BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makanan Jajanan
Kebutuhan makan anak-anak sekolah dasar perlu mendapat perhatian karena anak-anak mulai mempunyai kesibukan-kesibukan dengan pelajaran di sekolah dan di
sekitar lingkungan sosialnya. Minat makan anak-anak sangat dipengaruhi oleh emosinya. Oleh karenanya faktor kebiasaan makan dan pengetahuan tentang gizi untuk membina
kesehatannya perlu dimiliki. Dengan demikian anak-anak dapat memilih makanan yang tepat untuk dimakan, andaikata ia harus membeli makanan atau “jajan” untuk memenuhi
kebutuhannya Poedjiadi, 1994. Pada umumnya kebiasaan yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan
di kantin atau warung di sekitar sekolah. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefinisikan sebagai
makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan dan dikonsumsi
tanpa persiapan atau pengolahan lebih lanjut. Dari beberapa jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah ditemukan adanya mengandung Bahan Tambahan
Pangan seperti pewarna Judarwanto, 2009.
2.2 Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan makanan secara definitif dapat diartikan sebagai bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan yaitu untuk memperbaiki warna,
bentuk, cita rasa, tekstur, atau memperpanjang masa simpan. Salah satu bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah pewarna makanan Winarno,
Universitas Sumatera Utara
1980. Keberadaan BTM ini membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu ditambahkan dalam
jumlah sedikit, namun hasilnya sungguh menakjubkan Khomsan, 2003.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 329MenkesPERXII76, yang dimaksud dengan aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan
sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Termasuk kedalamnya adalah pewarna Winarno, 1997. Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat
dibenarkan apabila, tidak digunakan untuk menyembunyikan atau menutupi penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak digunakan untuk
menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan serta tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan BPOM,
2003.
2.3 Bahan Pewarna