BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Bekerja pada kondisi yang tidak nyaman dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Menurut International Labor Organization ILO setiap tahun terjadi
1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah
kematian karena penyakit akibat kerja dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya ILO, 1999.
Komputer merupakan salah satu penemuan yang populer di abad ke-20 ini. Penggunaan komputer sudah sangat universal dan digunakan baik di tempat kerja
ataupun di sekolah. Bekerja sepanjang waktu dengan melihat monitor komputer, menimbulkan gejala-gejala okular dan gangguan fisik Bhlem C, Vishnu S dkk.,
2005. Beberapa gejala pada mata akibat penggunaan komputer yang berpengaruh terhadap mata operator adalah monitor komputer atau Visual Display Terminal
VDT Abrams D, 1993. World Health Organization WHO melaporkan gejala- gejala yang dapat terjadi pada mata adalah astenopia 75-90, yang meliputi
mata kering, sakit kepala, kabur melihat secara periodik, kadang-kadang kabur melihat jauh, mata merah, rasa panas, silau, pemakaian lensa kontak yang tidak
nyaman, perubahan persepsi warna, nyeri leher dan bahu. Istilah sindroma yang digunakan akibat penggunaan komputer dikenal dengan Computer Vision
Syndrome CVS Crystal D, 2002. Berdasarkan Statistik Pekerja dari United States Bureau, komputer yang
digunakan di United States oleh 100 juta orang pada pekerjaan sehari-hari mereka. Selain itu, berdasarkan National Center for Education Statistics, sejak 1999, 95
di sekolah-sekolah dan 62 seluruh ruang kelas di United States telah menggunakan komputer Izquerdo JC, Garcia M dkk., 2007. Bekerja yang
berlama-lama di depan komputer secara tidak sadar dapat menimbulkan masalah kesehatan negatif, baik secara fisik maupun mental pada operatornya Zhaojia,
Biljana dkk., 2007. Kumpulan gangguan fisik yang menyerang pengguna
komputer disebut Computer Vision Syndrome CVS. Sekitar 88-90 pengguna
komputer mengalami Computer Vision Syndrome Chu dkk., 2011. Kejadian
Computer Vision Syndrome juga dinyatakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun AOA, 2007.
Populasi pekerja di Indonesia terus meningkat, menurut badan statistik, jumlah tenaga kerja di Indonesia yang pada tahun 1997 masih sekitar 89 juta, dan
pada tahun 2000 sudah mencapai lebih dari 95 juta orang. Menurut ILO, di Indonesia sudah selayaknya mendapatkan perhatian yang serius, baik dari
pembuat kebijakan maupun dari pihak pemberi pelayanan kesehatan, termasuk diantaranya pelayanan kesehatan Riska DI, 2007. Disamping astenopia akibat
kerja mata yang berlebihan di depan komputer, juga berisiko menimbulkan mata kering dry eye Digirofamo J, 2002.
Gejala Computer Vision Syndrome dibedakan menjadi keluhan gejala pada mata, muskuloskeletal, dan umum AOA, 2007. Berdasarkan Thompson
1998, prevalensi dari gejala-gejala okular pada pengguna komputer berkisar dari 25-93. Pendapat Sheddy 2003 dalam studinya bahwa satu dari enam pasien
yang melakukan pemeriksaan mata memiliki masalah pada mata yang berkaitan dengan komputer.
American Optometric Association AOA mendefinisikan Computer Vision Syndrome sebagai “Masalah yang kompleks dari mata dan penglihatan
sehubungan dengan bekerja terlalu dekat, yang dialami selama atau sehubungan dengan penggunaan komputer“ Ganggama MP, Poonam dkk., 2010.
Faktor-faktor pada pekerjaan yang berperan penting pada gangguan penglihatan adalah sudut pandang mata terhadap komputer dan meja kerja,
penerangan cahaya, durasi selama melihat monitor komputer, posisi leher, pekerja dengan kelainan refraktif, mata kering dan presbyopia Bhlem C, Vishnu S dkk.,
2005. Efek-efek utama pada kesehatan pekerja operator Video Display Terminal
adalah lelah mata dan gangguan otot tulang. Gejala-gejala oftalmologik dan lelah mata dihubungkan dengan perubahan-perubahan pada mata dan kelelahan
sistem saraf pusat, dan sindroma dari mata kering Ustinavicience R, Obelenis V
dkk, 2004. Gejala-gejala okularnya adalah astenopia, akomodasi dan kesulitan vergence dan mata kering. Keluhan yang banyak dari pengguna komputer adalah
keluhan sementara yang berpengaruh langsung pada mata, akan tetapi kerusakan struktur yang permanen dapat terjadi Suharyanto FX, 2002.
Computer Vision Syndome terjadi sekitar 90 dari pekerja komputer, dan pengguna-pengguna komputer sebagai media yang universal. Hal ini sangatlah
penting untuk mengidentifikasi apakah gejala-gejala ini sangat spesifik untuk pengoperasi komputer, atau sebuah manifestasi dari melihat dengan jarak dekat
Chu C, Rosenfield dkk,. 2011. Terdapat kerancuan mengenai lama penggunaan komputer yaitu apakah
rata-rata jam per hari ataukah secara terus-menerus yang mempengaruhi Computer Vision Syndrome secara signifikan. Variasi jam yang ditemukan dalam
penelitian sebelumnya juga menimbulkan kebingungan. Wilmar Group memiliki lebih dari seribu karyawan dan kesehariannya beroperasi dengan menggunakan
komputer. Atas dasar inilah, penulis tertarik untuk meneliti hubungan lama penggunaan komputer dengan Computer Vision Syndrome di Wilmar Group.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Bagaimanakah gambaran tingkat lama penggunaan komputer dengan terjadinya gejala-gejala Computer Vision Syndrome pada pekerja pengoperasi
komputer di Wilmar Group, Medan Kota?
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.
Tujuan Umum
Mengetahui tingkat gejala-gejala Computer Vision Syndrome pada karyawan perusahaan Wilmar Group.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui faktor-faktor resiko Computer Vision Syndrome pada karyawan perusahaan Wilmar Group.
2. Mengetahui kepedulian karyawan perusahaan Wilmar Group terhadap gejala
Computer Vision Syndrome yang dirasakan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1.
Bagi masyarakat umum, khususnya pengguna komputer Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi sebagai sumbangan
informasi bagi pengguna komputer akan Computer Vision Syndrome
yang dapat timbul akibat lama menatap monitor komputer. Selain itu, penelitian ini dapat
menjadi pertimbangan dalam pengaturan waktu istirahat dan mengontrol jam penggunaan komputer agar tidak menganggu kesehatan mata dan produktivitas
kerja. 2.
Di bidang pelayanan masyarakat Data atau informasi penelitian ini dapat masukan bagi Departemen Tenaga
Kerja dalam menetapkan maksimal jam kerja dan waktu istirahat untuk meningkatkan kualitas perlindungan kepada tenaga kerja.
3. Di bidang akademikilmiah
Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran di bidang oftalmologi, khususnya tentang gambaran lama
penggunaan komputer terhadap tingkat gejala Computer Vision Syndrome. 4.
Di bidang pengembangan penelitian Memberikan masukan data bagi peneliti lain yang ingin menggali dan
memperdalam lebih jauh topik-topik tentang Computer Vision Syndrome.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA