13
2.2.1 Ukuran Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Ukurankemiskinanrelatif menggambarkan tingkat kesejahteraan ekonomi seseorang
kelompok orang yang relatif jauh di bawah kondisi ekonomi anggota masyarakat kelompok yang lain di dalam suatu lingkungan tertentu. Jadi di sini dilihat tingkat
kesejahteraan ekonomi anggota masyarakat yang satu dibandingkan dengan yang lain. Kelompok miskin dalam pengertian ini dijumpai dalam setiap lingkungan
masyarakat betapapun tingkat kemajuan ekonomi yang telah dicapai oleh masyarakat yang bersangkutan. Di dalam masyarakat tanpa melihat tingkat kemajuan
ekonominya selali ada kelompok yang jauh kurang beruntung dari yang lain. Cuma saja disparitas kesejahteraan ekonomi antara anggota masyarakat di dalam suatu
masyarakat yang tergolong maju kehidupan ekonominya relatif tidak setinggi indeks disparitas yang dijumpai di lingkungan masyarakat yang masih tertinggal kemajuan
ekonominya. Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, maka garis
kemiskinan relatif cukup untuk digunakan, dan perlu disesuaikan terhadap tingkat pembangunan negara secara keseluruhan. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai
untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.
Universitas Sumatera Utara
14
2.2.2. Ukuran Kemiskinan Absolut
Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan,
perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai
kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan
sebagai penduduk miskin. Kemiskinan absolut memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan
ekonomi yang tidak memadai dibandingkan dengan kebutuhan minimum untuk hidup sebagai makhluk individu dan sebagai anggota masyarakat. Sebagai makhluk setiap
anggota masyarakat mempunyai kebutuhan yang secara minimal diperlukan untuk mempertahankan hidup seperti pakaian, pangan, papan, dan lain-lain. Di samping itu
sebagai anggota masyarakat seseorang juga memiliki sejumlah kebutuhan sosisal di sampingkebutuhan pokok untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan sosial ini sangat
tergantung kepada lingkungan dan tingkat kemajuan masyarakat. Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan absolut yang dialami oleh suatu masyarakat tergantung kepada
tingkat penyimpangan ke bawah dari patokan yang dipakai untuk mengukur tingkat kemiskinan dalam masyarakat tersebut. Patokan yang dipakai dalam menentukan
siapa diantara anggota masyarakat yang tergolong miskin sering di sebut garis
Universitas Sumatera Utara
15
kemiskinan. Mereka yang berada dibawah garis kemiskinan tersebut dikelompokkan sebagai golongan miskin.
Indikator kemiskinan yang ditetapkan menurut Badan Pusat Statistik adalah kemampuan seseorang dalam memenuhi khususnya kebutuhan pangan minimal
sebesar 2.100 kalorihariorang atau sekitar Rp. 35.000 per kapita per bulan kemudian kemampuan memenuhi basic needs atau kebutuhan dasar seperti pakaian, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, rasa aman, partisipasi sosial politik, dll. Idnikator dari BPS ini juga dipandang masih terlalu rendah karena pendapatan sebesar itu
tentunya hanya “cukup” untk memenuhi kebutuhan “sangat dasar”. Dengan batas kemiskinan yang rendah ini, sangat dimaklumi jika banyak penduduk yang
sebenarnya masih dalam kategori miskin, misalnya pendapatan Rp. 36.000 per kapita per bulan terangkat menjadi kelompok “tidak miskin” atau “agak miskin” nearly
poor.
2.2.3. Penyebab Kemiskinan