Keabsahan Data A MODELING OF MANAGEMENT AND SOLVING ELECTION CONFLICT (A Descriptive Study of Reconciling Election Conflict in South Lampung District and Pringsewu District) PEMODELAN PENGELOLAAN DAN RESOLUSI KONFLIK ( Suatu Kajian Deskripsi Penyelesaian

BAB IV Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung

Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal 18 Maret 1964. Secara geografis Provinsi Lampung terle tak pada kedudukan 103º40” BT Bujur Timur sampai 105º50” BT Bujur Timur dan 3º45” LS Lintang Selatan sampai 6º45” LS Lintang Selatan. Provinsi Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,35 km Lampung dalam angka, BPS 2012 termasuk 132 pulau di sekitarnya dan lautan yang berbatasan dalam jarak 12 mil laut dari garis pantai kearah laut lepas. Luas perairan laut Provinsi Lampung diperkirakan lebih kurang 24.820 km atlas sumberdaya pesisir Lampung, 1999. Panjang garis pantai Provinsi Lampung lebih kurang 1.105 km, yang membentuk 4 empat wilayah pesisir, yaitu Pantai Barat 210 km, Teluk Semangka 200 km, Teluk Lampung dan Selat Sunda 160 km, dan Pantai Timur 270 km. Batas administrasi wilayah Provinsi Lampung adalah : 1 Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu 2 Sebelah Selatan dengan selat Sunda 3 Sebelah Timur dengan laut Jawa 4 Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari Kota Kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relative luas dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta Pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan telukbetung, Tarahan dan Kalianda di Teluk Lampung. Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung dan laut Jawa terdapat pula Pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Disamping itu Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui. Lapangan terbang utamanya adalah Radin Inten II yaitu nama baru dari Branti 28 Km dari ibukota melalui jalan Negara menuju Kotabumi dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra.

4.2 Kondisi Topografi

Menurut kondisi topografi, Provinsi Lampung dapat dibagi ke dalam 5 lima satuan ruang, yaitu: Daerah berbukit sampai bergunung, dengan ciri khas lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25 dan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut dpl. Daerah ini meliputi Bukit Barisan, kawasan berbukit di sebelah Timur Bukit Barisan, serta Gunung Rajabasa. 1 Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, kemiringan antara 8 hingga 15 dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter dpl. Kawasan ini meliputi wilayah gedung tataan, kedaton, sukoharjo dan pulau panggung di daerah Kabupaten Lampung Selatan serta adirejo dan bangun rejo di daerah Kabupaten Lampung Tengah. 2 Dataran alluvial, mencakup kawasan yang sangat luas meliputi Lampung Tengah hingga mendekati pantai sebelah timur. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter dpl dengan kemiringan 0 hingga 3. 3 Rawa pasang surut di sepanjang pantai timur dengan ketinggian 0,5 hingga 1 meter dpl. 4 Daerah aliran sungai, yaitu Tulang Bawang, Way Seputih, Way Sekampung, Way Semangka, dan Way Jepara.

4.3 Tutupan Lahan Land Coverege

Berdasarkan data peta RBI BAKOSURTANAL 2001 dari luas wilayah Provinsi Lampung sebesar 35.288,35 km². Tutupan lahan Provinsi Lampung dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Tutupan Lahan Provinsi Lampung Tahun 2010 No. Pemanfaatan Luas km² Persentase 1 Permukiman 2.321,83 6.58 2 Sawah 205,5 0.58 3 Pertanian lahan kering 21.492 60.90 4 Perkebunan 1.231,31 3.49 5 Hutan 2.080,26 5.90 6 Rawa, sungai, tubuh air 170,44 0.48 7 Tambak 340,87 0.97 8 Mangrove 4,36 0.01 9 Savana dan semak belukar 4.780,84 13.55 10 Tambang dan tanah terbuka 2.407,09 6.82 11 Penggunaan lainnya 253,83 0.72 Jumlah 35.288,35 100

Dokumen yang terkait

A Descriptive Study on the Grade VIII Students’ Ability in Using Punctuation and Capitalization in Descriptive Paragraph Writing at SMPN 13 Jember.

0 5 6

The Effectiveness of Collaborative Learning in Improving Students’ Abililty in Reading Descriptive Text (A Pre-Experimental Study of the Seventh Grade Students of SMP Pelita Harapan, South Jakarta).

0 6 103

THE EFFECTIVENESS OF USING NEAR-PEER ROLE MODELING (NPRM) ON STUDENTS’ SPEAKING ABILITY (A Quasi-Experimental Study at the First Grade of SMPN 3 South Tangerang)

0 32 113

PEMODELAN PENGELOLAAN DAN RESOLUSI KONFLIK ( Suatu Kajian Deskripsi Penyelesaian Sengketa Pilkada Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pringsewu

0 15 65

A Qualitative Study on Handy Talky Use as the Assistant Device in a Government Institution (A Study in Public Relation and Protocol Office in Tanggamus District) Studi Kualitatif Penggunaan Handy Talky ( HT ) Sebagai Media Bantu Pada Sebuah Instansi Pemer

0 12 86

RELATIONSHIP BETWEEN APPLICATION PRINCIPLE OF TRANSPARENCY AND ACCOUNTABILITY WITH MANAGEMENT VILLAGE’S ALLOCATION DONATION (Case Study at Candimas Village, District of Abung Selatan, Lampung Utara Regency Toward Improvement) HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP TR

3 59 85

PEMODELAN PENGELOLAAN DAN RESOLUSI KONFLIK ( Suatu Kajian Deskripsi Penyelesaian Sengketa Pilkada Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pringsewu )

0 12 57

A MODELING OF MANAGEMENT AND SOLVING ELECTION CONFLICT (A Descriptive Study of Reconciling Election Conflict in South Lampung District and Pringsewu District) PEMODELAN PENGELOLAAN DAN RESOLUSI KONFLIK ( Suatu Kajian Deskripsi Penyelesaian Sengketa Pilkad

0 6 62

VILLAGE FUND ALLOCATION MANAGEMENT IN VILLAGE BUILDING 2013 ( A Study in Gayau Sakti Village Subdistrict Seputih Agung District Lampung Tengah) PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM PEMBANGUNAN PERDESAAN TAHUN 2013 (Studi pada Desa Gayau Sakti Kecamat

3 30 82

A Game of Women Representation Policy Implementation In District of Jember in 2014 Election

0 0 27