Rumusan Masalah Batasan Masalah Kerangka Teori

semakin Nampak ketika tidak ada orang lain guru, orang tua merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberi dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan. 3 Oleh sebab itu, di dalam proses pembelajaran guru wajib untuk memberikan motivasi semaksimal mungkin demi mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan meningkatkan hasil belajar biologi tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis melihat pentingnya memberi motivasi pada peserta didik dalam pembelajaran khususnya biologi. Maka hal ini peneliti mengambil judul. “Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 kota jambi”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di sekolah Menengah Pertama negeri 22 kota jambi. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi di sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi? 2. Seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi? 3 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm.180 5 3. Seberapa besar skor signifikan hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?

C. Batasan Masalah

Untuk mencapai sasaran penelitian dan tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian, dan mengingat keterbatasan waktu, tenaga serta biaya, yang penulis miliki dan agar pembahasan lebih terfokus serta tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian, maka penulis perlu membatasi kajian penelitian. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi 2. Hasil belajar siswa pada nilai ulangan harian siswa tentang penguasaan siswa terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia. 3. Subyek penelitian siswa kelas VIII di sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi tahun ajaran 2013-2014.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Ingin mengetahui seberapa skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi b. Ingin mengetahui seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi. 6 c. Ingin mengetahui seberapa besar skor signifikansi hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar Biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 kota Jambi

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan Biologi pada khususnya. b. Sebagai masukan bagi guru mengenai motivasi belajar pada peserta didik dan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu S1 dalam Ilmu Pendidikan Tadris Biologi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.

E. Kerangka Teori

1. Motivasi Belajar a. Definisi Konseptual Motivasi berpangkal dari kata motif, yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern kesiapsiagaan. Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang 7 dikemukakan oleh Mc. Donald ini, maka terdapat tiga elemencirri pokok dalam motivasi, yakni motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. 4 Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif- motif pada diri peserta didik pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan- tujuan belajar. 5 Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan. 6 Motivasi adalah kondisi fisiologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan kebutuhan. 7 Karena merupakan kondisi psikologis, motivasi tidak dapat dilihat dengan kasad mata. Tetapi motivasi dapat dirasakan, diketahui dengan cara melihat bagaimana antusiasme seseorang dalam melakukan suatu hal yang berhubungan dengan keinginannya. Motivasi yaitu suatu dorongan yang mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. 8 Tanpa adanya sebuah aktivitas sebagai sebuah bentuk tindakan nyata, maka dorongan untuk mengubah energy dalam bentuk aktivitas tidak dapat 4 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm.19 5 Ahamad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hlm.11 6 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm3. 7 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bum Aksara, 2009, hlm.101. 8 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm.148. 8 berjalan dengan baik. Aktivitas nyata adalah perwujudan dari usaha seseorang untuk mendapatkan tujuannya. Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 9 Jadi motivasi merupakan sebuah perasaan yang halus yang lahir dari dalam diri seseorang tanpa adanya paksaan dari orang lain motivasi merupakan sebuah keinginan yang dengan kebetulan tekad direalisasikan atau diwujudkan oleh seseorang. Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk membuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah. 10 Motivasi belajar merupakan kekuatan power Motivation , daya pendorong Driving Vorce , atau alat pembangun kesediaan dan keinginan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan prilaku, baik dalam aspek kognitif, efektif, dan inovatif. 11 Hewitt mengemukakan bahwa attentional set merupakan dasar bagi perkembangan motivasi yakni yang bersifat social, artinya anak tersebut suka bekerja sama dengan anak yang lain dan dengan guru, ia mengharapkan 9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.73. 10 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.153. 11 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm.26. 9 penghargaan dari teman-temannya dan mencegah celaan mereka, dan ingin mendapatkan harga dirinya di kalangan kawan sekelasnya. Selanjutnya anak tersebut memperoleh motivasi untuk menguasai pelajaran master, termasuk penguasaan keterampilan intelektual. Dengan reforcement, yakni penghargaan atas keberhasilannya motivasi itu dapat penghargaan atas keberhasilannya keberhasilan itu dapat dipupuk. Taraf motivasi tertinggi menurut Hawitt ialah motivasi untuk achievement atau keberhasilan yang merupakan syarat agar anak itu didorong oleh kemauannya sendiri dan merasa kepuasan dalam mengatasi tugas-tugas yang kian bertambah sulit dan berat. Bila taraf ini tercapai, maka anak itu sanggup untuk belajar sendiri. 12 Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman- pengalaman yang memungkinkan mereka untuk belajar. Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain: 1 Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan bersiaga 2 Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar. 3 Membantu memenuhi keberhasilan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang. 13 Adapun jenis motivasi jenis motivasi dalam belajar dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut: 12 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.181. 13 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm.141. 10 1 Motivasi Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. 2 Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. 14 Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu sebagai berikut: 1 Memberi angka 2 Hadiah 3 Saingankompetensi 4 Ego-involvement 5 Memberi ulangan 6 Mengetahui hasil 7 Pujian 8 Hukuman 9 Hasrat untuk belajar 10 Tujuan yang diakui. 15 Berdasarkan teori-teori diatas maka dapat disentesiskan bahwa motivasi belajar adalah dorongan seseorang baik dari luar ataupun dari dalam diri 14 Hamzah B. Uno, Op.cit, hlm.23. 15 Sardiman, Op.cit, hlm.92-95. 11 seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku dan hasil belajar yang lebih baik lagi. b. Definisi Operasional Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapatkan perhatian agar tercapai perbaikan dalam motivasi: 1 Murid ingin bekerja dan akan bekerja keras bila ia berminat terhadap sesuatu. Ini berarti hasil belajar lebih baik bila murid dibangkitkan minatnya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat anak adalah : a. Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan rohani, jasmani, social dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan labil, ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan. b. Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanam pada anak hendaknya disadari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki. c. Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan murid. Anak yang tidak pernah mencapai hasil yang baik atau tidak pernah dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, akan merasa putus asa. d. Menggunakan alat-alat peraga dan metode mengajar. 12 2 Tetapkanlah tujuan-tujuan terbatas dan pantas serta tugas-tugas yang terbatas, jelas dan wajar. Kalau murid-murid memahami dengan tepat apa yang diinginkan dan dapat melihat dan merasakan nilai-nilai yang terdapat dalam tugas-tugas, pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik. Bekerja sama dengan kelas dalam menetapkan tujuan dan merencanakan kegiatan. Karena partisipasi seseorang dalam mengatur kegiatan-kegiatan akan menambah minatnya. 3 Usahakanlah agar murid-murid senantiasa akan mendapatkan informasi tentang kemajuan dan hasil-hasil yang dicapainya, dan janganlah menganggap kenaikan kelas sebagai alat motivasi yang utama. Guru yang menakuti-nakuti muridnya dengan mengatakan misalnya, kalau kamu tidak memperhatikan pelajaran dan tugas-tugas kamu akan diturunkan ke kelas yang lebih rendah, hanya menunjukkan bahwa pengajarannya tidak memadai. Pengetahuan akan kemajuan dan hasil belajar itu akan memperbesar kegiatan belajar dan memperbesar minat. 4 Hadiah biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik dari hukuman. Kendatipun demikian, pada saat ini boleh dipastikan bahwa murid memahami mengapa hukuman itu diberikan, dalam bentuk apa hukuman itu dan bagaimana menghindarinya pada masa yang akan datang jadi memberi petunjuk bagaimana berbuat lebih baik. Perlu diingat bahwa seseorang yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya, tetapi akan gagal lagi bila tekanan itu sudah hilang, 13 5 Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu anak. Pada umumnya anak-anak preadolescent dan permulaan adolescent memiliki cita-cita yang tinggi dan sering mereka memberi respons dalam bentuk kerja sama, permainan, kejujuran, dan kerajinan. Rasa ingin tahu murid adalah motivator yang berharga. Kalau guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu murid, dorongan itu akan menghasilkan usaha-usaha yang menakjubkan. 6 Setiap orang menginginkan sukses berhasil dalam usahanya dan kalau sukses itu tercapai, akan menambahkan kepercayaan kepada diri sendiri. Alangkah senangnya murid yang telah berhasil menyelesaikan ujian-ujiannya, alangkah bahagianya regu olahraga kelas yang menjadi juara sekolah dan sebagainya. Semua orang perlu akan sukses, harus mengusahakan bagaimana sukses itu dapat dicapai. 7 Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan mendorong partisipasi murid. Dalam situasi seperti itu proses belajar akan berlangsung dengan baik, murid menyenangi sekolah dan kalau murid sudah senang dengan sekolah, hasil belajar akan meningkat. Sekolah yang menyenangkan adalah sekolah yang padanya banyak terjadi belajar mengajar yang baik. 8 Motivasi adalah alat bagi pengajaran, bukan tujuan dan untuk kesempurnaan memerlukan perhatian terhadap setiap individu. Ingatlah bahwa setiap murid 14 mengamati hanya semampu pengalaman, kesanggupan dan latar belakang yang me mungkinnya. 16 Tabel 1.1. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun N o Indikator Pernyataan Jumlah Pernyataan 1. Ketekunan dalam belajar 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9 8 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 6, 10, 11, 12 4 3. Minat dalam ketajaman dalam belajar 13, 14, 15, 16 4 4. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan 26, 27, 30 3 5. Mandiri dalam belajar 19, 20, 28, 29`` 4 6. Drive dorongan 17, 18, 21, 22, 23, 24, 25 7 Jumlah 30 2. Hasil Belajar a. Definisi Konseptual Hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. 17 Kemampuan-kemampuan ini sangat erat kaitannya dengan apa yang sudah dipelajari secara teoritis. Hasil belajar pada dasarnya juga merupakan sebuah bentuk pemahaman terhadap pelajaran yang telah dilakukan oleh seseorang, dalam institusi resmi dan merupakan bentuk pendidikan secara formal, hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan evaluasi, baik tertulis maupun lisan. 16 Zakiah Daradjat, Op,cit, hlm.143-145. 17 Hamzah B Uno, Op.cit, hlm.11. 15 Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. 18 Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 19 Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. 20 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 21 Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan ability, dan keterampilan. 22 Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disismpulkan bahwa sintesis dari teori hasil belajar adalah seauatu yang didapat setelah mengalami proses pembelajaran yang dilakukan antara dua orang individu atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan baik yang berupa suatu nilai angka ataupun perubahan dari tingkah laku. b. Definisi Operasional Berdasarkan beberapa penjelasan teori mengenai hasil belajar maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perolehan nilai ataupun perubahan tingkah laku dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. 18 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogayakarta Pustaka Pelajar, 2009. Hlm.45 19 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta, Multi Pressindo, 2009, hlm.14 20 Ibid, hlm.15 21 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2000, hlm.22 22 Lufri, Strategi Pembelajaran Biologi Teori, Praktik dan Penelitian,Padang: UNP Press, 2007, hlm.10 16 Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan, maka semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh. Masalah yang dihadapi sampai sejauh mana tingkat keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa, dari sinilah dapat timbul gambaran nyata tentang keberhasilan belajar siswa. 3. Analisis Teoritik Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Analisis hubungan adalah bentuk analisis variabel data penelitian untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan diantara variabel-ariabel, dan besarnya pengaruh variabel yang satu variabel bebas, variabel independen terhadap variabel lainnya variabel terikat, variabel dependen. Motivasi belajar adalah merupakan factor psikis yang bersifat non- intelektual. Peranannya yang sangat khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang tidak akan memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedarseremonial. Seseorang yang memiliki inteligensia cukup tinggi, mentalboleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. 23

F. Hipotesis