Gapoktan Butta Gowa
Gapoktan Butta Gowa
PAMERAN Pupuk Organik dalam rangka menyukseskan program Gowa Go Organik sebagai percontohan pertanian organik di Indonesia, Go Organik merupakan program Nasional menuju pertanian Indonesia yang sehat dan ramah lingkungan.
Pameran Pupuk organik diadakan di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa dengan tujuan menyosialisasikan pupuk organik kepada petani, kelompok tani, Gapoktan maupun toko tani, agar mereka bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang pertanian organik.
Pameran ini sekaligus sebagai upaya menjalin komunikasi antara petani, lembaga maupun pemerintah, agar tercipta pertemuan dan komunikasi antara pemerhati pertanian khususnya di Kabupaten Gowa.
Kegiatan-kegiatan pertanian dianggap penting karena mayoritas penduduk Kabupaten Gowa merupakan petani, sehingga informasi dan ilmu tentang pertanian sangat diperlukan.
Minimnya informasi dan kegiatan-kegiatan pertanian membuat ilmu pertanian lambat di serap oleh para petani, sehingga hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab Gapoktan Butta Gowa sebagai pendamping petani.
Ketertinggalan tersebut membuat Gapoktan Butta Gowa menyelenggarakan Pameran Pupuk Organik.
Olehnya itu kami mengundang kepada seluruh pemerhati pertanian organik untuk berkunjung ke pameran kami, di Lapangan Desa Kanreapia. Pameran di mulai dari pukul 14.30-18.00 Wita, dan akan berlangsung selama turnamen sepak bola Kanreapia Final.
Sumber : http://sulsel.pojoksatu.id/read/2015/09/04/citizen-report-pameran-pupuk-organik-gapoktan- butta-gowa/
Petani Kecamatan Tombolo Pao Panen Raya Hasil Pupuk Organik Fetigrow
SAWERIGADINGNEWS.COM.TOMBOLOPAO-Salah satu Kecamatan di dataran tinggi kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel) yakni Kecamatan Tombolo Pao adalah salah satu daerah pengahsil sayur mayur,Beberapa waktu lalu petani bersuka ria menyambut panen raya hasil dari pupuk organik fetigrow.(Kamis 21/05/2015)
Dalam acara panen raya petani sayur mayur dihadiri seluruh kelompok Tani sekecamatan Tombolo Pao yang di saksikan langsung oleh perangkat Desa, Komandan Pos(Dampos TNI) wilayah Tombolo Pao juga Direktur Fetigrow dimana terselenggaranya acara tersebut di pelopori oleh LSM Pendamping Gapoktan Butta Gowa yang di ketuai oleh Jamaluddin.
Suksesnya Panen Raya tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah Kabupaten Gowa dalam mewujudkan Gowa Go Organik, ketua LSM Gapoktan Butta Gowa, Jamaluddin mengatakan kegiatan ini tidak lain langkah awal untuk Gowa go Organik.
‘’Kegiatan ini tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah Kabupaten Gowa dan masyarakat Tombolo Pao sangat merespon adanya pupuk organik, selain warna sayur berbeda dengan pupuk kimia kepadatannya juga sangat jauh berbeda dan pengangkutan serta penggunaanya juga tidak terlalu makan tenaga serta biayanya agak ringan yang tentunya sangat membatu masyarakat petani kecil’’ Ujar Direktur Eksekutif LSM Gapoktan Butta Gowa.
Saat diminta komentar dan tanggapannya, Andi Ardhan Ketua Provinsi Sulsel Bakornas PWI, mengatakan jika kegiatan tersebut sangat menguntungkan masyarakat dari berbagai aspek.
’’Baik dari pengangkutannya tidak terlalu ribet, harganya terjangkau dan tidak kala pentingnya adalah pupuk organik terbuat dari bahan alami sehingga untuk dikonsumsi lebih sehat dari sayur yang menggunakan pupuk kimia.’’ Papar Andi Ardhan .(Dedhy Jr)
Sumber : http://sawerigadingnews.com/petani-kecamatan-tombolo-pao-panen-raya-hasil-pupuk- organik-fetigrow/
Selain Sayur Mayur, Kanreapia Juga Penghasil Buah Markisa
SAWERIGADINGNEWS.COM.KANREAPIA-Potensi petanian di Kabupaten Gowa beraneka ragam salah satunya bertani sayur mayur dan buah. Pekerjaan utama penduduk kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel) di Tahun 2000 lalu memiliki pendapatan perkapita Rp. 2,09 juta dimana dihasilkan dari bercocok tanam.
Dengan sub sektor pertanian tanaman pangan merupakan salah satu andalan yang harus tetap di pertahankan dan dikembangkan. Disektor pertanian mampu memberikan kontribusi sebesar 45 persen atau senilai Rp. 515,2 miliar, dari total lahan yang ada di
Kabupaten Gowa mampu memberikan hasil yang cukup memadai. Dengan berbagai produksi tanaman pertanian seperti padi dan palawija, dimana tanaman hortikultura menjadi primadona.
Dari beberapa Kecamatan yang berada di dataran tinggi seperti Parangloe, Bungaya dan terutama Tinggimoncong merupakan sentra penghasil sayur-mayur. Sayuran yang paling banyak dibudidayakan adalah kentang, kubis, sawi, daun bawang dan buncis.
Dalam setahun hasil panen petani sayuran melebihi 5.000 ton, ini membuktikan sayuran yang berasal dari Kabupaten Gowa mampu memenuhi kebutuhan pasar Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan sampai ke Pulau Kalimantan dan Maluku .
Masyarakat Kecamatan Tinggimoncong dan Tombolo Pao selain dikenal sebagai petani sayur yang berjangka pendek mereka juga bercocok tanam jangka panjang, salah satunya adalah buah markisa. Namun sayangnya buah markisa yang memiliki rasa manis dan asam ini sudah mulai tersingkirkan karena kurangnya petani yang memiliki minat untuk tetap mempertahankan keberadaannya.
Buah markisa jika di pertahankan dan diolah dengan baik mampu menggerakkan industri kecil.Ditahun sebelumnya Kota Bunga Malino di kenal hingga kemancanegara dimana salah satu penunjangnya adalah buah markisa, namun sayang saat ini para petani terlihat kurang berminat.
Menanam markisa memang tidaklah mudah, selain masa tanamnya memakan waktu yang cukup panjang juga memerlukan perawatan khusus, seperti tinggi permukaan tanah, pupuk dan obat-obatan yang cukup mahal.
Selain itu harga markisa kadang tidak stabil dan cenderung terus menurun. Tanaman merambat ini memiliki satu masa panen per tahun (November-Januari) dengan produksi sekitar 300.000 buah per hektare. Jika harga pada masa panen raya, satu kilo (kurang lebih 25 buah) hanya Rp. 500,- sampai Rp. 800, sehingga para petani hanya menerima Rp 6,0 juta sampai Rp 9,6 juta per hektarenya.
Keadaan ini yang mendorong luas tanam markisa terus menurun. Pada tahun 1996 terdapat 1.241 hektare dengan produksi 21.861 ton. Empat tahun kemudian luas tanam menjadi 854 hektare dengan produksi 7.189 ton. Petani banyak beralih tanam dari markisa ke sayuran karena lebih pendek masa tanamnya. Lokasi perkebunan buah markisa terletak didesa “kanreapia” yang berjarak ±9 km dari Ibukota Kecamatan Malino. Buah markisa asal Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao jika diolah dengan baik mampu menghasilkan minuman segar yang bermutu tinggi dan mempunyai ciri khas rasa yang berbeda dengan markisa dari daerah lain.
Dari latar belakang diatas akhirnya Lembaga Gapoktan Butta Gowa menyadari bahwa penting untuk membudidayakan kembali MARKISA , yang menjadi ciri khas Desa Kanreapia Kabupaten Gowa. (Jamaluddin/ Gapoktan Butta Gowa)
Sumber : http://sawerigadingnews.com/selain-sayur-mayur-kanreapia-juga-penghasil- buah-markisa/
Rumah Kambing Hidayah
SAWERIGADINGNEWS.-Rumah Kambing Rumah Kambing Hidayah (RKH) terletak di Lappara merupakan pusat peternakan kambing di kabupaten Gowa, dengan mengedepankan system organic. Rumah Kambing Hidayah mempunyai Motto ‘’Tidak Sakkuluja” atau kambingnya tidak bau.
Bau badan dari kambing – kambing RKH, tidak tercium dan tidak terasa jika sudah disembelih dan di cicipi oleh konsumen. RKH melakukan system organic dengan memberikan Vitamin Ternak, Yakni Viterna, P.O.C Nasa dan Hormonik sebagai perangsang yang mampu menghilangkan bau badan kambing, meningkatkan bobot dan nafsu makan.
Rumah Kambing Hidayah ( RKH ), berada di Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, kini sudah mempunyai langganan dan pesanan dari luar daerah, baik dari luar Rumah Kambing Hidayah ( RKH ), berada di Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, kini sudah mempunyai langganan dan pesanan dari luar daerah, baik dari luar
Sukses buat Rumah Kambing Hidayah, Gapoktan Butta Gowa bersama anda. Sukses Pertanian dan Peternakan Organik. Salam Gowa Go Organik.(Jamaluddin)
http://sawerigadingnews.com/rumah-kambing-hidayah-lappara-kecamatan-tombolo-pao/