26 Hak Cipta © 2014 1KATAN AKUNTAN INDONESIA — Dilarang memfota-kopi atau memperbanyak

5 0.26 Hak Cipta © 2014 1KATAN AKUNTAN INDONESIA — Dilarang memfota-kopi atau memperbanyak

INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN

PSAK 50

tanggal yang ditetapkan. Perbedaan, pada tanggal dilakukan perubahan persyaratan, antara nilai wajar dari imbalan yang diterima pemegang instrumen pada saat dilakukan konversi berdasarkan persyaratan yang telah diubah dan nilai wajar dari imbalan yang akan diterima pemegang instrumen berdasarkan persyaratan awal diakui sebagai kerugian dalam laba rugi.

Sahara Tresuri (paragraf 33 dan 34)

PP36. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tidak diakui sebagai aset keuangan terlepas dari alasan perolehannya kembali. Paragraf 33 mensyaratkan entitas yang memperoleh kembali instrumen ekuitasnya untuk mengurangkan instrumen ekuitas tersebut dari ekuitas. Akan tetapi, jika entitas memiliki ekuitas yang diterbitkannya untuk kepentingan pihak lain, contohnya institusi keuangan yang memegang ekuitas miliknya untuk kepentingan nasabah, maka terdapat hubungan keagenan dan sebagai akibatnya instrumen tersebut tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan entitas.

Bunga, Dividen, Kerugian, dan Keuntungan (paragraf 35-41) PP37. Contoh berikut mengilustrasikan

penerapan paragraf 35 untuk instrumen keuangan majemuk. Diasumsikan bahwa saham preferen nonkumulatif wajib ditebus secara kas dalam lima tahun, namun keputusan pembagian dividen sebelum tanggal penebusan merupakan kebijakan entitas penerbit. Instrumen tersebut merupakan instrumen keuangan majemuk, yang nilai komponen liabilitasnya adalah sebesar nilai kini dari jumlah penebusan. Jumlah diskonto (the unwinding of the discount) atas komponen ini diakui sebagai beban bunga dalam laba rugi. Setiap dividen yang dibayarkan terkait dengan komponen ekuitas dan, dengan demikian, diakui sebagai distribusi laba rugi. Perlakuan serupa juga diterapkan jika penebusan tersebut tidak wajib, tetapi bergantung pada keputusan pemegangnya, atau jika saham tersebut wajib dikonversi menjadi saham biasa dengan jumlah lembar yang bervariasi, yang setara dengan suatu jumlah nominal tertentu atau suatu jumlah yang didasarkan pada perubahan dari variabel yang mendasari (sebagai contoh komoditas). Akan tetapi, jika dividen yang belum dibayar ditambahkan pada jumlah penebusan, maka instrumen tersebut secara keseluruhan menjadi liabilitas. Dalam penerapan paragraf 35 untuk instrumen keuangan majemuk. Diasumsikan bahwa saham preferen nonkumulatif wajib ditebus secara kas dalam lima tahun, namun keputusan pembagian dividen sebelum tanggal penebusan merupakan kebijakan entitas penerbit. Instrumen tersebut merupakan instrumen keuangan majemuk, yang nilai komponen liabilitasnya adalah sebesar nilai kini dari jumlah penebusan. Jumlah diskonto (the unwinding of the discount) atas komponen ini diakui sebagai beban bunga dalam laba rugi. Setiap dividen yang dibayarkan terkait dengan komponen ekuitas dan, dengan demikian, diakui sebagai distribusi laba rugi. Perlakuan serupa juga diterapkan jika penebusan tersebut tidak wajib, tetapi bergantung pada keputusan pemegangnya, atau jika saham tersebut wajib dikonversi menjadi saham biasa dengan jumlah lembar yang bervariasi, yang setara dengan suatu jumlah nominal tertentu atau suatu jumlah yang didasarkan pada perubahan dari variabel yang mendasari (sebagai contoh komoditas). Akan tetapi, jika dividen yang belum dibayar ditambahkan pada jumlah penebusan, maka instrumen tersebut secara keseluruhan menjadi liabilitas. Dalam

Sating Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (paragraf 42-50) PP38. Dikosongkan.

Kriteria bahwa Entitas Saat ini Memiliki Hak yang Dapat Dipaksakan secara Hukum untuk Melakukan Sating Hapus atas Jumlah yang Telah Diakui' (paragraf 42(a))

PP38A. Hak saling hapus dapat ada pada saat ini atau mungkin bersifat kontinjen atas terjadinya suatu peristiwa di masa depan (sebagai contoh, hak yang dapat dipicu atau dieksekusi hanya pada saat terjadinya peristiwa di masa depan, seperti gagal bayar, kepailitan atau kebangkrutan dari salah satu pihak lawan). Bahkan jika hak sating hapus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan, hak tersebut hanya dapat dipaksakan secara hukum dalam situasi bisnis yang normal, atau dalam peristiwa gagal bayar, atau peristiwa kepailitan atau kebangkrutan, dari salah satu atau seluruh pihak lawan.

PP38B. Untuk memenuhi kriteria dalam paragraf 42(a), entitas saat ini harus memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus. Ini berarti bahwa hak saling hapus:

(a) harus tidak kontinjen atas,peristiwa di masa depan; dan (b) harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan, sebagai

berikut: (i) situasi bisnis yang normal; (ii) peristiwa kegagalan; dan

Hak Cipta 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA — Ditarang memfoto-kopi atau memperbanyak 50.27111