Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Penting sih, kan komunikasi gak hanya di rumah tapi juga di luar. Untuk menjaga komunkasi yang baik diperlukan juga sosilisasi bahasa yang baik, permasalahan sosialisasi bahasa yang keras atau halus itu mah tergantung dari bagaimana watak mereka di rumah.

C. Pembahasan

Pertanyaan 1. Berapa jumlah anak anda dan sedang bersekolah di jenjang pendidikan apa serta sekolah dimana? Informan S1 Jumlah anak saya 3 orang, semuanya lak-laki. Anak pertama sekolah di SMA Fransiskus kelas 2, yang kedua sekolah di SMA Negeri 5 kelas 1, yang ketiga sekolah di SMP Negeri 19 kelas 1. Informan S2 Anak saya ada 2 orang, yang perempuan Ike kelas 2 SMA dan yang laki-laki Lady kelas 1 SMA. Dua- duanya sekolah di SMA Al Kautsar. Informan S3 Anak saya ada 2 , yang pertama Gesta kelas 2 SMA Negeri 2 Bandar Lampung dan yang bungsu Gilbeth kelas 2 SMP Xaverius Bandar Lampung. Informan S4 Anak saya ada 2, yang pertama sekolah di Fransiskus kelas 1 dan yang satu lagi sekolah di Xaverius kelas 1. Informan S5 Saya punya dua anak kembar, Kemal dan Keane yang sama-sama duduk di kelas 2 SMA Negeri 2. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan jawaban atas hasil wawancara dengan kelima informan, bahwa anak- anak dari kelima informan tersebut masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang berumur antara 13 tahun sampai 18 tahun. Keempat informan memiliki 2 orang anak dan 1 informan yang mempunyai 3 orang anak. Pertanyaan 2. Bagaimana sosialisasi bahasa yang diterapkan di rumah? Apakah Sosialisasi Bahasa Kasar Keras atau Sosialisasi Bahasa Halus Lembut? Informan S1 Sosialisasi bahasa di rumah bisa dikatakan termasuk sosialisasi bahasa yang kasar. Karena disebabkan watak bapak yang memang keras, nada bicara yang tinggi membuat sulit untuk menjalin komunikasi yang baik antara bapak dan anak-anak. Walau memakai bahasa Indonesia tapi logat Palembang bapak yang tinggi membuat proses pensosialisasian menjadi keras. Anak-anak cenderung kalau ingin meminta sesuatu kepada saya daripada minta dengan bapaknya. Sebenarnya saya menginginkan komunikasi bahasa yang baik terutama antara bapak dan anak. Tetapi sosialisasi yang terjadi dirumah memang sedikit kasar. Tapi kalau di rumah saya tetap menerapkan aturan untu k memakai kata panggilan “Aku” dan “Kamu”. Bahasa dan kata-kata yang dipakai anak-anak memang harus tetap sopan. Informan S2 Di keluarga saya termasuk sosialisasi bahasa yang halus yah, karena saya dengan papahnya juga tidak pernah berkata yang kasar di depan anak-anak, karena takut ditiru dengan mereka. Kalau saya ada masalah dengan papahnya, ya saya bicarakan di kamar saja berdua, saya gak mau anak saya mendengar saya bertengkar. Saya dengan bapaknya selalu memakai bahasa yang halus, karena saya tahu bahwa anak-anak saya tidak bisa dibentak. Kalau dibentak sedikit, biasanya mereka langsung singut dan berdiam diri di kamar. Tapi gak lama, kami baikan lagi, biasanya saya atau bapaknya yang minta maaf duluan. Dari anak- anak masih kecil juga kami saya dan bapaknya selalu terbuka setiap ada permasalahan, dan kalau ada bahasa-bahasa yang baru yang menurut saya kurang baik, biasanya saya langsung bicarakan dengan anak- anak dan saya beri pengertian bahwa kata-kata itu kurang baik dan dosa bila diucapkan. Informan S3 Sosialisasi bahasa ya yang halus, karena memang kami sebagai orang tua dulu didik dengan bahasa yang halus. Saya sering sih mendengar kata-kata anak saya yang dirasa kurang baik didengar ketika ada teman- teman anak saya lagi main ke rumah. Biasanya pas lagi nonton tv, saya dengan bapaknya sering diskusi tentang apa saja yang dilakuakn anak-anak termasuk bahasa-bahasa yang mereka dapat dari luar. Yah sejauh ini sosialisasi bahasa yang diterapakan ya cukup baik. Informan S4 Sosialisasi bahasa di rumah baik dan halus. Karena saya seorang guru, jadi saya dan suami menerapkan bahasa yang baik dan sopan walau saya menyadari anak-anak saya juga mungkin terpengaruh akan bahasa-bahasa yang kurang baik, tetapi saya menerapkan aturan, kalau sedang di rumah harus selalu memakai bahasa yang sopan bagaimanapun keadaannya, walau sedang marah sekalipun. Saya dan suami juga berkomitmen jika anak berbuat salah kami berusaha menegur dengan baik, ya kadang suami saya sedikit membentak namun saya yang memberikan pengertian lebih lanjut bahwa papahnya marah bukan berarti tidak sayang. Sosialisasi bahasa yang saya gunakan ya sebagai media pemahaman komunikasi yang dijalin dengan anak-anak. Informan S5 Sosialisasi bahasa yang kami terpakan bisa terbilang keras atau kasar, karena cara bicara bapak yang keras kemudian saya juga cerewet terhadap mereka, kami juga menerapkan aturan-aturan keras, yah anak laki- laki kan paling sulit diatur dan anak-anak juga suka meniru bapaknya kalau bicara itu keras-keras. Jadi sosialisasi bahasa di rumah bisa dikatakan sosialisasi bahasa yang kasar. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan jawaban dari kelima informan, yang dilihat dari pensosialisasian bahasa yang digunakan untuk mendidik anak-anaknya kebanyakan menggunakan bahasa yang halus, karena kedua orang tuanya takut akan tercermin kepada anak- anaknya. Sebab mereka takut akan membentuk anak-anak yang berkepribadian yang keras apabila mereka tidak mengontrol tatanan bahasanya. Namun pada informan S1 dan S5, mereka menggunakan sosialisasi bahasa yang kasar atau keras dikarenakan memang seperti itu watak kedua orang tuanya dan cara berkomunikasi serta proses sosialisasi bahasanya memang keras dan berakibat pada kepribadian anak-anak yang terbentuk. Pertanyaan 3. Bagaimana proses penyampaian bahasa yang dilakukan orang tua terhadap anak? Informan S1 Ya kalau saya memakai bahasa yang lembut tetapi kalau bapaknya selalu dengan nada yang keras. Kadang kalau nyuruh bapak terlalu memaksa anak- anak dan sering ngebentak-bentak kalau anak gak mau disuruh. Walau bukan contoh yang baik untuk anak- anak, tetapi memang seperti itu cara berkomunikasi bapaknya. Informan S2 Proses penyampaian bahasa yang kami lakukan ya baik dan halus. Jadi kalau ada permasalahan apapun itu anak bisa terbuka dengan kami bukan dengan orang lain. Informan S3 Penyampaian bahasa cukup baik dan halus ketika memang sekeluarga berbicara satu sama lain, dengan adanya komunikasi yang baik antara kami dengan anak-anak. Kami berusaha menghindarkan kata-kata kasar ketika sedang berbicara dengan anak-anak. Informan S4 Proses penyampain bahasa cukup baik yah, soalnya kami sebagai orang tua melakukannya dengan halus, jadi terhindar dari salah paham dalam berkomunikasi. Informan S5 Kalau itu yah kadang sering keras atau ngebentak, mungkin sudah watak masing-masing yang keras apalagi punya anak laki-laki kembar yang pastinya sulit diomong namun sebenarnya bertujuan supaya anak disiplin. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan hasil jawaban kelima informan, bahwa proses komunikasi serta penyampaian bahasa yang diterapkan keluarga untuk anak-anaknya cenderung baik, guna menjaga keharmonisan keluarga. Akan tetapi masih ada keluarga yang sering menggunakan bahasa yang kasar, seperti jawaban informan S1 dan S5. Kedua informan tersebut berpendapat bahwa dengan proses penyampaian bahasa yang sedikit keras bertujuan untuk membuat anak-anak lebih disiplin dan mau mendengarkan orang tuanya. Pertanyaan 4. Bahasa apa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari? Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah Informan S1 Bahasa yang dipakai ya bahasa Indonesia, soalnya anak-anak saya kurang ngerti bahasa Palembang. Informan S2 Keluarga saya sih pake bahasa Indonesia. Informan S3 Ya menggunakan bahasa Jawa, kadang menggunakan bahasa Indonesia. Yah maklum karena keluarga besar semua lebih fasih menggunakan bahasa Jawa. Informan S4 Kami biasa menggunakan bahasa Indonesia. Informan S5 Ya Bahasa Indonesia atau Bahasa Lampung. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan jawaban dari kelima informan, bahwa untuk menjaga komunikasi yang baik terhadap anak-anaknya adalah dengan mengunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, karena dengan bahasa Indonesia anak-anak dapat lebih mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan orang tuannya. Namun pada informan S3 dan S5, mereka juga menggunakan bahasa daerah sperti informan S3 memakai bahasa Jawa dan informan S5 memakai bahasa Lampung. Pertanyaan 5. Bagaimana ciri-ciri atau jenis kepribadian anak anda? Informan S1 Eva, anak saya yang pertama itu baik, wataknya agak keras, mandiri, sedikit tertutup kalau ada masalah pribadi, perhatian dengan keluarga, mudah bergaul, suka mengalah, lebih senang keluar rumah, ngumpul dengan teman-teman bandnya. Kiki, anak saya yang kedua juga baik, mandiri, sedikit tertutup juga, mudah bergaul, suka mengalah, sedikit lebih dewasa dibanding Eva, perhatian juga dengan keluarga, cepat tanggap jika ada yang minta tolong, lebih suka ikutan kegiatan ekstra kulikuler. Riyan, anak saya yang paling bungsu itu manja, lebih egois dari kakak-kakaknya, kemauannya harus diturutin, mudah bergaul, lebih senang bermain diluar, belum bisa mandiri. Hobinya main bola sama temen- temenya. Informan S2 Kalau Ike itu anaknya penurut, manja, sedikit tertutup, lebih suka di rumah, biasanya nonton film atau bantu saya buat kueh, tapi kalau marah bisa ngurung diri seharian dikamar. Kalau Lady itu juga sedikit lebih egois daripada kakaknya, mau dengerin orang tuanya, manja juga, seneng dirumah aja, lebih dekat dengan papahnya, keluar rumah juga jarang paling hari Jum’at kalau ada ekstrakulikuler bahasa Inggris. Informan S3 Gesta anakya baik, mandiri, sedikit manja, ceria, mudah bergaul, bersahabat, suka bermain dengan teman-temannya di luar, suka ikut perkumpulan mudika kegiatan remaja Katholik, hobby buat makan dengan teman-temanya di rumah. Kalau Gilbeth anaknya baik, labih manja, sedikit egois dan sulit diatur, kurang mandiri, cepet akrab sama orang, senang main bola di luar. Informan S4 Anak laki-laki saya , Vio, baik, mandiri, sedikit cuek, sabar, sayang sama adiknya, terbuka dengan semua hal, mau diajak diskusi, mudah bergaul, bersahabat. Anak perempuan saya, Virgin, baik, cerewet, egois, penurut, manja, suka berekspresi dengan berdandan, suka nyanyi di kamar. Informan S5 Kemal itu cenderung egois tapi baik, bersahabat, manja, mandiri, agak pemalas, suka hal-hal yang berhubungan dengan otomotif. Keane itu baik, sedikit manja, penurut, bersahabat juga, manja, suka mengalah, suka main skate. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan jawaban dari para informan, bahwa masing-masing anak dalam satu keluarga memiliki kepribadian yang berbeda. Tidak semua sama. Kepribadian itu muncul akibat dari sosilaisasi bahasa yang dipakai oleh orang tuanya di rumah selain dari faktor gen atau warisan biologis. Ada yang berkepribadian egois, pendiam, dan lain-lain yang disebabkan oleh halus atau kasarnya bahasa dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya. Semua juga bisa dilihat dari bagaimana ekspresi dan interaksi anak-anak terhadap orang lain. Pertanyaan 6. Adakah perbedaan yang mencolok antara masing- masing kepribadian anak? Informan S1 Perbedaan yang mencolok paling kalau Kiki cepat tanggap jika ada permasalahan keluarga dibanding Eva dan Riyan, tapi kalau ada masalah pribadi mereka biasanya tidak mau membahas atau mengutarakan. Riyan yang sedikit lebih terbuka dalam mengutarakan masalah dari pada Eva dan Kiki. Informan S2 Perbedaan yang mencolok paling ya kalau mereka lagi marah, Lady lebih suka ngurung diri di kamar, tapi kalau lagi marah suka keluar rumah, tapi gak lama pulang lagi udah gitu baik lagi. Informan S3 Perbedaan yang mencolok kayaknya cuma manja mereka aja, Gilbeth lebih manja dengan bapaknya daripada Gesta. Informan S4 Yang mencolok ya paling dalam bergaul saja, Vio lebih suka berkumpul di rumah temannya, kalau virgin ya suka ngumpulin temannya di rumah. Dan kalau lagi marah Virgin suka teriak-teriak, tapi Vio bisa meredam marahnya Informan S5 Perbedaan yang mencolok ya tingkat keegoisan mereka, Kemal lebih egois daripada Keane. Keane orangnya juga suka ngalah. Kemal juga lebih malas daripada Keane. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan jawaban dari kelima informan, masing-masing anak memiliki perbedaan kepribadian tersendiri. Itu disebabkan dari cara pendewasaan berpikir dari masing-masing anak dalam menyikapi kondisi lingkungan keluarganya masing-masing. Apalagi masing-masing informan memiliki lebih dari satu orang anak, yang sudah pasti memiliki watak yang berbeda antar saudara kandung. Keinginan untuk menjadi yang lebih baik dari saudara sekandung bisa dijadian faktor dimana terdapat kepribadian yang berbeda dan lebih menonjol. Pertanyaan 7. Apakah anak anda selalu terbuka atau tertutup pada interaksi dengan dunia luar? Informan S1 Ya semua anak-anak saya terbuka dengan dunia luar, karena mereka memang lebih suka di luar daripada dirumah. Informan S2 Anak-anak saya orangnya agak tertutup yah sama dunia luar, paling mereka berinteraksi dengan dunia luar cuma disekolah aja. Jarang mereka main keluar rumah, soalnya dilarang sama bapaknya. Kami takut dengan pergaulan anak jaman sekarang Informan S3 Semua anak-anak saya terbuka dengan dunia luar, karena saya dan bapaknya juga suka berinteraksi dengan dunia luar. Karena saya mendidik anak supaya bisa melihat bagaimana kehidupan diluar tetapi sesuai dengan batasan yang kami terapkan. Informan S4 Anak-anak saya ajarkan untuk selalu berinteraksi dengan dunia luar karena setiap hari mereka akan berhubungan dengan orang lain. Saya takut apabila anak saya terlalu menjadi pendiam, karena memungkinkan sulit berkomunikasi dan sosialisasi dengan orang lain Informan S5 anak-anak saya selalu terbuka dengan dunia luar, maklum anak laki-laki gak suka di kekang. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan jawaban dari kelima informan, kebanyakan anak-anak mereka lebih terbuka terhadap interaksi dunia luar. Apalagi jika lingkungan rumahnya terjadi sosialisasi bahasa yang kasar, secara otomatis akan lebih terbuka terhadap dunia luar. Namun terdapat beberapa fakta dimana ada keluarga yang membatasi anak- anaknya terhadap dunia luar karena adanya ketakutan dengan perubahan jaman sekarang ini, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa interaksi dengan dunia luar akan memberikan kemudahan dalam komunikasi dan sosialisasi dengan dunia luar tetapi diikuti dengan beberapa batasan. Pertanyaan 8.Bagaimana sikap anak apabila dalam menerima perintah dari orang tua? Informan S1 Bila dapet perintah terutama dari bapaknya, mereka langsung cepat tanggap tetapi yang bungsu agak malas jika disuruh. Jadi bapaknya juga agak keras terhadap si bungsu. Informan S2 Mereka cepat tanggap sih kalau dapet perintah, jarang ada penolakan. Informan S3 Biasanya kalau dapet perintah ya dilaksanakan cuma Gilbeth agak sedikit pemalas kalau dapet perintah. Informan S4 Sikap mereka ya langsung melaksanakan bila ada perintah dari orang tua, kerena kami biasakan untuk memakai kata “Minta Tolong” jadi sifatnya tidak menyuruh. Informan S5 Kalau Kemal agak sulit jika diberi perintah, lamban gitu. Keane yang sedikit tanggap jika mendapat perintah. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima informan, anak-anak dari masing- masing informan mempunyai sikap cepat tanggap apabila mendapat perintah dari orang tua. Sikap cepat tanggap didasarkan pada halusnya sosialisasi bahasa yang diterapakn di rumah. Karena apabila sosialisasi bahasa yang halus, anak-anak cenderung mau melakukan perintah, namun jika sosialisai bahasa yang kasar diperlukan karena sikap anak yang sedikit malas. Malas disini diartikan karena sosialisasi bahasa yang kasar dan terkesan menyuruh namun memang bertujuan agar anak lebih cepat tanggap. Pertanyaan 10.Menurut anda seberapa penting sosialisasi bahasa dan komunikasi yang dilakukan dirumah dalam membentuk kepribadian anak? Informan S1 Ya sangat penting, mengingat anak-anak jaman sekarang mudah terpengaruh dengan bahasa-bahasa gaul diluar tapi saya tetap menerapkan bahasa yang sopan ketika di rumah, ini juga karena bapaknya tidak menyukai bahasa-bahasa jaman sekarang. Komunikasi juga sangat penting untuk menjalin keakraban di dalam keluarga, walau itu sulit di dalam keluarga saya. Informan S2 Penting banget ya, soalnya bagi saya terciptanya keluarga yang harmonis ya harus didukung dengan sosialisasi bahasa yang baik dan komunikasi yang baik juga. Informan S3 Sangat penting, karena apapun bahasa yang kita pakai saat berbicara pada anak-anak ya pasti ditiru dengan mereka. Dengan komunikasi yang baik, maka jarang terjadi salah paham antara keluarga kami. Informan S4 Penting ya, karena setiap manusia harus berhubungan dengan orang lain. Karena itu, agar bisa berhubungan dengan orang lain, anak-anak harus bisa berkomunikasi dengan baik dan benar. Saya seorang guru sangat memahami benar akan pentingnya sosialisasi bahasa dan komunikasi karena anak-anak selalu beradaptasi dengan kehidupan sosial. Informan S5 Penting sih, kan komunikasi gak hanya di rumah tapi juga di luar. Untuk menjaga komunkasi yang baik diperlukan juga sosilisasi bahasa yang baik, permasalahan sosialisasi bahasa yang keras atau halus itu mah tergantung dari bagaimana watak mereka di rumah. Sumber : Data Primer Tahun 2010 Uraian Peneliti : Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima informan, sosialisasi bahasa sangat penting karena sosialisasi bahasa menjadi faktor awal terbentuknya kepribadian anak, dan juga bisa menciptakan komunikasi dalam satu keluarga, menjalin hubungan orang lain. 104 Tabel. 8 Sosialisasi Bahasa Dalam Pembentukkan Kepribadian Anak dari Hasil Wawancara Kelima Informan. No. Informan Sosialisasi Bahasa Kepribadian Anak Penjelasan 1. S1 Sosialisasi Bahasa Kasar Ekstrovert Informan S1 menerapkan Sosialisasi Bahasa Kasar yang mempunyai kecenderungan dalam pembentukkan kepribadian anak menjadi Ekstrovert. Hal ini disebabkan karena peran Ayah yang menggunakan tata bahasa yang kasar, membuat sebuah komunikasi dengan anak kurang berjalan lancar. Pembawaan logat orang tua yang terlihat memakai logat bahasa daerah yang bercirikan dengan nada yang tinggi juga mempengaruhi sosialisasi bahasa yang dikatagorikan kasar. Sifat- sifat dari ketiga anak informan menunjukkan ciri-ciri anak yang terbentuk kepribadian secara Ekstrovert. 2. S2 Sosialisasi Bahasa Halus Introvert Informan S2 menerapkan Sosialisasi Bahasa Halus yang mempunyai kecenderungan dalam pembentukkan kepribadian anak menjadi Introvert. Hal ini disebabkan karena peran kedua orang tua yang benar- benar menjaga komunikasi denagn menggunakan tata bahasa yang baik dan halus. Sehingga menjadikan cerminan dalam menjalin hubungan harmonis sosialisasi bahasa. Ciri-ciri sifat dari kedua anak informan menunjukkan ciri-ciri anak yang terbentuk kepribadian secara Introvert. 3. S3 Sosialisasi Bahasa Halus Introvert Informan S3 menerapkan Sosialisasi Bahasa Halus yang mempunyai 105 kecenderungan dalam pembentukkan kepribadian anak menjadi Introvert. Hal ini disebabkan karena orang tua yang berperan aktif dalam menjaga serta menyaring kata-kata dalam sosialisasi bahasa yang diterapkan di rumah. Sebuah bentuk kenyaman yang dapat dirasakan ketika sosialisasi bahasa yang diterapka yaitu sosialisasi bahasa halus dalam melakukan interaksi komunikasi. Ciri-ciri sifat dari kedua anak informan menunjukkan ciri-ciri anak yang terbentuk kepribadian secara Introvert. Sifat yang terdapat pada kedua anak informan yaitu merupakan penurunan sifat dari sang ayah. 4. S4 Sosialisasi Bahasa Halus Ekstrovert Informan S4 menerapkan Sosialisasi Bahasa Halus yang mempunyai kecenderungan dalam pembentukkan kepribadian anak menjadi Ekstrovert. Dalam hasil wawancara pada informan S4, hal yang menyebabkan kecenderungan yang terjadi adalah pola asuh orang tua yang menginginkan anak berperan aktif dalam segala kegiatan yang positif. Pemberian penalaran-penalaran dalam melakukan sosialisasi bahasa dan didukung dengan peran orang tua yang sangat membantu dalam membentuk kepribadian kedua anak informan menjadi Ekstrovert. Ciri-ciri sifat dari kedua anak informan menunjukkan ciri- ciri anak yang terbentuk secara Ekstrovert. 5. S5 Sosialisasi Bahasa Kasar Ekstrovert Informan S4 menerapkan Sosialisasi Bahasa Kasar yang mempunyai kecenderungan dalam pembentukkan kepribadian anak menjadi 106 Ekstrovert. Hal ini disebabkan karena cara penggunaaan atau perolehan bahasa yang didapat anak-anak informan yaitu termasuk katagori bahasa yang kasar dengan menggunakan logat bahasa daerah yang kental. Sifat orang tua juga yang termasuk dalam watak yang keras membuat sosialisasi bahasa yang dilakukan cenderung kasar. Ciri-ciri sifat aanak dari kedua anak informan menunjukkan ciri-ciri anak yang terbentuk secara Ekstrovert. Adanya rasa nyaman ketika berineraksi dengan dunia luar membuat anak-anak informan kurang suka dalam hal pengekangan atau pembatasan interaksi.

C. Deskripsi Hasil Penelitian dalam Bentuk Table.

Dokumen yang terkait

SOSIALISASI BAHASA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK (Studi pada Orag Tua di Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung)

1 23 120

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 18 112

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 50 116

SIKAP REMAJA TERHADAP DAMPAK NEGATIF KEBIASAAN BERMAIN JUDI ONLINE DI RT 05 LINGKUNGAN 003 KELURAHAN SEPANG JAYA KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 14 65

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP LESBIAN (Studi kasus di Kelurahan Sepang Jaya Bandar Lampung )

1 4 65

IDENTIFIKASI PENDIDIKAN MASYARAKAT KELURAHAN SEPANG JAYA KECAMATAN KEDATON PADA PEMILIHAN ANGGOTA DPD LAMPUNG TAHUN 2014

2 30 63

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN anak

0 0 36

BAB III PROFIL PASAR KOGA KELURAHAN SIDODADIKECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG A. Gambaran Umum Pasar Koga Kelurahan Sidodadi Kecamatan Kedaton Bandar Lampung - STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG KECIL DI PASAR KOGAKELURAHAN SIDODADI KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUN

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - MAKELAR MOBIL DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Showroom Sultan Haji Motor Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 8

PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ANAK TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PERUMAHAN GRIYA IMAM BONJOL KECAMATAN LANGKAPURA KOTA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 98