahat maka pertumbuhanya perlu ditinjau dengan memperhatikan faktor utamadominan dari mekanisme keausan. Secara teoritik, dengan menggunakan analisis dimensional, dapat ditunjukkan beberapa variabel proses permesinan yang mempengaruhi umur pahat. Karena konstanta dan besaran fisik dalam rumus teoritik belum dapat dikorelasikan dengan sifat fisik benda kerja dan pahat yang dapat diukur dengan melakukan penelitian fisik atau mekanik yang tidak berkaitan dengan proses permesinan maka masih diperlukan percobaan permesinan guna mendapatkan rumus umur pahat empirik. Rumus tersebut memegang peranan penting didalam penentuan kondisi pemotongan optimum atau kondisi pemotongan paling baik.

2.1.4.1. Kriteria Umur Pahat

Semakin besar keausankerusakan yang diderita pahat maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jikalau pahat tersebut masih tetap digunakan maka pertumbuhan keausan akan semakin cepat dan pada suatu saat ujung pahat akan sama sekali rusak. Kerusakan fatal seperti ini tidak boleh terjadi sebab gaya pemotongan akan semakin tinggi sehingga dapat merusakkan seluruh pahat, mesin perkakas dan benda kerja, serta dapat membahayakan operator yang melayani mesin tersebut. commit to user Oleh sebab itu, untuk menghindari hal tersebut ditetapkan batas harga keausan dimensi dari keausan tepi atau keausan kawah yang dianggap sebagai batas kritis dimana pahat tidak boleh digunakan. Sebagai contoh, berdasarkan pengalaman, batas keausan yang diijinkan bagi suatu jenis pahat yang digunakan untuk memotong suatu jenis benda kerja adalah seperti tabel 2.1. Tabel 2.1. Batas Keausan Kritis VB = harga keausan tepi K = rasio kawah crater ratio = KTKM Sumber : Teori dan Teknologi Proses Permesinan Taufiq rochim,1993. Tabel 2.1. tersebut merupakan petujuk umum batas keausan dimana harganya tergantung pada jenis pahat dan benda kerja. Semakin keras pahat yang digunakan atau semakin tinggi gaya potong spesifik maka diperlukan batas keausan yang rendah. Pengukuran dimensi keausan kawah dan keausan tepi secara langsung memerlukan penghentianinterupsi proses permesinan, pengambilan pahat, pengukuran keausan dengan microskop dan pemasangan kembali. Dalam praktek hal ini tidak selalu mudah untuk dilakukan, terutama dalam proses permesinan yang sesungguhnya dimana gangguan atas kelancaran proses produksi tidaklah diizinkan. Keausan pahat akan menimbulkan efek samping yaitu: - Kenaikan gaya potong, - Getaranchatter, - Penurunan kehalusan permukaan hasil permesinan,danatau - Perubahan dimensigeometri produk. Pahat Benda kerja VB mm K HSS Karbida Karbida Keramik Baja dan Besi tuang Baja Besi tuang dan Non ferrous Baja dan Besi tuang 0,3 s.d. 0,8 0,2 s.d. 0,6 0,4 s.d. 0,6 0,3 - 0,3 0,3 - commit to user

2.1.4.2. Pertumbuhan Keausan