7
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsumsi minyak nabati dunia pada tahun 1963-1967 sebesar 34,15 juta ton dan 4 -nya merupakan pangsa konsumsi minyak sawit. Pangsa ini meningkat
menjadi 14,9 dari konsumsi minyak nabati dunia sebesar 92,03 juta ton pada tahun 1993-1997. Kemudian meningkat lagi menjadi 18 dari konsumsi minyak
nabati dunia yang sebesar 117,88 juta ton pada tahun 2003-2007. Sementara data terakhir dari Direktorat Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan, Depperindag,
produksi minyak sawit Malaysia kini berkisar antara 8-9 juta ton, sedangkan produksi Indonesia sekitar 6 juta ton CPO yang dihasilkan dari 206 unit pabrik
minyak sawit. Seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan maka dampak positif
dari perkembangan sektor agroindustri umumnya dan perkebunan kelapa sawit khususnya, juga diikuti dengan dampak negatif terhadap lingkungan karena
dihasilkannya limbah cair, padat dan gas dari kegiatan kebun dan pabrik kelapa sawit PKS.
Limbah industri kelapa sawit baik limbah cair, padat maupun gas berpotensi merusak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Untuk melindungi
lingkungan dan kesehatan masyarakat, maka dibutuhkan serangkaian kegiatan untuk mengolah limbah tersebut. Langkah tersebut diikuti dengan meminimalisasi
limbah pada sumbernya. Pencemaran lingkungan adalah suatu hal yang harus dicegah, oleh karena itu
menteri lingkungan hidup mengeluarkan keputusan menteri nomor KEP- 51MENLH101995 yaitu kadar maksimum untuk BOD 100 mgl, COD 350
Universitas Sumatera Utara
8 mgl, pH 6,0 – 9,0, Ntotal 50 mgl, nitrogen amoniakal 20 mgl, VFA 300 mgl,
dan alkalinitas 2000 mgl. Kadar N total dan nitrogen amoniakal harus selalu terkendali atau dibatasi
jumlahnya pada limbah karena akan mempengaruhi ketersediaan oksigen dalam suatu limbah terutama limbah cair dimana akan mengakibatkan makhluk hidup
seperti ikan tidak dapat hidup disana dan juga berbahaya bagi masyarakat disekitarnya.
Masyarakat pada umumnya belum mengetahui apakah limbah yang dihasilkan oleh industri-industri yang ada di lingkungan mereka tersebut dapat
membahayakan lingkungan serta masyarakat disekitarnya, jika tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh menteri lingkungan hidup
Erningpraja dan Fauzan,2005
. 1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari melakukan analisa terhadap limbah cair di PT.PP. London Sumatera Indonesia. Tbk adalah untuk mengetahui kadar N total dan
nitrogen amoniakal dalam limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit, dan untuk mengetahui apakah kadarnya membahayakan atau tidak bagi
lingkungan dan masyarakat di sekitar pabrik dari segi kadar N total dan nitrogen amoniakal.
1.3. Mamfaat