commit to user
55
b. Menambah equity dapat dilakukan melalui, menyetor uang tunai dan tambahan dari pemilik.
4. Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode di atas. Misalnya
kombinasi antara Restructuring dengan
Reconditioning atau
Rescheduling dengan Restructuring. 5. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan langkah terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak memiliki itikad baik atau sudah tidak mampu lagi
untuk membayar semua hutang-hutangnya.
B. Analisis Data
Peneliti melakukan pengamatan di BPR Duta Bhakti Insani Cepu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penyebab kredit macet yang terjadi di
BPR Duta Bhakti Insani Cepu dapat disebabkan oleh beberapa faktor. yang dapat dikenali sejak dini, karena adanya unsur kelemahan baik di sisi debitur
atau faktor ekstern dan di sisi kreditur atau faktor intern. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pihak BPR Duta Bhakti
Insani Cepu dalam rangka menangani kredit macet adalah : 1. Pihak bank melakukan pendekatan dengan debitur atas apa yang menjadi
kendala atau masalah debitur dalam memenuhi kewajibannya. 2. Setelah melakukan pendekatan kepada debitur pihak bank melakukan
pembinaan kepada debitur seperti memberikan surat peringatan kepada debitur ataupun dilakukan pembinaan melalui telepon.
commit to user
56
3. Mengurangi jumlah denda yang dibebankan oleh pihak bank kepada debitur kredit macet tersebut sehingga debitur dapat melunasi hutangnya
kepada pihak bank sesuai waktu yang telah disepakati. 4. Pihak bank melakukan negosiasi kepada debitur kredit macet tentang
solusi-solusi yang dapat dilakukan oleh pihak debitur agar hutangnya lunas seperti memberikan keringanan berupa pengurangan tunggakan
bunga, selain itu juga bisa dilakukan dengan cara lain yaitu penjadwalan bunga. Penjadwalan bunga dilakukan dengan cara memberikan waktu
yang lebih longgar untuk membayar tunggakan bunga. 5. Jika dengan diberikan Pembinaan dan keringanan tersebut debitur belum
juga memenuhi kewajibannya maka pihak bank akan mengambil tindakan yang tegas yaitu dengan melakukan pelelangan dengan bantuan
dari pihak KPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Dengan terlebih dahulu melakukan penyelesaian mediasi ataupun dengan
jalur arbitrase. 6. Meskipun telah dilakukan pelelangan, jika suatu saat ada debitur yang
tidak bisa terima maka bank bisa mengajukan permohonan eksekusi ke pengadilan.
commit to user
57
Kolektibilitas kredit adalah membayar pokok atau angsuran pinjaman oleh nasabah. Kredit dibedakan menjadi beberapa macam menurut Bank BPR Duta
Bhakti Insani Cepu. Kredit lancar yaitu membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunga tepat waktu, kredit kurang lancar yaitu membayar angsuran pokok
pinjaman beserta bunga yang menunggak sampai 90 hari. Kredit diragukan yaitu membayar angsuran pokok pinjaman dan bunga yang menunggak sampai 180
hari. Kredit macet yaitu tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 270 hari, apabila masih ada tunggakan pihak Bank BPR Duta Bhakti
Insani melakukan tindakan terakhir yaitu dengan cara melelang jaminan debitur tersebut.
Berikut adalah daftar tabel data mengenai kolektibilitas kredit beserta usia kreditur BPR Duta Bhakti Insani Cepu periode 2008-2009.
Tabel II.1 Kolektibilitas kredit BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2008 NO
PENJELASAN JUMLAH ORANG
RUPIAH
1 LANCAR
758 10.762.078.000
2 KURANG LANCAR
18 123.950.000
3 DIRAGUKAN 16
139.260.000 4 MACET
8 150.220.000
JUMLAH 800 11.175.448.000
commit to user
58
Tabel II.2 Daftar usia debitur BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2008
Kategori Kolektibilitas Kredit
Usia Produktif 25-45 Tahun
Usia Non Produktif 45-60 Tahun
LANCAR 411 347
KURANG LANCAR 15
3 DIRAGUKAN 9
7 MACET 5
3 JUMLAH 440
360 800
Sumber : PT.BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2008 =
x
100
=
x
100 =1,34 Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2008 jumlah
realisasi kredit umum sebesar Rp.11.175.448.000 dari total realisasi tersebut terdapat kredit macet sebesar Rp.150.220.000 dan presentase kredit macet BPR
Duta Bhakti Insani selama tahun 2008 sebesar 1,34.
commit to user
59
Dari tabel umur debitur pada tahun 2008 mayoritas peminjam kredit adalah usia produktif yaitu sebanyak 440, mulai dari kredit lancar, kurang lancar,
diragukan dan macet. Sementara jumlah umur debitur usia non produktif yaitu sebanyak 360.
Berikut adalah daftar tabel data mengenai kolektibilitas kredit beserta usia debitur BPR Duta Bhakti Insani Cepu periode 2009-2010.
Tabel II.3 Kolektibilitas kredit BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2009
NO PENJELASAN JUMLAH
ORANG RUPIAH
1 LANCAR
609 10.671.656.000
2 KURANG LANCAR 17
223.610.000 3 DIRAGUKAN
34 323.895.000
4 MACET 3
81.860.000 JUMLAH 663
11.301.021.000
Tabel II.4 Usia debitur BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2009
Kategori Kolektibilitas Kredit
Usia Produktif 25-45
Usia Non Produktif 45-60
LANCAR 419 190
KURANG LANCAR 9
8 DIRAGUKAN 18
16 MACET 3
JUMLAH 449 214
663
Sumber : PT.BPR Duta Bhakti Insani Cepu
commit to user
60
Tahun 2009 =
x
100
=
x
100 = 0,72 Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2009 jumlah
realisasi kredit umum sebesar Rp.11.301.021.000 dari total realisasi tersebut terdapat kredit macet sebesar Rp.81.860.000 dan presentase kredit macet BPR
Duta Bhakti Insani selama tahun 2009 sebesar 0,72. Dari tabel umur debitur tahun 2009 mayoritas peminjam kredit adalah usia
produktif yaitu sebanyak 449, mulai dari kredit lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Sementara jumlah umur debitur usia non produktif yaiut
sebanyak 214. Dibandingkan dengan tahun 2008, jumlah debitur mengalami penurunan. Mungkin hal ini dikarenakan bunga yang terlalu berat bagi debitur.
Berikut adalah daftar tabel data mengenai kolektibilitas kredit BPR Duta Bhakti Insani Cepu periode 2010-2011.
Tabel II.5 Kolektibilitas kredit BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2010 NO
PENJELASAN JUMLAH ORANG RUPIAH
1 LANCAR
499 13.902.152.500
2 KURANG LANCAR
24 401.497.000
3 DIRAGUKAN 11
204.580.000 4 MACET 0
JUMLAH 534 14.508.229.500
commit to user
61
Tabel II.6 Usia debitur BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2010
Kategori Kolektibilitas Kredit
Usia Produktif 25-45 Tahun
Usia Non Produktif 45-60 Tahun
LANCAR 323 176
KURANG LANCAR 18
6 DIRAGUKAN 2
9 MACET 0
JUMLAH 343 191
534
Sumber : PT.BPR Duta Bhakti Insani Cepu
Tahun 2010 = X 100
= X 100 = 0
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2010 jumlah realisasi kredit umum sebesar Rp.14.508.229.500 dari total realisasi tersebut
terdapat kredit macet sebesar Rp.0 dan presentase kredit macet BPR Duta Bhakti Insani selama tahun 2010 sebesar 0 .
Dari tabel umur debitur pada tahun 2010 mayoritas peminjam kredit adalah usia produktif yaitu sebanyak 343, mulai dari kredit lancar, kurang lancar,
diragukan dan macet. Sementara jumlah umur debitur usia non produktif yaiut sebanyak 191. Sementara jumlah umur debitur usia non produktif yaiut
sebanyak 214. Dibandingkan dengan tahun 2008 dan 2009, jumlah debitur
commit to user
62
mengalami penurunan. Mungkin hal ini dikarenakan bunga yang terlalu berat bagi debitur.
Jadi selama tiga periode yaitu antara tahun 2008-2010 presentase kredit macet pada BPR Duta Bhakti Insani untuk produk umum yaitu sebesar 1,34, 0,72
, 0, dan presentase kredit macet paling tinggi terdapat pada tahun 2008 yaitu sebesar 1,34 hal ini disebabkan oleh kesadaran debitur untuk
membayar angsuran yang sering menunggak maupun tidak mampu membayarnya sehingga menyebabkan risiko kredit macet.
Non Performing Loan NPL BPR Duta Bhakti Insani untuk produk umum periode 2008-2010.
a Tahun 2008 Kurang lancar
=
x
100
=
x
100 = 1,11 Diragukan
=
x
100
=
x
100 = 1,25 Kredit
macet =
x
100
=
x
100 =1,34 Dari hasil perhitungan diatas besarnya kredit bermasalah untuk produk
umum tahun 2008 pada BPR Duta Bhakti Insani adalah 1,11 + 1,25 +
commit to user
63
1,34 = 3,7, jadi besarnya non performing loan atau NPL sebesar 3,7. Jumlah ini sangat jauh dari ketentuan dari Bank Indonesia yang berkaitan
dengan toleransi kredit bermasalah sebesar 5. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan kredit untuk produk umum pada BPR Duta Bhakti Insani
Cepu berjalan dengan baik. b Tahun 2009
Kurang lancar =
x
100
=
x
100 = 1,98
Diragukan =
x
100 = 2,87
Kredit macet =
x
100 = 0,72 Dari perhitungan di atas besarnya kredit bermasalah untuk produk umum
selama tahun 2009 adalah 1,98 + 2,87 + 0,72 = 5,57, jadi besarnya non performing loan atau NPL BPR Duta Bhakti Insani Cepu sebesar 5,57.
Besarnya NPL meningkat dari tahun 2008 peningkatan tersebut sebesar 1,87 peningkatan tersebut dipengaruhi oleh ekspansi kredit umum yang berhasil
dilakukan BPR pada tahun 2008 sebesar Rp.11.175.448.000 menjadi Rp.11.301.021.000 ditahun 2009 kenaikan ini mengakibatkan meningkatnya
jumlah kredit bermasalah pada BPR. Karena semakin besar jumlah kredit yang dilakukan oleh pihak bank semakin besar pula risiko yang harus dihadapi.
c Tahun 2010
commit to user
64
Kurang lancar =
x
100
=
x
100 = 2,77
Diragukan =
x
100 = 1,41
Kredit macet =
X 100 = 0 Dari hasil perhitungan di atas jumlah kredit bermasalah pada BPR Duta
Bhakti Insani Cepu pada tahun 2010 adalah 2,77 + 1,41 + 0 = 4,18, jadi besarnya non performing loan atau NPL untuk produk umum sebesar
4,18. NPL tertinggi terdapat pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,57 hal ini disebabkan makin bertambahnya ekspansi kredit umum yang berhasil
dilakukan oleh BPR yang diikuti dengan semakin bertambah pula jumlah kredit bermasalah yaitu kredit diragukan, kurang lancar, dan kredit macet. Selama
tiga periode NPL BPR untuk produk umum naik berarti hal ini menunjukkan perkembangan BPR dalam pengelolaan kredit umum lemah walaupun
demikian presentase NPL tersebut masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5 jadi dapat dikatakan keadaan BPR Duta Bhakti Insani
masih dalam keadaan baik dalam hal pengelolaan kredit untuk produk umum kecuali pada tahun 2009.
C. Pembahasan