Faktor Pemudah 1. Hubungan Pendidikan terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Faktor Pemudah 5.1.1. Hubungan Pendidikan terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi oleh Ibu di Kabupaten Tapanuli Utara Tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek sosial yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Pendidikan akan memengaruhi seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan, karena mereka yang berpendidikan tinggi mampu menghadapi tantangan dengan rasional Notoadmodjo, 2003. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan Azwar, 2007. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh dan ditamatkan oleh responden berdasarkan ijazah terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden mayoritas berpendidikan dasar yaitu sebanyak 104 orang 52,8. Menurut Muchlis 2006 bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi pada bayi. Peningkatan pemahaman ibu tentang imunisasi dasar lengkap, dapat dilakukan melalui pengembangan pendidikan kesehatan bagi responden ibu-ibu memiliki bayi. Dengan pendidikan kesehatan akan membantu Universitas Sumatera Utara mereka untuk mau membawa bayi mereka mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Dalam hal pemberian imunisasi dasar lengkap, tingkat pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung ibu dalam memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 73,1 responden dengan pendidikan dasar yang tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya. Hal ini disebabkan ibu dengan pendidikan rendah akan lebih sulit mengerti pentingnya imunisasi sehingga dapat menyebabkan pengetahuan tentang imunisasi menjadi kurang. Hal ini sesuai juga dengan teori yang dikemukakan Depkes 2009, salah satu faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang tersebut untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu informasi. Dimana ibuyang memiliki pendidikan rendah maka pemahamannya juga rendah. Sesuai dengan Achmadi 2006 bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik mampu berpikir kritis dan memiliki pengetahuan yang lebih jelas atau luas dibandingkan dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan lebih lanjut. 5.1.2. Hubungan Pengetahuan terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi oleh Ibu di Kabupaten Tapanuli Utara Benyamin Bloom dalam Notoadmodjo 2003 menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca Universitas Sumatera Utara indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour. Dalam penelitian ini, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau dijawab oleh responden tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi pengertian imunisasi, manfaat imunisasi, jenis imunisasi dan waktu pemberian imunisasi pada bayi. Pengetahuan dibagi menjadi dua kategori yaitu pengetahuan kurang dan pengetahuan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden mayoritas kurang yaitu sebanyak 136 orang 69,0. Menurut Klytmants 2005, pengetahuan yang maksimal dalam waktu yang singkat sulit terjadi perubahan baik peningkatan maupun penurunan pengetahuan. Banyak faktor yang menjadi alasan salah satunya masyarakat kesulitan memperoleh informasi yang lebih banyak tentang sesuatu materi, setelah informasi utama diperolehnya. Menurut Depkes 2009, pengetahuan ibu tentang imunisasi dapat mempengaruhi kesadaran ibu untuk mengimunisasikan anaknya. Dalam hal pemberian imunisasi dasar lengkap, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan pengetahuan kurang 75,0 tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya. Ada beberapa pertanyaan yang dijawab salah oleh responden, antara lain arti imunisasi, manfaat imunisasi, waktu imunisasi, akibat tidak mendapat suntikan imunisasi. Hal ini dapat memengaruhi responden untuk tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya. Universitas Sumatera Utara Hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi oleh ibu pada analisis bivariat yang telah dilakukan didapat hasil uji Chi Square yaitu p value = 0,001. Nilai tersebut secara statistik berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi oleh ibu. Dan dengan menggunakan Uji Regresi Logistik Berganda diperoleh bahwa variabel pengetahuan merupakan variabel yang dominan memengaruhi pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi oleh ibu di Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini disebabkan responden mayoritas berpendidikan dasar sehingga adapun papan promosi dan juga penyuluhan dilaksanakan masih banyak responden yang tidak mengerti dan paham akan pentingnya imunisasi. Sehingga para petugas kesehatan lebih sering mengingatkan secara langsung kepada para ibu agar mengimunisasi anaknya. Dengan metode yang seperti ini maka diharapkan para bidan desa berada di setiap desa sehingga kebutuhan masyarakat akan imunisasi dapat diakomodir dengan lebih baik. Peningkatan pengetahuan kesehatan akan menentukan seseorang untuk berperilaku baik dalam memelihara kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan adalah promosi kesehatan dengan penyebarluasan informasi tentang imunisasi di Kabupaten Tapanuli Utara. Adanya pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagai upaya pencegahan akan menumbuhkan perilaku positif dalam pelaksanaan program imunisasi. Informasi kesehatan yang disampaikan pada masyarakat khususnya ibu terkait dengan imunisasi dasar seperti pengertian imunisasi dasar, jenis-jenis imunisasi, waktu pemberian Universitas Sumatera Utara imunisasi dasar dan tempat pelayanan imunisasi. Jadi semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi, semakin tinggi tingkat pemberian imunisasi dasar bayi. Pada penelitian ini, pengetahuan masyarakat yang kurang adalah tentang penjadwalan dari masing-masing imunisasi seperti banyak responden yang tidak mengetahui kapan jadwal imunisasi BCG atau jadwal imunisasi DPT. Oleh sebab itu, diharapkan kepada petugas kesehatan agar tidak lupa memberikan Kartu Menuju Sehat KMS bayi mereka yang sudah lengkap dengan jadwal dari masing-masing imunisasi. Dengan banyaknya ibu yang bekerja sebagai petani menyebabkan mereka selalu membawa bayi mereka ke ladang maka ada baiknya apabila penyuluhan dilakukan sesuai dengan jadwal yang dapat dihadiri oleh para ibu. Hal ini dapat dilakukan dengan penyuluhan imunisasi pada saat acara latihan menyanyi di gereja atau dapat juga dilakukan pada saat telah selesai melakukan kebaktian pada hari Minggu. Melihat usia para ibu yang masih muda, diharapkan petugas kesehatan dalam melakukan penyuluhan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh para ibu tersebut seperti melakukan penyuluhan dengan menggunakan bahasa Batak. Hasil penelitian Effendi 2010 di wilayah kerja Puskesmas Dalam Pagar bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi dengan taraf signifikansi p = 0,005 p 0,005. Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian Masleni 2008, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan status imunisasi bayi dengan nilai probabilitas diperoleh 0,000 0,01 dengan menggunakan uji korelasi Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,641. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiansyah 2008 mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi di posyandu desa Tonjong Brebes Jawa Tengah dengan taraf signifikansi p = 0,01 p 0,05 yang membuktikan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang imunisasi dasar dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi. 5.2. Faktor Pemungkin 5.2.1. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Sarana Pelayanan Kesehatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami terhadap Pemberian Imunisasi BCG Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Aekraja Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011

4 34 88

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 12-24 Bulan di Desa Siabal-abal II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011

1 38 73

Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi Di Kabupaten Aceh Utara

4 55 125

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

1 5 79

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Wiliayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU TERHADAP KETIDAKPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK BAWAH DUA TAHUN

0 0 11

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI TAHUN 2015

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi 2.1.1. Pengertian Imunisasi - Pengaruh Faktor Pemudah, Pemungkin dan Penguat terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi oleh Ibu di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Faktor Pemudah, Pemungkin dan Penguat terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi oleh Ibu di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011

0 0 9

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin, Penguat, Ancaman, dan Harapan Terhadap Perilaku Perolehan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Pamekasan Madura - UNS Institutional Repository

0 0 16