Faktor Pemungkin 1. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Sarana Pelayanan Kesehatan
                                                                                Menurut penelitian Masleni 2008, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan  antara  pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan status imunisasi
bayi dengan nilai probabilitas diperoleh  0,000    0,01 dengan menggunakan uji korelasi Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,641.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiansyah 2008 mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi di posyandu desa Tonjong Brebes Jawa Tengah dengan taraf signifikansi p = 0,01 p  0,05 yang membuktikan
adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang imunisasi dasar dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi.
5.2.    Faktor Pemungkin 5.2.1.  Hubungan  Jarak Tempat Tinggal dengan Sarana Pelayanan Kesehatan
terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi oleh Ibu di Kabupaten Tapanuli Utara
Notoatmodjo 2003, seseorang yang tidak mau mengimunisasi anaknya di
tempat pelayanan kesehatan dapat disebabkan karena orang tersebut tidak tahu atau belum tahu menfaat imunisasai bagi anak, tetapi barang kali juga karena rumahnya
terlalu jauh dengan pelayanan kesehatan tempat imunisasi anaknya. Dalam penelitian ini, jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan
adalah pengakuan responden tentang jarak tempat tinggalnya dengan sarana pelayanan kesehatan puskesmas dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan.
Jika jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan ≥ 5 km dengan  berjalan
Universitas Sumatera Utara
kaki atau menggunakan kendaraan adalah jauh dan jika jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan  5 km dengan berjalan kaki atau menggunakan
kendaraan  adalah dekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan dalam kategori jauh
yaitu sebanyak 123 orang 62,4. Dalam hal pemberian imunisasi dasar lengkap, hasil penelitian menunjukkan
bahwa  mayoritas responden dengan jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan dalam kategori jauh 72,4 tidak memberikan imunisasi dasar lengkap
pada bayinya. Hal ini disebabkan desa mereka memang jauh dari puskesmas yang berada di ibukota kecamatan dan juga akses jalan yang kurang mendukung, selain itu
tidak adanya bidan desa di desa tersebut menyebabkan mereka tidak mendapatkan pelayanan imunisasi seperti Desa Simarsalahon, Desa Rura Julu Toruan, Desa Rura
Julu Dolok, Desa Situmeang Hasundutan, Desa Hutauruk Hasundutan, Desa Sihujur. Walaupun ada kegiatan dari Puskesmas yaitu dengan melakukan kegiatan imunisasi
masuk desa dengan tujuan agar masyarakat yang jauh jaraknya tetap mendapatkan layanan imunisasi tetapi masih ada masyarakat  yang tetap tidak mau
mengimunisasikan bayinya, salah satunya akibat  pengetahuan ibu tentang imunisasi yang rendah.
Hal ini dapat disebabkan ketidakaktifan Posyandu pada tiap desa sehingga pemberian imunisasi tidak maksimal. Posyandu yang aktif dapat meminimalisasi
jarak antara tempat tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan. Sehingga masyarakat tidak mempunyai alasan untuk tidak mengimunisasikan bayi mereka. Selain itu
Universitas Sumatera Utara
Posyandu dengan metode untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat dapat mendorong masyarakat untuk membawa bayi mereka imunisasi.
Di Kabupaten Tapanuli Utara memang terdapat 380 Posyandu  tetapi tidak semua Posyandu aktif. Posyandu di Kabupaten Tapanuli Utara masih banyak pada
tingkat Posyandu Pratama dimana kegiatan Psoyandu hanya dilaksanakan sekali setahun. Ini disebabkan karena kurangnya tenaga bidan di desa tersebut dan juga
merasakan pentingnya Posyandu. Sehingga kegiatan Posyandu kadang tidak didatangi oleh masyarakat sebab banyak  masyarakat yang tidak menepati waktu yang sudah
disepakati dan juga masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya imunisasi. Oleh karena itu diharapkan, Psoyandu dapat diaktifkan kembali dengan bekerjasama secara
sektoral dengan Kepala Desa, Camat ataupun tokoh-tokoh agama atau adat yang dapat memotivasi masyarakat untuk mengimunisasikan bayi mereka.
Hubungan  jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan  terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi oleh ibu  pada  analisis  bivariat  yang
telah  dilakukan  didapat  hasil  uji  Chi Square  yaitu  p  value  =  0,029.  Nilai  tersebut secara  statistik  berarti  bahwa  ada  hubungan  yang bermakna  antara  jarak tempat
tinggal dengan sarana pelayanan kesehatan  terhadap  pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi oleh ibu.
Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  hasil penelitian  survei  yang  dilakukan Syamsuddin  2007,  yang  menyatakan  bahwa  dari hasil  uji  beda  yang  dilakukan
didapat  adanya  perbedaan  yang  signifikan  antara  jarak  rumah dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi. Idwar 2000, juga  mendukung  hasil  tersebut  dan
Universitas Sumatera Utara
menyatakan  bahwa  secara  statistik  didapat  adanya hubungan  yang  bermakna  antara jarak tempat tinggal dengan pelayanan kesehatan dengan status imunisasi.
5.3.    Faktor Penguat 5.3.1.  Hubungan  Dukungan Suami terhadap Pemberian Imunisasi Dasar
                                            
                