34 Secara prediktif jika kondisi politik dan ekonomi kurang kondusif, maka
penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2009 nampaknya juga akan menghadapi realitas kondisional, yaitu di satu sisi penurunan partisipasi politik pemilih, dan di sisi lain
meningkatnya jumlah Golput, sehingga akan timbul apatisme politik, seperti dikemukakan oleh McClosky 1972:20 bahwa
35
1. Faktor Sosial Ekonomi
:
“Ada yang tidak ikut pemilihan karena sikap acuh tak acuh dan tidak tertarik oleh, atau kurang paham mengenai, masalah politik. Ada
juga karena tidak yakin bahwa usaha untuk mempengaruhi kebijakan Pemerintah akan berhasil dan ada juga yang sengaja tidak
memanfaatkan kesempatan memilih karena kebetulan berada dalam lingkungan dimana ketidaksertaan merupakan hal yang terpuji”.
Bahkan secara spesifik kondisi tersebut juga akan diwarnai eksistensi golput juga akan mengalami eskalasi, yaitu tidak hanya di wilayah masyarakat perkotaan yang relatif
terdidik, tetapi juga akan menyebar ke wilayah masyarakat pedesaan yang potensi jumlah pengangguran dan masyarakat miskin cukup signifikan.
5.7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat
Kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah keluarga.
2. Faktor Politik
35
McClosky, H. 1972. Political participation, international encyclopedia of the social science, 2
nd
ed.. New York: The Macmillan Company and Free Press, Hal.20
Universitas Sumatera Utara
35 Peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu produk
akhir. Faktor politik meliputi : a.
Komunikasi Politik. Komunikasi politik adalah suatu komunikasi yang mempunyai konsekuensi
politik baik secara aktual maupun potensial, yang mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik.
36
b. Kesadaran Politik.
Komunikasi politik antara pemerintah dan rakyat sebagai interaksi antara dua pihak yang menerapkan etika.
Kesadaran politik menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat kesadaran politik
diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan
c. Pengetahuan Masyarakat terhadap
Proses Pengambilan Keputusan. Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan menentukan corak dan arah suatu keputusan yang
akan diambil d.
Kontrol Masyarakat terhadap Kebijakan Publik. Kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik yakni masyarakat menguasai
kebijakan publik dan memiliki kewenangan untuk mengelola suatu obyek kebijakan. Kontrol untuk mencegah
36
Nimmo, Dan. Polical Communication and Public Opinion in America , Goodyear Publishing Co, 1993
Universitas Sumatera Utara
36 dan mengeliminir penyalahgunaan kewenangan dalam keputusan politik
kontrol masyarakat dalam kebijakan publik adalah the power of directing. Juga mengemukakan ekspresi politik,
memberikan aspirasi atau masukan ide, gagasan tanpa intimidasi yang merupakan problem dan harapan rakyat, untuk meningkatkan kesadaran kritis
dan keterampilan masyarakat melakukan analisis dan pemetaan terhadap persoalan aktual dan merumuskan agenda tuntutan mengenai pembangunan
3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan
Faktor fisik individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas serta ketersediaan pelayanan umum. Faktor lingkungan adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya,
keadaan, kondisi dan makhluk hidup, yang berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi sosial antara
berbagai kelompok beserta lembaga dan pranatanya. 4.
Faktor Nilai Budaya Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk demokrasi,
hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik Soemitro 1999:27 atau peradapan masyarakat. Faktor nilai budaya menyangkut persepsi, pengetahuan, sikap,
dan kepercayaan politik.
Universitas Sumatera Utara
37
6. Metode Penelitian