Aplikasi Karakteristik Fisis Karakteristik Fisik Dan Kimia Limbah Cair Kelapa Sawit

13

2.4. Karakteristik Fisik Dan Kimia Limbah Cair Kelapa Sawit

Sifat fisik dan kimiawi limbah cair penting diketahui untuk keperluan penangannan, pengolahan maupun teknik manajemen lingkungan. Sifat-sifat tersebut juga dapat diterapkan dalam analisis limbah cair dari industri kelapa sawit Tobing,1997. Karakteristik fisik dan kimiawi limbah cair yang berasal dari setiap unit proses tersebut tidak sama karena peralatan yang digunakan, jumlah dan volume air pada setiap proses berbeda. Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya pertama yang dilakukan dalam pengolahan limbah, karena bersifat mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dari proses produksi. Di Indonesia, lebih dari 95 pabrik kelapa sawit mengolah limbah cair tanpa melakukan reduksi pada sumbernya terlebih dahulu Poeloengan,2000.

2.4.1. Aplikasi Karakteristik Fisis

Berdasarkan sifat fisika suatu limbah mudah untuk diukur atau dianalisa. Oleh karena itu, yang termasuk karakteristik fisika yang akan di observasi adalah sebagai berikut : a Total solid Total solid adalah total padatan yang merupakan indikator daya serap limbah cair terhadap udara oksigen. Kandungan padatan yang terdapat di dalam limbah disebabkan oleh senyawa-senyawa organik maupun anorganik. Pemisahan padatan dari suspensi karena pengendapan akibat gravitasi disebut sebagai sedimentasi Lubis,1992 Universitas Sumatera Utara 14 b Bau Limbah cair PKS mengeluarkan bau yang sangat tajam akibat pembusukan bahan organik yang dikandungnya. Bau yang berasal dari asam-asam yang mudah menguap merupakan gas-gas hasil fermentasi yang memberikan aroma spesifik, seperti hidrogen sulfida yang diuraikan oleh bakteri anaerobik kemudian bakteri anaerobik tersebut mereduksi sulfat menjadi sulfit. Bau ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman serta mengganggu suasana lingkungan. Bau juga merupakan petunjuk adanya pencemaran udara. Untuk menghindari terjadinya bau ini dapat dilakukan dengan pengawasan pH limbah cair antara 7.2-7.4, dengan demikian dapat dikurangi akumulasi asam-asam dan pembusukan bahan organik lainnya Tobing,1997. c Suhu Kenaikan suhu akan mempengaruhi kalarutan oksigen dalam air yang berakibat fatal bagi beberapa jenis ikan. Meskipun ikan dapat beradaptasi terhadap perubahan suhu, namun perubahan yang cepat dan terjadi secara tiba-tiba menyebabkan ikan tersebut akan mati. Suhu merupakan suatu indikator adanya polutan yang memiliki temperatur tinggi, namun tidak bisa berdiri sendiri sebagai parameter karena harus berkaitan dengan kondisi lain. Sebagai contoh, misalnya suhu perairan yang dinaikkan dari 11 C menjadi 22 C mengakibatkan konsentrasi oksigen terlarut turun daari 11,7 mgl menjadi 0,7 mgl Mahida,1984. Universitas Sumatera Utara 15 d Warna Warna merupakan ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum limbah cair. Air normal tidak berwarna, sehingga tampak bersih, bening, dan jernih. Bila air tersebut warnanya berubah maka hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar.

2.4.2. Aplikasi Karakteristik Kimiawi