Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang chéngyǔ ini tidak terlepas dari penelitian terdahulu, beberapa penelitian yang dirasa memiliki relevansi dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: Hasil penelitian mengenai chéngyǔ telah ada sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chu Hsia Wu dari National Cheng Kung University, Taiwan, ROC 1995 dalam jurnal dengan judul “On the Cultural Traits of Chinese Idioms ”. Dalam penelitiannya Chu Hsia Wu membahas tentang ciri-ciri budaya yang terdapat dalam chéngyǔ, dan difokuskan terhadap latar belakang atau sejarah pembentukan chéngyǔ dengan cara menganalisis sruktur pembentukan setiap chéngyǔ, karena ada beberapa chéngyǔ yang dapat diketahui langsung artinya hanya dengan melihat strukturnya dan ada pula chéngyǔ yang hanya dapat diketahui artinya lewat analisis satu persatu unsur pembentuknya melalui cerita sejarah atau semacamnya. Persamaan penelitian Chu Hsia Wu dengan penelitian ini sama-sama meneliti tentang chéngyǔ dan sama-sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa. Perbedaannya terletak pada masalah yang diteliti. Chu Hsia Wu meneliti tentang ciri-ciri budaya sedangkan penulis melakukan penelitian tentang makna konotasi dan fungsi dari chéngyǔ. Rosarina 2008 menulis skripsi dengan judul “Analisis Pemahaman Peribahasa China pada Mahasiswa Jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara ”. Skripsi ini membahas tentang pemahaman terhadap pembelajaran chéngyǔ pada mahasiswa semester II dan semester IV. Penelitian ini terfokus pada bentuk chéngyǔ yang bernada tunggal dan ganda, asal usul chéngyǔ, serta makna yang terkandung dalam chéngyǔ makna sama dan makna bertentangan, karena mahasiswa merasa kesulitan dalam memahami beberapa makna chéngyǔ. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rosarina dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang chéngyǔ dan sama-sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rosarina terletak pada kajian penelitian dan objek penelitian, dalam penelitian ini penulis meneliti makna konotasi chéngyǔ dan fungsinya serta menggunakan buku kumpulan chéngyǔ sebagai objek penelitian, sedangkan Rosarina menganalisis pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran chéngyǔ, meliputi asal usul, bentuk chéngyǔ dan makna chéngyǔ serta menggunakan bahan ajar bahasa Mandarin sebagai objek penelitian. Penelitian berikutnya juga berupa skripsi, dengan judul “Analisis Idiom Empat Aksara Bahasa Mandarin yang Menggunakan Numeralia Berdasarkan Makna Konotasi dan Fungsinya”oleh Mei Ling 2014, dari jurusan Sastra China, Universitas Kristen Maranatha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna konotasi yang terdapat dalam chéngyǔ yang menggunakan unsur numeralia atau angka serta mengetahui fungsi dari chéngyǔ. Dari hasil analisis chéngyǔ atau peribahasa Mandarin, makna konotasi peribahasa Mandarin kebanyakan ditunjukkan dengan bilangan bulat. Hasil penelitian menunjukkan numeralia 1 menyatakan jumlah sedikit, numeralia 3, 5, 100, 1000, 10000 menyatakan jumlah yang banyak, numeralia 3 dan 4 apabila dipasangkan menyatakan makna konotasi negatif, numeralia 7 dan 8 jika dipasangkan akan menyatakan jumlah yang banyak, bermacam-macam dan tidak karuan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Mei Ling terletak pada kajian yang diteliti yaitu sama-sama meneliti chéngyǔ dan menganalisis makna konotasi dan fungsi chéngyǔ dan sama-sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa. Sedangkan perbedaan penelitian Mei Ling dengan penelitian ini terdapat pada chéngyǔ yang dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis chéngyǔ yang menggunakan unsur binatang sementara Mei Ling menganalisis chéngyǔ dengan unsur numeralia atau angka. Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Boh Phaik Ean dan Goh Sang Seong dari Universiti Sains Malaysia 2015 dalam jurnal yang berjudul “An Analysis of the Accurancy of Chengyu Translation in the Novel Jia Family into Malay ”. Penelitian ini memaparkan analisis ketepatan terjemahan chéngyǔ yang terdapat dalam novel Jia ke dalam bahasa melayu yang difokuskan pada persamaan makna, penambahan makna, pengurangan makna dan perbedaaan makna. Dari hasil analisis 100 chéngyǔ meliputi chéngyǔ yang bergabung dan tidak bergabung yang terdapat dalam novel Jia terdapat 47 chéngyǔ yang tidak tepat terjemahannya. Dalam penelitian Boh dan Goh menunjukkan bahwa makna terjemahan chéngyǔ ke dalam bahasa Melayu bersifat kurang jelas atau masih kabur. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Boh dan Goh yaitu sama-sama meneliti tentang chéngyǔ dan sama-sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Boh dan Goh terletak pada objek penelitian, Boh dan Goh menggunakan novel sebagai objek penelitian, sementara peneliti menggunakan buku kumpulan c héngyǔ sebagai objek penelitian. Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu : Tabel 2.1 Penelitian Tentang Chéngyǔ No. Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Chu Hsia Wu 1995 On the Cultural Traits of Chinese Idioms Sama-sama meneliti tentang chéngyǔ dan sama-sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa Perbedaannya terletak pada masalah yang diteliti. Chu Hsia Wu meneliti tentang ciri-ciri budaya sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang makna konotasi dan fungsi dari chéngyǔ. 2. Rosarina 2008 Analisis Pemahaman Peribahasa China pada Mahasiswa Jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara Sama-sama meneliti tentang chéngyǔ dan sama-sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rosarina terletak pada kajian penelitian dan objek penelitian dalam penelitian ini penulis meneliti makna konotasi chéngyǔ dan fungsinya serta menggunakan buku kumpulan chéngyǔ sebagai objek penelitian. Sedangkan Rosarina menganalisis pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran chéngyǔ, meliputi asal usul, bentuk chéngyǔ dan makna chéngyǔ serta menggunakan bahan ajar bahasa Mandarin sebagai objek penelitian. 3. Mei Ling 2014 Analisis Idiom Empat Aksara Bahasa Mandarin yang Menggunakan Numeralia Berdasarkan Makna Konotasi dan Fungsinya Sama-sama mengkaji tentang chéngyǔ dan menganalisis makna konotasi dan fungsi chéngyǔ serta sama- sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa Perbedaan penelitian Mei Ling dengan penelitian ini terdapat pada chéngyǔ yang dianalisis, dalam penelitian ini menganalisis chéngyǔ yang menggunakan unsur binatang sementara Mei Ling menganalisis chéngyǔ dengan unsur numeralia atau angka. 4. Boh Phaik Ean dan Goh Sang Seong 2015 An Analysis of the Accurancy of Chengyu Translation in the Novel Jia Family into Malay sama-sama meneliti tentang chéngyǔ dan sama-sama melakukan penelitian dalam bidang bahasa Perbedaannya terletak pada objek penelitian, Boh dan Goh menggunakan novel sebagai objek penelitian, sementara peneliti menggunakan buku- buku kumpulan chéngyǔ sebagai objek penelitian. Dari tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu dan belum pernah dilakukan. Untuk itu, diharapkan penelitian ini dapat memudahkan pembelajar bahasa Mandarin dalam mengkaji dan mengembangkan kajian tentang chéngyǔ serta dapat digunakan untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan chéngyǔ. 2.2 Landasan Teoretis 2.2.1 Teori Semantik