Intervensi Dasar Intervensi Khusus Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

a. Intervensi Dasar

1. Pemberian Tetanus Toxoid, yang diberikan untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum yang diberikan sekurang-kurangnya 2 kali selama kehamilan dengan interval minimal 4 minggu, apabila ibu belum pernah mendapatkan suntikan TT sebelumnya. 2. Pemberian Vitamin Zat Besi, yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat, diberikan sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Minimal 90 tablet, dan diminum sebaiknya tidak bersama teh atau kopi, karena dapat mengganggu penyerapan.

b. Intervensi Khusus

Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan risiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi : 1. Faktor risiko a. Umur, terlalu muda yaitu dibawah 20 tahun dan terlalu tua yaitu diatas 35 tahun b. Paritas, paritas 0 primi gravidarum, belum pernah melahirkan dan paritas 3 c. Interval, yaitu jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang- kurangnya 2 tahun. d. Tinggi badan kurang dari 145 cm e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm 2. Komplikasi Kehamilan Universitas Sumatera Utara a. Komplikasi obstetri langsung, seperti perdarahan, preeklamsieklamsi, kelainan letak lintang atau sunsang primi gravida, anak besar atau hidramion atau kelainan kembar, ketuban pecah dini dalam kehamilan. b. Komplikasi obstetri tidak langsung, seperti penyakit jantung, hepatitis, TBC tuberkolosis, anemia, malaria, diabetes melitus. c. Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan kendaraan, keracunan, kebakaran Mochtar, 2005.

2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Supriyarto 1998, bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan kesehatan. Menurut Azwar 2002 bahwa, pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan per orangan, kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat. Menurut Anderson 1968 dalam Notoatmodjo 2003 bahwa, ada delapan faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu: faktor demografi, jumlah, penyebaran, kepadatan, pertumbuhan, struktur umur, dan rasio jenis kelamin, tingkat pendapatan, faktor sosial budaya tingkat pendidikan dan status kesehatan aksesbiliti terhadap pelayanan kesehatan, produktifitas dan teknologi kesehatan. Menurut Departemen of Health Education and Welfare USA 1997 dalam Azwar 2002 faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Faktor sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan: tipe organisasi, kelengkapan program kesehatan, tersedianya tenaga pelayanan kesehatan dengan masyarakat dengan adanya asuransi kesehatan serta adanya faktor kesehatan lainnya. 2. Faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan: faktor sosio demografi umur, jenis kelamin, status kesehatan, besar kelurga faktor sosial psikologis sikappersepsi terhadap pelayanan kesehatan pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan dan tabiat terhadap pelaksana pelayanan kesehatan sebelumnya, faktor status sosial ekonomi meliputi: pendidikan, pekerjaan, pendapatanpenghasilan, dapat digunakan pelayanan kesehatan yang meliputi jarak antar rumah dengan tempat pelayanan kesehatan, variabel yang menyangkut kebutuhan mobilitas, gejala penyakit yang dirasakan oleh yang bersangkutan dan lain sebagainya. Menurut Anderson 1974 dalam Notoatmodjo 2003 mengembangkan model sistem kesehatan berupa model kepercayaan kesehatan health belief model yang didasarkan teori lapangan field theory dari Lewin 1954. Dalam model Anderson ini, terdapat 3 tiga kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu : 1. Komponen predisposisi, menggambarkan kecenderungan individu yang berbeda- beda dalam menggunakan pelayanan kesehatan seseorang. Komponen terdiri dari: a. Faktor-faktor demografi umur, jenis kelamin, status perkawinan, besar keluarga dan lain-lain b. Faktor struktural sosial suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan c. Faktor keyakinankepercayaan pengetahuan, sikap dan persepsi Universitas Sumatera Utara 2. Komponen enabling pemungkinpendorong, menunjukkan kemampuan individual untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Di dalam komponen ini termasuk faktor-faktor yang berpengaruh dengan perilaku pencarian : a. Sumber keluarga pendapatanpenghasilan, kemampuan membayar pelayanan, keikutsertaan dalam asuransi, dukungan suami, informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. b. Sumber daya masyarakat suatu pelayanan, lokasijarak transportasi dan sebagainya. 3. Komponen need kebutuhan, merupakan faktor yang mendasari dan merupakan stimulasi langsung bagi individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan apabila faktor-faktor predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi: a. Kebutuhan yang dirasakanpersepsikan seperti kondisi kesehatan, gejala sakit, ketidakmampuan bekerja b. Evaluasiclinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh petugas kesehatan tingkat beratnya penyakit dan gejala penyakit menurut diagnosis klinis dari dokter Menurut pendapat Azwar 2009, pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya, dan sosial ekonomi. Bila tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi baik maka secara relatif pemanfaatan pelayanan kesehatan akan tinggi. Universitas Sumatera Utara Teori WHO menyatakan bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena 4 alasan pokok. 1. Pemikiran dan Perasaan Thoughts and Feeling Pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap kesehatan. 2. Orang penting sebagai referensi Personal reference Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh, seperti alim ulama, kepala adat suku, kepala desa, orang yang dituakan. 3. Sumber-sumber daya Resources Sumber daya ini mencakup fasiltas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Pengaruh sumber-sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupu negatif. Misalnya pelayanan puskesmas, dapat berpengaruh positif terhadap perilaku pengguna tetapi juga dapat berpengaruh sebaliknya. 4. Kebudayaan Culture Kebudayaan terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama, itu terbentuk karena sebab atau latar belakang yang berbeda-beda. Misalnya, alasan-alasan masyarakat tidak mau berobat ke puskesmas. Mungkin karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin karena tidak punya uang untuk pergi ke puskesmas, mungkin tidak tahu fungsi puskesmas, dan lain sebagainya. Komponen Health Belief Model oleh Becker 1974 dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan ada 4 hal yang memotivasi tindakan : Universitas Sumatera Utara 1. Kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakit, ia harus merasakan bahwa ia rentan susceptible terhadap penyakit tersebut. 2. Keseriusan yang dirasakan perceived seriousness Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong ppula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat. Misalnya perdarahan dalam kehamilan akan dirasakan lebih serius dari pada pusing pada masa kehamilan. 3. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan perceived benafits and barriers Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-penyakit yang dianggap gawat serius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. 4. Isyarat atau tanda-tanda cues Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan, maka diperlukan isyarat-isyarat faktor eksternal. Misalnya pesan pada media massa, nasihat dari anggota keluarga, penyuluhan dari petugas kesehatan. Model kepercayaan kesehatan ini dapat diilustrasikan pada gambar dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Health Belief Model oleh Backer 1974 dalam Notoatmodjo 2003

2.3 Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfatan Antenatal Care

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

16 87 148

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

3 68 148

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL OLEH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013

1 12 23

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013

0 0 14

I. Identitas Responden - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 1 44

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 4 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012 TESIS

0 0 18

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012 TESIS

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDONG BANTUL TAHUN 2016 Naskah Publikasi - FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDONG BANTUL TAHUN 2016 - D

0 0 14