Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan

(1)

PROPOSAL

Nama : Yenis Manila

NIM N

: Tb. 100538

Fakultas/Jurusan J: Tarbiyah / tadris biologi

Semester J: VI (Enam)

Judul Proposal :: Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.


(2)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insane maupun sebagai sumber daya pembangunan. Pembangunan manusia sebagai insane dan sumber daya pembangunan adalah menekankan pada harkat, martabat, hak dan kewajiban manusia. Hal tersebut tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia, baik etika estetika, maupun logika oleh karena itu, pemahaman terhadap manusia merupakan suatu yang penting pembangunan manusia sebagai insane tidak terbatas pada kelompok umur tertentu, tetapi berlangsung dalam seluruh kehidupan manusia salah satu kelompok manusia yang sedang dalam proses dibangun di bangun adalah dalam konteks pendidikan.

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 pasal 1 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.1

Proses pendidikan tersebut dapat dilihat usahanya pada lembaga pendidikan seperti sekolah. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan usaha 1 Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(3)

sekolah dalam membekali anak dengan pendidikan yang bersifat formal dan terprogram secara sistematis. Membekali anak dengan pendidikan yang bersifat formal dan terprogram secara sistematis. Pembekalan pendidikan melalui proses belajar tersebut bertujuan untuk mempersiapkan anak didik melalui sumber daya manusia yang berkualitas.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu interaksi atau hubungan timbale balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.2

Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan miskin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang menarik minat orang lain tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dan kebutuhannya.

Motivasi adalah unsure yang utama dalam proses belajar dan belajar tidak akan berlangsung tanpa perhatian. Sesuatu secara spontan segera setelah diberi perangsang. Karena itu tertarik kepada hal itu, dikatakan bahwa hal itu tidak lagi menarik perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan menarik bila anak memperhatikan secara spontan tanpa usaha. Hal ini dimungkinkan karena dorongan-dorongan dasar (basic Drive) pada anak berfungsi atau sikap-sikap, penghargaan minat dan tingkah laku yang diperoleh sebelumnya melalui pengalaman, membuat sesuatu 2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, hlm.4


(4)

menarik perhatian murid bukan karena usaha guru yang membuat pelajaran itu menarik, maka hal itu disebabkan oleh murid tertarik secara spontan kepada materi itu.

Bila tidak ada perhatian spontan, yakni anak yang tidak tertarik dengan segera dan akan memberi perhatian setelah motif yang kuat, maka guru harus memotivasi atau memaksa murid memperhatikan aktivitas belajar. Kalau guru sudah memiliki motif, ia akan memberikan perhatian walaupun belajar itu tidak menarik. Perhatian ini sangat penting karena kebanyakan materi pelajaran yang diberikan di sekolah kurang menarik.

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup kesulitan dalam mempelajari biologi terkadang membuat siswa menjadi jenuh, malas dan kurang minat, terhadap materi yang disampaikan guru, jika kondisi semacam ini terus dibiarkan dalam waktu yang panjang, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar biologi dan juga akan berdampak buruk bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, karena pelajaran biologi termasuk dalam salah satu pelajaran yang di UAN kan.

Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kegiatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan Nampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain tampak melalui keaktifan bertanya, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Di dalam aktivitas belajar sendiri, motivasi individu dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Sebaliknya siswa-siswa yang tidak atau kurang tidak atau kurang memiliki motivasi, umumnya kurang bertahan untuk belajar lebih lama, kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas. Sikap yang kurang positif di dalam belajar ini


(5)

semakin Nampak ketika tidak ada orang lain (guru, orang tua) merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberi dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.3

Oleh sebab itu, di dalam proses pembelajaran guru wajib untuk memberikan motivasi semaksimal mungkin demi mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan meningkatkan hasil belajar biologi tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis melihat pentingnya memberi motivasi pada peserta didik dalam pembelajaran khususnya biologi. Maka hal ini peneliti mengambil judul.

“Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 kota jambi”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di sekolah Menengah Pertama negeri 22 kota jambi.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi di sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?

2. Seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?


(6)

3. Seberapa besar skor signifikan hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?

C. Batasan Masalah

Untuk mencapai sasaran penelitian dan tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian, dan mengingat keterbatasan waktu, tenaga serta biaya, yang penulis miliki dan agar pembahasan lebih terfokus serta tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian, maka penulis perlu membatasi kajian penelitian. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi

2. Hasil belajar siswa pada nilai ulangan harian siswa tentang penguasaan siswa terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.

3. Subyek penelitian siswa kelas VIII di sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi tahun ajaran 2013-2014.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Ingin mengetahui seberapa skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi

b. Ingin mengetahui seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi.


(7)

c. Ingin mengetahui seberapa besar skor signifikansi hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar Biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 kota Jambi

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan Biologi pada khususnya.

b. Sebagai masukan bagi guru mengenai motivasi belajar pada peserta didik dan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam Ilmu Pendidikan Tadris Biologi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.

E. Kerangka Teori

1. Motivasi Belajar a. Definisi Konseptual

Motivasi berpangkal dari kata motif, yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang


(8)

dikemukakan oleh Mc. Donald ini, maka terdapat tiga elemen/cirri pokok dalam motivasi, yakni motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.4

Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif- motif pada diri peserta didik/ pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan- tujuan belajar.5

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan.6

Motivasi adalah kondisi fisiologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan).7

Karena merupakan kondisi psikologis, motivasi tidak dapat dilihat dengan kasad mata. Tetapi motivasi dapat dirasakan, diketahui dengan cara melihat bagaimana antusiasme seseorang dalam melakukan suatu hal yang berhubungan dengan keinginannya.

Motivasi yaitu suatu dorongan yang mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.8

Tanpa adanya sebuah aktivitas sebagai sebuah bentuk tindakan nyata, maka dorongan untuk mengubah energy dalam bentuk aktivitas tidak dapat

4 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm.19

5 Ahamad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hlm.11

6 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm3.

7 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bum Aksara, 2009, hlm.101.

8 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm.148.


(9)

berjalan dengan baik. Aktivitas nyata adalah perwujudan dari usaha seseorang untuk mendapatkan tujuannya.

Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.9

Jadi motivasi merupakan sebuah perasaan yang halus yang lahir dari dalam diri seseorang tanpa adanya paksaan dari orang lain motivasi merupakan sebuah keinginan yang dengan kebetulan tekad direalisasikan atau diwujudkan oleh seseorang.

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk membuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.10

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power Motivation) , daya pendorong (Driving Vorce) , atau alat pembangun kesediaan dan keinginan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan prilaku, baik dalam aspek kognitif, efektif, dan inovatif.11

Hewitt mengemukakan bahwa attentional set merupakan dasar bagi perkembangan motivasi yakni yang bersifat social, artinya anak tersebut suka bekerja sama dengan anak yang lain dan dengan guru, ia mengharapkan

9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.73.

10 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.153.

11 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm.26.


(10)

penghargaan dari teman-temannya dan mencegah celaan mereka, dan ingin mendapatkan harga dirinya di kalangan kawan sekelasnya. Selanjutnya anak tersebut memperoleh motivasi untuk menguasai pelajaran (master), termasuk penguasaan keterampilan intelektual. Dengan reforcement, yakni penghargaan atas keberhasilannya motivasi itu dapat penghargaan atas keberhasilannya keberhasilan itu dapat dipupuk. Taraf motivasi tertinggi menurut Hawitt ialah motivasi untuk achievement atau keberhasilan yang merupakan syarat agar anak itu didorong oleh kemauannya sendiri dan merasa kepuasan dalam mengatasi tugas-tugas yang kian bertambah sulit dan berat. Bila taraf ini tercapai, maka anak itu sanggup untuk belajar sendiri.12

Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka untuk belajar.

Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain:

1) Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan bersiaga 2) Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan

dengan pencapaian tujuan belajar.

3) Membantu memenuhi keberhasilan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.13

Adapun jenis motivasi jenis motivasi dalam belajar dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:

12 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.181.

13 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm.141.


(11)

1) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

2) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.14

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu sebagai berikut:

1) Memberi angka 2) Hadiah

3) Saingan/kompetensi 4) Ego-involvement 5) Memberi ulangan 6) Mengetahui hasil 7) Pujian

8) Hukuman

9) Hasrat untuk belajar 10) Tujuan yang diakui.15

Berdasarkan teori-teori diatas maka dapat disentesiskan bahwa motivasi belajar adalah dorongan seseorang baik dari luar ataupun dari dalam diri

14 Hamzah B. Uno, Op.cit, hlm.23.


(12)

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku dan hasil belajar yang lebih baik lagi.

b. Definisi Operasional

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapatkan perhatian agar tercapai perbaikan dalam motivasi:

1) Murid ingin bekerja dan akan bekerja keras bila ia berminat terhadap sesuatu. Ini berarti hasil belajar lebih baik bila murid dibangkitkan minatnya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat anak adalah :

a. Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan rohani, jasmani, social dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan labil, ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.

b. Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanam pada anak hendaknya disadari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki.

c. Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan murid. Anak yang tidak pernah mencapai hasil yang baik atau tidak pernah dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, akan merasa putus asa. d. Menggunakan alat-alat peraga dan metode mengajar.


(13)

2) Tetapkanlah tujuan-tujuan terbatas dan pantas serta tugas-tugas yang terbatas, jelas dan wajar. Kalau murid-murid memahami dengan tepat apa yang diinginkan dan dapat melihat dan merasakan nilai-nilai yang terdapat dalam tugas-tugas, pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik. Bekerja sama dengan kelas dalam menetapkan tujuan dan merencanakan kegiatan. Karena partisipasi seseorang dalam mengatur kegiatan-kegiatan akan menambah minatnya.

3) Usahakanlah agar murid-murid senantiasa akan mendapatkan informasi tentang kemajuan dan hasil-hasil yang dicapainya, dan janganlah menganggap kenaikan kelas sebagai alat motivasi yang utama. Guru yang menakuti-nakuti muridnya dengan mengatakan misalnya, kalau kamu tidak memperhatikan pelajaran dan tugas-tugas kamu akan diturunkan ke kelas yang lebih rendah, hanya menunjukkan bahwa pengajarannya tidak memadai. Pengetahuan akan kemajuan dan hasil belajar itu akan memperbesar kegiatan belajar dan memperbesar minat.

4) Hadiah biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik dari hukuman. Kendatipun demikian, pada saat ini boleh dipastikan bahwa murid memahami mengapa hukuman itu diberikan, dalam bentuk apa hukuman itu dan bagaimana menghindarinya pada masa yang akan datang (jadi memberi petunjuk bagaimana berbuat lebih baik). Perlu diingat bahwa seseorang yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya, tetapi akan gagal lagi bila tekanan itu sudah hilang,


(14)

5) Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu anak. Pada umumnya anak-anak preadolescent dan permulaan adolescent memiliki cita-cita yang tinggi dan sering mereka memberi respons dalam bentuk kerja sama, permainan, kejujuran, dan kerajinan. Rasa ingin tahu murid adalah motivator yang berharga. Kalau guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu murid, dorongan itu akan menghasilkan usaha-usaha yang menakjubkan.

6) Setiap orang menginginkan sukses (berhasil) dalam usahanya dan kalau sukses itu tercapai, akan menambahkan kepercayaan kepada diri sendiri. Alangkah senangnya murid yang telah berhasil menyelesaikan ujian-ujiannya, alangkah bahagianya regu olahraga kelas yang menjadi juara sekolah dan sebagainya. Semua orang perlu akan sukses, harus mengusahakan bagaimana sukses itu dapat dicapai.

7) Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan mendorong partisipasi murid. Dalam situasi seperti itu proses belajar akan berlangsung dengan baik, murid menyenangi sekolah dan kalau murid sudah senang dengan sekolah, hasil belajar akan meningkat. Sekolah yang menyenangkan adalah sekolah yang padanya banyak terjadi belajar mengajar yang baik.

8) Motivasi adalah alat bagi pengajaran, bukan tujuan dan untuk kesempurnaan memerlukan perhatian terhadap setiap individu. Ingatlah bahwa setiap murid


(15)

mengamati hanya semampu pengalaman, kesanggupan dan latar belakang yang me mungkinnya.16

Tabel 1.1. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun

N

o Indikator Pernyataan

Jumlah Pernyataan

1. Ketekunan dalam belajar 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9 8

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 6, 10, 11, 12 4

3. Minat dalam ketajaman dalam belajar

13, 14, 15, 16 4

4. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

26, 27, 30 3

5. Mandiri dalam belajar 19, 20, 28, 29`` 4

6. Drive / dorongan 17, 18, 21, 22, 23,

24, 25

7

Jumlah 30

2. Hasil Belajar a. Definisi Konseptual

Hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.17

Kemampuan-kemampuan ini sangat erat kaitannya dengan apa yang sudah dipelajari secara teoritis. Hasil belajar pada dasarnya juga merupakan sebuah bentuk pemahaman terhadap pelajaran yang telah dilakukan oleh seseorang, dalam institusi resmi dan merupakan bentuk pendidikan secara formal, hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan evaluasi, baik tertulis maupun lisan.

16 Zakiah Daradjat, Op,cit, hlm.143-145.


(16)

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.18

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.19

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.20

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.21

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan (ability), dan keterampilan.22

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disismpulkan bahwa sintesis dari teori hasil belajar adalah seauatu yang didapat setelah mengalami proses pembelajaran yang dilakukan antara dua orang individu atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan baik yang berupa suatu nilai (angka) ataupun perubahan dari tingkah laku.

b. Definisi Operasional

Berdasarkan beberapa penjelasan teori mengenai hasil belajar maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perolehan nilai ataupun perubahan tingkah laku dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.

18 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogayakarta Pustaka Pelajar, 2009. Hlm.45

19 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta, Multi Pressindo, 2009, hlm.14

20Ibid, hlm.15

21 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2000, hlm.22

22 Lufri, Strategi Pembelajaran Biologi Teori, Praktik dan Penelitian,Padang: UNP Press, 2007, hlm.10


(17)

Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan, maka semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh. Masalah yang dihadapi sampai sejauh mana tingkat keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa, dari sinilah dapat timbul gambaran nyata tentang keberhasilan belajar siswa.

3. Analisis Teoritik Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Analisis hubungan adalah bentuk analisis variabel (data) penelitian untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan diantara variabel-ariabel, dan besarnya pengaruh variabel yang satu (variabel bebas, variabel independen) terhadap variabel lainnya (variabel terikat, variabel dependen).

Motivasi belajar adalah merupakan factor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang sangat khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang tidak akan memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedarseremonial. Seseorang yang memiliki inteligensia cukup tinggi, mental(boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.23

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian ini sampai terbukti melalui data yang terkumpul.24

23 Sardiman, Op.cit, hlm.75

24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hlm.71


(18)

Penelitian ini menggunakan dua macam hipotesis, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistic. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang dibuat atau yang digunakan dalam suatu penelitian, sedangkan hipotesis statistic adalah hipotesis yang dibuat atau digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

1. Ha (hipotesis alternatif)

Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi.

2. Ho (hipotesis nol)

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.

BAB II

PROSEDUR PENELITIAN


(19)

Pendekatan penelitian ini bersifat kuantitatif Penelitian ini bersifat korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel, masing-masing dinamakan, variabel dependen dan independen. Yang menjadi variabel dependen ialah hasil belajar, sedangkan variabel independen adalah motivasi belajar.

Adapun subjek dari penelitian ini ialah siswa yang berada di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, wawancara, dokumentasi dang angket.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan permasalahan, perumusan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang di gunakan, analisis data, dan mengetes hipotesis untuk mendapat hasil penelitian dan sebagainya.25

X  Y Dimana:

X : Motivasi belajar siswa Y : Hasil belajar biologi siswa

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

25 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hlm.53


(20)

a. Data Primer

Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.26

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang penulis peroleh langsung dari individu-individu yang diselidiki atau data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu siswa-siswi yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan data di ambil dari hasil penyebaran angket motivasi belajar siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.27

Adapun data yang dikumpulkan adalah: 1) Geografis dan sejarah sekolah 2) Keadaan jumlah siswa dan guru 3) Struktur organisasi sekolah

4) Data-data lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.28

26 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm.19

27Ibid, hlm.20

28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prsktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hlm.129


(21)

Sesuai dengan metode yang digunakan, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Peristiwa/keadaan/situasi

b. Orang (Kepala Sekolah, guru dan siswa) c. Dokumen atau arsip

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.29

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun yang berjumlah 52 orang.

Tabel 2.1. Populasi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangin

N o

Kelas Laki-laki

Perempua n

Jumla h

1. VIII A 10 17 27

2. VIII B 10 15 25

Jumla 20 32 52


(22)

h 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.30

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu dengan mengacak jumlah kelas pada populasi yang ada. Maka terpilihlah VIII A sebagai sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar-benar konkret dan memiliki relevansi dengan permasalahan yang ada, teknik pengumpulan data penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.31

Observasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data sehingga penulis dapat mengetahui dengan baik tentang situasi dan kondisi yang meliputi keadaan fisik, kondisi gedung sarana dan prasarana dan fasilitas serta proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.

2. Wawancara

30 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Hlm.118

31 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2008, hlm.220


(23)

Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.32

Wawancara dilakukan untuk mencari tahu sejarah Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun. Metode ini digunakan untuk memperoleh data berkenaan dengan histori sekolah, guru, proses belajar mengajar biologi.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku, surat kabar, notulen, rapat agenda dan sebagainya.33

Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder dari peneliti.

4. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui terwawancara.34

Penyebaran angket ini dilakukan kepada siswa dalam bentuk pertanyaan tertutup langsung untuk mengetahui dan untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.

Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan baik positif maupun negatif berbentuk skala Guttman, yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas

32 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta Rineka Cipta, 2004, hlm.16

33 Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm 231


(24)

seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya.35

Angket yang peneliti gunakan dalam bentuk checklist, instrumen tersebut hanya ada dua jawaban yang diberikan oleh responden, yaitu jawaban “ya” atau “tidak”, sehingga dapat dilambangkan dengan angka 1 sebagai jawaban “ya” dan angka 0 sebagai jawaban “tidak”.

Sebuah angket dapat dikatakan baik apabila soal pertanyaan yang diajukan memiliki beberapa hal sebagai berikut:

a. Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk menentukan validitas angket, rumus uji validitas adalah poin biserial:

rpbi=

MpMt

SDt

p q b. Realibilitas Angket

Realibilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menentukan realibilitas angket. Rumus uji realibilitas adalah rumus Formula Spearman-Brown:

r11=

2r

11 22

1+r11

22

Keterangan:

35 Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,Jakarta: PT Grasindo, 2008, hlm.28


(25)

r11 = Koefisien reabilitas tes secara keseluruhan r11

22

= Koefisien korelasi produkmoment antara separuh (1/2) tes (belahan I) dengan separuh (1/2) dari tes (belahan II) dari tes tersebut

1& 2

= Bilangan conctanta

Untuk mengetahui besarnya rrbi atau r11

22 dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

rhh atau r11

22 atau rxy =

N Σ XY−(Σ X)(Σ Y)

{N ΣX2

−(Σ X)2

{

N Σ Y2

−(ΣY)2

}}

Dimana:

N = Jumkah subjek (sampel.testee)

X = Skor-skor hasil tes pada sepaoh belahan pertama Y = Skor-skor tes pada separoh belahan kedua

F. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif yaitu untuk mencari hubungan antar variabel.

Untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis dan menjawab rumusan yang telah diajukan maka dilakukan analisis data. Namun sebelum analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji homogenitas dan uji Normalitas. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Adapun langkah-langkah yang di tempuh adalah:


(26)

a. Menentukan skor besar dan kecil b. Menentukan rentangan (R)

R = Skor terbesar – Skor terkecil c. Menentukan banyak kelas (K)

BK – 1 + 3,3 log n

d. Menentukan panjang kelas interval (I) I = R

BK

e. Menentukan rata-rata atau mean X = Σfxn

f. Menentukan simpangan baku (s), dengan rumus S =

n . Σ fx2−(Σ fx)

2

n(n−1)

g. Membuat draf frekuensi yang diharapkan dengan jalan: 1) Menentukan batas kelas

Yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5

2) Mencari nilai Z – score untuk batas kelas interval dengan rumus: Z = bataskelassx

3) Mencari luas O-Z dari tabel kurva norma daro 0-Z

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya


(27)

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalihkan luas tiap interval dengan jumlah responden (n)

6) Mencari Chi Kuadrat, dengan rumus: x2=Σ

(

f0−fh

fh

)

2

7) Membandingkan x2hitung dengan x2tabel

Kaidah keputusan:

Jika = x2hitungx2tabel maka distribusi data Tidak Normal Jika = x2hitung x2tabel maka distribusi data Normal

2. Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua data mempunyai varian yang homogen atau tidak, dengan menggunakan uji Barlet

Langkah-langkah uji homogenitas:

a. Menskor data variabel x dan vaiabel y

b. Mencari Standar Deviasi (SD) masing-masing variabel SDx=i

Σfx2

n

(fy)2

n SDy=i

Σfx2

n

(fy)2

n

c. Mencari varian dari skor-skor tersebut

d. Memasukan angka statistik untuk uji homogenitas pada tabel uji Barlet S =

(

n1. s1

)

+(n2. s2)


(28)

e. Menghitung varian gabungan dengan rumus” Sxy=

(

Nx. Sx

)

2+

(

Ny. Sy

)

2

Nx+Ny f. Menghitung log S2 g. Menghitung nilai B

xhitung2 =logs2. Σ(n−1).log(10)

[

BΣ dblogS2

]

h. Membandingkan dengan xhitung2 dengan xtabel2 dbk−1=1untuk a=0,0512

Pengolahan data merupakan kegiatan pokok yang wajib dilakukan oleh peneliti, karena mustahil para peneliti akan mendapatkan kesimpulan yang berarti tanpa didahului oleh kegiatan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka data tersebut di analisis secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah product moment dimana N kurang dari 30, dengan mendasarkan diri pada (memperhitungkan) Meannya, dengan rumus:

rxy= Σ XYN . MxMy

[

Σ x2−N Mx2

][

Σ y2−N M2y

]

Langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menjumlahkan subjek penelitian 2. Menjumlahkan skor variabel X 3. Menjumlahkan skor variabel Y

4. Memperkalikan skor variabel X dengan skor variabel Y, setelah selesai kemudian dijumlahkan


(29)

5. Mengkuadratkan skor variabel X (yaitu : x2 ) dan setelah selesai lalu

dijumlahkan

6. Mengkuadratkan skor variabel Y (yaitu : y2 ) dan setelah selesai lalu dijumlahkan

7. Mencari rxy dengan rumus:

rxy=

Σ XYN . MxMy

[

Σ x2−N Mx 2

][

Σ y2−N My 2

]

8. Memberi interpretasi terhadap t0 dengan derajat bebas (db) = (N1 + N2 – 2) dan

taraf signifikan 1% dan 5%.36

G. Jadwal Penelitian

Adapun agar penelitian ni sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya telah direncanakan, maka penulis membuat jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 2.2. Jadwal Penelitian

N o Kegiatan Bulan/Tahun Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011 Septembe r 2011 Oktober 2011 Novembe r 2011 Desember 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

,

Pembuat an Proposal

x x x x x x x 2

.

Perbaika n Hasil Seminar

x x x x x 3

.

Pengum pulan Data

x x x x x x x x x x x x 4 . Verifikas i dan Analisis Data

x x x x x x 5 . Konsulta si Pembim bing

x x x x x x x x

36 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hlm.211


(30)

6 .

Perbaika n dan Ujian Skripsi

x x 7

.

Penggan daan Laporan


(1)

r11 = Koefisien reabilitas tes secara keseluruhan r11

22

= Koefisien korelasi produk moment antara separuh (1/2) tes (belahan I) dengan separuh (1/2) dari tes (belahan II) dari tes tersebut

1& 2

= Bilangan conctanta

Untuk mengetahui besarnya rrbi atau r11

22 dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

rhh atau r11

22 atau rxy =

N Σ XY−(Σ X)(Σ Y)

{N ΣX2

−(Σ X)2

{N Σ Y

2

−(ΣY)2

}

}

Dimana:

N = Jumkah subjek (sampel.testee)

X = Skor-skor hasil tes pada sepaoh belahan pertama Y = Skor-skor tes pada separoh belahan kedua

F. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif yaitu untuk mencari hubungan antar variabel.

Untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis dan menjawab rumusan yang telah diajukan maka dilakukan analisis data. Namun sebelum analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji homogenitas dan uji Normalitas. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Adapun langkah-langkah yang di tempuh adalah:


(2)

a. Menentukan skor besar dan kecil b. Menentukan rentangan (R)

R = Skor terbesar – Skor terkecil c. Menentukan banyak kelas (K)

BK – 1 + 3,3 log n

d. Menentukan panjang kelas interval (I) I = R

BK

e. Menentukan rata-rata atau mean X = Σfxn

f. Menentukan simpangan baku (s), dengan rumus S =

n . Σ fx2−(Σ fx)

2

n(n−1)

g. Membuat draf frekuensi yang diharapkan dengan jalan: 1) Menentukan batas kelas

Yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5

2) Mencari nilai Z – score untuk batas kelas interval dengan rumus: Z = bataskelassx

3) Mencari luas O-Z dari tabel kurva norma daro 0-Z

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka


(3)

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalihkan luas tiap interval dengan jumlah responden (n)

6) Mencari Chi Kuadrat, dengan rumus: x2=Σ

(

f0−fh

fh

)

2

7) Membandingkan x2hitung dengan x2tabel Kaidah keputusan:

Jika = x2hitungx2tabel maka distribusi data Tidak Normal Jika = x2hitung x2tabel maka distribusi data Normal

2. Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua data mempunyai varian yang homogen atau tidak, dengan menggunakan uji Barlet

Langkah-langkah uji homogenitas:

a. Menskor data variabel x dan vaiabel y

b. Mencari Standar Deviasi (SD) masing-masing variabel SDx=i

Σfx2 n

(fy)2

n SDy=i

Σfx2

n

(fy)2

n

c. Mencari varian dari skor-skor tersebut

d. Memasukan angka statistik untuk uji homogenitas pada tabel uji Barlet S =

(

n1. s1

)

+(n2. s2)


(4)

e. Menghitung varian gabungan dengan rumus” Sxy=

(

Nx. Sx

)

2+

(

Ny. Sy

)

2 Nx+Ny f. Menghitung log S2 g. Menghitung nilai B

xhitung2 =logs2. Σ(n−1).log(10)

[

BΣ dblogS2

]

h. Membandingkan dengan xhitung2 dengan xtabel2

dbk−1=1untuk a=0,0512

Pengolahan data merupakan kegiatan pokok yang wajib dilakukan oleh peneliti, karena mustahil para peneliti akan mendapatkan kesimpulan yang berarti tanpa didahului oleh kegiatan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka data tersebut di analisis secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah product moment dimana N kurang dari 30, dengan mendasarkan diri pada (memperhitungkan) Meannya, dengan rumus:

rxy= Σ XYN . MxMy

[

Σ x2−N Mx2

][

Σ y2−N M2y

]

Langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menjumlahkan subjek penelitian 2. Menjumlahkan skor variabel X 3. Menjumlahkan skor variabel Y

4. Memperkalikan skor variabel X dengan skor variabel Y, setelah selesai kemudian dijumlahkan


(5)

5. Mengkuadratkan skor variabel X (yaitu : x2 ) dan setelah selesai lalu

dijumlahkan

6. Mengkuadratkan skor variabel Y (yaitu : y2 ) dan setelah selesai lalu dijumlahkan

7. Mencari rxy dengan rumus: rxy=

Σ XYN . MxMy

[

Σ x2−N Mx

2

][

Σ y2−N My 2

]

8. Memberi interpretasi terhadap t0 dengan derajat bebas (db) = (N1 + N2 – 2) dan

taraf signifikan 1% dan 5%.36

G. Jadwal Penelitian

Adapun agar penelitian ni sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya telah direncanakan, maka penulis membuat jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 2.2. Jadwal Penelitian

N o Kegiatan Bulan/Tahun Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011 Septembe r 2011 Oktober 2011 Novembe r 2011 Desember 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

,

Pembuat an Proposal

x x x x x x x 2

.

Perbaika n Hasil Seminar

x x x x x 3

.

Pengum pulan Data

x x x x x x x x x x x x

4 . Verifikas i dan Analisis Data

x x x x x x

5 . Konsulta si Pembim bing

x x x x x x x x


(6)

6 .

Perbaika n dan Ujian Skripsi

x x

7 .

Penggan daan Laporan