Obat Herbal Terstandar Standarized Based Herbal Medicine

b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik c. Bahan baku yang digunakan telah terstandar d. Memenuhi persyaratan mutu Lestari, 2006.

2.2.3 Fitofarmaka Clinical Based Herbal Medicine

Merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit Lestari, 2006. Pada kemasan produk fitofarmaka terdapat logo yang melambangkan serangkaian proses, uji laboratorium, yang lengkap meliputi toksisitas, uji praklinis, dan uji klinis Mursito, 2008.

2.3 Bentuk Sediaan Obat Tradisional

Pada awalnya, bahan tumbuh-tumbuhan dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, rebusan, atau racikan namun pada perkembangannya, obat tradisional dikonsumsi lebih praktis dalambentuk pil, kapsul, sirup, tablet, sehingga memudahkan konsumen dalam penggunaanya Anief, 2000.

2.3.1 Pil

Pillulae berasal dari kata “pila” artinya bola kecil. Obat yang berbentuk bundar seperti bola ini bermacam-macam bobotnya dan masing-masing diberi nama tersendiri. Pillulaemenurut FI III ialah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk obat dalam dan bobotnya 50-300 mg per pil ada juga yang menyebutkan bobot pil adalah 1-5 g Syamsuni, 2006. Disamping bahan berkhasiat ada bahan tambahan berupa zat pengisi, zat pengikat, zat pembasah, zat penabur dan zat penyalut yang sesuai cocok. Pil juga dapat disalut enterik enteric coated seperti halnya tablet. Syarat waktu hancur pil sama dengan syarat waktu hancur tablet Joenoes, 1990. Keuntungan dan kerugian memberikan obat bentuk sediaan pil Keuntungan: a. Rasa obat yang tidak enak dapat tertutupi b. Mudah ditelan Kerugian: Kalau disimpan lama sering menjadi keras dan tidak lagi memenuhi syarat waktu hancur, sehingga absorpsi bahan obat tidak sempurna. Bahan tambahan pil umumnya berupa serbuk asal nabati, ada kemungkinan ditumbuhi jamur Joenoes, 1990.

2.3.2 Komponen Pil

Komponen, penggunaan, dan contoh pil yaitu: 1. Zat utama Berupa bahan obat yang harus memenuhi persyaratan Farmakope misalnya KMnO 4 , asetosal, digitalis folia, garam ferro, dan lain-lain. 2. Zat tambahan yang terdiri dari: a. Zat pengisi Fungsinya untuk memperbesar volume massa pil agar mudah dibuat. Contoh: akar manis Radix Liquiritiae, bolus alba, atau bahan lain yang cocok glukosa, amilum, dan lain-lain. Radix liq dengan gliserin adalah konstituen yang