D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan model PBL pada pembelajaran tematik
dapat meningkatkan sikap percaya diri siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat tahun pelajaran 20132014?
2. Bagaimanakah penerapan model PBL pada pembelajaran tematik
dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa kelas IV Sulaiman
SD Muhammadiyah Metro Pusat tahun pelajaran
20132014?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan sikap percaya diri siswa pada pembelajaran tematik kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat melalui
penerapan model PBL tahun pelajaran 20132014. 2. Meningkatkan Keterampilan berfikir kritis siswa pada pembelajaran
tematik kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat melalui penerapan model PBL tahun pelajaran 20132014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa a. Melalui penerapan model PBL diharapkan dapat meningkatkan
sikap percaya diri siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat.
b. Melalui penerapan model PBL diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa kelas IV Sulaiman SD
Muhammadiyah Metro Pusat. 2. Guru
Sebagai bahan
evaluasi untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran dikelasnya, serta menambah kemampuan guru dalam menerapkan model PBL dalam proses pembelajaran secara tepat.
3. Sekolah Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi pembelajaran, yakni penerapan model PBL pada pembelajaran tematik.
4. Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengembangan
wawasan tentang penelitian tindakan kelas agar kelak menjadi guru yang profesional.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan manusia semenjak lahir hingga sepanjang hayatnya untuk memperoleh pengetahuan dan memperbaiki
dirinya dengan memanfaatkan indra pendengaran dan penglihatan serta daya nalar yang dimilikinya. Hal ini tercantum dalam Al Qur’an Al-Nahl: 78
yang artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,
dan af-idah daya nalar, agar kamu bersyukur. Banyak teori tentang belajar yang dikembangkan oleh para ahli,
diantaranya terdapat tiga teori belajar yang relevan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan saat ini yaitu pendekatan ilmiah, diantaranya
teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner merupakan teori belajar penemuan discovery learning, dimana siswa aktif
mengembangkan pemikirannya dan melakukan proses penemuan. Menurut Bruner dalam Suwarsono 2002: 25 belajar merupakan suatu proses aktif
yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar melebihi informasi yang diberikan kepada dirinya.
Pendapat teori Piaget dan Vygotsky dalam belajar melahirkan teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme kognitif yang didasari atas teori
Piaget dalam Ibrahim 2000: 17 menyatakan bahwa siswa dalam segala usianya secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan
membangun pengetahuannya sendiri. Teori Piaget dalam Komalasari 2011: 20
menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan
perkembangan skema jamak skemata. Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi
dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang
dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut
dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang
dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah
ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi
skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi
antara asimilasi dan akomodasi. Vygotsky, dalam teorinya dalam Nur dan Wikandari, 2000: 4
menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu
masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak
saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan dan perubahan tingkah laku
individu yang baru sebagai hasil pemerolehan dari lingkungannya melalui berinteraksi dengan lingkungan melalui indra pendegaran, indra penglihatan
dan daya nalar. Individu aktif melakukan proses penemuan, mengembangkan pemikirannya, mengembangkan potensinya, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang harus dipelajari.
B. Model Problem Based Learning PBL