Gambaran Umum Kecamatan Tarutung

dalam perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara. Peranan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Tapanuli Utara adalah sekitar 62,58. Sektor pertanian ini dikelompokkan menjadi beberapa sub sektor, yakni sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

4.2. Gambaran Umum Kecamatan Tarutung

Kecamatan Tarutung merupakan salah satu daerah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara.Luas wilayah Kecamatan Tarutung sekitar 107,68 Km 2 . Secara geografis Kecamatan Tarutung terletak di antara 1 o 54’ – 2 o 07’ Lintang Utara dan 98 o 52’ – 99 o Secara administratif wilayah Kecamatan Tarutung dapat kita lihat pada Gambar 4.4 peta Administratif Kecamatan Tarutung di mana batas-batas wilayahnya sebagai berikut: 04’ Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sipoholon Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pahae Julu Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Adian Koting. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Siatas Barita dan Sipahutar. Penduduk terbanyak di Kecamatan Tarutung terdapat di Desa Hutatoruan VII yang berjumlah 4.970 jiwa dan Desa Hutatoruan X sebagai yang berjumlah 4.470 jiwa. Jumlah penduduk yang terendah terdapat di Desa Hutatoruan III berjumlah 313 jiwa. Desa terluas berada di Desa Jambur Nauli yang luas wilayahnya mencapai 8,76 km 2 , Desa Siandar-andar dengan luas wilayah 8,50 km 2 , dan Desa Hutapea Banarea Universitas Sumatera Utara dengan luas wilayah 8,25 km 2 , sedangkan terendah di Desa Hutatoruan XI Muara seluas 0,2 km 2 Gambar 4.4. Peta Administrasi Kecamatan Tarutung . Dilihat berdasarkan tingkat kepadatan penduduk pada Gambar 4.5 peta Penyebaran Penduduk Kecamatan Tarutung Desa Hutatoruan XI merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk terpadat yakni 4.575,96 jiwa per km 2 . Sedangkan desa yang terjarang penduduknya adalah Desa Siandor-andor dan Hutatoruan III, masing-masing 67,76 jiwa per km 2 dan 71,36 jiwa per km 2 . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Banyaknya DesaKelurahan, Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tarutung No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa Luas Wilayah Km 2 Kepadatan Penduduk Tiap Km 2 1. Siandor-andor 576 8,50 67,76 2. Hutapea Banuarea 1.009 8,25 122,30 3. Parbubu Pea 528 1,25 422,40 4. Parbubu II 731 4,50 162,44 5. Porbubu Dolok 1.135 7,94 142,95 6. Hutatoruan VIII 401 3,50 114,57 7. Parbubu I 1.053 4,75 221.68 8. Hutatoruan I 1.771 2,00 885,50 9. Sosunggulan 946 2,62 361,07 10. Porbaju Toruan 1.247 4,55 274,07 11. Hopoltahan 932 1,44 647,22 12. Hutatoruan IV 874 0,87 1.004,60 13. Aek Siansimun 1.239 4,56 247,80 14 Hutatoruan V 775 1,59 516,67 15 Hutatoruan VI 635 3,26 195,38 16 Hutatoruan XI 1.537 0,20 7.685,00 17. Hutatoruan IX 1.221 0,85 1.436,47 18. Hutatoruan X 4.759 1,04 4.575,96 19. Hutatoruan VII 4.990 2,00 2.495,00 20. Partali Toruan 2.406 0,62 3.880,65 21. Parbaju Tonga 1.026 3,50 293,14 22 Simamora 2.027 3,40 596,18 23. Hutagalung Siwaluompu 1.194 3,20 373,13 24. Siraja Oloan 1.210 3,75 322,67 25. Hutahuruk 495 2,19 226,03 26. Parbaju Julu 988 3,50 282,29 27. Partali Julu 999 2,00 499,50 28. Sitampurung 816 7,75 93,15 29 Jambur Nauli 1.016 8,76 131,10 30 Sihujur 439 5,00 87,80 31 Hutatoruan III 314 0,44 71,36 Jumlah 39.289 107,68 350,54 Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Utara dalam Angka, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Peta Penyebaran Penduduk Kecamatan Tarutung 4.3. Identifikasi Kelas Kemampuan Lahan Sistem klasifikasi kemampuan lahan mengacu pada sistem yang digunakan Amerika Serikat United States Departement of Agriculture. Pengelompokan kelas kemampuan lahan dalam sistem tersebut dilakukan secara kualitatif dan merupakan pendekatan pertama dari pendekatan dua tahap menurut FAO 1976. Sistem ini mengenal tiga kategori, yaitu kelas, sub-kelas dan unit. Penggolongan kedalam kelas, sub-kelas dan unit didasarkan atas kemampuan lahan tersebut memproduksi komoditas Universitas Sumatera Utara pertanian secara umum tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang. Dalam sistem ini sifat kimia tanah tidak digunakan sebagai pembeda karena sifat kimia tanah sangat mudah berubah, sehingga kurang relevan untuk digunakan. Sifat-sifat tanahlahan yang digunakan sebagai pembeda hanyalah sifat-sifat fisikmorfologi tanah yang dapat dapat diamati di lapangan Hardjowigeno Widiatmaka, 2007. Dalam tingkat kelas, kemampuan lahan menunjukkan kesamaan besarnya faktor-faktor penghambat. Tanah dikelompokkan kedalam kelas I sampai kelas VIII, di mana semakin tinggi kelasnya kualitas lahan semakin jelek, berarti resiko kerusakan dan besarnya faktor penghambat bertambah dan pilihan penggunaan lahan yang dapat diterapkan semakin terbatas. Tanah kelas I sampai dengan IV merupakan lahan yang sesuai untuk pertanian. Sedangkan kelas V sampai VIII tidak sesuai dengan usaha pertanian atau diperlukan biaya yang sangat tinggi untuk pengelolaannya Tabel 4.5. Tabel 4.5. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan Faktor Kelas Kemampuan I II III IV V VI VII VIII Tekstur tanah t a. Lapisan atas 4 cm b. Lapisan bawah t2t 3 t2t 4 t1t4 t1t4 t1t4 t1t4 t5 t5 Lereng permukaan i0 i1 i2 i3 i4 i5 i6 Kedalaman efektif k0 k0 k1 k2 k3 Kerikilbatuan b0 b0 b0 b1 b2 b3 Banjir O0 O1 O2 O3 O4 Sumber: Hardjowigeno Widiatmaka, 2007 : dapat mempunyai sembarang sifat faktor penghambat dari kelas lebih rendah : permukaan tanah selalu tergenang air Karakteristik lahan dalam klasifikasi kemampuan lahan merupakan faktor- faktor penghambat yang bersifat permanen atau sulit diubah seperti tekstur tanah, Universitas Sumatera Utara lereng permukaan, drainase, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi yang terjadi, liat masam cat clay, batuan di permukaan tanah, ancaman banjir atau genangan air yang tetap dan iklim. Faktor-faktor tersebut digolongkan berdasarkan besarnya intensitas faktor penghambat atau ancaman Arsyad dalam Hardjowigeno, 2007. Beberapa faktor yang menentukan kelas kemampuan lahan menurut Haedjowigeno dan Widiatmaka, 2007 adalah: Tabel 4.6. Kriteria Tekstur Tekstur t t1 : halus : liat berdebu, liat t2 : agak halus : liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir t3 : sedang : debu, lempung berdebu, lempung t4 : agak kasar : lempung berpasir t5 : kasar : pasir berlempung, pasir Sumber: Hardjowigeno Widiatmaka, 2007 Tabel 4.7. Kriteria Kedalaman Efektif Kedalaman efektif k K0 : dalam : 90 cm K1 : sedang : 90 – 50 cm K2 : dangkal : 50 – 25 cm K3 : sangat dangkal : 25 cm Sumber: Hardjowigeno Widiatmaka, 2007 Tabel 4.8. Kriteria Lereng Permukaan Lereng Permukaan i I0A : 0 – 3 : datar I0B : 3 – 8 : landaiberombak I0C : 8 – 15 : agak miringbergelombang I0D : 15 – 30 : miring berbukit I0E : 30 – 45 : agak curam I0F : 45 – 65 : curam Universitas Sumatera Utara I0G 65 : sangat curam Sumber: Hardjowigeno Widiatmaka, 2007 Analisis kemampuan lahan di Kecamatan Tarutung, diperoleh dengan cara mencocokkan karakteristik dan kualitas lahan dengan beberapa kriteria kemampuan lahan yang terdapat pada Tabel 4.5 sampai dengan Tabel 4.8. Setelah didapatkan satuan lahan maka langkah selanjutnya memasukan kriteria kemampuan lahan untuk membuat kelas kemampuan lahan di Kecamatan Tarutung. Berdasarkan hasil pembuatan kelas kemampuan lahan di Kecamatan Tarutung didapat bahwa sebagian besar lahan di Kecamatan Tarutung berada pada Kelas I dengan luas 4.913 Ha 45,63, Kelas II seluas 2.933 Ha 27,24, Kelas III dengan luas 2.535 Ha 23,54 dan Kelas IV luasnya kecil 387 Ha 3,59 . Pada lahan Kelas II yang menjadi faktor pembatas adalah lereng i1 dan tekstur t1 sesuai dengan kondisi di Kecamatan Tarutung didominasi kelerangan 3–8 = landaiberombak dan tekstur tanah liat berdebu Tabel 4.9. Tabel 4.9. Kemampuan Lahan Kecamatan Tarutung No Kemampuan Lahan Desa Luas Ha Sektor 1 Kelas I Parbubu II, Parbubu I, Hutatoruan I, Parbaju Toruan, Hutatoruan IV, Hutatoruan VII, Parbaju Tonga, Hutagalung SW, Siraja Oloan, Partbaju Julu, Jambar Nauli, Sitampurung 4.913 Pertanian sangat intensif 2 Kelas II Hutapea Banuarea, Parbubu Dolok, Sosunggulon, Hutatoruan VI. Partali Toruan, Simamora, Partali Julu, Parbubu Pea 2.933 Pertanian intensif 3 Kelas III Siandor-andor, Hapoltahan, 2.535 Pertanian Universitas Sumatera Utara Hutatoruan V, Hutatoruan VIII, Hutatoruan IX, Aek Siam Simun, Sihujar sedang 4 Kelas IV Hutatoruan III, Hutatoruan X, Hutatoruan XI, Hutauruk 3.87 Pertanian terbatas Pada Lahan Kelas I tidak mempunyai faktor pembatas yang dapat menurunkan kelasnya dalam kriteria klasifikasi kemampuan lahan. Lahan kelas III di Kecamatan Tarutung mempunyai faktor pembatas lereng i2 8–15 = agak miring bergelombang dan Kedalaman efektif k1 sedang: 90–50 cm. Lahan kelas IV mempunyai faktor pembatas Kedalaman efektif k2 dangkal: 50–25 cm. Secara umum di Kecamatan Tarutung mempunyai karakteristik lahan sebagai faktor pembatas adalah Kelerangan, Tekstur dan Kedalaman efektif tanah. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 lahan yang berada pada Kelas I berarti lahan tersebut sesuai untuk segala jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan tindakan pengawetan yang khusus. Lahannya datar, solumnya dalam, bertekstur agak halus atau sedang dan responsif terhadap pemupukan sehingga penggunaan sesuai untuk pertanian sangat intensif. Di Kecamatan Tarutung terdapat lahan kelas I seluas 4.913 Ha, hal tersebut menunjukkan bahwa 45,63 lahan yang ada di Kecamatan Tarutung sangat mempunyai kemampuan dalam pertanian sangat intensif. Lahan kelas II mempunyai faktor pembatas sehingga kelas kemampuan lahannya turun, tetapi masih dapat digunakan untuk pertanian intensif. Faktor pembatas yang ada dapat diperbaiki sesuai tingkat pembatasnya. Pengawetan tanah yang tingkatnya sedang, pengolahan sesuai kontur, pergiliran tanaman, pembuatan guludan merupakan usaha untuk mengantisipasi faktor-faktor pembatas. Terdapat Universitas Sumatera Utara lahan seluas 2.933 Ha kelas II di Kecamatan Tarutung atau 27,24 dari luas wilayah yang dapat digunakan untuk pertanian intensif dengan melakukan usaha-usaha untuk mengantisipasi faktor pembatas yang ada. Lahan kelas III mempunyai faktor penghambat yang agak berat yang mengurangi jenis tanaman yang dapat diusahakan, atau memerlukan usaha pengawetan tanah yang khusus atau kedua-duanya. Tetapi lahan ini masih mampu diusahakan untuk pertanian dengan tingkat sedang. Terdapat lahan seluas 2.535 Ha di Kecamatan Tarutung yang termasuk dalam kelas tersebut. Lahan kelas IV mempunyai penghambat berat yang membatasi pilihan tanaman yang dapat diusahakan, memerlukan pengelolaan yang sangat berhati-hati, atau kedua- duanya. Oleh sebab itu lahan tersebut mempunyai kemampuan untuk komoditas tanaman pertanian tertentu saja. Pada Gambar 4.6 peta Kelas Kemampuan Lahan di Kecamatan Tarutung diketahui bahwa sebagian besar desa termasuk dalam kemampuan lahan kelas I pertanian sangat intensif seperti Desa Parbubu II, Parbubu I dan seterusnya. Pada lahan kelas II pertanian intensif berada di Desa Hutapea Banuare, Parbubu Dolok dan seterusnya. Sedangkan desa yang berada pada kemampuan lahan kelas IV pertanian terbatas termasuk pada desa yang mempunyai tingkat kepadatan tinggi yaitu: Desa Hutatoruan XI, dan Hutatoruan X. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6. Peta Kelas Kemampuan Lahan

4.3. Strategi Perencanaan