Analisa Regresi Logistik a. Kelompok Umur 5-6 Tahun

memiliki kondisi partisipasi sekolah yang kurang baik dibanding yang tidak miskin, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Sementara itu anak perempuan miskin memiliki partisipasi sekolah lebih baik dibanding anak laki- laki miskin. Bila dibandingkan antara daerah perkotaan dengan pedesaan, partisipasi sekolah di perkotaan lebih baik dibanding di pedesaan, baik pada kelompok miskin ataupun tidak miskin.

3.2. Analisa Regresi Logistik a. Kelompok Umur 5-6 Tahun

Pada kelompok anak laki-laki usia 5-6 tahun didapatkan variabel yang signifikan pada α = 5 persen hanya ada satu, yakni variabel pendidikan ibu. Kelompok anak laki-laki yang memiliki ibu berpendidikan SLTP atau lebih rendah memiliki peluang bersekolah lebih kecil dibanding dengan kelompok anak laki-laki yang memiliki ibu yang berpendidikan lebih tinggi. Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Pendugaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Sekolah Usia 5-6 tahun No Variabel Laki-Laki Perempuan 1 Jenis kelamin Kepala Rumahtangga 0,086 0,048 2 Pendidikan Kepala Rumahtangga 0,291 0,193 3 Pendidikan Ibu 0,050 0,066 4 Lapangan Usaha Kepala Rumahtangga 0,100 0,189 5 Keberadaan saudara beda jenis Kelamin 0,589 0,142 6 Tingkat Kemiskinan 0,055 0,175 Selanjutnya pada taraf α = 10 persen diperoleh tiga variabel yang signifikan, yaitu variabel jenis kelamin dan lapangan usaha kepala rumahtangga, dan tingkat kemiskinan. Pada variabel jenis kelamin kepala rumahtangga terlihat kelompok anak laki-laki yang mempunyai kepala rumahtangga perempuan akan mempunyai peluang bersekolah lebih rendah dibanding kelompok anak laki-laki yang mempunyai kepala rumahtangga berjenis kelamin laki-laki. Variabel lapangan usaha menunjukan peluang bersekolah anak-laki-laki yang mempunyai 10 kepala rumahtangga yang bekerja di sektor pertanian lebih kecil dibanding anak laki-laki yang mempunyai kepala rumahtangga yang bekerja di sektor lainnya. Sedangkan variabel tingkat kemiskinan memperlihatkan peluang kelompok anak laki-laki yang termasuk miskin bersekolah adalah lebih rendah dibanding kelompok yang tidak miskin Pada anak laki-laki kelompok umur 5-6 hanya ada dua variabel yang tidak signifikan pada taraf α = 5 persen ataupun 10 persen, yaitu variabel pendidikan kepala rumahtangga dan keberadaan saudara perempuan usia 5-24 tahun. Menurut Nachrowi 2002, variabel yang tidak signifikan berdasarkan uji Wald ini lebih baik tidak dikeluarkan dari model. Apabila terdapat koefisien yang tidak signifikan lebih baik dikatakan bahwa rasionya tidak signifikan. Hal ini karena pada dasarnya model logistik dalam membandingkan proporsi suatu kelompok dengan kelompok lain dengan mempertimbangkan satu atas beberapa faktor lain. Hasil uji Wald atau uji variabel secara parsial pada kelompok anak perempuan usia 5-6 tahun mendapatkan pada taraf α = 5 persen hanya ada satu variabel yang signifikan, yaitu variabel jenis kelamin kepala rumahtangga. Peluang anak perempuan yang mempunyai kepala rumahtangga berjenis kelamin perempuan bersekolah adalah lebih tinggi dibanding anak perempuan yang mempunyai kepala rumahtangga berjenis kelamin laki-laki. Pada taraf α = 10 persen juga hanya terdapat satu variabel yang signifikan, yaitu variabel pendidikan ibu. Peluang anak perempuan yang memiliki ibu berpendidikan SLTP atau lebih rendah untuk bersekolah adalah lebih kecil dibanding anak perempuan yang memiliki ibu yang berpendidikan lebih tinggi. Variabel lain yang tidak signifikan baik pada taraf α = 5 persen atau 10 persen adalah pendidikan dan lapangan usaha kepala rumahtangga, keberadaan saudara laki-laki, dan tingkat kemiskinan.

b. Kelompok Umur 7-15 tahun