Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin di Kota Binjai

(1)

LAMPIRAN 1

KUISIONER PENELITIAN

Petunjuk : Isilah angket ini dengan kondisi yang sebenarnya-benarnya

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nomor Responden :……… 2. Nama Responden :……… 3. Alamat Responden :……… 4. Jenis Pekerjaan :……… 5. Usia : ……..Tahun

6. Jumlah Tanggungan :……...Orang

7. Jenis Kelamin : a.Laki-Laki b.Perempuan

8. Status Perkawinan : a.Kawin b.Belum Kawin c.Cerai Hidup d.Cerai Meninggal

9. Pendapatan per bulan : 1. < Rp. 1000.000

2. Rp. 1.000.0000-2.000.000 3. Rp.3.000.0000-4.000.000

4. Rp.4.000.000-5.000.000 5. > Rp.5.000.000

10. Pendidikan terakhir : a. Tidak Sekolah d.SMA b. SD e. D3/Sarjana


(2)

c. SMP Petunjuk Pengisian

1. Kuisioner ini semata-mata untuk keperluan akademi dan penelitian. Mohon dijawab dengan jujur, dan sesuai keadaan.

2.Berilahtandasilang (x) atau check list (√) untukjawaban yang saudara anggap benar.

A. Kesehatan

1. Apakah tenaga kesehatan di desa ini sudah memadai?

a. sangat memadai c. cukup memadai e. sangat tidak memadai b. memadai d. tidak memadai

2. Menurut anda, apakah sarana kesehatan sudah baik di desa ini?

a. sangat baik c. cukup baik e. sangat tidak baik.

b. baik d. kurang baik

3. Menurut anda, apakah penyuluhan dan program kesehatan di desa ini sudah bagus? a. sangat bagus c. cukup bagus e. sangat tidak bagus

b. bagus d. tidak bagus

4. Apakah keluarga anda sering berobat ke Puskesmas?

a. sangat sering c. cukup sering e. sangat tidak sering b. sering d. tidak sering


(3)

B. Kesejahteraan

1. Apakah anda sejahtera bermukim di daerah ini?

a. sangat sejahtera c. kurang sejahtera e.sangat tidak sejahtera b. sejahtera d. tidak sejahtera

2. Apakah anda merasa sejahtera hidup dengan kondisi perumahan seperti ini? a. sangat sejahtera c. kurang sejahtera e. sangat tidak sejahtera b. sejahtera d. tidak sejahtera

3. Apakah anda sejahtera dengan program pemerintah di desa ini?

a. sangat sejahtera c. kurang sejahtera e. sangat tidak sejahtera b.Sejahtera d. tidak sejahtera

4. Apakah anda merasa sejahtera akan kebiasaan di daerah ini?

a. sangat sejahtera c. kurang sejahtera e. sangat tidak sejahtera b. sejahtera


(4)

LAMPIRAN 2

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

Uji Reabilitas

Hasil Uji Validitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,706 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 27,44 8,067 ,256 ,636

P2 26,42 6,913 ,206 ,683

P3 26,00 7,737 ,230 ,685

P4 26,01 7,646 ,208 ,688

P6 25,92 8,256 ,266 ,752

P7 26,69 7,469 ,228 ,699

P8 26,63 6,458 ,237 ,668

P9 26,86 7,192 ,234 ,674

P10 26,58 7,317 ,326 ,653


(5)

LAMPIRAN 3

HASIL REGRESI LINIER BERGANDA

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,679 ,569 2,952 ,004

Pendapatan Perbulan ,261 ,144 ,144863 ,424 ,673 Pendidikan Terakhir -,103 -,108 -,103 -,031 -,975

Kesehatan ,401 ,144 ,281 2,786 ,004

a. Dependent Variable : Y

UJI F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 7,284 3 2,428 2,774 ,002b

Residual 84,026 96 ,875

Total 91,310 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), Kesehatan, X3, X2, X1

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,382a ,180 ,151 1,59360


(6)

UJI ASUMSI KLASIK

Hasil Uji Multikolineritas Collinearity Statistics

Tolerance VIF

,982 1,019

,924 1,082

,941

1,063

UJI HETEROSKEDASTISITAS

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,679 ,569 2,952 ,004

Pendapatan Perbulan ,261 ,144 ,144863 ,424 ,673 Pendidikan Terakhir -,103 -,108 -,103 -,031 -,975


(7)

Daftar Pustaka

Sumber: Buku dan Jurnal

Safi’I, H.M, 2007, Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Perspektif Teoritik, Malang; Averroes Press.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Binjai, Binjai Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Binjai, Indikator Kesejahteraan Masyarakat Binjai (2011); Badan Pusat Statistik

Hamid, Abdul. 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta

Ndakularak, Erwin Setiawan, Nyoman Djinar dan Djayana, Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Masyrakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali . Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Bali

Khrisma, Dinar. 2000. Faktor Penentu Ksejahteraan Rumah Tangga Indonesia. Dimara, Daan. 1982. Pengaruh Pendapatan Rumah Tangga Terhadap

Pendidikan, dalam Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta : CV Rajawali.

Suradi.(2007). Pembangunan manusia, kemiskinan, dan kesejahteraan social, kajian tentangkebijakan pembbangunan kesejahteraan social di Nusa Tenggara Barat. Jurnal penelitian dan pengembangan kesejahteraan social.

Todaro, Michael O, dan Smith, Stepen C, 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Kedelapan, Jakarta : Penerbit Erlangga


(8)

Sulistiawati, Rini. 2012. Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak.

Cahyat, Ade, Gonner C, dan Michaela H. 2007. Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga dari Kutai Barat. Bogor, Indonesia

Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan 2013, Badan Pusat Statistik Kota Binjai.

Sumber : Internet

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Binjai 2011

(diakses 2 september2016)

( 3 september 2016)


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur memahami suatu subjek atau objek penelitian dengan suatu kerja yang sistematis. Metode penelitian dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan, langkah yang akan di lakukan dalam pengumpulan data secara tepat untuk memecahkan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kuantitatif.penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu fenomena gambaran dengan menggunakan pendekatan berupa pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Binjai dan waktu penelitian di mulaI dari bulan juni 2016. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuisioner dan wawancara langsung dengan rreponden.Wawancara ini berkaitan dengan daftar pertanyaan yang telah


(10)

disusun dengan masalah dan tujuan penelitian tersebu. Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada yaitu diperoleh dai badan pusat statistik.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1Populasi

Populasi adalah suatu wilayah yang bersifat general yang terdiri dari subjek ataupun objek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya . dalam penelitian ini adalah RTM (Rumah Tangga Miskin) yang ada di Kota Binjai .Jumlah populasi rumah tangga miskin Kota Binjai adalah 59.528 rumah tangga maka Teknik pemilihan rumah tangga sampel untuk menjadi responden dari populasi yang ada dilakukan secara Random Sampling.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian besar dari rumah tangga miskin yang tinggal di kota Binjai, Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel.peneliti menggunakan rumus Slovin (Bambang Prasetyo,2005:36) yaitu sebagai


(11)

Keterangan :

n : Jumlah Populasi

e : batas toleransi kesalahan penarikan sampel 10% Dari rumus diatas diperoleh:

Keterangan :

n : Jumlah Populasi N : Jumlah Sampel

e : batas toleransi kesalahan penarikan sampel 10% Dari rumus diatas diperoleh:

N=100 sampel

Metode pengambilan sampel ini ,metode berdasarkan proporsi wilayah jumlah penduduk.


(12)

Tabel 3.1 Jumlah Rumah Tangga Miskin menurut Kecamatan di Binjai

Kecamatan Rumah Tangga Sampel

1.Binjai Selatan 11.494 19

2.Binjai Kota 8.734 15

3.Binjai Timur 12.836 22

4.Binjai Utara 16.678 28

5.Binjai Barat 9.786 16

Jumlah 59.528 100

Teknik pemilihan rumah tangga sebagai sampel untuk menjadi responden dengan menggunakan populasi wilayah yang ada dilakukan secara Random Sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data merupakan sifat atau gambaran tentang suatu masalah dan persoalan. Teknik pengumpulan data ini untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data atau mencari informasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara,yaitu.


(13)

Studi Kepustkaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi-informasi melalui literature yang berhubungan dengan masalah-masalah yang di teliti ,yang dapat di peroleh dari buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya.

3.4.2 Kuisioner(Angket)

Kuisioner (Angket) merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar ia memberikan jawabannya (Etta Mamang Sangadji dan Sopiah,2010:193). 3.4.3 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengambilan data ketika peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan saat pengisian angket maupun saat mencari data mengenai pengaruh kesejahteraan terhadap rumah tangga miskin tersebut.

3.5 Uji Validitas dan Uji Reabilitas 3.5.1 Uji Validitas

Uji Validitas adalah uji instrumen yang digunakan mendapatkan data untuk mengetahui ketepatan item pertanyaan dalam kuisioner, apakah pertanyaan tersebut mampu menggambarkan dan menjelaskan variabel yang akan diteliti. Dalam data primer ini diperlukan kecermatan dalam menentukan pertanyaan karena bersifat abstrak dan berupa suatu konsep. Kuisioner dikatakan valid jika nilai r hitung diperoleh dari perhitungan menggunakan software spss dan r tabel dengan degree of freedom.


(14)

3.5.2 Uji Reabilitas

Uji Reabilitas digunakan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpul data. Pada kuisioner ini ialah pertanyaan menyangkut fakta penelitian da pendapat responden itu sendiri. Pada pengujian reabilitas ini menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh alpha cronbach. Pada uji ini a dinilai reliable jika lebih dari 0,6.

3.6 Definisi Operasional

1. Kesejahteraan (Y) adalah suatu dimana kebutuhan hidup kesejahteraan rumah tangga terpenuhi dengan kebutuhan pangan, sandang, papan sehingga dapat dikatakan rumah tangga sejahtera.

2. Pendapatan (X1) adalah penghasilan yang diperoleh rumah tangga secara keseluruhan setiap bulan dalam jumlah rupiah atau penghasilan yang didapat anggota keluarga dalam jangka waktu mereka bekerja.

3. Pendidikan (X2) adalah suatu keadaan rumah tangga yang dilihat dari seberapa mudah rumah tangga itu memasukkan anakn ke jenjang pendidikan.

4. Kesehatan (X3) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan.Serta dinilai dari kemudahan rumah tangga dalam mendapatkan fasilitas kesehatan di puskesmas atau rumah sakit.


(15)

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi linier berganda, dimana data yang dikumpulkan melalui hasil wawancara, kemudian dianalisis menggunakan indikator yang digunakan. Rumus metodenya, yaitu:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3+e

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi variabel pendapatan β2 = Koefisien regresi variabel pendidikan β3 = Koefisien regresi variabel kesehatan

X1 = Pendapatan X2 = Pendidikan X3 = Kesehatan

Y = Kesejahteraan rumah tangga miskin

Pengujian hipotesis penelitian secara simultan (serempak) dan parsial yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi software pengolahan data dengan SPSS dengan analisis tersebut :


(16)

1. Uji T

Uji t dilakukan secara parsial untuk menguji pengaruh variabel independen (tingkat pendapatan, pendidikan, dan kesehatan) terhadap variabel dependen. Berikut hipotesis pengujian :

H0:b1;b2;b3 = 0 artinya tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara sendiri– sendiri tidak mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga miskin

H0:b1;b2;b3 ≠ 0 artinya tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara sendiri sendiri mempengaruhi terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin.

2. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan (serempak) apakah terdapat pengaruh dari variabel bebas (pendapatan, pendidikan, dan kesehatan).

Model hipotesis yang dilakukan dalam uji F dalam penelitian ini adalah :

H0:b1b2b3 = 0 artinya pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara serempak tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin

H0:b1b2b3 ≠ 0 artinya pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara serempak berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin.

3.8 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi adalah untuk menjelaskan seberapa jauh pengaruh variabel bebas memilii pengarh terhadap variabel terikat. Nilai R2 yang kecil berarti


(17)

yang terbatas. Nilai koefisien determinasi adalah nol atau satu. Nilai yang akan mendekati satu adalah nilai yang mendekati variabel-variabel independen berarti hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

3.9Pengujian Asumsi Klasik 3.9.1 Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain. Tujuan uji multikolonieritas adalah menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolonieritas). Jika variabel sering berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal yaitu variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Dasar pengambilan keputusan uji multikolonieritas: Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka terjadi multikolonieritas. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas.

3.9.2 Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut


(18)

Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas model regresi yang baik adalah Homokedastisitas tidak terjadi Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dalam penelitian ini deteksi dengan menggunakan analisis grafik dan varian tak bersyarat.Analisis grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya).Dasar pengambilan keputusan untuk Heteroskedastisitas dengan analisis grafik, jika tidak terjadi Heteroskedastisitas.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang terbentuk (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.


(19)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Wilayah Kota Binjai

4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis Kota Binjai

Kota Binjai adalah kota yang berjarak 22km, kota Binjai adalah kota yang berjarak 22km dari Kota Medan,Secara umum kota Binjai terletak pada 3º31’40’’ - 3º40’2’’ LU dan 98º27’3’’ - 98º32’32’’ BT. Secara geografis, luas areal Kota Binjai adalah 18.813 Ha (90,23 km2) atau keseluruhan wilayah Sumatera Utara Adapun mengenai batas-batas wilayah Kota Binjai dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Binjai (Kabupaten Langkat) dan Kecamatan Hamparan Perak (Kabupaten Deli Serdang)

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingai (Kabupaten Langkat) dan Kecamatan Kutalimbaru (Kabupaten Deli Serdang)

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang) 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai (Kabupaten Langkat)

Saat ini Kota Binjai, secara administratif memiliki 5 Kecamatan dan 37 kelurahan. Kecamatan Binjai Selatan merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu 29,96 Km², sedangkan wilayah kecamatan yang paling kecil luasnya


(20)

yaitu Kecamatan Binjai Kota (4,12 Km²). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

TABEL 4.1

NAMA, LUAS WILAYAH PER KECAMATAN DAN JUMLAH KELURAHAN KOTA BINJAI

No

Nama Kecamatan

Jumlah kelurahan

Luas Wilayah

(Ha)

(%) Terhadap Total 1 Binjai Selatan 8 2,996 33.20

2 Binjai Kota 7 412 4.57

3 Binjai Timur 7 2,170 24.05

4 Binjai Utara 9 2,359.12 26.15

5 Binjai Barat 6 1,086 12.04

Jumlah 37 9,023 100

Sumber : BPS, Binjai Dalam Angka 2011

4.2 Kependudukan

Penduduk kota Binjai pada Tahun 2013 adalah sekitar 252.263 juta jiwa yang Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara sebanyak 71.051 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Binjai Kota yaitu sebanyak 30.473


(21)

dengan kepadatan 7.396 jiwa/km2. Dibawah ini adalah tabel jumlah penduduk,rumah tangga dan jumlah anggota keluarga per rumah tangga.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga di Kota Binjai

Kecamatan Penduduk (jiwa) Rumah Tangga

Rata-rata Anggota Rumah Tangga

01. Binjai Selatan 49 986 11 514

4.34

02. Binjai Kota 30 780 7 318

4.20

03. Binjai Timur 55 086 12 996 4,23

04. Binjai Utara 72 127 17 011

4.24

05. Binjai Barat 44 284 10 180

4.35

Binjai 252 263 59 019

4.27

Sumber : BPS Kota Binjai

4.3 Karakteristik Respoden

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99,8 atau 100 responden. Dengan karakteristik responden yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga miskin di Kota Binjai meliputi:


(22)

pendapatan rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga/anggota keluarga seberapa jauh mendapatkan pelayanan pendidikan Dan Kesehatan.

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian 100 responden diperoleh data karakteristik responden berdasarkan umur pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Data Karakteristik Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Responden Persentase(%)

1 20 s/d 29 tahun 9 9%

2 30 s/d 39 tahun 22 22%

3 40 s/d 49 tahun 39 38%

4 50 s/d 59 tahun 21 22%

5 60 s/d 69 tahun 9 9%

Total 100 100%

Sumber: Kuisioner

Sesuai data pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur responden 40-49 tahun lebih banyak dan diikuti pada umur 30-31 tahun dan dibandingkkan responden umur lain. Ini menunjukkan bahwa di rumah tangga miskin pada umumnya usia produktifnya berada pada 40-49 tahun dengan 39 responden dan 30-39 tahun dengan 22 responden.


(23)

4.3.2 Pendapatan Rumah Tangga

Tingkat pendapatan rumah tangga responden dikelompokkan menjadi

kurang dari RP.1000000,Rp 1000000 – 2000000, Rp 4000000-5000000dan lebih dari Rp 5000000 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Distribusi Responden berdasarkan Pendapatan

No Pendapatan(Rupiah) Jumlah Responden Persentase (%)

1 < Rp.1000.000 20 20%

2 Rp 1000.000- 2000.000 66 66% 3 Rp 3000.000- 4000.000 14 14%

4 Rp 4000.000- 5000.000 0 0

5 >Rp 5000.000 0 0

Jumlah 100 100%

Pendapatan yang kurang dari Rp 1000.000 perbulan sejumlah 20 responden dengan besar persentase sebesar 20%. Untuk Pendapatan Rp 1000.000-Rp 2000.000 perbulan dengan 66 responden dan dengan persentase sebesar 66%. Dan pendapatan Rp 3000.000-Rp 4000.000 dengan 14 responden dan persentase sekitar 14%. Sementara Pendapatan lebih dari Rp 4000.000 keatas tidak ada dalam pemilihan dari responden.


(24)

4.3.3 Pendidikan Keluarga

Tingkat pendidikan pada responden antara tidak bersekolah, SD, SMP, SMA, hingga lulus Perguruan Tinggi. Distribusi sampel menurut pendidikandapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Responden Persentase(%)

1 Tidak Bersekolah 4 4%

2 SD 26 26%

3 SMP 43 43%

4 SMA 26 26%

5 D3/Perguruan Tinggi 1 1%

Jumlah 100 100%

Sumber : Kuisioner

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden berpendidikan SMP yang paling mendominasi dan paling banyak yaitu sekitar 43 responden atau sekitar 43%,dan diikuti pendidikan SD 26 responden atau 26% disertai SMA 26 responden juga, ada juga responden yang tidak bersekolah atau tidak tamat SD sekitar 4 orang atau 4%, dan yang berpendidikan hanya satu orang D3/s1. Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa rata-rata rumah tanga miskin di kota binjai masih berada pada tingkat


(25)

pendidikan yang masih rendah, Ini dapat dilihat dari responden yang hanya tamatan SMP 43 0rang bahkan ada sekitar 4 orang yang tidak bersekolah.

4.3.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga yang harus di biayai oleh responden berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel distribusi sebagai berikut :

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No. Jumlsh Tanggungan Jumlah Responden Persentase (%)

1 0 Orang 5 5%

2 1 Orrang 10 10%

3 2 Orang 15 15%

4 3 Orang 22 22%

5 4 Orang 31 31%

6 5 Orang 15 15%

7 >5 Orang 2 2%

Jumlah 100 100%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki jumlah tanggungan 4 tertinggi yaitu sebanyak 31 orang atau 31% diikuti dengan jumlah tanggungan 22 orang atau 22%,sementara jumlah tanggungan diatas 5 yang paling sedikit yaitu 2 orang atau 2%.


(26)

4.4 Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin

Tingkat kesejahteraan rumah tangga miskin di kota Binjai ditentukan dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kesejahteraan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu terdiri dari :

1. Tingkat Pendapatan (jumlah pendapatan rumah tangga per bulan) 2. Tingkat Pendidikan

3. Tingkat Kesehatan

Data Indikator rumah tangga miskin kota Binjai berdasarkan penelitian dari responden yang berjumlah 100 orang dengan menggnuakan kuisioner,wawancara dengan pihak-pihaka terkait.

4.4.1. Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data indikator kesejahteraan rumah tangga dari tingkat pendapatan perbulan yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :


(27)

Tabel 4.7

Data Indikator Tingkat Pendapatan Perbulan

No Pendapatan Perbulan Jumlah Reponden Persentase

1 Rendah(< Rp1000.000) 20 20%

2 Sedang (Rp 1000.000-4000.000)

80 80%

3 Tinggi (Rp>4000.000) 0 0

Total 100 100%

Sumber: Kuisioner

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa pada umumnya rumah tangga miskin di kota Binjai memiliki pendapatan rata-rata Rp.1000.000 – 4000.000 dengan kategori sedang sebanyak 80 orang dan berpendapatan <Rp.1000.000 dengan kategoi rendah sebanyak 20 orang dan dengan kategori tinggi >Rp.5000.000 tidak ada.

Kondisi ekonomi rumah tangga rendah akan membawa pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga tersebut.

4.4.2 Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin Berdasarkan Tingkat Pendidikan


(28)

Tabel 4.8

Data Indikator Tingkat Pendidikan Terhadap Rumah Tangga No Pendidikan Jumlah Responden Pesentase(%)

1 Kurang 100% 100%

2 Cukup 0 0

3 Baik 0 0

Total 100 100

Sumber: data diolah

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan pada rumah tangga miskin dalam kategori kurang..

4.4.2 Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin Berdasarkan Tingkat Kesehatan

Kondisi kesehatan rumah tangga miskin dari hasil penelitian terhadap 100 reponden diperoleh data sebagai berikut :


(29)

Tabel 4.9

Data Indikator Tingkat Kesehatan Terhadap Rumah Tangga No Kesehatan Rumah

Tangga

Jumlah Responden Pesentase(%)

1 Kurang 8 8%

2 Cukup 55 55%

3 Baik 37 37%

Total 100 100

Sumber : Data diolah

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada umumnya responden rumah tangga yang paling banyak memiliki kondisi kesehatan dengan kategori “ Cukup” sebanyak 55 responden atau 55% dari seluruh responden,dan diikuti dengan kesehatan “baik” sebanyak 37 responden atau 37%.

Dari karakteristik kesehatan rumah tangga miskin pada umumnya sudah memiliki tingkat kesehatan yang cukup baik serta sudah menganggap bahwa pelayan kesehatan atau sarana prasarana kesehatan di daerah titu sudah cukup memadai. 4.5 Analisis Data dan Pembahasan


(30)

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil estimasi yang dilakukan adalah:

Tabel 4.10

Hasil Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,679 ,569 2,952 ,004

Pendapatan Perbulan ,261 ,144 ,144863 ,424 ,673 Pendidikan Terakhir -,103 -,108 -,103 -,031 -,975

Kesehatan ,401 ,144 ,281 2,786 ,004

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil regresi sebagai berikut : Y=1,679-0,261X1-0,103X2+0,401X3

Berdasarkan regresi diatas dapat dilihat bahwa nilai variabel pendapatan (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan(Y), variabel pendidikan (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan (Y), ini karena pendidikan rumah tangga miskin sama sekali tidak sesuai dengan pekerjaan mereka, dalam kesejahteraan tingkat pendidikan mereka belum mampu meningkatkan


(31)

ksejahteraan rumah tangganya. Variabel kesehatan(X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan (Y).

4.5.2 Uji t (parsial)

Uji t merupakan salah satu pengujian yang bertujuan untuk dapat mengetahui apakah dari masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan variabel independen , dimana uji ini akan menerangkan nilai X1 terhadap Y, nilai X2 tehadap Y, dan nilai X3 terhadap Y .

Tabel 4.11 Uji Parsial

Variabel Koefisien t-hitung t-tabel Prob Keterangan X1

(Pendapatan)

0,261 0,424 1,985 ,673 Tidak

Signifikan X2

(Pendidikan)

-0,103 -0,031 1,985 -,975 Tidak Signifikan X3

(Kesehatan

0,401 2,786 1,985 0,04 Signifikan

Berdasarkan hasil estimasi tabel diatas maka diperoleh hasil sebagai beikut: variabel pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan, dengan nilai t-hitung < t-tabel yaitu 0,424 < 1,985 dengan nilai signifikan sebesar 0,673 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 90%. Maka dapat disimpulkan Jika tingkat pendapatan rumah tangga semakin rendah maka tingkat kesejahteraan nya juga akan rendah.


(32)

Variabel pendidikan berpengaruh ngatif secara tidak signifikan terhadap kesejahteraan dengan nilai t-hitung < t-tabel yaitu 0,031 < 1,985 dengan nilai signifikansi 0,975 > 0,05. dalam t-hitung pendidikan terdapat negatif, maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan keluarga akan membuat tingkat kesejahteraan dalam rumah tangga akan semakin buruk

Variabel tingkat kesehatan berpengaruh signifikan secara positif terhadap kesejahteraan, dimana nilai t-hitung > t-tabel yaitu 2,786 > 1,985 dengan nilai signifikansi sebesar 0,04 < 0,05 . Maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik kesehatan seseorang atau rumah tangga tersebut maka semakin sejahtera pula keadaan rumah tangga tersebut.

4.5.3 Uji F (Simultan)

Uji f digunakan untuk melihat secara simultan apakah ada pengaruh dari variabel bebas (pendapatan, pendidikan, kesehatan) terhadap variabel terikat (kesejahteraan rumah tangga ) . Adapun hasil nya yaitu:


(33)

Tabel 4.12 UJI F

Model Sum of

Squares

df Mean Square

F Sig.

1

Regression 7,284 3 2,428 2,774 ,002b Residual 84,026 96 ,875

Total 91,310 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), Kesehatan, X3, X2, X1

Berdasarkan tabel hasil estimasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan(X1), Pendidikan (X2), Kesehatan(X3) secara bersamaan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga miskin pada tingkat kepercayaan 90% atau dengan alpha 10%. Hal ini dapat dilihat pada tabel sig sebesar 0,002 < 0,005

4.5 Uji Determinan R2

Uji determinan dengan menggunakan Tabel Model Summary sebagai hasil mengolah data melalui spss.


(34)

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,382a ,180 ,151 1,59360

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi R2 yang diperoleh sebesar 0,180. Hal ini menunjukkan variabel pendapatan, pendidikan dan kesehatan sebesar 18% variasi kesejahteraan rumah tangga sedangkan sisanya 82% dapat dijelaskan oleh variabel lain dan tidak dimasukkan kedalam analisis penelitian ini.

4.6 Uji Validitas dan Reabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Suatu kuisioner dikatakan valid jika daftar pertanyaan pada kuisioner mengungkapkan apa yang seharusnya diukur. Asumsi yang diguakan dalam validitas yaitu.


(35)

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 27,44 8,067 ,256 ,636

P2 26,42 6,913 ,206 ,683

P3 26,00 7,737 ,230 ,685

P4 26,01 7,646 ,208 ,688

P6 25,92 8,256 ,266 ,752

P7 26,69 7,469 ,228 ,699

P8 26,63 6,458 ,237 ,668

P9 26,86 7,192 ,234 ,674

P10 26,58 7,317 ,326 ,653

P11 26,32 8,018 ,172 ,744

Sumber: Data diolah

a. jika r hitung positif dan r-hitung > r-tabel maka pernyataan tersebut valid


(36)

Untuk mengetahui valid atau tidaknya pernyataan diatas dapat melihat pada kolom Corrected Item Total Correlation, lalu r-hitung dibandingkan dengan r-tabel pada nilai alpha(a) = 0,05 dengan df-2, dimanadf itu adalah sampel penelitian sebesar 100 dikurangi 2=98 pada nilai alpha(a) = 0,05 maka dapat diperoleh nilai r-tabel = 0,1966.

Pada tabel 4.13 menunjukkan pada pertanyaan 5 adalah pernyataan tidak valid karena nilai r-hitung < r-tabel yaitu (0,0913) < (0,01966). Maka dari itu perlu dilakukan pengujian ulang dengan membuang pertanyaan tidak valid ini dan diuji kembali. Sehingga pertanyaan yang tidak valid itu dihapus. Sehingga diperoleh hasil validitas pada tabel 4.13 bahwa nilai r-hitung > r-tabel(0,1966), maka dapat dikatakan bahwa indikator dalam penelitian ini dikatakan valid.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji Reabilitas alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau konstan dari waktu ke waktu. Teknik dalam uji reliabilitas adalah dengan dengan analisis yang sudah dikembangkan oleh Alpha Cronbach . Pada uji reliabilitas a dinilai reliabel jika lebih besardari 0,6. Atau dapat dilihat pada asumsi dibawah ini :

a. Jika angka reliabilitas Cronbach Alpha >0,6 maka disebut reliabel, kuisioner dapat dipercaya dan di pergunakan


(37)

b. Jika angka reliabel Cronbach Alpha < 0,6 maka disebut tidak reliabel. Kuisioner tidak dapat di percaya dan tidak dapat di pergunakan

Adapun hasil pengujian reliabilitas terhadap seluruh variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: data diolah

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa uji statistik Cronbach Alpha (a) adalah 0,705 sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian telah reliabel karena nilai chronbach alpha >0,60.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(38)

4.7 Uji Asumsi Kasik

4.7.1 Multikolineritas

Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi diantara variabel bebas, dalam multikolineritas ini dapat melihat pada tabel VIF ( Variance inflation factor) dengan nilai tolerance sebesar 10%, Dalam mengambil keputusan pada uji multikolineritas , maka harus mengetahui dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

- Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,01 maka terjadi multikolonieritas.

- Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,01 maka tidak terjadi multikolonieritas. Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolineritas Collinearity Statistics Tolerance VIF

,982 1,019

,924 1,082

,941

1,063

Sumber: Data diolah


(39)

0.01 dalam variabel pendapatan ini dinyatakan ada multikolineritas. Variabel pendidikan memiliki nilai VIF 1,082 < 10 dan nilai tolerance 0,924 > 0,10 dinyakatan ada multikolineritas. Variabel Kesehatan 1,063 < 10 dengan nilai tolerance 0,941 < 0,10 dinyatakan juga terjadi multikolineritas.

4.5.2 Heteroskedastisitas

Dalam pengujian heteroskedastisitas ini adalah menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual dari satu pngamatan ke pengamatan lain, Uji heteroskedastisitas ialah dengan melakukan uji glejser dengan meregres nilai absolute ke variabel independennya.

Tabel 4.16

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,679 ,569 2,952 ,004

Pendapatan Perbulan ,261 ,144 ,144863 ,424 ,673

Pendidikan Terakhir -,103 -,108 -,103 -,031 -,975

Kesehatan ,401 ,144 ,281 2,786 ,004


(40)

Berdasarkan hasil tabel estimasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada pendapatan (X1) sebesar 0,673 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel pendapatan, Pendidikan (X2) sebesar 0,975 artinya tida terjadi heteroskedastisitas pada variabel pendidikan tersebut, dan pada kesehatan (X3) sebesar 0,04 artinya terjadi heteroskedastisitas.

4.8 Hasil dan Pembahasan

Koefisien regresi dari pendapatan rumah tangga dan pendidikan kepala keluarga berpengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin yang mempunyai pendapatan yang rendah akan mengalami kesejahteraan yang rendah pula, sedangkan pada kesehatan keluarga berpengaruh postif dan signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin yang mempunyai kesehatan yang baik akan mengalami kesejahteraan yang baik pula. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen secara parsial ( pendapatan, pendidikan, kesehatan) terhadap variabel dependen ( kesejahteraan rumah tangga miskin) hanya kesehatan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin.

Hasil dari Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,180 yang berarti 18% pengaruh dari variabel independen ( pendapatan, pendidikan, kesehata) terhadap variabel dependen ( kesejahteraan rumah tangga miskin). Hal ini


(41)

secara simultan nilai Adjusted R Square belum mencapai 100% menunjukkan bahwa masih ada variabel lain sebesar 0,82 yang tidak digunakan dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin.

Berdasarkan Uji F yang dilakukan bahwa nilai F adalah 2,744 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,005. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu pendapatan, pendidikan, kesehatan berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini :

1. Pendapatan secara parsial memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin. Hal ini ditunjukkan pada koefisien regresi pendapatan rumah tangga miskin di Kota Binjai yang mempunyai tingkat pendapatan yang rendah akan mengalami kesejahteraan yang rendah pula. Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga berpengaruh negatif (tidak signifikan) dengan kesejahteraan pada tingkat kepercayaan tertentu.

2. Pendidikan secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin. Hal ini ditunjukkan pada koefisien regresi pendidikan rumah tangga miskin di Kota Binjai yang mempunyai tingkat pendidikan rendah akan mengalami kesejahteraan yang rendah pula. Maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan rumah tangga berpengaruh negatif (tidak signifikan) dengan kesejahteraan pada tingkat kpercayaan tertentu.


(43)

3. Kesehatan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ksejahteraan rumah tangga di Kota Binjai. Hal ini ditunjukkan pada koefisien regresi tingkat kesehatan di Kota Binjai yang mempunyai tingkat kesehatan yang baik akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan yang baik pula. Maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan rumah tangga berpengaruh nyata (signifikan) dengan kesejahteraan pada tingkat kepercayaan tertentu.

4. Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh positif dan signifikan dengan kesejahteraan pada Kota Binjai.

5.2 Saran

1. Perlu adanya upaya yang lebih meluas dari pemerintah setempat agar lebih memperhatikan daerah-daerah kumuh dan rumah tangga miskin memberikan tunjangan perbulan, karena pekerjaan mereka yang berpenghasilan rendah membuat kurang tercukupinya konsumsi rumah tangga perbulannya.

2. Perlu adanya peran pemerintah dalam mengambil peran didalam kesejahteraan rumah tangga yang miskin, mungkin dengan meningkatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan karena pendidikan dan kesehatan juga menjadi dasar peningkatan sumber daya manusia kepada taraf hidup yang lebih baik dan menjadi penopang sejahtera di masa yang akan datang.


(44)

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat mengubah variabel pendapatan, pendidikan dan kesehatan dengan variabel lain dengan masih membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga miskin dan agar dapa melihat masih mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel lainnya.


(45)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesejahteraan

2.1.1 Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup yang dipersepsi masyarakat (Swasono, 2004). Tingkat kelayakan hidup dipahami secara relatif oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya, mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi normatif suatu masyarakat atas kondisi sosial, material, dan psikologis tertentu.

Menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dari Undang– Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.


(46)

Menurut konsep lain, kesejahteraan bisa di ukur melalui dimensi moneter maupun non moneter, misalnya ketimpangan distribusi pendapatan, yang didasarkan pada perbedaan tingkat pendapatan penduduk di suatu daerah. Kemudian masalah kerentanan (vulnerability), yang merupakan suatu kondisi dimana peluang atau kondisi fisik suatu daerah yang membuat seseorang menjadi miskin atau menjadi lebih miskin pada masa yang akan datang. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius karena bersifat struktural dan mendasar yang mengakibatkan risiko-risiko sosial ekonomi dan akan sangat sulit untuk memulihkan diri (recover). Kerentanan merupakan suatu dimensi kunci dimana perilaku individu dalam melakukan investasi, pola produksi, strategi penanggulangan dan persepsi mereka akan berubah dalam mencapai kesejahteraan.

Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai sejahtera.

Ada beberapa indikator keluarga sejahtera berdasarkan Badan Pusat Statistik(2000), yaitu:


(47)

1. Pendapatan

2. Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga 3. Keadaan tempat tinggal

4. Fasilitas tempat tinggal 5. Kesehatan anggota keluarga

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan

7. Kemudahaan memasukkan anak kejenjang pendidikan

2.1.3 Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga

Konsep sejahtera menurut BKKBN, dirumuskan lebih luas daripada sekedar definisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep sejahtera tidak hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga sebagai entitas, tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang harus terpenuhi, yaitu: kebutuhan dasar, sosial, dan kebutuhan pengembangan. Apabila hanya satu kebutuhan saja yang dapat dipenuhi oleh keluarga, misalnya kebutuhan dasar, maka keluarga tersebut belum dapat dikatakan sejahtera menurut konsep ini. Konsep kesejahteraan tidak terlepas dari kualitas hidup masyarakat (Widyastuti, 2012). Indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu negara adalah pendapatan perkapita (Supartono dkk, 2011). Namun demikian, pengukuran tingkat kesejahteraan yang hanya menggunakan peningkatan pendapatan per kapita banyak mengandung kelemahan dimana pada kenyataannya kondisi kesejahteraan tidak menggambarkan kelompok masyarakat yang paling relative miskin (Todaro,2000) oleh karena itu dalam rangka lebih menguatkan Indikator kesejahteraan adapun Indikator kesejahteraan tersebut adalah


(48)

Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Semakin tinngi pendapatan yang di dapatkan semakin akan meningkatkkan standar kehidupan rumah tangga

(b) pendidikan yang semakin tinggi dan berkualitas

Pendidikan sangat berpengaruh positif juga terhadap promosi pertumbah ekonomi karena akan lahir tenaga-tenaga kerja yang ulet, terampil dan terdidik sehingga sehingga bermanfaat untuk pembangunan ekonomi karena mmpunyai SDM yang tidak perlu diragukan. Dalam pendidikan ini terdapat tiga jenis indikator yang digunakan untuk pnndidikan yang meliputi, tingkat pendidikan anggota rumah tangga, ketersediaan palayanan pendidikan, dan penggunaan layanan pendidikan tersebut.

(c) kualitas kesehatan yang semakin baik.

Untuk dapat meningkatkan kesehatan dan standar hidup rumah tangga ada empat jenis indikator yang digunakan, yang meliputi status gizi, status penyakit, ketersediaan pelayanan kemiskinan, dan penggunaan layanan-layanan kesehatan tersebut

2.2 Kemiskinan

Kemiskinan merupakan dimana seseorang hidup dibawah standar kebutuhan minimum yang telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan yang membuat seseorang cukup untuk bekerja dan hidup sehat berdasarkan kebutuhan beras dan gizi


(49)

mereka. Menurut teori konservatif, kemiskinan berasal dari karakteristik khas orang-orang miskin. Seseorang-orang menjadi miskin bukan hanya karena masalah mental atau tiadanya kesempatan untuk sejahtera, tetapi juga karena adanya prespektif masyarakat yang menyisihkan dan memiskinkan orang. mendefinisikan mengenai jenis-jenis dari kemiskinan. Kemiskinan secara asal penyebabnya terbagi menjadi 2 macam. Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau sedikitnya bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor yang menghalanginya untuk melakukan perubahan ke arah tingkat kehidupan yang lebih baik. Kedua Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan perkataan lain ”seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena mereka miskin”.

Standar kehidupan minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar ini disebut sebagai garis kemiskinan. Ukuran kemiskinan terbagi atas dua yaitu ukuran kemiskinan relatif dan ukuran kemiskinan absolut.


(50)

2.2.1 Ukuran Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan.

Ukurankemiskinanrelatif menggambarkan tingkat kesejahteraan ekonomi seseorang (kelompok orang) yang relatif jauh di bawah kondisi ekonomi anggota masyarakat (kelompok) yang lain di dalam suatu lingkungan tertentu. Jadi di sini dilihat tingkat kesejahteraan ekonomi anggota masyarakat yang satu dibandingkan dengan yang lain. Kelompok miskin dalam pengertian ini dijumpai dalam setiap lingkungan masyarakat betapapun tingkat kemajuan ekonomi yang telah dicapai oleh masyarakat yang bersangkutan. Di dalam masyarakat tanpa melihat tingkat kemajuan ekonominya selali ada kelompok yang jauh kurang beruntung dari yang lain. Cuma saja disparitas kesejahteraan ekonomi antara anggota masyarakat di dalam suatu masyarakat yang tergolong maju kehidupan ekonominya relatif tidak setinggi indeks disparitas yang dijumpai di lingkungan masyarakat yang masih tertinggal kemajuan ekonominya.

Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, maka garis kemiskinan relatif cukup untuk digunakan, dan perlu disesuaikan terhadap tingkat pembangunan negara secara keseluruhan. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.


(51)

2.2.2. Ukuran Kemiskinan Absolut

Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan,

perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis

kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.

Kemiskinan absolut memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan ekonomi yang tidak memadai dibandingkan dengan kebutuhan minimum untuk hidup sebagai makhluk individu dan sebagai anggota masyarakat. Sebagai makhluk setiap anggota masyarakat mempunyai kebutuhan yang secara minimal diperlukan untuk mempertahankan hidup seperti pakaian, pangan, papan, dan lain-lain. Di samping itu sebagai anggota masyarakat seseorang juga memiliki sejumlah kebutuhan sosisal di sampingkebutuhan pokok untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan sosial ini sangat tergantung kepada lingkungan dan tingkat kemajuan masyarakat. Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan absolut yang dialami oleh suatu masyarakat tergantung kepada tingkat penyimpangan ke bawah dari patokan yang dipakai untuk mengukur tingkat kemiskinan dalam masyarakat tersebut. Patokan yang dipakai dalam menentukan siapa diantara anggota masyarakat yang tergolong miskin sering di sebut garis


(52)

kemiskinan. Mereka yang berada dibawah garis kemiskinan tersebut dikelompokkan sebagai golongan miskin.

Indikator kemiskinan yang ditetapkan menurut Badan Pusat Statistik adalah kemampuan seseorang dalam memenuhi khususnya kebutuhan pangan minimal sebesar 2.100 kalori/hari/orang atau sekitar Rp. 35.000 per kapita per bulan kemudian kemampuan memenuhi basic needs atau kebutuhan dasar seperti pakaian, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, rasa aman, partisipasi sosial politik, dll. Idnikator dari BPS ini juga dipandang masih terlalu rendah karena pendapatan sebesar itu tentunya hanya “cukup” untk memenuhi kebutuhan “sangat dasar”. Dengan batas kemiskinan yang rendah ini, sangat dimaklumi jika banyak penduduk yang sebenarnya masih dalam kategori miskin, misalnya pendapatan Rp. 36.000 per kapita per bulan terangkat menjadi kelompok “tidak miskin” atau “agak miskin” (nearly poor).

2.2.3. Penyebab Kemiskinan

Emil Salim menyoroti beberapa sumber dan penyebab terjadinyakemiskinan, yaitu :

1. Policy induces processes, yaitu proses kemiskinan yang dilestarikan, direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan (induced of policy) diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan, tetapi realitanya justru melestarikan.


(53)

2. Socio economic Dualism, yaitu negara ekskoloni yang mengalami kemiskinan karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marginal karena tanah yang paling subur dikuasai petani skala besar dan berorientasi ekspor.

3. Population Growth, yaitu perspektif yang didasari pada teori Malthus bahwa pertambahan penduduk seperti deret ukur sedangkan pertambahan pangan seperti deret hitung.

4. Resources Management and The Environment, yaitu adanya unsur misalnya manajemen sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan menurunkan produktivitas.

5. Natural Cycles and Processes, yaitu kemiskinan yang terjadi karena siklus alam. Misalnya tinggal di lahan kritis dimana lahan ini jika turun hujan akan terjadi banjir tetapi jika musim kemarau akan kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang maksimal terus-menerus.

6. The Marginalization of Woman, yaitu peminggiran kaum perempuan karena perempuan masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja diberikan lebih rendah dari laki-laki.

7. Cultural and Ethnic Factors, yaitu bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan. Misalnya, pola hidup konsumtif pada petani dan nelayan ketika panen raya, serta adat-istiadat yang konsumtif saat upacara adatistiadat keagamaan.


(54)

8. Explotative Intermediation, yaitu keberadaan penolong yang menjadi penodong, seperti rentenir (lintah darat).

9. Internal Political Fragmentation and Civil Stratfe, yaitu suatu kebijakan yang diterapkan pada suatu daerah yang fragmentasi politiknya yang kuat, dapat menjadi penyebab kemiskinan.

10. International Processes, yaitu bekerjanya sistem-sistem internasional (kolonialisme dan kapitalisme) membuat banyak negara menjadi semakin miskin.

2.2.4 Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah Indonesia telah berusaha untuk mengurangi kemiskinan dan memeratakan pendapatan dengan melalui delapan jalur pemerataan, yaitu:

1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat banyak khususnya pangan, sandang, dan perumahan.

2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. 3. Pemerataan pembagian pendapatan.

4. . Pemerataan kesempatan kerja. 5. Pemerataan kesempatan berusaha.

6. Pemerataan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan wanita

7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air. 8. Pemerataan memperoleh keadilan.


(55)

2.3 Rumah Tangga Miskin

Menurut Mubyarto yang dimaksud kelompok miskin ialah mereka yang aktif bekerja namun memiliki penghasilan yang rendah sekali, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mereka perlukan khususnya kebutuhan pangan. Konsumsi makanan pokok mereka amat rendah yaitu rata-rata 1600-1860 kalori sehari. BPS (2008) memiliki kriteria dalam menentukan rumah tangga miskin. Kriteria tersebut antara lain:

mereka amat rendah yaitu rata-rata 1600-1860 kalori sehari. BPS (2008) memiliki kriteria dalam menentukan rumah tangga miskin. Kriteria tersebut antara lain:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah,bambu,kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamboo,rumbia,kayu berkualitas

rendah,atau tembok tanpa di plester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar,bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur,mata air tidak terlindung,sungai,dan air hujan

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar,arang,minyak tanah.


(56)

9. Hanya membeli satu pasang/stel baju baru dalam setahun. 10.Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

12.Sumber penghasilan rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5ha,buruh tani,nelayan,bruh bangunan,buruh perkebunan,atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp 600.000 perbulan.

13.Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah,tidak tamat SD/hanya SD

14.Tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual dngan nilai Rp 500.000 seperti sepeda motor(kredit/non kredit),emas,ternak,dan lainnya Dari kedua pendapat mengenai kriteria rumah tangga miskin di atas, maka yang dimaksud rumah tangga miskin dalam penelitian ini ialah rumah tangga miskin yang masuk dalam kriteria yang sudah ditentukan oleh Kota Binjai. Hal itu dimaksudkan agar memudahkan peneliti dalam menentukan responden yang akan diambil saat penelitian. Rumah tangga miskin berdasarkan kriteria dari Kota Binjai. 2.4 Pengertian Pendapatan,Pendidikan, dan Kesehatan

2.4.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai balas jasanya dalam proses Balas jasa tersebut bisa berupa upah, bunga, sewa, maupun, laba tergantung pada faktor produksi pada yang dilibatkan dalam proses produksi. Pendapatan ini dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga.


(57)

Konsumsi akan barang juga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan pendapatan yang diterima (YulianaSudremi 2007:133)

Pendapatan juga diartikan sebagai salah satu komponen penting dalam perekonomian. Pendapatan ini dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Konsumsi akan barang juga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan pendapatan yang diterima.Maka dari itu penndapatan juga sebagai salah satu penujang kesejahteraan dan Pendapatan juga sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup seseorang maupun rumah tangga, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Dan secara umumnya , pendapatan dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang diterima sebagai balas jasa atas apa yang telah dikerjakan.Pendapatan setiap rumah tanggapun berbeda-beda tergantung jenis pendapatan,pendidikan dan kesehatan keluarga tersebut. Variasi itu tidak hanya disebabkan oleh faktor potensi daerah, tetapi juga karakteristik rumah

tangga.

2.4.2 Pengertian Pendidikan

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan ialah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kita mampu secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi diri sendiri. masyarakat, bangsa, dan Negara.


(58)

Pendidikan juga adalah suatu usaha untuk mempengaruhi meningkatkan ilmu pengetahuan dan terciptanya ahlak yang bagus untuk ke depannya,pendidikan juga berguna untuk diri sendiri,masyarakat,dan orang-orang sekitar. Pendidikan sangat berpengaruh positif juga terhadap promosi pertumbah ekonomi karena akan lahir tenaga-tenaga kerja yang ulet, terampil dan terdidik sehingga sehingga bermanfaat untuk pembangunan ekonomi karena mmpunyai SDM yang tidak perlu diragukan. pendidikan juga suatu usaha dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.

2.4.3 Pengertian Kesehatan

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi kesehatan yaitu:


(59)

1. Sehat Jasmani

Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,berpakian rapi,berotot,tidak gemuk,nafas tidak bau,selerak makan baik,nyenyak,gesit, dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan lancer dan normal.

2. Sehat Mental

Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat” (Men Sana In Corpore Sano).

3. Sehat Spritual

Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

2.5 Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan terhadap Kesejahteraan rumah tangga miskin

Pendapatan suatu negara biasanya dapat diukur dengan pendapatan perkapita penduduk nya,besar rendahnya pendapatan ini ditentukan yang bekerja di dalam rumah tangga, dalam rumah tangga tidak semua anggota keluarga bekerja produktif sehingga anggota keluarga itu menjadi beban tanggungan dan karena semakin banyak


(60)

anggota keluarga yang menjadi beban tanggungan semakin banyak juga anggota keluarga yang harus bekerja menggali pedapatan yang lainnya untuk memenuhi standar hidup dan meningkatkan tingkat kesejahteraan mereka.

Ada beberapa faktor tingkat besar dan rendahnya pendapatan perkapita di kota yaitu:

1. Rendahnya produktivitas tenaga kerja yang masih rendah

2. Adanya ketergantungan antara sesama keluarga hingga menyebabkan pendapatan tidak menjangkau kesejahteraan.

3. Pendidikan yang rendah dan kurangnya keahlian dalam pekerjaan.

Dalam penelitian ini, yang di maksud dengan pengaruh pendapatan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin adalah pendapatan yang diterima anggota keluarga yang bekerja dalam satu bulan ,pendapatan masing-masing anggota keluarga tersebut lalu dijumlah menjadi satu.

Pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan, dengan meningkatkan pendidikan seseorang ini akan berpengaruh kepada cara berfikir dan kualitas hidupnya, rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak kedalam pengambilan keputusan dalam menghadapi permasalahan dalam rumah tangga dan juga rumah tangga yang berpendidikan rendah cenderung miskin di bandingkan rumah tangga yang berpendidikan tinggi. Berikut ini adalah dampak yang di timbulkan karena rendahnya pendidikan terhadap pembangunan yaitu :


(61)

1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.

2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat.

Selain pendapatan,pendidikan, kesehatan juga mempunyai hubungan karena jika rumah tangga miskin itu kondisi kesehatan nya dalam keadaan rendah akan berakibat kepada fungsi sosialnya karena mereka tidak bisa melakukan aktifitas mereka bekerja. Seringkali rumah tangga mengabaikan kesehatannya karena Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan, Gizi yang rendah, Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).

Dalam penelitian ini pengaruh kesehatan dalam kesejahteraan rumah tangga keadaan fisik, mental, dan sosial rumah tangga dalam kesehariannya.


(62)

2.6 Penelitian Terdahulu

1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Iskandar,hartoyo,Ujang Sumarwan, dan Ali Khomsan(2006) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif,dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa, pendidikan suamidan istri,jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga, pendidikan,kepemilikan aset, pekerjaan suami bukan dagang. Unsur yang mempegaruhi kesejahteraan adalah perencanaan dan pembagian tugas dalam keluarga.

2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rusli Burhansyah(2008) dengan judul Dinamika Indikator Kesejahteraan Petani di Kabupaten Kubu Raya dan Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat bahwa Kesejahteraan dapat digambarkan oleh lima indikator, yaitu tingkat pendapatan, proporsi pengeluaran pangan rumah tangga, nilai tukar petani, indeks daya beli, dan ketahanan pangan. Dari indikator di atas diketahui bahwa proporsi pengeluaran pangan mencapai 59,5-62,4 persen dari nilai total pengeluaran rumah tangga. Kondisi ini menyimpulkan bahwa petani padi di kedua kabupaten tersebut belum sejahtera.

3. Analisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan selalu menarik diteliti.Penelitian yang dilakukan oleh Liony Wijayanti dan Ihsannudin


(63)

dengan judul Strategi Peningkatan Kesejahteraan Masyarkat Nelayan kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi 35 kemiskinan dan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kecamatan Pademawu.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didasarkan pada kriteria World Bank dinyatakan nelayan belum sejahtera.Namun jika didasarkan pada kriteria BPS propinsi Jawa Timur dinyatakan sudah sejahtera.

2.7 Kerangka Pemikiran

2.9. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:70), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena, jawaban yang

Tingkat Pendapatan (X1)

Tingkat Pendidikan(X2)

Tingkat Kesehatan (X3)

Kesejahteraan Rumah tangga Miskin (Y)


(64)

diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel dalam persoalaan.Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian ini biasanya disusundalam kalimat pernyataan.

Dugaan sementara dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif antara tingkat pendapatan dengan kesejahteraan rumah tangga miskin.

2. Terdapat pengaruh positif antara tingkat pendidikan dengan kesejahteraan rumah tangga miskin.

3. Terdapat pengaruh positif antara tingkat kesehatan dengan kesejahteraan rumah tangga miskin.


(65)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan keadaan dimana seseorang atau kelompok yang memiliki kurang dari standart tingkat pendapatan yang ditetapkan dan salah satu persoalan yang paling mendasar menjadi pusat perhatian pemerintahan sejak jamaan dahulu kala, tidak hanya di Indonesia, tapi juga hampir di seluruh belahan dunia dan menjadi salah satu penyakit di dalam perekonomian di hampir setiap negara,terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia yang masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dengan negara-negara yang bersebelahan dengan Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia pada bulan September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di daerah pedesaan yaitu mencapai 17,37 juta orang atau 13,76 persen, sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 10,36 juta orang atau 8,16 persen. Pulau Jawa menjadi penyumbang jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu 15,1 juta orang, diikuti Sumatera sebesar 6,07 juta orang, Sulawesi sebesar 2,05 juta orang, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 2 juta orang dan Maluku dan Papua sebesar 1,4 juta orang. BPS juga mencatat selama periode tersebut, garis kemiskinan naik 3,17 persen, dari


(66)

sebelumnya Rp302.735 per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp312.328 per kapita per bulan pada September 2014.

Ada tiga sebab terjadinya kemiskinan yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi badan dan mental seseorang, kemiskinan karena adanya bencana alam, dan kemiskinan buatan. Seperti yang diketahui, kemiskinan yang diakibatkan oleh kondisi badan dan mental serta akibat bencana alam, memang harus diterima. Sedangkan kemiskinan buatan bukan berarti seseorang atau masyarakat itu secara sengaja membuat dirinya miskin, tapi lebih disebabkan oleh sikap mental dan struktur dalam masyarakat yang membuat dirinya menjadi miskin, Dalam hal ini bahwa kemiskinan merupakan masalah yang tidak bisa dipisahkan apabila kita hendak membicarakan mengenai kesejahteraan.

Mempunyai kehidupan yang layak dan Sejahtera adalah harapan semua orang. Sejahtera dalam pendapatan, pendidikan, Kesehatan serta faktor yang lainnya. Masyarakat yang ingin memiliki kehidupan sejahtera akan bekerja dan berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Kelayakan hidup masyarakat dapat dilihat dari pekembangan pembangunan ekonomi yang digunakan sebagai salah satu faktor pencapaian suatu negara. Dalam Undang-Undang dasar 1945 mengatakan tujuan utama bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Tujuan dalam Undang-Undang tersebut tercapai jika dengan adanya peran pemerintah pusat atau daerah dalam membantu meningkatkan


(67)

standar kehidupan masyarakat yang sejahtera, tetapi karena luasnya wilayah Negara ini menyebabkan ketidakmerataan dalam menunjang kesejahteraan tersebut.

Kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan dan kemakmuran. Dalam undang-undang No.11 Tahun 2009 juga tertulis tentang kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dari undang-undang tersebut dapat kita ambil kesimpulan dari kesejahteraan bahwa dalam kesejahteraan rumah tangga dapat kita hubungkan kedalam pendapatan rumah tangga tersebut yang akan mewujudkan kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan kesehatan.

Kota Binjai adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sumatera Utara, posisi kota ini cukup strategis karena menjadi lintas sumatera, kota Binjai berjarak 22km dr kota Medan (Ibukota Provinsi Sumatera Utar ) kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yaitu Binjai Kota,Binjai Timur,Binjai Barat,Binjai Utara, dan Binjai Selatan. Kota Binjai berjumlah penduduk sekitar 252.263 jiwa yang terdiri dari 125.917 laki-laki dan 126.345 perempuan . Kota Binjai juga merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk miskin yang rendah yaitu Pada tahun 2012 jumlah penduduk miskinnya menurun menjadi 17.200 ribu jiwa. Pada 2013 jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 17.500 ribu jiwa.

Di zaman modern sekarang ini sangat berbanding terbalik dari kesejahteraan yang telah ada, bahwa ternyata sangat banyak persoalan yang dihadapi masyarakat


(68)

adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Setiap keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan mereka sendiri,kondisi pendapatan seseorang/keluarga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga. Semakin tinggi pendapatannya semakin baik tingkat kesejahteraannya sebaliknya semakin sedikit pendapatannya maka semakin rendah tingkat kesejahteraanya. Pada rumah tangga/keluarga yang miskin dan masih rendah pendapatannya, sebagian besar pendapatan digunakan untuk membeli makanan, Kebanyakan rumah tangga miskin berpengahasilan rendah hanya memikirkan apa yang mereka makan hari ini dan tidak memikirkan apa yang mereka makan besok. Tingkat Kesejahteraan yang masih rendah dan kehidupan tidak memadai telah menyadarkan masyarakat untuk berusaha mencapai taraf hidup yang lebih tinggi. Pemerintah daerah juga mempunyai peran untuk mensejahterakan masyarakatnya terwujud memalui penyusunan dan pendapatan Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD). APBD menjelaskan sumber pemasukan dan pengeluaran daerah untuk setiap sektor dalam jangka satu tahun. Setiap ketetapan yang ditetapkan akan berpengaruh secara luas dalam suatu komunitas masyarakat.

Jika dilihat dari segi tingkat pendidikan pemerintah sudah menyediakan dan wajibkan untuk menempuh pendidikan wajib 12 tahun(SMA/sederajat) melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Masyarakat yang kurang mampu biasanya akan dibantu melalui dan BOS atau beasiswa siswa berprestasi dengan demikian pemerintah juga merupakan turut membantu dalam segi pendidikan akan tetapi sangat banyak rumah


(69)

tangga kekurangan informasi atau diluar dari bantuan itu untuk memenuhinya rumah tangga miskin akan berpikir memasukkan anak kejenjang pendidikan karena memikirkan diluar yang diterapkan pemerintah seperti baju,sepatu,peralatan sekolah lainnya. Kepala rumah tangga yang pendidikan rendah terkadang sampai tidak mengingat pentingnya suatu pendidikan untuk dirinya.Padahal pendidikan yang tinggi dan baik akan dapat meningkatkan keahlian dan sumber daya manusia. Kepala rumah tangga tersebut dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap naik ke jenjang sekolah lebih tinggi berarti meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi maka perekonomiannya akan semakin membaik dan hal ini akan diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan rumah tangga ataupun mendapatkan pengakuan kesejahteraan sosial dari masyarakat.

Peningkatan dari bidang kesehatan juga mencakup dalam kesejahteraan, maka dalam hal ini yang dimaksud sehat adalah kesehatan fisiknya, kesehatan mentalnya dan kesehatan sosialnya atau terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri. Dalam upaya meningkatkan pembangunan kualitas kesehatan masyarakat banyak upaya yang dilakukan pemerintah seperti melakuka pembrantasan penyakit menular, imunisasi untuk balita, perbaikan gizi masyarakat, penyediaan fasilitas rumah sakit, puskesmas, juga tenaga kesehatan yang mmenuhi standart dan professional dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.


(70)

Hal diatas menjadi dasar ketertarikan penulis mengadakan penelitian dengan rumah tangga miskin yang mempunyai pendapatan yang rendah sehingga tidak mampu meningkatkan kesejahteraannya. Peneliti juga ingin menganalisia seberapa besar pengaruh pendapatan, pendidikan,kesehatan dan jumlah tanggungan anggota keluarga terhadap kesejahteraannya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin menganalisa lebih lanjut mengenai kesejahteraan pada rumah tangga miskin,maka penulis tertarik menulis judul skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin di Kota Binjai”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ,penelitian ini mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai :

1. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di Kota Binjai?

2. Apakah pendidikan berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di Kota Binjai?

3. Apakah kesehatan berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di Kota Binjai?


(71)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di Kota Binjai.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin Kota Binjai.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesehatan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin Kota Binjai.

1.4 Manfaat penelitian

1. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti yang berkaitan dengan pendapatan, pendidikan, kesehatan dan jumlah tanggungan keluarga terhadap kesejahteraan.

2. Sebagai suatu pertimbangan untuk pemerintah dalam rangka memberikan bantuan dan apresiasi yang lebih baik untuk menigkatkan kesejahteraan rumah tangga miskin Kota Binjai

3. Sebagai informasi dan referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian selanjutnya berkenaan dengan penelitian yang sama kesejahteraan rumah tangga miskin Kota Binjai.


(72)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah Pendapatan, Pendidikan dan Kesehatan berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di kota Binjai. Dengan populasi yang diambil sebesar 100 orang. Pengumpulan data digunakan dengan dengan daftar kuisioner, dan metode analisis yang digunakan adalah deskripstif kuantitatif.

Hasil dari penelitian adalah secara parsial variabel pendapatan dan pendidikan tidak berpegaruh signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga, sementara pendapatan berpengaruh signifikansi terhadap kesejahteraan. Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari penelitian variabel kesehatan yang hanya berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan, Dan secara simultan (bersama-sama) pendapatan, pendidikan dan pesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin kota Binjai.


(73)

ABSTRACT

The purpose of the research was to find out whether the income, education and health effect on the welfare of poor households in the city of Binjai. With a population that is taken of 100 people. The collection of data used by a list of the detailed questionnaire, and the analytical methods used are quantitative deskripstif.

The results of the research are partially variable income and education do not affect significantly to the welfare of the household income, while the influential significance towards welfare. Simultaneously the research indicates that the results of the study variables only influential health significantly to welfare, and simultaneously (together) income, education and health the positive and significant effect against the welfare of poor households Binjai.


(74)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAANN RUMAH TANGGA MISKIN DI KOTA BINJAI

OLEH

SISKA MELINDA MILALA 120501185

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(75)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah Pendapatan, Pendidikan dan Kesehatan berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di kota Binjai. Dengan populasi yang diambil sebesar 100 orang. Pengumpulan data digunakan dengan dengan daftar kuisioner, dan metode analisis yang digunakan adalah deskripstif kuantitatif.

Hasil dari penelitian adalah secara parsial variabel pendapatan dan pendidikan tidak berpegaruh signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga, sementara pendapatan berpengaruh signifikansi terhadap kesejahteraan. Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari penelitian variabel kesehatan yang hanya berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan, Dan secara simultan (bersama-sama) pendapatan, pendidikan dan pesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin kota Binjai.


(76)

ABSTRACT

The purpose of the research was to find out whether the income, education and health effect on the welfare of poor households in the city of Binjai. With a population that is taken of 100 people. The collection of data used by a list of the detailed questionnaire, and the analytical methods used are quantitative deskripstif.

The results of the research are partially variable income and education do not affect significantly to the welfare of the household income, while the influential significance towards welfare. Simultaneously the research indicates that the results of the study variables only influential health significantly to welfare, and simultaneously (together) income, education and health the positive and significant effect against the welfare of poor households Binjai.


(77)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dalam memberi kekuatan dan kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin di Kota Binjai.” Adapun Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Ekonomi Pembanguna, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini tidak terlepas dari doa dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Orang tua Penulis, Bapak Sinar Milala dan Ibu Sri Mina br Tarigan, serta abang dan adik-adik saya. Alex Reza Milala, Uluna Kartika Milala, dan Bella N Milala dan nenek yang sangat saya cintai Mengga Sinurat dan Malem Ukur Ginting, yang selalu mendoakan dan memotivasi saya dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, M.S. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo,SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen


(78)

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof. Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si selaku Dosen Pembanding I yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, saran, dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Rachmat Sumanjaya HSB, M.Si selaku Dosen Pembanding II yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, saran, dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas segala bimbingan dan bantuannya selama penulis mengikuti perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

9. Kepada Aginta Ginting orang yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang tiada henti-hentinya, juga kepada sahabat-sahabat saya Nadya Priscilia,


(79)

Clara Sinambela, Anita Sinulingga, Monalisa Sebayang dan kepada teman-teman yang tidak dituliskan pada lembaran ini. Penulis mohon maaf dan tidak mengurangi rasa terima kasih sedikitpun.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dalam penyusunannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dan berharap tulisan skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Oktober 2016 Penulis,

Siska Melinda Milala


(1)

vi DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN………1

1.1Later Belakang………1

1.2 Rumusan Masalah………...6

1.3Tujuan Penelitian………7

1.4Manfaat Penelitian………..7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….8

2.1 Kesejahteraan ... 8

2.1.1 Pengertian Kesejahteraan ... 8

2.1.3 Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin... 10

2.2 Kemiskinan ... 12

2.2.1 Ukuran Kemiskinan relatif ... 13

2.2.2 Ukuran Kemiskinan Absolut ... 14

2.2.3 Penyebab Kemiskinan ... 15

2.2.4.Penanggulangan Kemiskinan ... 17

2.3 Rumah Tangga Miskin ... 18

2.4 Pengertian Pendapatan,Pendidikan,dan Kesehatan ... 19

2.4.1 Pengertian Pendapatan ... 20

2.4.2 Pengertian Pendidikan ... 20

2.4.3 Pengertian Kesehatan ... 21 2.5 Pengaruh Pendapatan,Pendidikan, dan Kesehatan Terhadap Kesejahteraan


(2)

vii

Rumah Tangga Miskin ... 22

2.6 Penelitian Terdahulu ... 25

2.7 kerangka Pemikiran ... 26

2.9 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.3.1 Populasi ... 29

3.3.2 Sampel penelitian ... 29

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.4.1 Studi Kepustakaan ... 31

3.4.2Kuisioner(Angket)... 32

3.4.3Wawancara ... 32

3.5 Uji Validitas dan Uji Realiabilitas ... 32

3.5.1 Uji Validitas ... 32

3.5.2 Uji Realibilitas ... 33

3.6 Defenisi Operasional ... 33

3.6 Teknik Analisis Data ... 34

3.6.1 Uji T ... 35

3.6.2 Uji F ... 35

3.7 Kofisien Determinasi ... 35


(3)

viii

3.7.1 Uji Multikolineritas ... 36

3.7.2 Uji Heteroskedasitas... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Binjai ... 38

4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis Kota Binjai ... 38

4.2 Kependudukan... 39

4.3 Karakteristik Responden ... 40

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

4.3.2 Pendapatan Rumah Tangga ... 42

4.3.3 Pendidikan Keluarga ... 43

4.3.4 Tanggungan Keluarga ... 44

4.4 Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga ... 45

4.4.1 Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan ... 45

4.4.2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 46

4.4.3 Berdasarkan Tingkat Kesehatan ... 47

4.5 Analisis Data dan Pembahasan ... 48

4.5.1 Regresi Linier Berganda ... 48

4.5.2 Uji t……….……...49

4.5.3 Uji f` ... 50

4.5.4 Uji Determinan (R2) ... 51

4.6 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 52

4.6.1 Uji Validitas ... 52

4.6.2 Uji Reabilitas ... 54

4.7 Uji Asumsi Klasik ... 56


(4)

ix

4.7.2 Heteroskedastisitas ... 57

4.8 Hasil dan Pembahasan... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60


(5)

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kota Binjai 2013 ... 32

4.1 Nama wilayah,Luas Wilayah Perkecamatan ... 40

4.2 Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata” Keluarga ... 41

4.3 Data Karakteristik Berdasarkan Umur ... 42

4.4 Data Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ……….…….43

4.5 Data Karakteristik Berdasarkan Pendidikan……….…..44

4.6 Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga……….…...45

4.7 Data Indikator Pendapatan……….….46

4.8 Data Indikator Pendidikan……….…..47

4.9 Data Indikator Kesehatan………....48

4.10 Hasil Uji Regresi………..49

4.11 Uji Parsial……….50

4.12 Uji F……….52

4.13 Koefisien Determinasi………..53

4.14 Hasil Uji Validitas………...….54

4.15 Uji Reliabilitas………..56

4.16 Uji Multikolineritas………...57


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman