Saat ini jamu semakin marak di pasaran, seiring dengan pengembangan produksi yang semakin baik dan penerimaan oleh masyarakat. Sebagian
masyarakat memilih jamu karena jamu dipandang lebih aman dan kadang khasiatnya dirasakan lebih baik Widodo, 2004.
Jamu dapat dikelompokkan menjadi jamu yang tidak bermerek dan jamu bermerek. Jamu tidak bermerek antara lain berupa jamu gendong yang biasanya
dijual ke rumah-rumah dengan digendong atau jamu yang dijual di satu tempat tertentu dengan nama asli kandungannya misalnya jahe, temulawak, kunir,
bawang putih. Sedangkan jamu bermerek umumnya dibuat dengan peralatan yang lebih canggih dalam jumlah yang cukup banyak dan memiliki izin dari
Departemen Kesehatan Widodo, 2004. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau
cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya antara 5-10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktiaan ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.
Disamping klaim khasiat yang dibuktikan secara empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu yang telah digunakan
secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan
tertentu Lestari, 2006. Tabel 2.1 Perbedaan secara umum antara jamu dan obat modern
Jenis sifat Jamu
Obat Modern Efeknya
Kurang keras Lebih keras
Dosis Kurang tinggi
Lebih tinggi Keamanan
Lebih aman Lebih berbahaya
Sasaran Untuk mencegah,
meningkatkan vitalitas, meningkatkan ketahanan
tubuh, membantu penyembuhan
Untuk mengobatimenyembuhkan
Syarat-syarat produk Lebih longgar
Lebih ketat Bahan
Naturalalami Kimia
Harga Biasanya lebih murah
Umumnya lebih mahal Widodo, 2004.
2.2.2 Obat Herbal Terstandar Standarized Based Herbal Medicine
Merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, hewan, maupun mineral. Dalam proses
pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal daripada jamu. Tenaga kerjanya pun harus didukung oleh pengetahuan dan
keterampilan membuat ekstrak. Obat herbal ini umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis. Penelitian ini meliputi
standardisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standardisasi pembuat ekstrak yang higienis, serta uji toksisitas akut maupun kronis Lestari,
2006. Kelompok obat ekstrak alam dalam kemasannya terdapat logo jari-jari
daun yang melambangkan produk telah melalui serangkaian uji, laboratorium yang meliputi uji toksisitas dan uji praklinis Mursito, 2008.
Kriteria obat herbal terstandar: a.
Aman
b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik
c. Bahan baku yang digunakan telah terstandar
d. Memenuhi persyaratan mutu Lestari, 2006.
2.2.3 Fitofarmaka Clinical Based Herbal Medicine
Merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji
klinis pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit Lestari, 2006.
Pada kemasan produk fitofarmaka terdapat logo yang melambangkan serangkaian proses, uji laboratorium, yang lengkap meliputi toksisitas, uji
praklinis, dan uji klinis Mursito, 2008.
2.3 Bentuk Sediaan Obat Tradisional
Pada awalnya, bahan tumbuh-tumbuhan dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, rebusan, atau racikan namun pada perkembangannya, obat
tradisional dikonsumsi lebih praktis dalambentuk pil, kapsul, sirup, tablet, sehingga memudahkan konsumen dalam penggunaanya Anief, 2000.
2.3.1 Pil
Pillulae berasal dari kata “pila” artinya bola kecil. Obat yang berbentuk bundar seperti bola ini bermacam-macam bobotnya dan masing-masing diberi
nama tersendiri. Pillulaemenurut FI III ialah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk obat dalam dan
bobotnya 50-300 mg per pil ada juga yang menyebutkan bobot pil adalah 1-5 g Syamsuni, 2006.