Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 25 4 Melakukan otorisasi dan koordinasi untuk realisasi, perpanjangan, perubahan, dan pelunasan kredit. 5 Melakukan pembinaan terhadap staf yang dibawahi supervisi. 17. Supervisor Penagihan 1 Melakukan penagihan ke debitur dengan kolektibiltas lancar dengan tunggakan, kurang lancar, diragukan, dan macet. 2 Melakukan pemantauan secara keseluruhan terhadap pekerjaan staf penagihan dalam hal penagihan di lapangan, pelaopran kunjungan, dan meninjau kembali laporan dari staf penagihan. 3 Memantau secara keseluruhan atas debitur dengan kolektibilitas lancar dengan tunggakan, kurang lancar, diragukan, dan macet. 4 Membuat rencana target penagihan dan realisasi target. 5 Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan penagihan. 6 Menghadiri sidang di Pengadilan Negeri.

B. Latar Belakang Masalah

Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dilalui lintas pembayaran dan peredaran uang. Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan bank, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya commit to user 26 mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengembalian kredit macet. Bagi sebuah bank dibandingkan dengan produk atau jasa perbankan lainnya, pemberian kredit kepada nasabahnya merupakan sumber pendapatan atau keuntungan yang terbesar. Oleh karena itu sesuai dengan tujuan setiap perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya dan menjaga kelangsungan hidupnya maka pemberian kredit merupakan hal yang pasti secara terus menerus akan dilakukan oleh bank dalam kesinambungan operasionalnya. Namun di sisi lain, penyaluran dana dalam bentuk kredit dalam nasabah mengandung resiko tidak kembalinya danakredit yang disalurkan tersebut karena tidak seluruh nasabah yang memperoleh kredit mampu mengembalikan kredit dengan baik dan tepat waktu yang dijanjikan sehingga dampaknya terhadap bank ialah menggangu tingkat likuiditas bank tersebut. Resiko kredit macet dan masalah dapat diperkecil dengan jalan melakukan analisa kredit secara matang dan mendalam baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif terhadap setiap permohonan kredit yang diterima oleh bank. Analisa kredit yang baik sangat menentukan sebagai langkah awal untuk menghindari terjadinya kredit macet atau bermasalah. Tujuan utama analisa kredit yang dilakukan oleh sebuah bank adalah untuk menilai seberapa besar kemampuan dan kesediaan calon debitur untuk mengembalikan cicilan pokok beserta bunganya sesuai dengan isi perjanjian kredit. Berdasarkan analisa kredit ini, bank dapat memperkirakan tinggi commit to user 27 rendahnya resiko yang akan ditanggung olehnya bila menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Dalam melakukan analisa kredit, bank akan meneliti berbagai macam faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi kemampuan dan kesediaan calon debitur untuk membayar cicilan pokok dan bunga pinjaman kepada bank. Peneliti melakukan penelitian terhadap BPR Duta Bhakti Insani Cepu sebuah bank perkreditan rakyat yang beroperasi pada tahun 1992. Kegiatan utama yang dilakukan oleh BPR Duta Bhakti Insani Cepu adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan serta deposito kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman. BPR Duta Bhakti Insani Cepu juga menerima jaminan dalam bentuk BPKB motor, mobil dan angkot, BPR Duta Bhakti Insani Cepu melakukan ekspansi pada tahun 2003. Ekspansi yang dilakukan adalah berupa penanaman modal dalam bentuk pembukaan kantor cabang untuk meningkatkan jangkauan luas terhadap masyarakat. Penelitian ini adalah mengenai peranan analisis kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Duta Bhaki Insani terhadap tingkat kemacetan kredit yang terjadi selama 2008-2010. Pada tahun 2008-2010, jumlah kredit macet pada Bank Duta Bhakti Insani Cepu mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2008 jumlah kredit macet pada Bank Duta Bhakti Insani Cepu sebesar Rp.414.120.000,- Berbeda dari tahun sebelumnya pada tahun 2009 mengalami kenaikan kredit sejumlah Rp.629.365.000,- Mengalami proses perubahan yang baik pada tahun 2010 jumlah kredit yang dialami oleh Bank BPR Duta Bhakti Insani Cepu dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.606.077.000,- commit to user 28 Dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada perusahaan agar perusahaan dapat melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi dan kemudian melakukan tindakan koreksi. Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Kredit Macet Pada PT. BPR Duta Bhakti Insani Kantor Pusat Cepu Selama 2008, 2009 dan 2010”

C. Perumusan Masalah