Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
pada tahun 1959. Pertentangan tersebut berpusat pada adanya partai–partai politik yang gigih mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, tetapi
adapula partai–partai politik yang menghendaki dan dan memperjuangkan Syariat Islam sebagai dasar negara.
Untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari kekacauan dan kehancuran, maka Presiden
Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden 5
Juli 1959
yang memberlakukan kembali UUD 1945 dimana dalam pembukaanya menuat
Pancasila yang resmi dan asli sebagai dasar negara. Setelah diberrlakukanya kembali UUD 1945 partai politik yang ada di Indonesia mulai disederhanakan
dimana pada poermulaan tahun 1961 hanya diakui 10 partai. Penyederhanaan jumlah partai peserta pemilu setelah dikeluarkanya dekrit
presiden 5 juli 1959 ternyata tidak mengurangi pertentangan ideologi di dalam masyarakat. Pertentangan ideologi yang terjadi dimasyarakatr disebabkan
adanya format politik NASAKOM Nasionalis, Agama, Komunis yang digagas oleh Presiden Soekarno. PKI yang merupakan tulang punggung NASAKOM
menuntut agar semua lembaga negara dan lembaga kemasyarakatan termasuk golongan fungsional dinasakomkan.
Sebagai perlawanan
terhadap tekanan-tekanan
PKI dan dalam
rangka pelaksanaan UUD 1945, maka golongan – golongan fungsional yang tidak
berafiliasi pada partai politik dan dengan dukungan TNI berjuang keras untuk memformalkan kehadiranya di dalam masyarakat. Berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 1959, diangkatlah 200 orang waki–wakil Golongan
✁✂
Karya di MPRS kemudian dengan Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1964 diakuilah wakil-wakil Golongan Karya di Front Nasional.
Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional, maka atas dasar dorongan TNI dibentuklah
Sekretariat Bersama Golongan Karya atau disingkat SEKBER GOLKAR pada tanggal 20 Oktober 1964. Tanggal inilah yang kemudian dijadikan hari lahirnya
GOLKAR. Pada masa awal pertumbuhan SEKBER GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional, kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional
karena golongan–golongan fungsional lainya sudah menyadari bahwa SEKBER GOLKAR berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta tujuan dan haluanya
adalah Demokrasi Pancasila untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam SEKBER GOLKAR ini
kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 tujuh Kelompok Induk Organisasi KINO, yaitu:
1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong KOSGORO 2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia SOKSI
3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong MKGR 4. Organisasi Profesi
5. Ormas Pertahanan Keamanan HANKAM 6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia GAKARI
7. Gerakan Pembangunan untuk menghadapi Pemilu 1971 Ke-7 tujuh KINO yang merupakan kekuatan inti dari SEKBER GOLKAR
tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk