Bahan Pewarna TINJAUAN PUSTAKA

1980. Keberadaan BTM ini membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun hasilnya sungguh menakjubkan Khomsan, 2003. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 329MenkesPERXII76, yang dimaksud dengan aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Termasuk kedalamnya adalah pewarna Winarno, 1997. Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila, tidak digunakan untuk menyembunyikan atau menutupi penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan serta tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan BPOM, 2003.

2.3 Bahan Pewarna

Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan salah satu ciri yang sangat penting. Warna merupakan kriteria dasar untuk menentukan kualitas makanan, warna juga dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan deMan, 1997. Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk memberi warna pada suatu objek Fessenden Fessenden, 1999. Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur, dan nilai gizinya, disamping itu ada faktor lain, misalnya sifat mikrobiologis, tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki Universitas Sumatera Utara warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya Winarno, 1997. Zat pewarna makanan sering kali menimbulkan masalah kesehatan, terutama dalam penyalahgunaan pemakaiannya. Betapa tidak, zat warna untuk tekstil dan kulit terkadang dipakai untuk mewarnai makanan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut Winarno, 1997. Penambahan bahan pewarna pangan dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu untuk memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan warna makanan, menutupi perubahan warna selama proses pengolahan dan mengatasi perubahan warna selama penyimpanan BPOM, 2003. Zat pewarna dibagi menjadi dua kelompok yaitu certified color dan uncertified color. Certified color merupakan zat pewarna sintetik yang diijinkan penggunaannya dalam makanan Tabel 1. Uncertified color adalah zat pewarna yang berasal dari bahan alami Tabel 2 Winarno, 1997. Beberapa zat pewarna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam makanan Tabel 3. Zat pewarna sintesis merupakan zat pewarna buatan manusia. Zat pewarna sintesis seharusnya telah melalui suatu pengujian secara intensif untuk menjamin keamanannya. Karakteristik dari zat pewarna sintesis adalah warnanya lebih cerah, lebih homogen dan memiliki variasi warna yang lebih banyak bila dibandingkan dengan zat pewarna alami. Disamping itu penggunaan zat pewarna sintesis pada makanan bila dihitung berdasarkan harganya, jauh lebih murah bila dibandingkan dengan zat pewarna alami http:informasisehat.wordpress.com. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Bahan Pewarna Sintesis yang diizinkan di Indonesia Warna Nama Nomor Indeks Nama Merah Carmoisine 14720 Merah Amaranth 16185 Merah Erythrosium 45430 Oranye Sunsetyellow FCF 15985 Kuning Tartrazine 19140 Kuning Quineline yellow 47005 Hijau Fast green FCF 42053 Biru Brilliant blue FCF 42090 Biru Indigocarmine indigotine 42090 Ungu Violet GB 42640 Sumber: Winarno 1997. Tabel 2. Zat Pewarna Alami bagi Makanan dan Minuman yang diijinkan di Indonesia Warna Nama Nomor Indeks Nama Merah Alkanat 75520 Merah Cochineal red karmin 75470 Kuning Annato 75120 Kuning Karoten 75130 Kuning Kurkumin 75300 Kuning Safron 75100 Hijau Klorofil 75810 Universitas Sumatera Utara Biru Ultramarin - Coklat Karamel 77007 Hitam Carbon black 77266 Hitam Besi oksida 77499 Putih Titanium dioksida 77891 Sumber: Winarno 1997. Tabel 3. Bahan Pewarna Sintetis yang dilarang di Indonesia Nama Nomor Indeks Nama Citrus Red No. 2 12156 Ponceau 3R Red G 16155 Ponceau SX Food Red No. 1 14700 Rhodamin B Food Red No. 15 45170 Guinea Green B Acid Green No. 3 42085 Magenta Basic Violet No. 14 42510 Chrysoidine Basic Orange No. 2 11270 Butter Yellow Solvent Yellow No. 2 11020 Sudan I Food Yellow No. 2 12055 Metanil Yellow Ext. DC Yellow No.1 13065 Auramine Basic Yellow No. 2 41000 Oil Orange SS Solvent Orange No. 2 12100 Oil Orange XO Solvent Orange No. 7 12140 Sumber: Cahyadi 2008. Universitas Sumatera Utara

2.4 Rhodamin B