kapasitas intrinsic factor, dan penyerapan vitamin B12 akan terjadi secara pasif dengan jumlah penyerapan sekitar 1-2 Tabel 1.
Tabel 1 Penyerapan vitamin B12 dari pemberian berbagai dosis secara oral pada kondisi penyerapan normal dan tidak
normal tanpa intrinsic factor
Jumlah yang diserap melalui IF dan non-IF pasif
Jumlah yang diserap secara pasif non-IF
Dosis oral μg
μg μg 0,25 0,19 75
- 1 0,56 56 0,02 2
2 0,92 46 - 3 - -
0,08 3
5 1,4 28 - 10 1,6 16 0,2 2
50 1,5 3 0,5 1 100 - - 1,8 1,8
500 - - 6 1,2 Sumber: Carmel R 2006
III. TRANSPORT DAN METABOLISME VITAMIN B12
Vitamin B12 yang masuk ke dalam darah melalui membran sangat sedikit dan tergantung pada beberapa protein pengikat untuk transport. Segera
setelah vitamin B12 diserap masuk ke dalam saluran darah, transport dan penggunaannya tergantung pada protein spesifik pengikat kobalamin cobalamin-
binding protein yang disebut transcobalamin II TC II atau sering disebut TC.
Sedangkan transcobalamin I TC I juga berperan mengikat kobalamin dalam darah namun perannya belum dapat dijelaskan Carmel R 2006. Kobalamin dari
TC I yang masuk ke empedu sekitar 1,4 μg per hari dan diperkirakan 70
diabsorpsi kembali dalam keadaan normal, sisanya dibuang melalui feses. TC II disintesis oleh beberapa sel termasuk sel-sel khusus endhotelial. Gen
pembentuknya sama dengan IF tetapi berada pada kromosom yang berbeda. TC II dengan cepat mengantar kobalamin ke semua sel dalam tubuh. Masa hidup holo-
TC II dalam plasma hanya 90 menit. Pertama sekali dan sebagain besar kobalamin diantar ke hati, tetapi reseptor yang spesifik untuk TC II sebenarnya
Universitas Sumatera Utara
ditemukan pada semua sel dan dalam kompleks holo-TC II oleh pinocytosis Carmel R 2006.
Enzim yang mengandung vitamin B12 memindahkan kelompok methyl dari methylfolate, sementara regenerasi tetrahydrofolat THF dari 5,10-
methylene THF diperlukan untuk sistesis thymidilate. Karena methylfolate
merupakan bentuk vitamin yang dominan dalam serum dan hati, dan karena hanya methylfolate
yang mengembalikan folat ke cadangan tubuh melalui proses yang tergantung vitamin B12, maka bila terjadi defisiensi vitamin B12 akan
menyebabkan folat terperangkap sebagai methylfolate sehingga tidak dapat digunakan untuk fungsi metabolik. Folat yang terperangkap akhirnya dapat
menyebabkan kerusakan hematologik akibat defisiensi vitamin B12 yang tidak dapat dibedakan dari defisiensi folat. Kedua defisiensi tersebut menyebabkan
kerusakan yang sama sebagai akibat dari ketidakcukupan 5,10-methylene THF untuk berpartisipasi dalam pembentukan DNA Herbert V 1996; Beck 2003;
Carmel R 2006. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5 bahwa pada kondisi normal
penyerapan vitamin B12 dari pangan memerlukan kondisi lambung yang normal; asam lambung dan enzim yang membebaskan vitamin B12 dari ikatan peptide
dalam pangan oleh proteolisis, kemudian vitamin B12 terikat pada protein saliva dan sel-sel parietal lambung mengeluarkan intrinsic factor suatu glikoprotein
yang penting untuk absorbsi vitamin B12 dari usus halus. Penyerapan yang normal juga membutuhkan kondisi pankreas yang normal sehingga tripsin dan
bikarbonat yang dihasilkan pada pH lebih dari 8 dapat memisahkan vitamin b12 dari protein saliva dan kemudian berikatan dengan intrinsic factor, dan akhirnya
pada kondisi ileum yang normal reseptor sel pemukaan dapat menangkap vitamin B12 yang terikat pada intrinsic factor dengan batuan ion kalsium. Bila terjadi
gangguan pankreas sehingga ion kalsium tidak tersedia maka penyerapan vitamin B12 akan terganggu Herbert V 1996. Penyerapan vitamin B12 dapat diperbaiki
dengan memberikan kalsium, bikarbonat atau cairan pankreas yang dapat meningkatkan ketersediaan kalsium. Pentingnya kalsium dalam penyerapan
vitamin B12 telah dijelaskan pada suatu studi yang menunjukkan bahwa penyerapan vitamin B12 yang terganggu akibat penggunaan obat diabetes
Universitas Sumatera Utara
metformin karena mengikat kalsium akhirnya dapat diperbaiki dengan pemberian susu yang kaya kalsium atau tablet kalsium karbonat Herbert V 1996.
Gambar 5 Metabolisme vitamin B12 pada manusia Herbert V 1996
16
REABSORPTION INGESTION
Enterohepatic circulation
TRANSPORT ABSORPTIO
TISSUE CELL
Food B
12
MDR – 0,1 g daily
1. Unch anged
2. Oxidi Acid
Enzymes 1F
Food B
12
– 1F Complex PH 6
Ca
++
Trypsin Food B
12
– 1F - Surface
receptor Releasing
Factor B
12
- TC B
12
- TC I B
12
- TC III X - B
12
- TC II In serum
Ca
++
X - B
12
- TC II -
Surface Methil B
12
– B
12
- binding
in serum Methyl - B
12
Other B
12
Forms Succinyl – CoA
Methylmalonyl – CoA – Mutase
L-Methylmalonyl - CoA
PPPi Deoxyadenosyl
transferase ATP
Deoxyadenosyl B
12
oxidation B
12
B
12
Co
+++
B
12
Co
++
B
12
Co
+
B
12
Reductas e
Methionine Methyl transferase
Homocysteine Methyl
Methyl THF B
12
Reductase DPNH
THF AMe
7
12 13
14 2
3
ILEAL EPITHELIAL CELL
B
12
B
12
Coenzymes 4
5
6 1
8
9
10
11
15
DELIVERY
Bile, saliva,
EXCRETION
Urine, etc
Universitas Sumatera Utara
Setelah proses uptake, kobalamin dipisahkan dalam endosom dan masuk ke sitoplasma terutama berbentuk methylcobalamin, atau diambil oleh
mitokondria. Methylcobalamin diikat oleh methionine synthase dan membantu remetilasi homocysteine. Deoxyadenosyl cobalamin dalam mitokondria diikat
oleh methylmalonyl-CoA-mutase dan berperan dalam metabolisme propionat. Tidak ada protein pengikat intraseluler lain yang diidentifikasi untuk kobalamin,
dan tidak ada juga peran metabolik Herbert V 1996; Carmel R 2006. Selanjutnya dikatakan bahwa ginjal juga kaya akan reseptor TC II, yang berperan
penting dalam meminimalkan kehilangan kobalamin melalui urin. Vitamin B12 dapat disimpan dalam hati. Total simpanan tubuh pada
subyek omnivore dalam keadaan sehat sekitar 2 – 3 mg. kehilangan vitamin B12 dapat terjadi melalui desquamasi epithelium dan sekresi dalam empedu. Sebagian
besar vitamin B12 yang disekresi empedu diabsorbsi kembali dan dapat digunakan untuk fungsi metabolik. Kehilangan pada orang dewasa diperkirakan
1–3 μghari sekitar 0.1 dari cadangan dalam tubuh. Jumlah pengeluaran
vitamin B12 melalui stool proporsional dari cadangan tubuh, sehingga perkembangan defisiensi lebih lambat pada orang yang kekurangan vitamin B12
misalnya vegetarian dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai intrinsic factor
atau yang mengalami malabsorbsi Gibson 2005.
IV. DEFISIENSI VITAMIN B12