Pendekatan Penelitian Data dan Sumber Data Objek Data Teknik Pengumpulan Data

37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari permasalahan yang diteliti yaitu analisis makna chéngyǔ yang menggunakan unsur binatang berdasarkan konotasi dan fungsinya, maka bentuk penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian kualitatif. Penelitan kualitatif menurut Moleong, 2011:6 adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya, sedangkan menurut Bogdan dan Biklen 1982 dalam Sugiyono, 2013:21 disebutkan bahwa salah satu karakteristik penelitian kualitatif yaitu penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal, tidak menggunakan angka dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Penelitian kualitatif yang diterapkan oleh peneliti adalah menganalisis makna chéngyǔ yang menggunakan unsur binatang berdasarkan makna konotasi dan fungsinya.

3.2 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah chéngyǔ atau peribahasa mandarin yang menggunakan unsur binatang. Sumber data yang digunakan diambil dari buku dan media elektronik.

3.3 Objek Data

Menurut Bungin 2010:76, objek penelitian adalah apa yang menjadi sasaran penelitian. Objek penelitian yang dikaji oleh peneliti berupa chéngyǔ yang menggunakan unsur binatang yang terdapat dalam media cetak berupa buku serta media elektronik.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Studi pustaka menggunakan sumber-sember tertulis untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang berkaitan dengan chéngyǔ yang menggunakan unsur binatang untuk diteliti. Pada saat pengumpulan data penulis menggunakan kartu data untuk mempermudah pengumpulan data, yaitu mengelompokkan chéngyǔ berdasarkan unsur binatang. Berikut ini merupakan contoh kartu data: Tabel 3.1 Contoh Kartu Data No 1 Data 2 Latar Belakang Adanya Chéngyǔ 3 Analisis Data 4 Makna 5 Fungsi 8 Makna Denotasi 6 Makna Konotasi 7 Analisis : Keterangan : 1 No: merupakan nomor urut data. 2 Data: merupakan data yang diambil berupa chéngyǔ yang menggunakan unsur binatang yang terdapat dalam buku kumpulan chéngyǔ dan media elektronik. 3 Latar belakang adanya chéngyǔ dalam data: merupakan asal usul terbentuknya chéngyǔ, latar belakang bertujuan agar penulis lebih mudah memahami makna konotasi dan makna denotasi yang terdapat dalam chéngyǔ. Latar belakang adanya chéngyǔ biasanya berbentuk cerita sejarah, dongeng, fabel dan kutipan puisi kuno. 4 Analisis data: merupakan hasil pembahasan dari data yang dianalisis. 5 Makna dalam analisis data: merupakan maksud yang terkandung dalam chéngyǔ. 6 Makna denotasi makna asli atau makna asal dalam analisis data: merupakan makna chéngyǔ yang sesuai dengan keadaan sebenarnya atau makna berdasarkan makna leksikal. 7 Makna konotasi dalam analisis data: merupakan makna kiasan yang terdapat dalam chéngyǔ, makna konotasi dapat berupa konotasi positif, konotasi negatif ataupun konotasi netral. 8 Fungsi dalam analisis data: merupakan fungsi dari chéngyǔ, berfungsi sebagai nasihat atau sebagai sindiran. Berikut ini merupakan contoh penggunaan kartu data: Tabel 3.2 Contoh Penggunaan Kartu Data No 1 Data 2 Cerita Sejarah 3 Analisis Data 4 1. 爱屋 ài wū jíwū Chéngyǔ ini bersumber dari cerita sejarah pada masa dinasti Zhou, cerita dalam chéngyǔ ini berkisah tentang raja Zhou Wu Wang 周 王 yang merasa gelisah karena berpendapat bahwa negaranya masih kurang aman dan tidak stabil. Salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh raja Zhou Wu Wang adalah bagaimana menangani semua pegawai dan bangsawan bekas Dinasti Shang. Sang raja kemudian berkonsultasi dengan 3 orang kepercayaannya yaitu Jiang Tai Gong 姜 公 , Zhao Gong 公 dan Zhou Makna 5 Fungsi 8 Makna Denotasi 6 Makna Konotasi 7 Menyukai seseorang, maka juga harus menyukai burung gagak di atap rumahnya Jika mencintai seseorang, maka juga harus menyayangi segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Berfungsi sebagai nasihat Gong 周公 mengenai masalah ini. Jiang Tai Gong berkata kepada raja Zhou Wu Wang, “ Saya dengar bahwa jika kita mencintai seseorang, maka burung gagak yang berada di atap rumahnya juga turut dicintai. Namun apabila kita membenci seseorang, maka dinding dan pagarnya pun harus turut dibe nci”. Maksud dari perkataan Jiang Tai Gong adalah raja sebelumnya yaitu raja Shang Zhou Wang merupakan musuh kita, jadi semua yang berkaitan dengannya juga harus dibunuh. Namun pendapat tersebut tidak diterima oleh raja Sedangkan menurut Zhao Gong: “Bagi mereka yang melakukan kesalahan, kita bunuh, namun yang tidak melakukan kesalahan kita dapat biarkan mereka hidup”. Saran tersebut juga ditolak oleh raja Kemudian Zhou Gong sang adik menyarankan, “ Menurut saya seorang raja tidak boleh memihak teman atau saudaranya saja, namun harus memerintah dengan bijak dan menyayangi semua rakyatnya”. Setelah mendengarkan saran dari Zhou Gong, raja Zhou Wu Wang kemudian memperlakukan semua rakyat, pegawai dan bangsawan bekas Dinasti Shang dengan baik dan adil. Tak lama kemudian negara Zhou yang dipimpin oleh Zhou Wu Wang ini menjadi aman, stabil dan berkembang dengan pesat. Analisis : Chéngyǔ ini memiliki makna denotasi jika kita mencintai seseorang, maka burung gagak yang ada di atap rumahnya pun harus kita cintai. Makna konotasi dari c héngyǔ ini yaitu, jika mencintai seseorang maka segala sesuatu yang berkaitan dengannya juga harus turut disayang, segala sesuatu yang berkaitan dengan orang yang di cintai dalam c héngyǔ ini di lambangkan dengan burung gagak yang berada di atap rumahnya. Seperti yang kita ketahui dalam masyarakat kemunculan burung gagak dianggap sebagai pertanda buruk, burung gagak dalam c héngyǔ bisa diartikan sebagai kekurangan dari seseorang, jika kita mencintai seseorang maka segala sesuatu yang berkaitan dengannya juga harus kita cintai termasuk kekurangnnya. Berdasarkan pemaparan diatas chéngyǔ 爱屋 ài wū jíwū memiliki konotasi positif dan berfungsi sebagai nasihat. Contoh penggunaan dalam kalimat: 小玲 小一直是隔壁王奶奶带大的,王奶奶特别 銔小玲 长大 了, 收养了一个孤儿,王奶奶爱屋 更疼爱 个孩子銔 x iǎolíng cóng xiǎo yī zhí shì gébì wáng nǎinai dài dà de, wáng nǎinai tèbié xǐhuan tā. xiǎolíng yě zhǎng dà le, gānggang shōuyǎng yī gè hái zi, wáng nǎinai ài wū jí wū gèng téngài zhè gè háizi Xiao Ling sejak kecil hingga tumbuh besar selalu dibawa oleh tetangganya yang bernama nenek wang, nenek Wang sangat menyukainya. Saat Xiao Ling tumbuh dewasa, nenek Wang baru mengadopsi Xiao Ling, nenek Wang sangat mencintai Xiao Ling dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, beliau sangat menyayangi Xiao Ling.

3.5 Teknik Analisis Data