b Pencapaian Rencana Penerimaan PPh c Pencapaian Rencana PPN
d Pencapaian Rencana Penerimaan PBB dan BPHTB e Pencapaian Rencana Penerimaan Melalui Pencairan Tunggakan
f Mewujudkan Masyarakat yang sadar dan peduli pajak
4.1.1.5 Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Data responden yang berhasil dikumpulkan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebanyak 40 responden wajib
pajak mengenai Kebijakan pajak dan Self Assesement System dan Kepatuhan pajak yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi yang
berada di wilayah Cimahi. Responden terdiri dari:
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1.1.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
1 Pria
25 62.5
2 Wanita
15 37.5
Total 40
100
b. Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.1.1.5 Responden Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Frekuensi Persentase
1 SD
2 SMP
3 SMASMK Sederajat
4 Perguruan Tinggi
40 100
Total 40
100
Setiap wajib pajak menerima 1 kuesioner, dimana sampel responden wajib pajak sesuai dengan sampel yang terdapat pada BAB III.
4.1.2 Hasil Pengujian Alat Ukur Pengujian
4.1.2.1 Hasil Pengujian Validitas
Uji validasi ditujukan untuk menguji sejauhmana alat ukur dalam hal ini kuesioner mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validasi dilakukan dengan
mengkorelasikan masing-masing item skor dengan total skor. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi product-moment pearson.
Butir yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi
pula. Syarat minimum dikatakan valid untuk variabel penelitian adalah r = 0,30.
Tabel 4.15 Uji validitas variabel kebijakan pajak
Item r korelasi
r kritis keterangan
1 0,972
0,3 valid
2 0,955
0,3 valid
3 0,980
0,3 valid
4 0,983
0,3 valid
5 0,972
0,3 valid
6 0,979
0,3 valid
Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel kebijakan pajak semua item valid karena nilai r korelasinya lebih besar dari r tabel,
Sehingga layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat diikut sertakan pada analisis selanjutnya.
Tabel 4.16 Uji validitas variabel Self Assessment System
Item r korelasi
r kritis keterangan
7 0,713
0,3 valid
8 0,639
0,3 valid
9 0,596
0,3 valid
10 0,859
0,3 valid
11 0,898
0,3 valid
12 0,747
0,3 valid
13 0,719
0,3 valid
14 0,717
0,3 valid
15 0,682
0,3 valid
16 0,725
0,3 valid
Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel Self Assessment System semua item valid karena nilai r korelasinya lebih besar dari r
tabel, Sehingga layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat diikut sertakan pada analisis selanjutnya.
Tabel 4.17 Uji validitas variabel kepatuhan pajak
Item r korelasi
r kritis keterangan
17 0,706
0,3 valid
18 0,708
0,3 valid
19 0,719
0,3 valid
20 0,740
0,3 valid
21 0,753
0,3 valid
22 0,784
0,3 valid
23 0,755
0,3 valid
24 0,698
0,3 valid
25 0,778
0,3 valid
Berdasarkan hasil uji validitas, diketahui bahwa dalam variabel kepatuhan pajak semua item valid karena nilai r korelasinya lebih besar dari r tabel,
Sehingga layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat diikut sertakan pada analisis selanjutnya.
4.1.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Analisis reliabilitas merupakan salah satu ciri utama instrumen pengukuran yang baik. Reliabilitas sering disebut juga sebagai keterpercayaan,
keandalan, keajegan, konsisten dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditujukan oleh suatu angka yang disebut koefesien reliabiltas, walaupun secara teoritis besarnya koefisien
berkisar antara 0,00-1,00 dan juga dapat bertanda positif + maupuan negatif -. Dalam hal reliabilitas, koefesien yang besarnya kurang dari nol 0,00 tidak ada
artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif.
Pada penelitian ini digunakan metode pengukuran reliabilitas Alpha Cronbach, dengan kriteria besarnya koefisien reliabilitas minimal harus dipenuhi
oleh suatu alat ukur adalah 0,70 yang berarti bahwa secara keseluruhan alat ukur telah memiliki konsistensi yang dapat diandalkan. Dari hasil pengolahan data
diketahui bahwa nilai reliabilitasnya:
Tabel 4.18 Nilai Reliabilitas Variabel
Nilai Reliabel
Kebijakan pajak 0,986
Reliabel Self Assessment System
0,902 Reliabel
Kepatuhan pajak 0,892
Reliabel Nilai reliabilitas memberikan indikasi bahwa keandalan kuesioner yang
digunakan pada variabel tersebut sebagai alat pengukur termasuk pada kategori berkorelasi kuat karena nilainya lebih besar atau sama dengan 0,7.
4.1.3 Analisis Deskriptif 4.1.3.1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kebijakan
Pajak
X
1
Pengaruh kebijakan pajak pada KPP Pratama Cimahi akan terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada
kuesioner. Kebijakan pajak diukur menggunakan 3 tiga dimensi tarif pajak, objek pajak, dan administrasi perpajakan serta dioperasionalisasikan menjadi 6
butir pernyataan.
1. Tarif Pajak
Dimensi tarif pajak dalam kebijakan pajak pada KPP Pratama Cimahi diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut distribusi tanggapan responden
terhadap setiap butir pernyataan pada indikator tarif pajak.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Dimensi
Tarif Pajak
Pernyataan Skor Jawaban
Skor 1
2 3
4 5
Penetapan tarif pajak sesuai peraturan perpajakan
F 1
12 4
5 18
147 0,00 10,00 10,00 52,50 27,50
74 Penetapan tarif pajak telah
berdasarkan prinsip keadilan bagi wajib pajak
F 4
8 6
16 6
132 2,50
5,00 15,00 52,50 25,00
66
Melalui tanggapan responden pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada dimensi tarif pajak sudah dilakukan dengan baik. Pada item penetapan tarif pajak
sesuai peraturan perpajakan, mempunyai skor tertinggi sebesar 147 74 dengan demikian termasuk dalam kategori baik, sedangkan skor terendah 132 66 yaitu
pada pernyataan penetapan tarif pajak telah berdasarkan prinsip keadilan bagi wajib pajak, dimana hal ini masuk ke dalam kategori cukup. Hal ini menunjukan
adanya kelemahan dalam penetapan tarif pajak.
2. Objek Pajak
Dimensi objek pajak dalam kebijakan pajak pada KPP Pratama Cimahi diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut distribusi tanggapan responden
terhadap setiap butir pernyataan pada indikator objek pajak.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Dimensi Objek Pajak
Pernyataan Skor Jawaban
Skor 1
2 3
4 5
Penentuan objek pajak telah tepat sasaran
F
5 10
9 16
156 0,00 10,00
20,00 42,50
27,50 78
Penetapan objek pajak sangat objektif
F
1 3
11 8
17
157 2,50
5,00 25,00
45,00 22,50
79
Melalui tanggapan responden pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dimensi objek pajak sudah dilakukan dengan baik. Namun, pada item penentuan
objek pajak telah tepat sasaran, mempunyai skor terendah sebesar 156 78 pada pernyataan penetapan objek pajak sangat objektif. Pada item Penentuan objek
pajak telah tepat sasaran, mempunyai skor tertinggi sebesar 157 79. Sehingga diketahui bahwa objek pajak dalam hal ini masuk dalam kategori baik.
3. Administrasi Perpajakan
Dimensi administrasi perpajakan dalam kebijakan pajak pada KPP Pratama Cimahi diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut distribusi
tanggapan responden terhadap setiap butir pernyataan pada indikator administrasi perpajakan.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Dimensi
Administrasi Perpajakan
Pernyataan Skor Jawaban
Skor 1
2 3
4 5
Administrasi pajak memudahkan wajib pajak dalam menjalankan
kewajiban pajaknya F
4 11
8 17
158 0,00 12,50
12,50 45,00
30,00 79
Administrasi pajak cenderung mencegah wajib pajak melakukan
tindakan pelanggaran F
3 11
8 18
161 0,00
5,00 17,50
40,00 37,50
81
Melalui tanggapan responden pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dimensi administrasi perpajakan sudah dilakukan dengan baik. Pada item
Administrasi pajak cenderung mencegah wajib pajak melakukan tindakan pelanggaran, mempunyai skor tertinggi sebesar 161 81 dan skor terendah 158
79 pada pernyataan Administrasi pajak memudahkan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban pajaknya.
Untuk mengetahui gambaran empirik secara keseluruhan tentang kebijakan pajak pada KPP Pratama Cimahi maka dilakukan perhitungan
persentase skor jawaban responden pada setiap indikator. Kemudian dilakukan perhitungan skor ideal dengan rumus sebagai berikut:
Skor Ideal = n x k x Nilai Maksimal
Persetase skor aktual =
Total Skor 100
Skor Ideal ×
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil seperti tampak dalam tabel berikut ini
Tabel 4.4 Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai
Kebijakan
Pajak
Indikator Skor
Aktual Skor
Ideal Skor
Aktual
Tarif Pajak 279
400 69,75
Objek Pajak 313
400 78,25
Administrasi Pajak 319
400 79,75
Total 911
1200 75,91
Selanjutnya persentase total skor jawaban responden pada tabel 4.4 di atas tersebut diinterpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban
responden yang disajikan pada gambar sebagai berikut:
75,91
Tdk Baik Kurang baik Cukup Baik Baik Sangat baik
20 36
52 68 84
100
Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor dari variabel kebijakan pajak sebesar 75,91 berada di antara interval 68 – 84.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan pajak pada KPP Pratama Cimahi secara umum berada dalam kategori baik. Namun demikian kebijakan
pajak belum mencapai 100, dimana masih terdapat permasalahan sebesar 24,09. Sehingga masih perlu adanya upaya perbaikan pada kebijakan pajak guna
menyelesaikan masalah yang ada.
4.1.3.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Self Assessment System X
2
Variabel self assessment system pada KPP Pratama Cimahi akan terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada
kuesioner. Self assessment system diukur menggunakan 4 empat dimensi dan dioperasionalisasikan menjadi 10 butir pernyataan.
1. Pendataftaran Diri Wajib Pajak
Dimensi pendataftaran diri wajib pajak dalam variabel self assessment system pada KPP Pratama Cimahi diukur menggunakan 3 butir pernyataan.
Berikut distribusi tanggapan responden terhadap setiap butir pernyataan pada indikator pendataftaran diri wajib pajak.