Aturan-Aturan Dalam UKM Tenis Meja USU (Studi Etnografi tentang Penerapan Aturan-Aturan Yang Digunakan Di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Meja USU)

(1)

ATURAN-ATURAN DALAM UKM TENIS MEJA

(Studi Etnografi tentang penerapan aturan-aturan yang digunakan di

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU)

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Sosial dalam bidang Antropologi

Oleh :

BERKAT SEPTIAMAN GULO 080905037

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Berkat Septiaman Gulo N I M : 080905037

Departemen : Antropologi

Judul : Aturan-aturan dalam UKM tenis meja USU

(Studi Etnografi tentang penerapan aturan-aturan yang digunakan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU.

Medan, Juni 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Antropologi

Dr. Fikarwin Zuska Dr. Fikarwin Zuska NIP. 196212201989031005 NIP. 196212201989031005

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

Aturan-aturan dalam UKM tenis meja USU

(Studi Etnografi tentang penerapan aturan-aturan yang digunakan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Juni 2013 Penulis


(4)

ABSTRAKSI

Berkat Septiaman Gulo, 2013. Judul Skrispi : ATURAN-ATURAN DALAM UKM TENIS MEJA USU (Studi Etnografi tentang Penerapan aturan-aturan yang digunakan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 107 halaman, dan 3 daftar tabel.

Skripsi dengan judul “aturan-aturan dalam UKM tenis meja USU” ini secara umum menjelaskan tentang aturan-aturan yang diterapkan oleh UKM tenis meja USU untuk membuat dan menerapkan aturan-aturan yang dimana aturan tersebut dapat dijalankan dengan baik untuk kelangsungan dan kemajuan UKM tenis meja USU kedepannya. Dalam skripsi ini peneliti memilih UKM tenis meja USU sebagai objek penelitian karena UKM tenis meja USU sudah berkembang dan mengukir beberapa prestasi yang cukup baik di berbagai kejuaraan dibanding UKM-UKM tenis meja lainnya yang berada di kota Medan selain itu UKM tenis meja USU juga merupakan suatu organisasi yang lebih kecil yang dimana aturan-aturan yang diterapkan tersebut lebih baik atau lebih buruk jika dibandingkan dengan organisasi yang lebih besar seperti PTMSI. Skripsi ini dibuat untuk dapat memahami bagaimana pentingnya aturan-aturan bagi UKM tenis meja. Kemudian skripsi ini juga memperlihatkan bagaimana implikasi dari penerapan suatu aturan terhadap UKM tenis meja USU. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi partisipan dimana peneliti ikut dalam aktivitas termasuk latihan rutin yang dilakukan oleh para anggota UKM tenis meja USU. Selain itu, untuk mengumpulkan data peneliti juga melakukan wawancara mendalam sesuai dengan fokus penelitian kepada pihak-pihak yang terkait, baik anggota, pelatih dan pengurus termasuk ketua UKM tenis meja USU.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terciptanya suatu aturan juga tidak terlepas dari koordinasi dan pengalaman para pengurus UKM tenis meja sebelumnya melihat berbagai permasalahan yang terjadi dalam UKM tenis meja USU, baik itu permasalahan internal maupun permasalahan eksternal UKM tenis meja USU. Permasalahan-permasalahan tersebut yang melatarbelakangi para pengurus UKM tenis meja USU membuat aturan-aturan yang diterapkan dalam UKM tenis meja USU. Selanjutnya penerapan dari aturan-aturan itu juga berimplikasi terhadap budaya UKM tenis meja USU. Implikasinya dapat dilihat dari terciptanya prilaku atau proses bekerja dalam UKM tenis meja USU.

Kesimpulan yang bisa dicapai melalui tulisan ini adalah bahwa penerapan aturan-aturan dalam sebuah organisasi atau UKM yang ditetapkan oleh UKM tenis meja tidak hanya penting bagi UKM tenis meja itu sendiri tetapi juga kebijakan dalam membuat suatu aturan-aturan yang baik dapat membuat setiap individu atau anggota-anggota UKM yang menjalankannya dapat tertib dan teratur sehingga dengan adanya kebijakan dalam penerapan aturan-aturan tersebut setiap individu mempunyai tanggungjawab untuk menjaga, mempertahakan serta memajukan UKM tenis meja kedepannya dengan lebih baik lagi.


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan syukur yang begitu luar biasa saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberi saya kekuatan dan berkat serta hikmat sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Aturan-aturan dalam UKM tenis meja USU”.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak, diantaranya kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Terkhusus buat Bapak Dr. Fikarwin Zuska, sebagai Ketua Departemen Antropologi Sosial FISIP USU. Bapak Drs. Agustrisno, M.Sp, sebagai Sekretaris Departemen Antropologi Sosial FISIP USU dan kepada Bapak Drs. Edi Saputra Siregar juga sebagai dosen Pembimbing Akademik (PA) saya yang senantiasa sabar membimbing perkuliahan saya. Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Dosen Pembimbing saya, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, materi dan banyak hal lain dalam membimbing saya selama dari proses penyusunan proposal sampai penulisan skripsi ini selesai, terima kasih atas bimbingan ilmu yang sangat berharga yang selalu bapak berikan, dengan senyum dan dukungan serta ketulusan dan kesabaran dalam membimbing saya sehingga selalu memberi saya semangat untuk terus berusaha menyelesaikan skripsi ini. Semoga apa yang telah bapak berikan kepada saya mendapat balasan yang baik dan melimpah dari Tuhan Yesus Kristus. Seluruh dosen-dosen dan Pegawai di Departemen Antropologi, yang telah mendidik dan mengajar penulis selama proses perkuliahan. Buat Ibu Prof. Dra. Chalida Fachruddin, Ph.D, Bapak Drs. Irfan


(6)

Simatupang M.Si, Bapak Drs. Lister Berutu, M.A, Ibu Dra. Mariana Makmur, M.A, Bapak Nurman Achmad, S.Sos, Bapak Dr. R. Hamdani Harahap, Ibu Dra. Rytha Tambunan, M.Si, Ibu Dra. Sabariah Bangun, M.Soc,Sc, Ibu Dra. Sri Alem Br. Sembiring, M.Si, Ibu Dra. Sri Emiyanti, M.Si, Ibu Dra. Tjut Syahriani, M.Soc.Sc, Bapak Drs. Yance, M.Si, Bapak Drs. Zulkifli, M.A, Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.Si, Bapak Drs. Juara Ginting, M.A, Bapak Drs. Edi Saputra Siregar. Kepada seluruh staf di FISIP USU khususnya di Departemen Antropologi, juga kepada Kak Nur dan Kak Sofi yang sudah membantu saya dalam mengurus kelancaran administrasi selama dalam masa perkuliahan.

Kepada seluruh anak-anak UKM tenis meja USU yang juga masih menuntut ilmu di kampus Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan untuk bersedia saya wawancarai. Kepada seluruh anggota UKM tenis meja USU dan juga alumni yang pernah bergabung dalam UKM tenis meja USU yang telah bersedia menemani dan membantu saya dalam mengumpulkan data selama berada dalam UKM tenis meja USU. Terkhusus kepada Pelatih UKM tenis meja USU dan Koordinator Pelaksana tenis meja USU Panusunan Nasution, S.Sos yang telah melatih dan membimbing saya dalam proses latihan tenis meja maupun membimbing saya dalam berorganisasi dan menjalankan UKM tenis meja USU.

Khusus juga saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Arif Hardiyanto sebagai mantan ketua UKM tenis meja USU yang telah banyak meluangkan waktu memberikan seluruh informasi yang saya butuhkan sehubung dengan penelitian ini. Juga kepada M. Sutan Reza selaku ketua UKM tenis meja


(7)

USU periode 2011-2012 yang telah memberikan izin melakukan penelitian di UKM tenis meja USU.

Untuk teman-teman baikku, Deni Firman Gulo, Ramles Malau, dan Hardi Simaremare yang telah bersedia meluangkan waktu beberapa kali menemani dalam mencari data. Juga Batara Efendi Silalahi dan Riko Tanpati Perangin-angin yang selalu menyemangati, memberi dukungan dan selalu menjadi partner saling bertukar pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

Kepada teman-temanku, Helen Silalahi, Berty Manurung, Maria Silalahi, Puteri ananda, Dea Anindita, Lias Tambunan, Fajri Pasaribu, Duma, Betrin, Santa Panjaitan, Santa Simamora, Nelson Siahaan, Junius Tarigan, Hezron Siahaan, Kalvin Napitupulu, dan kerabat-kerabat seperjuangan spesial Antropologi stambuk 2008 yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, terimakasih buat warna-warninya persahabatan yang telah kalian berikan selama ini, persahabatan dengan kalean selama ini membuat saya mempunyai pengalaman-pengalaman baru.

Yang teristimewa dari semuanya, meskipun disampaikan pada bagian terakhir. Untuk kedua orang tua yang sangat aku sayang dan hormati, bapak : Drs. Fanolo Gulo dan ibuku tercinta : Fatinia Telaumbanua, BA. Terima kasih untuk semua kasih sayang yang diberikan kepadaku, dan juga pendidikan karakter diri sehingga saya bisa menjadi mandiri hidup jauh dari keluarga. Semua itu tidak ternilai dan senantiasa seperti bunga yang mekar sepanjang masa dan semakin indah dari waktu ke waktu. Aku sayang banget kedua orangtuaku.


(8)

Salam sayang juga untuk kakak dan adikku tercinta, Happy Karyanti Gulo, Krisnawati Gulo, Martina Gulo, Ivana Meiman Gulo, Juni Trisman Gulo yang selalu mewarnai hariku dengan tawa sehingga hidupku selalu seru dan penuh kebahagiaan. Terima kasih karena telah memberi semangat kepada saya untuk bisa terus maju, doakan abang berhasil ya my sister and my brother !

Tuhanlah kiranya yang mampu membalas segala kebaikan yang telah saya terima dari semua pihak. Menyadari akan keterbatasan saya, maka skripsi atau hasil penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, koreksi dan masukan dari berbagai pihak guna penyempurnaan hasil penelitian ini sangat saya harapkan. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2013 Penulis


(9)

RIWAYAT HIDUP

Berkat Septiaman Gulo, lahir pada tanggal 11 September 1989 di Gunungsitoli, Nias. Beragama Kristen Protestan, anak keempat dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Fanolo Gulo dan Fatinia Telaumbanua, BA

Riwayat Pendidikan Formal adalah SD Negeri 070981 Fodo (1996-2002), SMP Negeri 1 Gunungsitoli (2002-2005), SMA Negeri 3 Gunungsitoli (2005-2008).

Masuk perguruan tinggi negeri di Universitas Sumatera Utara jurusan Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui jalur SNMPTN pada tahun 2008. Selama masa kuliah penulis aktif ikut dalam kegiatan organisasi Forum Mahasiswa Nias (Forman- USU), dan kegiatan olahraga di UKM tenis meja USU dan berhasil mendapat medali dalam beberapa kejuaraan tenis meja antar mahasiswa serta ikut beberapa kegiatan organisasi lainnya di kampus Universitas Sumatera Utara.


(10)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut saya telah menyusun sebuah skripsi dengan judul ”Aturan-aturan dalam UKM tenis meja USU”.

Ketertarikan penulis mengkaji masalah ini dilatarbelakangi bahwa banyak organisasi sekarang, termasuk salah satunya adalah Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) maupun organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dalam pengelolaan aturan-aturan organisasi itu banyak masalah-masalah yang terjadi didasari dari data berbagai stasiun televisi dan media lainnya yang menayangkan permasalahan dalam tubuh organisasi itu sendiri. Hal tersebut tentunya dapat berakibat perpecahan dalam tubuh organisasi itu sendiri. Dengan demikian tentunya dalam suatu memajukan organisasi tersebut juga harus didukung dengan aturan-aturan baik dan sesuai yang diterapkan dalam organisasi tersebut.

Dalam skripsi ini saya menulis tentang aturan-aturan dalam UKM tenis meja USU yang ada di kampus Universitas Sumatera Utara. Hal yang ingin saya sampaikan melalui skripsi ini bahwa pentingnya penerapan suatu aturan dalam sebuah organisasi agar aturan-aturan yang diterapkan tersebut dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya. Karena suatu kebijakan dalam penerapan aturan-aturan


(11)

tersebut dapat berdampak dalam kelangsungan dan kemajuan organisasi itu di masa yang akan datang.

Akhirnya, saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, materi, dan pengalaman saya. Saya sebagai penulis skripsi ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat, mengharapkan kritik dan saran maupun sumbangan pemikiran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini.

Medan, Juni 2013 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Tinjauan Pustaka... 11

1.3 Rumusan Masalah... 21

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan... 21

1.5 Kerangka Penulisan... 22

1.6 Metode dan Pengalaman Penelitian... 23

BAB II. SEJARAH UKM TENIS MEJA USU 2.1 Sekilas tentang Sejarah Tenis Meja... 29

2.2 Gambaran umum UKM Tenis Meja USU... 31

BAB III. ATURAN-ATURAN DALAM PEREKRUTAN ANGGOTA DAN JADWAL LATIHAN SERTA KOSTUM YANG DIGUNAKAN 3.1 Aturan-aturan dalam Perekrutan Anggota... 39

3.2 Aturan-aturan dalam Jadwal Latihan... 44

3.3 Aturan-aturan dalam Pakaian/ Kostum... 52

BAB IV. ATURAN-ATURAN DALAM KEPENGURUSAN, LIGA UKM, PERWASITAN DAN PENGIRIMAN ATLET 4.1 Aturan-aturan dalam Kepengurusan... 59

4.2Aturan-aturan dalam Liga UKM... 66

4.3Aturan-aturan dalam Perwasitan... 75

BAB V. ATURAN-ATURAN DALAM KEJUARAAN DAN HASIL KEJUARAAN 5.1Aturan-aturan dalam Pengiriman Atlet... 81

5.2Hasil Kejuaraan... 88

BAB VI. KESIMPULAN... 93

DAFTAR PUSTAKA 103 LAMPIRAN 106


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nama-nama UKM Olahraga di USU,

jadwal dan tempat latihan ... 35 Tabel 2 : Jadwal latihan UKM tenis meja USU ... 42 Tabel 3 : Jadwal PTM Luhur ………... 46


(14)

ABSTRAKSI

Berkat Septiaman Gulo, 2013. Judul Skrispi : ATURAN-ATURAN DALAM UKM TENIS MEJA USU (Studi Etnografi tentang Penerapan aturan-aturan yang digunakan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 107 halaman, dan 3 daftar tabel.

Skripsi dengan judul “aturan-aturan dalam UKM tenis meja USU” ini secara umum menjelaskan tentang aturan-aturan yang diterapkan oleh UKM tenis meja USU untuk membuat dan menerapkan aturan-aturan yang dimana aturan tersebut dapat dijalankan dengan baik untuk kelangsungan dan kemajuan UKM tenis meja USU kedepannya. Dalam skripsi ini peneliti memilih UKM tenis meja USU sebagai objek penelitian karena UKM tenis meja USU sudah berkembang dan mengukir beberapa prestasi yang cukup baik di berbagai kejuaraan dibanding UKM-UKM tenis meja lainnya yang berada di kota Medan selain itu UKM tenis meja USU juga merupakan suatu organisasi yang lebih kecil yang dimana aturan-aturan yang diterapkan tersebut lebih baik atau lebih buruk jika dibandingkan dengan organisasi yang lebih besar seperti PTMSI. Skripsi ini dibuat untuk dapat memahami bagaimana pentingnya aturan-aturan bagi UKM tenis meja. Kemudian skripsi ini juga memperlihatkan bagaimana implikasi dari penerapan suatu aturan terhadap UKM tenis meja USU. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi partisipan dimana peneliti ikut dalam aktivitas termasuk latihan rutin yang dilakukan oleh para anggota UKM tenis meja USU. Selain itu, untuk mengumpulkan data peneliti juga melakukan wawancara mendalam sesuai dengan fokus penelitian kepada pihak-pihak yang terkait, baik anggota, pelatih dan pengurus termasuk ketua UKM tenis meja USU.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terciptanya suatu aturan juga tidak terlepas dari koordinasi dan pengalaman para pengurus UKM tenis meja sebelumnya melihat berbagai permasalahan yang terjadi dalam UKM tenis meja USU, baik itu permasalahan internal maupun permasalahan eksternal UKM tenis meja USU. Permasalahan-permasalahan tersebut yang melatarbelakangi para pengurus UKM tenis meja USU membuat aturan-aturan yang diterapkan dalam UKM tenis meja USU. Selanjutnya penerapan dari aturan-aturan itu juga berimplikasi terhadap budaya UKM tenis meja USU. Implikasinya dapat dilihat dari terciptanya prilaku atau proses bekerja dalam UKM tenis meja USU.

Kesimpulan yang bisa dicapai melalui tulisan ini adalah bahwa penerapan aturan-aturan dalam sebuah organisasi atau UKM yang ditetapkan oleh UKM tenis meja tidak hanya penting bagi UKM tenis meja itu sendiri tetapi juga kebijakan dalam membuat suatu aturan-aturan yang baik dapat membuat setiap individu atau anggota-anggota UKM yang menjalankannya dapat tertib dan teratur sehingga dengan adanya kebijakan dalam penerapan aturan-aturan tersebut setiap individu mempunyai tanggungjawab untuk menjaga, mempertahakan serta memajukan UKM tenis meja kedepannya dengan lebih baik lagi.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi ini menjelaskan tentang aturan-aturan yang digunakan di Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU. Aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi sangat menentukan berjalannya fungsi-fungsi organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Seperti halnya dalam aturan yang berlaku di masyarakat bahwa setiap aturan-aturan yang ada di dalam masyarakat harus kita taati. Tanpa ketaatan terhadap keteraturan, ketertiban dalam masyarakat tidak akan terjadi, bahkan yang terjadi selanjutnya adalah kekacauan. Contohnya, jika tidak ada aturan lampu merah di jalan raya, kita tidak tahu bagaimana melewati simpang 4 dengan aman, karena semua pengemudi kendaraan akan mementingkan kepentingan sendiri dan maju dengan tidak memikirkan pengendara yang lain dan akhirnya jadi seperti anyaman tikar, tidak ada yang bisa maju. Hukum ialah peraturan tingkah laku yang oleh masyarakat dianggap patut dan mengikat para warga masyarakat serta ada perasaan umum bahwa peraturan-peraturan itu harus dipertahankan oleh para pejabat hukum.1

Universitas Sumatera Utara tidak hanya membina mahasiswa dalam bidang akademik tetapi juga membina dan memberi pelatihan kepada mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat dalam bidang olahraga khususnya tenis meja untuk meningkatkan prestasi yang setinggi-tingginya. Dan tidak bisa dipungkiri

1


(16)

aturan–aturan dalam Unit Kegiatan Mahasiswa yang merupakan Organisasi Kemahasiswaan Intra Kampus USU sangat diperlukan terhadap jalannya suatu organisasi, dalam mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi tersebut.

Dengan begitu secara umum tulisan tentang aturan-aturan yang digunakan ini membahas masalah pengelolaan penerapan aturan-aturan yang erat kaitannya dengan perkembangan dan permasalahan yang terjadi diantara suatu wadah dalam organisasi olahraga tertentu. Pengelolaan yang dimaksud adalah aturan-aturan yang digunakan dan diterapkan oleh suatu wadah organisasi maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) olahraga agar dapat bertahan dan mampu melaksanakan atau mengembangkan suatu Unit Kegiatan Mahasiswa tersebut ke arah yang lebih baik. Dengan mempelajari aturan-aturan tersebut maka akan dapat dipahami bagaimana organisasi atau UKM olahraga tersebut mengelola organisasi UKM tersebut dan juga akan dapat gambaran bagaimana sesungguhnya pengelolaan penerapan aturan-aturan yang terjadi.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas

kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para anggota-anggotanya. Lembaga ini merupakan partner organisasi kemahasiswaan intra kampus lainnya seperti senat mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa, baik yang berada di tingkat program studi, jurusan, maupun


(17)

universitas. Lembaga ini bersifat otonom (berdiri sendiri), dan bukan merupakan sob-ordinat dari badan eksekutif maupun senat mahasiswa.2

Dalam suatu organisasi (seperti Unit Kegiatan Mahasiswa dalam bidang olahraga) diperlukan adanya aturan–aturan yang baik dalam kegiatan tersebut, baik itu aturan–aturan tertulis maupun aturan–aturan yang tidak tertulis untuk menciptakan suatu tujuan bersama. Begitu juga dengan tingkah laku, merupakan aturan-aturan yang turut mengatur perilaku seseorang dalam bertindak dan memainkan perannya sesuai dengan aturan main yang ada dalam masyarakat/organisasi agar dapat dikatakan tindakan bermoral, sesuai dengan moralitas dan perilaku masyarakat setempat. Tingkah-laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok sangat berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, dan mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi3. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apapun bentuknya, perilaku manusia yang berbeda dalam satu organisasi atau kelompok adalah merupakan awal dari perilaku organisasi tersebut (Thoha, 1992:2).

Keberadaan suatu organisasi tidak terlepas dari dinamika dalam lingkungan sekitarnya, baik itu internal maupun eksternal, sehingga setiap organisasi dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan identitas organisasi tersebut agar dapat bertahan dan mampu menyelesaikan persoalan yang terjadi dan mampu mengembangkan organisasi tersebut dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam aturan-aturan yang ditetapkan.

2

Unit Kegiatan Mahasiswa, “http://id.wikipedia.org/wiki/Unit_kegiatan_mahasiswa (akses 12 Mei 2012)

3


(18)

Dalam upaya untuk memajukan suatu organisasi UKM olahraga tenis meja ditetapkan berbagai macam aturan-aturan yang harus dilaksanakan, misalnya dari mulai kehadiran para anggota hingga selesainya latihan tenis meja dilaksanakan. Namun tidak jarang juga aturan-aturan yang ditetapkan malah menjadi permasalahan dalam UKM olahraga tersebut karena pelaksanaan aturan yang dilakukan di lapangan kurang konsisten. Salah satu contohnya adalah kehadiran anggota UKM olahraga agar datang tepat waktu. Dengan aturan yang ditetapkan agar datang latihan tepat waktu, Pengurus atau penanggungjawab UKM memperlihatkan bahwa datang tepat waktu adalah syarat untuk menjaga kedisplinan dan latihan secara bersama-sama para pengurus dan anggota. Namun apabila kedisplinan tersebut tidak diikuti oleh pengurus yang menetapkan aturan tersebut, karena pengurus selalu datang terlambat sedangkan anggota UKM selalu datang sesuai dengan aturan yang ditetapkan akan membawa dampak yang kurang menyenangkan dalam organisasi UKM itu sendiri. Tentu ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut mengapa pengurus bersikap seperti itu, apakah karena pengurus juga adalah seorang mahasiswa yang masih ada jadwal kuliah yang kebetulan berbenturan dengan jadwal latihan UKM olahraga atau mungkin ada urusan lain?. Menarik untuk membahas masalah pengelolaan aturan-aturan yang ditetapkan tersebut, karena masih banyak hal-hal lain agar pelaksanaan aturan tersebut dapat diterapkan oleh pengurus maupun anggota sesuai dengan aturan kebijaksanaan yang ada.

Di mana-mana kita juga sering melihat, mendengar atau membaca baik itu di koran maupun di televisi tentang ketidakberhasilan para penegak hukum


(19)

dalam menjalankan tugasnya secara konsisten dan merata di segala lapisan masyarakat, baik itu dalam pemerintahan maupun di organisasi. Salah satunya adalah di organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

Kisruh dunia olahraga ternyata tidak hanya terjadi di dunia Sepakbola. Kabarnya tenis meja pun sedang mengalami kemelut. Adalah Dato’ Sri Prof DR Tahir MBA lah pemicu nya. Tahir merupakan ketua Umum persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia(PTMSI). Tahir disinyalir ingin melanggengkan tahtanya dengan melakukan kecurangan. Kecurangan pertama Tahir terlihat sejak perhelatan Pra PON di Yogjakarta beberapa waktu yang lalu. Tahir dengan sengaja membagibagikan uang Rp.50jt kepada setiap Penprov yang hadir.

Anehnya, dua hari kemudian ada undangan untuk mengahadiri Munaslub di hotel Merlyn Park Jakarta tanggal 12 Desember 2011 . Di undangan tersebut tercantum agenda untuk peningkatan kinerja di lingkungan PTMSI. Ketika Munaslub berlangsung Tahir cs pun kembali melakukan kecurangan dengan merubah AD/ART, dengan tujuan dirinya bisa menjadi menjabat ketua Umum PTMSI kembali.“ Padahal dengan AD/ART(Anggaran Dasar Rumah Tangga) Sebelumnya, seseorang tidak boleh mencalonkan kembali jika sudah menjabat dua periode,” kata Peter Layardi,Bendahara Komite Penyelamat Tenis Meja Indonesia(KPTMI), ketika dihubungi melalui telepon Selulernya, di Jakarta, Jumat(27/1) sore.

“Kelompok Tahir cs, di Yogya memberikan 50 juta, pas Munaslub di Jakarta 100 jt, setelah menang baru di berikan untuk pengprov yang memilihnya” Peter menambahkan. Peter lebih lanjut menjelaskan, mereka telah mengadukan


(20)

permasalahan di PTMSI kepada KONI. “KONI menangguhkan hasil Munaslub tersebut, sehingga terjadi kekosongan kepengurusan di tenis meja,” tambah Peter.

KPTMI sendiri menurut Peter dibentuk oleh Pengprov PTMSI yang tidak setuju dengan hasil munaslub tersebut. “Ada beberapa pengprov dan berbagai pihak yang tidak menerima hasil Munaslub tersebut,” kata Peter. Sementara itu, salah seorang anggota DPR komisi X dari fraksi Golkar, Hetifah Sjaifudian berharap permasalahan yang terjadi ditenis meja jangan sampai mengganggu prestasi atletnya. “Prinsipnya sih kita prioritas pada prestasi. Konflik di pengurus PTMSI yang terjadi jangan sampai ganggu prestasi Tenis Meja Indonesia. Untuk hal-hal yg terkait hukum (tuduhan korupsi) diharapkan dapat diselesaikan melalui jalur hukum,” ujar Hetifah. Rencananya penyalahgunaan uang bantuan oleh Tahir akan dilaporkan ke KPK. Namun, Peter belum bisa memberitahu kapan mereka akan mendatangi KPK.4 Begitu juga dengan permasalahan yang terjadi di dalam Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Pada tanggal 13 Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng. Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepakbola nasional. Karena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihak. Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu), Ketua KONI, dan bahkan FIFA menekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak

4

http://suarakawan.com/27/01/2012/bukan-hanya-pssi-induk-olahraga-berkonflik-ptmsi-juga/ (akses 5 Maret 2013)


(21)

diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum. Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara. Agar tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" diubah dengan menghapuskan kata "pernah" sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal. Setelah masa tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI5.

Kisruh di PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI (Liga Primer Indonesia) yang dideklarasikan di Semarang oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub yang dianggap beberapa pihak tertentu kompetisi ini ilegal dan dapat menimbulkan perpecahan dalam sepakbola nasional Indonesia. Karena kompetisi yang diakui PSSI sebelumnya adalah Liga Super Indonesia (LSI) . Ketua Umum Nurdin Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI.

Dalam situasi PSSI yang kisruh itu pun Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, mengadakan jumpa pers di Istana Negara. Adapun hal yang disampaikan sang Presiden saat itu adalah berkaitan dengan kondisi PSSI yang kini sedang carut marut. "Saya berharap saudara-saudara kita yang ada di kepengurusan PSSI dengarkan suara rakyat, jangan lukai rakyat, jangan sibuk berkelahi," demikian ujar Presiden SBY. Presiden menilai masalah di dalam kepengurusan PSSI seperti tidak ada habisnya. Padahal seharusnya mereka mencari jalan keluar dengan baik. "Carikan solusinya dengan baik sehingga

5


(22)

semangat tinggi rakyat kita tidak justru dihadiahi konflik dan pertentangan yang tak kunjung habis," tambah orang nomor satu di negeri ini, (Sumber: Tribunnews). Dari uraian di atas, kita dapat melihat dalam hal pemilihan ketua umum PTMSI bahwa sebelumnya, seseorang tidak boleh mencalonkan kembali jika sudah menjabat dua periode begitu juga dengan pemilihan ketua dalam asosiasi sepakbola nasional bahwa ada aturan tertulis yang diterapkan standar statuta FIFA yang melarang seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepakbola nasional. Namun walaupun ada aturan yang tertulis standar FIFA tetap saja aturan tersebut dapat diubah dan berlaku dalam organisasi tersebut sehingga dalam aturan – aturan yang diterapkan pun timbul masalah-masalah, seperti kompetisi LPI yang dianggap illegal oleh pihak tertentu.

Ketertarikan untuk menulis permasalahan tentang penerapan aturan-aturan yang digunakan di UKM Tenis Meja USU ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang saya anggap cukup menarik untuk dilihat adalah seperti yang telah kita ketahui bahwa banyak organisasi sekarang, salah satunya seperti PTMSI Nasional Indonesia maupun Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dalam pengelolaan organisasi itu banyak masalah-masalah yang terjadi, yang dalam aturan-aturan yang dijalankan baik aturan tertulis maupun tidak tertulis tersebut menimbulkan perpecahan dalam organisasi itu sendiri, jadi saya tertarik untuk meneliti penerapan aturan-aturan dalam UKM Tenis Meja USU dalam lingkup organisasi yang lebih kecil, apakah aturan-aturan yang diterapkan tersebut lebih baik atau lebih buruk jika dibandingan dengan organisasi yang lebih besar seperti dalam organisasi Sepakbola tersebut. Hoebel, ( T.O. Ihromi 2001 : 197 )


(23)

mengatakan seorang peneliti yang menganut cara ideologis, bila meneliti suatu masyarakat dimana hukumnya belum tertulis atau untuk bagian tertentu tidak tertulis misalnya, maka apa yang menurut para pemimpin di situ dituturkan sebagai aturan-aturan yang berlaku, diterima saja oleh peneliti sebagai hukum yang benar-benar berlaku secara umum dan menguasai prilaku para warga masyarakat.

Selain masalah-masalah tentang aturan-aturan yang diterapkan di atas ada juga aturan-aturan dalam format grup Olimpiade London dalam cabang bulutangkis yang ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari, didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012. Ini baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992 hingga terakhir di Beijing 2008, tak pernah terjadi kasus seperti ini karena ini format baru. Selama ini menggunakan format gugur bukan penyisihan grup," kata Kepala Pelatih Ganda PBSI Christian Hadinata saat dihubungi Tempo.

Legenda bulu tangkis yang aktif bertanding 1971-1986 ini mengakui jika permainan tidak wajar sering terjadi dalam permainan bulu tangkis. Tetapi, biasanya, hal ini terjadi di ajang pertandingan khusus bulu tangkis seperti Super Series, bukan ajang Olimpiade. Kali ini, menurut Christian, Badminton World Federation (BWF) bertindak tegas karena permainan tidak wajar itu terjadi di ajang pertandingan olahraga bergengsi seperti Olimpiade. "Harusnya diantisipasi dan berhati-hati, dalam Olimpiade harus lebih waspada," ujarnya. BWF sendiri, lanjut Chritian, seharusnya juga mengantisipasi terjadinya kecurangan dengan menerapkan aturan sistem yang tepat. Misalnya, pada kejuaraan Piala


(24)

Thomas-Uber, juara grup langsung di tempatkan di atas sedangkan runner up diundi lagi untuk menentukan musuhnya. "Jadi tidak bisa memilih siapa lawannya,". Christian menyayangkan kejadian yang dialami Greysia/Meiliana. Ganda putri yang saat ini menjadi andalan Indonesia itu sebenarnya diharapkan bisa membawa pulang medali, minimal perunggu.

BWF mendiskualifikasi delapan atlet ganda putri dari Olimpiade London, termasuk Greysia/Meiliana, sebab diduga melakukan manipulasi hasil pertandingan, agar mendapat undian yang menguntungkan pada babak sistem gugur. Pasangan nomor satu dunia asal Cina, Wang Xiaoli/Yu Yang, berupaya untuk kalah saat melawan pasangan Korea Selatan, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, agar tidak menjadi juara grup karena tidak ingin bertemu pasangan asal Cina lainnya, Tian Qing/Zhao Yunlei, di semifinal.

Dari uraian Olimpiade London cabang badminton di atas, dapat kita lihat bahwa sebelumnya Jika di sistem gugur ada tim yang kalah maka akan langsung tersingkir, maka di sistem grup tim yang kalah bisa 'memilih' lawan yang lebih mudah di fase selanjutnya. Jadi dalam sistem aturan tersebut tidak ada aturan yang secara tertulis mengatakan bahwa tim yang yang kalah untuk fase selanjutnya harus benar-benar serius untuk menang agar tidak didiskualifikasi, tetapi masing-masing pasangan ingin kalah agar tidak menghadapi pasangan cina yang diunggulkan lebih kuat, tetapi pihak BWF tetap mendiskualifikasi pasangan-pasangan yang tidak serius dalam bertanding, yang sebelumnya dalam sistem aturan tersebut belum ada aturan yang secara tertulis mengatakan seperti itu. Jadi


(25)

dalam sistem aturan yang diterapkan tersebut yang ada malah merugikan banyak pihak.

Jadi dalam hal uraian-uraian yang dikemukakan di atas baik organisasi Sepakbola maupun Olimpiade London adalah masing kurangnya aturan-aturan yang lebih spesifik dalam hal untuk memajukan organisasi tersebut, yang dimana dalam organisasi tersebut apakah ada unsur-unsur politik tertentu baik karena perbedaan negara pemain, suku, agama, ras dan lain sebagainya sehingga aturan-aturan dalam organisasi tersebut masih kurang baik. Jadi atas dasar inilah saya tertarik untuk menulis tentang penerapan aturan-aturan yang digunakan di Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU apakah dalam menerapkan aturan-aturan dalam UKM tenis meja tersebut ada yang membedakan juga suku, agama, fakultas, jurusan, stambuk atau lain sebagainya. Seseorang tidak dapat melihat pada fakta-fakta tanpa adanya pemahaman sebelumnya tentang suatu aturan, pilihan akan suatu aturan, pada pihak lain bergantung pada fakta tertentu dan biasanya seorang hakim tidak mencari pemecahan persoalan sebagai hasil menggolongkan secara logis fakta-fakta ke dalam suatu aturan dan biasanya hanyalah suatu ujian setelah suatu putusan dibuat6

2. Tinjauan Pustaka

Dengan berpegang pada batas pengertian bahwa antropologi hukum itu adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan aturan-aturan hukum, maka berarti sasaran dalam pembahasannya terutama ditujukan

6


(26)

terhadap aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulis dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Meja Universitas Sumatera Utara (USU). Sejak manusia hidup berkelompok sudah ada aturan hidup, sudah ada hukum (adat), oleh karena tidak ada manusia tanpa budaya, tidak ada manusia tanpa kepentingan dan tidak ada manusia tanpa hukum 7.

Antropologi hukum berpegang pada anggapan bahwa ada manusia hidup bermasyarakat ada hukum, jadi baik di masyarakat modern atau masyarakat sederhana hukum selalu ada. Hukum itu mengikuti kehidupan manusia bermasyarakat, baik dalam bentuk tidak tertulis maupun tertulis. Hukum juga tidak terlepas kaitannya dengan norma-norma dan nilai budaya dalam masyarakat. Dan supaya hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka dirumuskanlah norma-norma masyarakat. Mula-mula norma-norma itu terbentuk secara tidak disengaja. Namun lama kelamaan norma-norma itu dibuat secara sadar. Contohnya adalah perihal perjanjian tertulis yang menyangkut pinjam meminjam uang yang dahulu tidak pernah dilakukan. Norma-norma yang ada dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya ikatnya dan pada terakhir, umumnya anggota masyarakat pada tidak berani melanggarnya.

Ada 4 pengertian yang membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut yaitu :

7

Hilman Hadikusuma, Pengantar Antropologi Hukum (PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 1992), hal 9


(27)

1. Cara (usage)

Cara (usage) menunjuk pada suatu bentuk perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Cara (usage) lebih menonjol di dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan dari individu yang dihubunginya.

2. Kebiasaan (folkways)

Kebiasaan (folkwasys) mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Sebagai contoh, kebiasaan memberi hormat kepada yang lebih tua. Apabila perbuatan tadi tidak dilakukan, maka akan dianggap sebagai suatu penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam masyarakat.

3. Tata kelakuan (mores)

Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Tata kelakuan (mores) di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarangnya, sehingga secara langsung merupakan alat agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.


(28)

4. Adat istiadat (Custom)

Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat, dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita sanksi yang keras yang kadang-kadang secara langsung tidak diperlakukan. Suatu contoh, hukum adat yang melarang terjadinya perceraian antara suami-istri, yang berlaku pada umumnya dinilai sebagai kehidupan bersama yang sifatnya abadi dan hanya dapat terputus apabila salah satu meninggal dunia (cerai mati). Apabila terjadi perceraian, maka tidak hanya yang bersangkutan yang tercemar namanya, tetapi seluruh keluarga dan bahkan seluruh sukunya. Untuk menghilangkan kecemaran tersebut diperlukan suatu upacara adat khusus yang membutuhkan biaya besar sekali. Biasanya orang yang melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dari masyarakat. Juga keturunannya sampai dia dapat mengembalikan keadaan semula.

Norma-norma di atas, setelah mengalami suatu proses pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan. Proses tersebut dinamakan suatu pelembagaan yaitu suatu proses yang dilewati oleh suatu norma yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan. Begitu juga dengan nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya merupakan suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi terhadap hidup, bersifat amat umum. Sebaliknya, norma yang berupa aturan-aturan untuk bertindak bersifat secara khusus, sedangkan perumusannya biasanya bersifat amat terperinci, jelas tegas dan tidak


(29)

meragukan. Suatu sistem nilai budaya sering juga berupa pandangan hidup atau world view bagi manusia yang menganutnya. Namun istilah “pandangan hidup” sebaliknya dipisahkan dari konsep sistem nilai budaya. Pandangan hidup itu biasanya mengandung sebagian dari nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan-golongan dalam masyarakat. Dengan demikian, apabila sistem nilai itu merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat “pandangan hidup” itu merupakan suatu sistem pedoman yang dianut oleh golongan-golongan atau lebih sempit lagi, individu-individu khusus dalam masyarakat.

W.H.R River, (Hilman Hadikusuma 1924 : 71) mengatakan Kekuatan yang menyebabkan timbulnya ketertiban dan ketaatan pada masyarakat sederhana ialah perasaan kelompok sehingga tidak perlu adanya sarana tertentu untuk penerapannya kewenangannya, segala sesuatunya timbul dengan spontanitas.

Hukum memiliki peran yang penting dalam mengatur ketertiban sebuah negara. Namun keberadaan hukum itu sendiri tidak bisa sepenuhnya lepas dari masalah-masalah yang justru malah mengaburkan fungsi pokok dari hukum itu sendiri. Begitu juga di Indonesia. Hingga saat ini masih banyak sekali masalah hukum di Indonesia yang belum terselesaikan. Masalah hukum di Indonesia tidak hanya berhubungan dengan aparat penegak hukum saja namun juga terkadang berkaitan dengan produk hukum itu sendiri 8.

8


(30)

Misalnya dalam masalah kedudukan perempuan dalam pluralisme hukum waris, dengan latar belakang etnik ras, agama dan kelas yang berbeda, ditandai oleh adanya berbagai institusi (pranata) hukum yang saling tumpang tindih. Fenomena adanya pluralisme hukum, khususnya dalam masalah waris, pada masyarakat Batak Toba, ditunjukkan melalui adanya berbagai aturan hukum yang mengatur masalah waris, yaitu hukum adat , hukum negara dan kebiasaan-kebiasaan atau konvensi-konvensi sosial yang muncul dalam perkembangan masyarakat Batak Toba masa kini. Dengan demikian, seorang Batak yang berhubungan dengan masalah waris, menjadi subjek, lebih dari satu sistem hukum dan secara normatif hukum adat Batak Toba tidak memberikan hak waris kepada anak perempuan maupun janda, baik yang berupa tanah, rumah maupun benda tidak bergerak lainnya9. Jadi dalam hukum tersebut ada himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah.

Dan dalam menjalankan aturan-aturan yang sudah diterapkan dalam suatu organisasi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU, tidak terlepas juga dari berbagai permasalahan yang ditimbulkan dan bagaimana cara yang harus dilakukan dalam menyelesaikan masalah-masalah di organisasi tersebut. Misalnya dalam suatu sengketa di suatu nagari di Minangkabau dan bagaimana pihak dalam suatu sengketa tersebut tawar menawar untuk menangani sengketa. Hal ini

9

Sulistyowati Irianto, Perempuan di antara berbagai pilihan hukum (Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2003), hal 1-3


(31)

merupakan konsekuensi dari tatanan sosial politik nagari dan juga prinsip-prinsip adat tentang pengambilan keputusan yang mencerminkan tatanan sosial politik, dan keputusan harus dibuat secara bulat dan diterima oleh semua orang yang terlibat 10.

Aturan–aturan tertulis maupun tidak tertulis dalam Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) Tenis Meja Universitas Sumatera Utara tidak terlepas juga dari pengurus atau pemimpin dalam organisasi tersebut yang dimana para pengurus lebih mengetahui kebijakan aturan–aturan yang lebih baik dalam organisasi tersebut. Semuanya itu bergantung pada kepemimpinan para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU dalam menjalankan organisasi tersebut.

Hukum adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi. Sedangkan tujuan dari hukum adalah untuk mengadakan keselamatan, kebahagiaan, dan ketertiban dalam masyarakat (Wiryono Kusumo).

Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan–kelebihan tertentu pada manusia dalam menjalankan atau membuat suatu aturan-aturan dalam masyarakat atau oragnisasi. Disatu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin. Disnilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksana otorita dan pembuat keputusan, ada juga yang

10


(32)

mengartikan suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. George R Terry (1960 : 493) juga mengatakan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivita untuk mempengaruhi orang – orang agar supaya di arahkan mencapai tujuan organisasi.

Konsep kepemimpinan dan kekuasaan sebagai terjemahan dari power telah menurunkan suatu minat yang menarik. Konsep kekuasaan amat dekat dengan konsep kepemimpinan serta pembuatan suatu keputusan dan aturan – aturan yang digunakan dalam organisasi tersebut, baik itu aturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan kekuasaan merupakan sarana bagi pemimpin untuk mempengaruhi perilaku anggota– anggotanya dalam menjalankan aturan – aturan tersebut.

Menurut bentuknya, hukum itu dibagi menjadi :

a. Hukum tertulis adalah hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh : hukum pidana dituliskan pada KUHPidana, hukum perdata dicantumkan pada KUHPerdata.

b. Hukum Tidak Tertulis adalah hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh : hukum adat tidak dituliskan atau tidak dicantumkan pada perundang-undangan tetapi dipatuhi oleh daerah tertentu. 11

11


(33)

Jika kita berbicara tentang aturan pasti ada kaitannya dengan hukum, dimana hukum juga merupakan suatu aturan – aturan yang terdiri dari norma dan sanksi yang bertujuan mengadakan ketertiban dan keamanan tetap terpelihara. Menurut Holic (2009) kalau hukum dibuat oleh pemerintah yang berisikan larangan dan perintah yang harus di jalankan oleh seluruh masyarakat negara sedangkan kalau peraturan di buat oleh suatu organisasi di dalam lingkungan maupun kelompok yang harus di jalankan oleh setiap pengikut/ anggota suatu kelompok atau warganya.

Setiap peraturan hukum memberitahu tentang bagaimana seorang pemegang peranan diharapkan dapat bertindak dan juga sebagai respon terhadap peraturan hukum merupakan fungsi peraturan–peraturan yang ditujukan kepadanya, sanksi– sanksinya, aktivitas dari lembaga pelaksana serta keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik dan lainnya mengenai dirinya12

Dari penjelasan di atas, setiap manusia pada dasarnya selalu ingin bergabung/ berkelompok dengan sesamanya, baik itu membentuk kelompok/ organisasi tersendiri, maupun hanya ikut bergabung dengan teman–temannya yang lain karena ada hubungan kekeluargaan, ada hobi olahraga yang sama maupun ada unsur kepentingan lainnya. Baik itu organisasi kemahasiswaan intra kampus, seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Meja USU tidak terlepas juga dari aturan– aturan yang diterapkan dalam UKM Tenis Meja USU tersebut, Sebagaimana dalam aturan–aturan yang diterapkan dalam organisasi adalah

12


(34)

khususnya dengan UKM Olahraga Tenis Meja ini dimana dalam membuat aturan– aturan tersebut apakah sudah dapat mensejahterahkan anggota dan memelihara kerukunan antar sesama anggota, pengurus, maupun orang – orang yang bermain atau ikut bergabung/ latihan dalam UKM Tenis Meja tersebut ataupun sebaliknya, yang dimana dalam membuat aturan– aturan tersebut ada unsur kepentingan beberapa orang dan berakibat kurangnya ketertiban dan keharmonisan dalam sesama anggota maupun pengurus. Dan konsep kepemimpinan para pengurus UKM Tenis Meja ini juga sangat berperan dalam mengambil keputusan maupun kebijakan dalam membuat aturan–aturan itu. Dimana seandainya dalam UKM Tenis Meja tersebut apakah dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pertentangan sesama anggota maupun pengurus dalam penerapan aturan – aturan tersebut .

Malinowski, (Hilman Hadikusuma 1942 : 49) mengatakan aturan-aturan hukum apabila aturan itu dirasakan dan dianggap menimbulkan kewajiban di satu pihak dan hak-hak di lain pihak, dan aturan hukum itu mempunyai sanksi negatif atau sanksi postif berdasarkan kejiwaan dan adanya mekanisme (cara bekerja) kekuatan yang mengikat.

Dan hal ini lah yang menjadi acuan bagi saya untuk mengetahui lebih lanjut dalam aturan – aturan tertulis maupun tidak tertulis dalam organisasi ini, terutama organisasi dalam bidang olahraga Tenis Meja di Kampus USU dan bagaimana penerapan/ pemahaman yang diterapkan dalam UKM Tenis Meja USU.


(35)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, Pokok permasalahan yang menjadi rumusan dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana penerapan aturan–aturan di UKM Tenis Meja USU sekarang ini ? adakah unsur kekuasaan dalam membuat aturan– aturan tersebut ?

2. Adakah ketentuan atau aturan–aturan tertentu dalam hal pengiriman atlet untuk mengikuti kejuaraan di tingkat daerah, nasional maupun internasional ?

3. Bagaimana syarat-syarat peserta dan proses perektutan para atlit? 4. Siapa saja yang menentukan jadwal latihan UKM Tenis Meja, dan

penyediaan alat–alat latihan ? 1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan atau pembahasan masalah tentang penerapan aturan-aturan yang digunakan di Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU adalah untuk menjelaskan kepada pembaca bahwa pentingnya menciptakan suatu aturan yang tepat agar UKM Tenis Meja mampu mengatur dan menerapkan aturan-aturan yang ditetapkan dengan baik, sehingga aturan-aturan yang dibuat tersebut pun mampu mendisplinkan dan menjaga rasa kebersamaan para anggota maupun pengurus dan memajukan UKM Tenis Meja ke depan menjadi lebih baik. Lokasi penelitian ini adalah di Jln. Dr. Mansyur, GOR Cikal Universitas Sumatera


(36)

Utara. Sementara tujuan dari pembahasan masalah ini adalah untuk memperlihatkan kepada pembaca tentang aturan–aturan yang diterapkan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis Meja USU, dengan menitikberatkan perhatian dan melihat bagaimana cara–cara para pengurus UKM Tenis Meja menjalankan aturan–aturan yang berlaku di kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang tergabung di UKM Tenis Meja di kampus Universitas Sumatera Utara. Tulisan ini diharapkan juga dapat mempunyai manfaat baik secara praktis maupun secara akademis. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi masukan bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara terutama mahasiswa atau para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU agar mendapat gambaran dan mengetahui aturan–aturan yang lebih baik yang diterapkan di Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU, dimana para pengurus ataupun orang–orang yang berperan di dalamnya dapat membuat kebijakan tentang aturan–aturan yang dapat diterima/ disetujui oleh semua anggota. Secara akademis, dapat juga bermanfaat untuk menambah wawasan dan kepustakaan di bidang antroplogi ataupun ilmu–ilmu pendidikan yang bersangkutan dengan tulisan ini.

1.5 Kerangka Penulisan

Dalam tulisan ini terdapat empat bab pembahasan, bab II akan dijelaskan sekilas tentang sejarah tenis meja dan gambaran umum Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU di Kota Medan. Kemudian dari bab III hingga bab V akan membahas berbagai macam aturan-aturan yang diterapkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU. Pada bab III saya menjelaskan aturan-aturan dalam perekrutan anggota, aturan-aturan jadwal latihan dan aturan-aturan dalam


(37)

pakaian/kostum yang digunakan, ketiga aturan ini memperlihatkan bagaimana UKM tenis meja merekrut siapa-siapa saja yang dapat ikut bergabung dalam UKM tenis meja hingga penentuan jadwal latihan dan pakaian yang akan digunakan oleh anggota maupun pengurus. Pada bab IV saya menjelaskan aturan-aturan dalam kepengurusan, aturan-aturan-aturan-aturan LIGA UKM dan aturan-aturan-aturan-aturan dalam perwasitan, ketiga aturan-aturan ini menjelaskan bagaimana pengurus mengatur para anggotanya dalam seleksi pertandingan serta aturan-aturan dalam perwasitan. Terakhir pada bab V saya menjelaskan aturan-aturan dalam pengiriman atlet dan hasil kejuaraan. Dalam pembahasan pada bab ini menjelaskan bagaimana pengiriman atlet untuk mewakili UKM tenis meja USU dalam mengikuti pertandingan hingga setiap atlet atau anggota yang mewakili UKM tenis meja USU berhasil meraih gelar juara dalam setiap pertandingan yang diikuti dan bagaimana pembagian hasil kejuaraan tersebut.

1.6 Metode dan Pengalaman Penelitian

Penelitian ini saya lakukan dalam lingkup ilmu antropologi, yaitu dengan menggunakan metode penelitian etongrafi13. Metode yang biasanya digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian etnografi adalah melalui observasi partisipasi dan wawancara. Dengan observasi partisipasi peneliti bisa ikut serta dalam mengamati langsung serangkaian kegiatan para pengurus maupun anggota UKM tenis meja USU, termasuk ikut terlibat baik itu kegiatan bermain tenis meja maupun kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh para pengurus dan

13

Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Istilah “etnografi” digunakan untuk menunjuk aktifitas mempelajari kebudayaan dan dengan produk akhir ”sebuah etnografi” (Spradley, 1997:21)


(38)

anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU lainnya, dan peneliti dapat melihat dan memahami masalah yang menjadi objek penelitian. Dengan melakukan observasi partisipasi, maka yang saya lakukan sebagai peneliti dalam menulis sebuah skripsi adalah tinggal dan ikut terlibat dalam melaksanakan aktivitas para anggota dan pengurus UKM di lokasi penelitian saya. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dengan tinggal dan ikut serta melaksanakan aktivitas bersama para anggota dan pengurus yang akan diteliti, serta menjalin hubungan komunikasi dan mengakrabkan diri dengan para anggota dan pengurus UKM akan menjadi lebih mudah dan akhirnya dengan hubungan yang baik, data yang ingin diperoleh dapat tercapai.

Hal yang pertama sekali yang saya lakukan adalah menyampaikan maksud dan tujuan saya melakukan penelitian di Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU. Saya menjalin hubungan yang baik dan menyampaikan dengan jelas maksud dan tujuan penelitian saya kepada para pengurus UKM. Sebelumnya saya sudah cukup akrab dengan para pengurus dan anggota UKM tenis meja, sehingga sepanjang saya melakukan penelitian saya diterima baik oleh para pengurus, pelatih, maupun anggota UKM tenis meja untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Diterimanya saya dalam melakukan penelitian di Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU adalah karena selama ini mereka sudah cukup mengenal saya dan menjalin hubungan yang baik yang juga pernah ikut bergabung dalam UKM tenis meja USU, maupun sebelumnya ada beberapa yang curiga buat apa saya meneliti aturan-aturan dalam Unit Kegiatan Mahasiswa tenis


(39)

meja USU. Namun hal itu bisa saya atasi dengan tetap menjalin hubungan yang baik dan menjelaskan bahwa data-data yang saya peroleh nantinya diperlukan untuk membuat tulisan tentang bagaimana Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja dapat membuat kebijakan dan menerapkan aturan-aturan yang dapat bermanfaat bagi semua pengurus dan anggota.

Dalam usaha saya mendapatkan data-data yang valid tentang suatu permasalahan tentunya kita harus terlebih dahulu diterima dengan baik oleh kelompok masyarakat yang diteliti. Salah satu cara saya dalam memperoleh data yang valid adalah dengan ikut latihan bersama dengan para pengurus dan anggota UKM tenis meja USU. Pada saat saya ingin mengumpulkan data, saya terlebih dahulu mengatakan kepada mereka maksud dan tujuan saya, dan mereka dengan senang hati membantu.

Dalam proses pengumupulan data dilakukan juga wawancara 14 yang tentunya diawali dengan membina hubungan yang baik dengan informan 15. Informan yang dimaksud disini adalah para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa, baik itu Steering committee, ketua UKM, sekretaris, bendahara, pelatih dan juga mahasiswa USU yang sudah menjadi anggota UKM tenis meja USU maupun mahasiswa yang belom jadi anggota UKM tenis meja, sampai kepada orang yang ikut memakai GOR Cikal tenis meja, dalam hal ini orang-orang yang juga aktif

14

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Burhan Bungin, 2007).

15

Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewanwancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi ataupun fakta dari objek penelitian (Burhan Bungin, 2007)


(40)

dalam latihan tenis meja tetapi di luar jadwal UKM tenis meja USU. Pada penelitian ini pada intinya setiap informasi dari informan adalah penting. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bentuk wawancara mendalam (deph interview) yang berhubungan dengan masalah penelitian, dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Dengan metode ini, peneliti akan menggunakan pedoman wawancara serta instrument wawancara seperti tape recorder, kamera, buku tulis, pulpen dan alat – alat lainnya yang berhubungan untuk penelitian ini.

Alasan saya mewawancarai para informan adalah bahwa mereka sendirilah yang benar-benar mengetahui seluk-beluk Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU, tentang apa kegiatan-kegiatan dan kebijakan serta aturan-aturan yang diterapkan yang berdampak pada kemajuan atau kemunduran dalam UKM tenis meja USU tersebut.

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan, saya menganalisa data tersebut dengan analisis data yang biasa dilakukan dalam penelitian antropologi.16 Analisis data dalam penelitian antropologi sebenarnya tidak spesifik harus dilakukan setelah penelitian lapangan selesai dilaksanakan. Dalam penelitian antropologi yang menggunakan metode etnografi tidak dilakukan hal dimana data dibawa pulang dan barulah proses analisis data dilakukan. Melainkan analisis data dilakukan sejak dari penelitian berlangsung sampai saat penelitian selesai dilaksanakan.

16

Analisis data kualitatif mempunyai tujuan yaitu : 1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena social dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses pemaparan hasil penelitian. 2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial itu (Burhan Bungin, 2007)


(41)

Pada saat saya juga ingin mengumpulkan data dan melakukan wawancara, saya mewawancarai informan pada saat mereka ada waktu luang, baik itu sebelum latihan dimulai maupun sesudah latihan, dan bahkan saya mewawancarai informan dengan ikut serta dengan mereka pergi makan atau minum bandrek setelah selesai latihan. (karena kadang-kadang sebagian informan setelah selesai latihan, pergi mencari makan atau istilah lainnya “poding” untuk menambah tenaga/ energi yang keluar setelah lelah berjam-jam latihan.)

Dalam melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh, saya mencoba melihat dan menyusun apa-apa saja permasalahan yang terjadi di lapangan dan mengapa terjadi demikian, salah satu contohnya adalah mengapa kebijakan aturan-aturan yang diterapkan di UKM tenis meja USU dalam hal ini kedisplinan agar datang tepat waktu latihan, tidak semua pengurus maupun anggota dan pelatih dapat menjalankan aturan-aturan yang sudah ditetapkan, jadi saya menganalisis data tersebut dengan mengambil suatu pandangan mungkin karena masalah kesibukan anggota UKM tertentu yang juga mahasiswa yang harus mengutamakan kuliah atau karena jarak rumah dengan tempat latihan lumayan agak jauh atau hal-hal lain sebagainya.

Dengan demikian cara-cara saya dalam mengumpulkan data dan sekaligus melakukan analisis data yang pada penerapannya dilakukan sejak penelitian berlangsung sampai penelitian selesai dilaksanakan. Analisis data juga tidak hanya dilakukan dari hasil terhadap data-data yang didapatkan di lapangan melainkan juga dari berbagai sumber lainnya, seperti jurnal, surat kabar, buku-buku, artikel, dan media elektronik maupun dari hasil penelitian orang lain yang


(42)

tentunya berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat menjelaskan penerapan aturan-aturan yang dilaksanakan dalam Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU untuk memajukan dan mengembangkan UKM tenis meja ke depan dengan lebih baik dan hasilnya dapat dirasakan oleh setiap anggota maupun pengurus.


(43)

BAB II

SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TENIS MEJA DI KAMPUS USU

2.1 Sekilas tentang Sejarah Tenis Meja

Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga terpopuler di dunia. Tenis meja merupakan olahraga yang sangat bagus dimainkan untuk kesehatan, selain mudah dipelajari sesuai dengan kemampuan masing-masing dapat juga dimainkan siapa saja, juga permainan tenis meja tidak membutuhkan kontak atau benturan antara tubuh pemainnya maka tentu tidak perlu khawatir dengan memar atau patah tulang yang sering terjadi di olahraga yang membutuhkan body contact (kontak fisik). Tenis meja, atau ping pong (sebuah merek dagang), adalah suatu

olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. 17 Permainan ini menggunakan raket yang terbuat dari papan kayu yang dilapisi karet yang biasa disebut bat, sebuah bola pingpong dan lapangan permainan yang berbentuk meja.

Permainan tenis meja bermula sekitar tahun 1890an sebagai suatu permainan dalam rumah dan menjadi popular di seluruh negara dan pada tahun 1926 dibentuk Persatuan tenis meja antar bangsa atau lebih dikenal dengan ITTF (International Table Tennis Federation)18. Nama asalnya adalah “Pingpong” adalah tanda niaga yang menjadi hak cipta Parker Brothers (USA), jadi ia ditukar

17

http://id.wikipedia.org/wiki/Tenis_meja (diakes tanggal 10 Maret 2013)

18

“Larry Hodges”

http://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=0pu-iiyPXUkC&oi=fnd&pg=PR4&dq=sejarah+tenis+meja&ots=IkVGv1UgQl&sig=PuUuQbGaZIIpd R4PGDEdHuSlQBU&redir_esc=y#v=onepage&q=sejarah%20tenis%20meja&f=false


(44)

kepada tenis meja. Kata ping-pong dipatenkan oleh Parker Brothers (USA), yang menginginkan keuntungan dalam jumlah besar dari USA TT untuk hak pemakaian kata tersebut. Sebagai balasannya, komunitas pecinta tenis meja tidak menggunakan kata ping-pong dan memilih menggunakan nama baru yang dipakai hingga sekarang yaitu table tenis/tenis meja.19

Induk Olahraga tenis meja di Indonesia adalah PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) dan di dunia adalah ITTF (International Table Tennis Federation) yang anggotanya mencapai 215 negara dan PTMSI tercatat sebagai Anggota ITTF sejak tahun 1961.20 Dalam olahraga tenis meja, dua pemain (dalam nomor tunggal) atau dua tim masing-masing terdiri dari dua pemain (dalam nomor ganda), melakukan permainan yang terdiri dari beberapa set dan memperebutkan poin/angka tertentu, menggunakan raket/bat dari kayu yang ditutup karet untuk memukul sebuah bola berdiameter 40 mm berbahan dasar seluloid melewati sebuah net setinggi 15.25 cm, sehingga bola sampai ke sisi meja permainan lawan. Pada tanggal 1 Oktober tahun 2000, ukuran bola yang dipakai dalam olahraga tenis meja berubah dari yang sebelumnya menggunakan bola berdiameter 38mm menjadi 40mm dengan berat 2,7 gram dan dibuat dari material seluloid dan mejanya sendiri berukuran panjang 2.74 m, lebar 1,525 m dan tinggi 76 cm.21

Tujuan utama permainan tenis meja sendiri adalah untuk memenangkan permainan dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Tujuan lainnya

19

“Adi Pranajaya http://www.tenismeja.org/teknik/kenali-tenis-meja.html (diakes tanggal 10 Maret 2013)

20

http://id.wikipedia.org/wiki/Tenis_meja (diakes tanggal 10 Maret 2013)

21

Adi Pranajaya http://www.tenismeja.org/teknik/kenali-tenis-meja/242-tujuan-bermain-tenis-meja.html


(45)

biasanya untuk mencari kesenangan ataupun untuk menjadikan tubuh lebih sehat dan bugar di saat yang sama. Sebuah angka/poin berhak didapat seorang pemain ketika pemain lawan tidak bisa mengembalikan bola melewati net dan atau bola jatuh keluar dari meja. Sebuah permainan dimenangkan oleh pemain yang paling cepat mengumpulkan 11 poin, dan sedikitnya memiliki selisih 2 poin dibanding poin yang dimiliki lawan. Jika terjadi kedudukan 10 sama, maka pemain pertama yang mendapatkan keunggulan 2 poin atas lawannya berhak memenangkan set tersebut. Sebuah pertandingan dapat terdiri dari beberapa set permainan, tapi biasanya yang digunakan adalah sistem the best of 5 atau 7 games. Dalam sistem the best of 5, pemain pertama yang paling cepat meraih 3 set kemenangan adalah pemenangnya dan begitu juga dalam sistem best of 7, yang tercepat memenangi 4 set permainan keluar sebagai pemenangnya.

2.2 Gambaran Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja USU

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah Universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa.22 Untuk mendukung kegiatan dan aktivitas mahasiswa, Universitas Sumatera Utara menyediakan berbagai jenis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sesuai dengan bakat dan minat mahasiswa. Salah satunya adalah Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU.

22


(46)

Beragam jenis kegiatan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara yang semuanya bertujuan untuk mengembangkan bakat mahasiswa sesuai bidang keminatannya masing-masing. Unit kegiatan mahasiswa juga merupakan suatu wadah bagi mahasiswa mengatasi kejenuhan dengan kegiatan perkuliahan sehari-hari. Dengan mendapatkan pengalaman tambahan, mahasiswa dapat menggali nilai tambah dari kegiatannya, agar dapat dipergunakan ketika lulus dari Univeritas Sumatera Utara kelak. Unit kegiatan mahasiswa (UKM) tenis meja ini adalah suatu wadah pembinaan dan pelatihan untuk anggota tenis meja atau mahasiswa sebagai pengemban dalam mengembangkan minat dan bakat dalam olahraga tenis meja.

Awal mulai dibentuknya UKM tenis meja USU adalah sejak tahun 2007, pihak rektorat sudah mengusulkan kepada beberapa mahasiswa yang pada saat itu mempunyai minat dalam bermain tenis meja agar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU dibentuk, tapi karena adanya beberapa kendala dan terbatasnya anggota yang ingin bergabung pada saat itu maka usul tersebut masih belum terlaksana hingga pada bulan Agustus tahun 2008 sebuah proposal pembentukan UKM tenis meja USU diserahkan kepada pihak rektorat yang kemudian disahkan pembentukan UKM tenis meja USU melalui SK yang dikeluarkan oleh pihak rektorat. Proses pelaksanan terbentuknya UKM tenis meja USU yaitu pada tanggal 26 Januari 2008 akan diselenggarakan Pertandingan Olahraga dan Pagelaran budaya mahasiswa antar negara Indonesia Malaysia dan Thailand di Universitas Sumatera Utara. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka The 10th IMT-GT Varsity Carnival Universitas Sumatera Utara


(47)

Medan-Indonesia. Pagelaran Budaya Negara sendiri dilaksanakan di Gelanggang Mahasiswa dan Pendopo USU. Sedangkan pertandingan olahraga lainnya mempertandingkan beberapa cabang diantaranya tenis meja, sepak bola, Bola Voly, badminton, tenis lapangan dan bola basket. Masing-masing kegiatan olahraga tersebut akan dilaksanakan di stadion USU, lapangan Fak. Sastra, lapangan tenis CIKAL, GOR Analisa dan GOR Polonia. Kedua kegiatan tersebut diselingi dengan Seminar dan Presentasi Karya Ilmiah Mahasiswa dari Universitas negara peserta yang hadir.

Pada saat itu, sebelum Kejuaraan The 10th IMT-GT Varsity Carnival Universitas Sumatera Utara Medan-Indonesia dimulai, USU kesulitan dalam mencari pemain tenis meja yang akan ikut bertanding di Kejuaraan tersebut karena UKM tenis meja USU masih belum terbentuk sehingga sulit untuk mencari pemain-pemain yang berbakat. Dalam Kejuaraan The 10th IMT-GT Varsity Carnival tersebut, sistem pertandingannya adalah sistem beregu, yaitu setiap perwakilan universitas wajib mengirimkan minimal pemain tenis meja masing-masing 4 putra dan 4 putri dan maksimal 5 putra dan 5 putri. Sehingga pihak biro rektorat agak kesulitan mencari mahasiswa yang berbakat bermain tenis meja sehingga pihak rektorat mempercayakan kepada Fatimah Zahro Harahap, dari Fakultas Ekonomi stambuk 2005 untuk mencari pemain-pemain tenis meja dengan cara menyebar brosur-brosur di berbagai fakultas Universitas Sumatera Utara untuk ikut kejuaraan tersebut dan apabila mahasiswa yang mendaftar melebihi dari jumlah yang diharapkan maka akan diseleksi. Dari hasil seleksi tersebut muncullah beberapa pemain tenis meja dari beberapa fakultas yang akan


(48)

mewakili Universitas Sumatera Utara untuk ikut dalam kejuaraan The 10th IMT-GT Varsity Carnival, pada pertandingan tersebut, hasil yang diperoleh kurang memuaskan, team tenis meja USU kalah baik team putra maupun team putri.

Namun setelah usai kejuaraan tenis meja The 10th IMT-GT Varsity Carnival tersebut, para pemain tenis meja atau mahasiswa yang mewakili team tenis meja USU tersebut tidak patah semangat walaupun kalah dalam pertandingan The 10th IMT-GT Varsity Carnival, mereka terus saja ikut latihan, jadi setelah selesai pertandingan mereka tetap bermain tenis meja di Gor Cikal USU, dan kebetulan jumpa dengan pelatih tenis meja yang bernama Pandapotan Nainggolan (Pegawai Fakultas Hukum), jadi pada saat melatih, mereka juga tertarik dalam pelatihan yang pelatih bina, jadi pelatihan sebelum terbentuknya UKM tenis meja dalam bentuk latihan privat bukan terorganisir tapi ikut dalam klub yang dibina Pandapotan Nainggolan, jadi setelah berkenalan, saat itu pelatih sarankan kepada mahasiswa untuk menciptakan suatu wadah untuk kegiatan organisasi dan berlatih tenis meja, dan mahasiswa pun tertarik untuk ikut bergabung dan termotivasi untuk lebih mengembangkan bakatnya masing-masing dalam pelatihan tenis meja tersebut dan jumlah mereka pun sewaktu itu sudah cukup untuk membentuk suatu kepengurusan UKM tenis meja, sehingga mereka akhirnya mengusulkan kepada biro rektor di bagian kemahasiswaan PR3, dan membuat permohonan untuk membentuk suatu wadah dalam berlatih tenis meja khusus untuk mahasiswa yang disebut dengan UKM Tenis Meja USU dan pihak rektorat pun menyetujui dibentuknya UKM Tenis Meja USU sehingga Agustus 2008 disahkan pembentukan UKM tenis meja USU melalui SK yang dikeluarkan


(49)

oleh pihak rektorat. Setelah terbentuknya UKM tenis meja USU dibuatlah rancangan daripada kepengurusan UKM tenis meja, sehingga dalam rancangan kepengurusan itu Pandapotan Nainggolan ditunjuk sebagai pelatih.

Tempat latihan UKM tenis meja USU bertempat di GOR Cikal USU. Gedung olahraga UKM tenis meja Universitas Sumatera Utara ataupun lebih dikenal dengan GOR Cikal USU karena di depan pintu masuknya terdapat tulisan Cikal berada di antara pintu 3 dan pintu 4 kampus USU di samping Bank Sumut. Cikal merupakan suatu lembaga yang merupakan wujud kerjasama Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil (Kanwil Depkop & PPK) Sumatera Utara. Lembaga ini disepakati bernama CIKAL yang merupakan akronim dari “CIPTAKAN INDUSTRI UKM KREATIF ANDALAN” 23.

Gambar 1 : Jalan menuju GOR Cikal USU, dikatakan GOR CIKAL USU karena di depan pintu masuknya terdapat tulisan CIKAL.

23


(50)

Gambar 2 : GOR Cikal USU tampak dari luar, tempat latihan UKM tenis meja dan UKM badminton USU. Disebelah kanan adalah tempat latihan UKM basket dan sebelah kiri adalah tempat latihan UKM Bola volley USU.

Gambar 3 : GOR Cikal USU tampak dari dalam, anggota UKM tenis meja USU sedang latihan bermain tenis meja.


(51)

Gedung olahraga Cikal USU berlokasi di Kampus USU tepatnya di jalan Dr. Mansyur No. 9B Kampus USU Medan yang diresmikan tanggal 24 Maret 1997. Dalam kawasan ini juga terdapat UKM olahraga lainnya yang berada dibawah naungan rektorat USU. UKM tenis meja USU sendiri bertempat di dalam ruangan yaitu di dalam Gedung olahraga Cikal USU. Dalam Gedung olahraga Cikal USU ini terdapat UKM olahraga lain, yaitu UKM Badminton (bulutangkis) USU yang sudah lebih lama terbentuk dibanding dengan UKM tenis meja USU. Kedua UKM olahraga ini berbagi lapangan dalam setiap latihan terutama di hari selasa, karena di hari tersebut kedua UKM sama-sama memiliki jadwal latihan. Di luar lapangan dari Gedung olahraga tenis meja USU terdapat dua (2) UKM lagi, yaitu di lapangan depan terdapat UKM Basket USU sedangkan di lapangan samping terdapat UKM Volley ball (bola voli) USU. Dari lapangan basket ini kita juga dapat menyaksikan UKM Bola berlatih di Stadion mini USU yang bertempat di pintu 4 USU, dan dari belakang Gedung olahraga USU kita juga dapat menyaksikan permainan soffball. Dengan adanya UKM-UKM olahraga yang saling berdekatan ini maka mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dari masing-masing UKM olahraga di USU pun dapat menyaksikan UKM olahraga yang lain latihan di waktu luang dan juga dapat saling mengenal antar sesama mahasiswa USU. Selain itu, GOR Cikal USU ini juga merupakan suatu sarana dan fasilitas yang dikelola oleh pihak rektorat USU, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan di GOR Cikal USU tersebut harus diketahui oleh pihak rektorat, termasuk penyelenggaraan pertandingan.


(52)

Adapun beberapa UKM olahraga yang berada dalam naungan USU adalah sbb :

Tabel 1

Nama UKM Olahraga di USU, jadwal dan tempat latihan No. Nama UKM

Olahraga

Jadwal Latihan

Pukul Tempat Latihan 1. Tenis meja Selasa, Kamis

dan Sabtu

18.00-20.00 wib

GOR Cikal USU 2. Tenis lapangan  Rabu

 Minggu,

16.00-18.00 08.00-11.00 wib Lapangan tenis Stadion USU, Pintu IV 3. Badminton Selasa, Jum'at

dan Sabtu

16.00-19.00 wib

GOR Cikal USU 4. Basket Senin, Rabu,

dan Jum’at 16.00-18.00 wib Lapangan bola Basket Cikal USU

5. Volley ball Senin, Rabu, dan Jum’at

16.00-18.00 wib

Lapangan bola Volly Cikal USU

6. Futsal Rabu dan

Jum’at

16.00-18.00 wib

Lapangan Futsal FK USU

7. Sepakbola Selasa, Kamis dan Jum’at

16.00–18.00 wib

Stadion Mini USU & Lapangan FISIP USU

Pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU selain bertujuan sebagai wadah bagi mahasiswa USU untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa dalam bermain tenis meja, juga merupakan suatu tempat dimana mahasiswa dapat menjalin persahabatan, berbagi pengalaman dan pengetahuan serta UKM tenis meja USU juga merupakan suatu organisasi yang memiliki struktur kepengurusan dan peraturan tertentu dalam menjalankan berbagai program, dan diharapkan para mahasiswa yang sudah tergabung dalam UKM tenis meja USU dapat belajar berorganisasi yang dapat bermanfaat setelah tamat kuliah dan terjun ke dunia kerja.


(53)

BAB III

ATURAN-ATURAN DALAM PEREKRUTAN ANGGOTA, JADWAL LATIHAN SERTA PAKAIAN/ KOSTUM YANG DIGUNAKAN

3.1 Aturan-aturan dalam perekrutan anggota

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja merupakan organisasi kemahasiswaan atau suatu wadah di tingkat Universitas yang fungsinya menampung minat dan bakat dari para mahasiswa Universitas Sumatera Utara, untuk menyalurkan hobi, minat, dan bakat mahasiswa tersebut dalam bidang olahraga tenis meja. Dalam pelaksanaannya para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU juga mempunyai kegiatan yang bertujuan untuk merekrut anggota baru dengan mencari mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat dalam bidang olahraga tenis meja untuk bergabung dan dilatih di UKM tenis meja USU.

Untuk meningkatkan jumlah peminat tenis meja di lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara, pengurus UKM tenis meja USU berusaha merekrut anggota melalui kegiatan open rekruitment di sepanjang periode kepengurusan, terutama disetiap semester baru, yang dimana mahasiswa-mahasiswi baru yang mempunyai minat dan bakat dalam olahraga tenis meja tersebut dapat mengetahui bahwa Universitas Sumatera Utara mempunyai dan menyediakan suatu wadah UKM tenis meja yang dapat menyalurkan minat dan bakat mahasiswa-mahasiswi dalam bidang olahraga tenis meja.


(54)

Dalam mencapai tujuan kegiatan perekrutan anggota baru tersebut, pengurus UKM tenis meja USU memberikan tugas kepada beberapa anggota UKM tenis meja yang sudah menjadi anggota resmi UKM tenis meja USU untuk mensosialisasikan setiap kegiatan atau program yang akan dilaksanakan serta memasang poster atau brosur-brosur yang disebarkan di masing-masing fakultas dan juga dengan memasang spanduk perekrutan anggota baru di sekitar kampus Universitas Sumatera utara. Dengan tersosialisasikannya kegiatan untuk perekrutan anggota baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah mahasiswa/i untuk bergabung dan ikut berlatih bersama dalam UKM tenis meja USU.

Dalam kegiatan perekrutan kader-kader tenis meja tersebut, koordinator pelaksana (kopel) UKM tenis meja USU (Panusunan Nasution, S.Sos) yang juga Kabag kemahasiswaan di biro rektor mendukung sepenuhnya usaha-usaha dalam perekrutan anggota baru untuk meningkatkan peran UKM tenis meja dalam menyalurkan minat dan bakat mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan mengharapkan para mahasiswa dapat aktif dan terlibat serius dalam kegiatan ini sebagai upaya menciptakan mahasiswa berprestasi dan penunjang kesehatan/ kebugaran sebagai seorang mahasiswa.

Untuk bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU juga mempunyai persyaratan tertentu. Adapun syarat-syarat untuk menjadi anggota dalam Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU adalah selain mempunyai minat dan bakat harus memiliki keseriusan untuk mengikuti pelatihan UKM tenis meja dan mahasiswa tersebut mempunyai kemauan untuk memperoleh prestasi.


(55)

Pesyaratan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa-mahasiswi USU D3 dan S1 yang masih aktif dalam perkuliahan

2. Mengisi formulir pendaftaran dan membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 30.000/ mahasiswa

3. Mempunyai sepatu olahraga dan bat tenis meja sendiri, sesuai dengan standar ITTF

4. Aktif dalam kegiatan latihan rutin UKM tenis meja.

5. Membayar uang iuran Rp. 10.000/ bulan setiap anggota maupun pengurus UKM tenis meja.

Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa tenis meja USU juga menambahkan bahwa kegiatan perekrutan anggota baru UKM tenis meja, tidak menargetkan berapa banyak jumlah peserta yang akan mendaftar sebagai anggota baru, namun UKM tenis meja USU ingin agar olahraga tenis meja juga dikenal oleh mahasiswa-mahasiswi di berbagai fakultas Universitas Sumatera Utara.

Selain itu dalam hal perekrutan anggota baru, semua mahasiswa S1 dan ekstensi boleh bergabung menjadi anggota UKM tenis meja dan tidak ditentukan mahasiswa tersebut apakah semester 1, 2, 3, 4, dst atau non semester (mau menyelesaikan tugas akhir) yang penting mahasiswa tersebut masih berstatus aktif sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan mempunyai niat dan minat dalam mengikuti kegiatan latihan UKM tenis meja. Dengan ketentuan dan aturan tersebut, jadi siapa saja boleh ikut bergabung dalam UKM tenis meja, dengan


(56)

tidak memandang mahasiswa/i tersebut berasal dari fakultas, jurusan, agama, suku, dan stambuk berapa, bahkan mahasiswa tingkat akhir pun boleh ikut bergabung. Dan ketika saya tanyai kepada ketua UKM tenis meja yang sekarang yang bernama Maulana A. Ravi (22 tahun), bagaimana jika mahasiswa semester akhir ikut bergabung untuk menjadi anggota UKM tenis meja, apakah dia serius untuk ikut latihan rutin UKM ? atau hanya ingin ikut-ikutan saja dan setelah itu tidak ikut latihan lagi ? berikut adalah pernyataannya :

“Di dalam mengikuti latihan UKM tenis meja syarat utamanya adalah terdaftar sebagai anggota resmi UKM tenis meja, bagi mahasiswa USU yang belum terdaftar sebagai anggota UKM tenis meja tidak diperbolehkan mengikuti latihan rutin yang dilaksanakan seminggu 3 x, namun di luar jadwal latihan tersebut mahasiswa yang belum terdaftar dapat menggunakan fasilitas tenis meja di Gor Cikal USU, dan untuk mahasiswa tingkat akhir yang ingin mendaftar, boleh saja, semasih mahasiswa tersebut masih berstatus sebagai mahasiswa USU dan belum di DO, tetapi beberapa pengalaman sebelumnya, mahasiswa tingkat akhir yang sudah bergabung tersebut hanya awal-awalnya saja datang latihan, kira-kira 3-4 minggu gitu, setelah itu tidak pernah ikut latihan lagi, dan ketika ditanyai mengapa tidak pernah latihan lagi, mahasiswa akhir tersebut mengatakan bahwa dirinya lagi sibuk menyelesaikan skripsi, dan oleh sebab itu kami juga sebagai pengurus mulai mengatur agar perekrutan mahasiswa/i lebih diutamakan yang masih muda, yang masih belum terlalu banyak jadwal kuliahnya atau belum tahap penyelesaian skripsi, karena hal tersebut dapat berdampak juga pada regenerasi internal keanggotaan UKM tenis meja.” (Wawancara tanggal 19 Maret 2013)

Mengenai keahlian bermain tenis meja dalam perekrutan anggota baru tidak harus memiliki keahlian terlebih dahulu atau sudah terlatih bermain tenis meja sewaktu masih sekolah atau sebelum memasuki perguruan tinggi, karena unit kegiatan mahasiswa tenis meja USU terbuka bagi semua


(57)

mahasiswa-mahasiswi USU yang ingin belajar bermain tenis meja dan merupakan suatu wadah yang disediakan oleh universitas untuk kegiatan mahasiswa-mahasiswi dalam menunjang kesehatan. Jadi bila ada mahasiswa/i USU yang masih belum bisa bermain dengan tenis meja dengan baik, di UKM tenis meja nanti dapat dilatih dengan baik oleh pelatih yang berpengalaman, yang penting mahasiswa-mahasiswi tersebut rindu untuk berlatih tenis meja dan punya kemauan yang kuat untuk berlatih serta meningkatkan permainan untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

Dalam meningkatkan ketertarikan mahasiswa-mahasiswi di berbagai fakultas universitas sumatera utara untuk ikut bergabung menjadi anggota UKM tenis meja, Pengurus UKM tenis meja bekerjasama dengan Biro rektor khususnya bagian kemahasiswaan juga mengadakan beberapa pertandingan yang melibatkan seluruh mahasiswa/i di berbagai fakultas USU untuk ikut berperan aktif dalam pertandingan dan ikut membela nama fakultas yang diwakili mahasiswa/i tersebut. Dan dengan kegiatan pertandingan seperti ini, mahasiswa-mahasiswi di berbagai fakultas USU tahu akan keberadaan UKM tenis meja USU dan dapat ikut serta untuk menjadi anggota dan bergabung dalam pelatihan UKM tenis meja. Progam pertandingan ini biasanya diselenggarakan 2-3 kali pertahun.

Pada dasarnya penerapan aturan dalam perekrutan anggota baru UKM tenis meja USU, menurut saya sudah cukup efektif karena tidak menerapkan peraturan yang memberatkan bagi calon anggota UKM. Calon anggota UKM tenis meja cukup mengisi formulir dan membayar uang pendaftaran dan mengenai persyaratan lainnya seperti memiliki sepatu dan bat sendiri hanyalah syarat


(58)

penunjang proses latihan, karena dengan memiliki sepatu dan bat sendiri mahasiswa/i lebih menghargai setiap alat-alat yang digunakannya dalam proses latihan. Dan Untuk meningkatkan keefektifan dalam perekrutan anggota baru, yang harus diperhatikan juga adalah kehadiran pengurus UKM di setiap jadwal latihan, untuk memudahkan calon anggota baru dalam mendapatkan formulir, karena biasanya bagi mahasiswa/i yang ingin bergabung dapat langsung mendaftar dan mengambil formulir pendaftaran di Gor Cikal USU tempat latihan UKM tenis meja dilaksanakan.

3.2 Aturan-aturan Dalam Jadwal Latihan

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis meja USU mempunyai tanggung jawab kepada atlet-atletnya untuk meningkatkan prestasi atlet pada khususnya dan mengharumkan nama universitas dan bangsa pada umumnya. Begitu pula sebaliknya atlet mempunyai tanggung jawab agar disiplin dalam latihan guna meraih prestasi yang baik dan mengharumkan nama universitas.

Dalam jadwal latihan rutin yang dilakukan dalam pelatihan, UKM tenis meja USU melaksanakan latihan 3 kali dalam seminggu, yaitu setiap hari selasa, kamis, dan sabtu. Dimulai dari pukul 18.00 wib sampai batas waktu yang tidak ditentukan, jadwal latihan ini disepakati dalam rapat kerja di awal periode kepengurusan. Batas waktu selesainya latihan tidak ditentukan karena setiap anggota UKM tenis meja biasanya latihan bebas setelah mendapatkan pelatihan dari pelatih. Untuk pelatihan dari pelatih biasanya mahasiswa dilatih selama 2 jam, dari jam 18.00wib – 20.00 wib dan setelah itu latihan bebas atau mahasiswa


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Hadikusuma, Hilman.

1992 Pengantar Antropologi Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti.

Irianto, Sulistyowati.

2003 Perempuan di antara berbagai pilihan hukum : Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Beckman, Benda.

2002 Goyahnya tangga menuju mufakat : Jakarta, KITLV Indonesia,

T.O. Ihromi.

2001 Antropologi Hukum sebuah bunga rampai. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Rahardjo, Satjipto.

1980 Hukum dan Masyarakat. Bandung : Angkasa

Geertz, Clifford.

1992 Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta :. Kanisius

Wiranata, I Gede A.B.

2002 Antropologi Budaya. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Thoha, Miftah.

1990 Perilaku Organisasi, Konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta : Rajawali.

Kansil, C.S.T.

1986 Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia : Jakarta. Balai Pustaka.


(2)

Silalahi, Batara Efendi

2012 Strategi Persaingan Bisnis. Skripsi S1 Departemen Antropologi FISIP USU Medan. Skripsi tidak diterbitkan

Pengurus Besar PTMSI.

2003 Tenis Meja “ Peraturan dan Ketentuan ” : Jakarta,

Koentjaraninggrat.

2002 Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Spradley P. James.

1997 Metode Etnografi. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana.

Irianto, Sulistyowati.

2012 Kajian Sosio Legal. Bali : Pustaka Larasan

Suparlan, Parsudi.

1986 Manusia, Kebudayaan dan Lingkungannya, Perspektif Antropologi Budaya. Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Soekanto, Soejono.

1990 Sosiologi. Suatu pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Bungin, Burhan.

2008 Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Persada.

Koentjaraninggrat.

1981 Metode – metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

Endaswara, Suwandi.

1996 Metodologi Penelitian kebudayaan, Yogyakarta : Gadjah Mada University. Press.


(3)

Sumber lain:

Hodges Larry “Pingpong, Meniti Tangga Kejayaan”

http://www.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=0pu-iiyPXUkC&oi=fnd&pg=PR4&dq=sejarah+tenis+meja&ots=IkUBvVYaTn&sig= NuWMejpzppM1pEdWTEowT7UaDVg&redir_esc=y#v=onepage&q=sejarah%2 0tenis%20meja&f=false (006)

Pranajaya Adi “Jurnal Tenis Meja”

http://www.jurnaltenismeja.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=115&Itemid=269

http://winfikar.blogspot.com/2011/01/masalah-penegakan-hukum-antara-concern.html

http://www.tenismeja.org/peraturan-tenis-meja/artikel-peraturan-a-perwasitan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Tenis_meja

http://suarakawan.com/27/01/2012/bukan-hanya-pssi-induk-olahraga-berkonflik-ptmsi-juga/

http://id.shvoong.com/social-sciences/2165626-metode-observasi/#ixzz22PEvHBJa


(4)

Daftar nama informan dalam penelitian

1. Nama : Pandapotan Nainggolan

Umur : 42 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelatih UKM tenis meja/ Staf di Fakultas Hukum

2. Nama : Panusunan Nasution

Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Koordinator pelaksana tenis meja USU

3. Nama : Maulana A. Ravi

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Mahasiswa/ Ketua UKM tenis meja 2012-2013

4. Nama : M. Sutan Reza

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Mahasiswa

5. Nama : Zahro Harahap

Umur : 26 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Alumni USU /Staff BP-BNFI Regional I Medan

6. Nama : Ananda Marina

Umur : 23 tahun

Jenis kelamin : Perempuan


(5)

7. Nama : Arif Hardiyanto

Umur : 23 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Mahasiswa

8. Nama : Rahmadaeni Giawa

Umur : 23 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Mantan Bendahara UKM tenis meja

9. Nama : Dwi Muthia Nadhira

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Mahasiswa

10. Nama : Friyuanita Lubis

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Mahasiswa

11. Nama : M. Zandhio Fahly

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki


(6)