Pertanian Dalam Bingkai Media massa

Daftar Isi

1. Petani Menjadi Sarjana

2. Sarjana Kembali Bertani

3. Fakultas Pertanian Unhas Tertarik dengan Pertanian Organik GBG

4. Krisis Pangan di Negara Agraris

5. Agrowisata Gowa Petik Buah dan Sayur

6. Gowa Go Organik

7. Manfaat Serta Dampak Pupuk Organik dan Anorganik

8. Percontohan Organik Gapoktan Butta Gowa

9. DPRD Gowa dukung Pertanian Organik

10. H. Rapiuddin Dg Raping Dukung Pameran Gowa Go Organik

11. LSM Gapoktan Butta Gowa Menilai Kelompok Tani Belum Berfungsi Dengan Baik

12. Petani Lebbasa di pastikan gagal panen

13. Tingkatkan SDM & Hasil Panen Petani Sayur Kanreapia, LSM Gapoktan Butta Gowa Siap Mendampingi.

14. Pengembangan Pertanian Gapoktan Butta Gowa

15. Direktur LSM Gapoktan Butta Gowa Tombolo Pao Bertemu Langsung Staf Khusus Deputi IV Kepresidanan RI

16. Andi Maddusila Gelar Tatap Muka Sebagai Kepedulian Pada Petani

17. Gapoktan Butta Gowa Adakan Pameran Pupuk Organik Untuk Sukseskan Gowa Go Organik

18. Pameran Pupuk OrganikGapoktan Butta Gowa

19. Petani Kecamatan Tombolo Pao Panen Raya Hasil Pupuk Organik Fetigrow

20. Selain Sayur Mayur, Kanreapia Juga Penghasil Buah Markisa

21. Rumah Kambing Hidayah

22. Pertanian dalam bingkai koran

Petani Menjadi Sarjana

Petani. (Foto:Jamaluddin Dg Abu/SuaraDesa) SUARADESA, MALANG – Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang

pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah, sayuran dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

Petani menjadi sarjana adalah sesuatu yang menggembirakan, setiap orang bisa menjadi seorang Sarjana, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menimba pengetahuan, sama halnya seorang petani punya kesempatan yang sama untuk menjadi seorang sarjana.

Sering di sanggap remeh menjadi seorang petani, padahal menjadi seorang petani juga membutuhkan skill, dan SDM yang cukup, agar lahan pertanian yang dikelola mampu tumbuh dan berkembang dengan maksimal, sehingga menghasilkan hasil panen yang maksimal.

Selalu muncul dalam pikiran kita, percuma saja menjadi sarjana kalau ujungnya menjadi seorang petani, padahal anggapan atau pemikiran itu salah besar. Apapun bentuk kerjaan yang menjadi aktifitas kita membutuhkan pengetahuan. Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani.

Maksud dari kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya.

Apabila ini diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar bisa membagi waktu, tetapi kemungkinan akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu petak.

Pengertian diatas dapat disimpulkan, seorang petani yang mempunyai lahan sudah dapat dikatakan sebagai petani. Pertanyaan kemudian mampukah setiap petani mengelola lahannya dengan baik dan benar.

Petani yang ingin maju dan berkembang adalah petani yang selalu memperhatikan pendidikan dan pengetahuannya. Menjadi seorang petani bukan asal bertani, tetapi bertani yang mempunyai skill dan SDM yang bagus yakni menjadi seorang sarjana.

http://www.suaradesa.com/opini/2015/11/13/petani-menjadi-sarjana

Kisah Petani Menjadi Sarjana

Jamaluddin DgAbu. (Foto: dok.SuaraDesa)

SUARADESA, GOWA – Ketika para sarjana berlomba-lomba mendaftar menjadi PNS, ketika para “Master” berlomba-lomba menjadi Dosen, ketika Sarjana dan master sibuk membuat lamaran dan mengikuti pendaftaran, ketika itu saya kembali menjadi seorang PETANI. Ketika itu saya kembali mengambil cangkul dan peralatan pertanian yang lain.

Hal inilah membuat sebagian orang merasa aneh dan lucu karena ini akan susah dipahami oleh orang lain, tetapi ini membuat saya enjoy dan bangga menjadi seorang master yang bisa kembali menjadi seorang petani.

Lahan, tanaman dan petani selalu saya jadikan artis-artis dalam potretan kamera yang menjadi bagian dari alat pertanian yang selalu saya bawa. Potret pertanian kini selalu menjadi isu dan berita di media-media yang memberikan dukungan kepada aktifitas pertanianku.

Rasa heran dari masyarakatpun terasa dan akhirnya mereka bertanya, “Kok saya kembali bertani padahal saya seorang sarjana?”,Saya di anggap buang-buang waktu dan biaya karena bertahun-tahun kuliah dan akhirnya kembali bertani.

Anggapan negative akhirnya ikut berdatangan, saya dijadikan patokan kepada anak- anak petani, para orang tua malas menyekolahkan anak-anaknya, mereka tidak membiarkan kuliah anak-anaknya dengan alasan, “percuma kuliah jika akhirnya kembali bertani, seperti saya.”

Ini adalah sebuah pertanyaan yang harus saya jawab dan buktikan bahwa apapun pekerjaan yang kita kerjakan semuanya harus disertai dengan ILMU. Kuliah dan menjadi sarjana tidak mesti harus menjadi pegawai (PNS), tetapi dengan kembalinya sarjana ke desa dan bertani akan membantu pemerintah mengembangkan pembangunan bangsa.

Logika sederhana bahwa biaya kuliah S1 dan S2 yang dikeluarkan orang tua saya semuanya bersumber dari hasil pertanian, berkat pertanian saya bisa kuliah dan bisa menjadi seorang Master. Artinya, pertanian membuat saya seperti ini, saya lahir dari pertanian dan menjadi master karena pertanian.

Hingga akhirnya dengan proses berjalannya waktu anggapan negative selama ini yang telah di pikirkan masyarakat berubah 99 % menjadi positif, karena perubahan pola pikir dan cara bertani mulai di olah lebih menarik, modern dan alamiah dengan system bertani secara organic.

Dengan melakukan dampingan, menyiapkan lahan percontohan, pameran pupuk organic, panen raya dan membuat konsep Agrowisata.

Hal-hal seperti inilah yang selama ini tidak pernah tersentuh, baik keaktifan kelompok- kelompok Tani, dana 100 juta untuk Gapoktan dan pupuk subsidi yang tidak tepat sasaran.

Dengan gerakan ini, petani mulai merasakan akan posisi dan jati dirinya bahwa sang petani adalah pahlawan pangan yang selama ini terlupakan dan di abaikan. Tidak ada petani tidak ada makanan, seorang Presiden saja tidak bisa makan jika tidak ada petani. Inilah hebatnya petani.

Akhirnya melalui lembaga Gapoktan Butta Gowa, sebagai wadah Komunikasi Petani, sayapun melahirkan beberapa konsep, yaitu melahirkan:

– Iqra Diniyah, sebagai tempat mengaji anak-anak – Rumah Baca sebagai wadah menciptakan gemar membaca dan cinta pendidikan – Toko Tani Organik sebagai penunjang pertanian Organik dan merupakan Toko

tani pertama yang khusus meyiapkan keseluruhan kebutuhan pertanian organic, – Agrowisata sebagai kebun wisata, dan bisa menjadi pendapatan tambahan buat

petani dan – Seputar petani news sebagai media informasi buat petani se Nusantara. Dari perjalanan tersebut akhirnya mampu mengantarkan saya bertemu dengan orang-

orang hebat, seperti utusan Kedutaan Belanda (Vegimpact), Anggota DPRD, Calon Bupati Gowa dan Deputi IV Staf Presiden RI Jokowi-JK.

Sumber : Suaradesakisahpetanimenjadisarjana

Sarjana Kembali Bertani

Jamaluddin Salah Satu Sarjana Berkeinginan Menjadi Petani. (Foto:JMD/SuaraDesa) SUARADESA, MALANG – Pengertian Sarjana adalah Sarjana (dari bahasa Sanskerta,

dalam bahasa Inggris: undergraduate) adalah gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program pendidikan sarjana (S-1). Untuk mendapatkan gelar sarjana.

Secara normatif dibutuhkan waktu selama 4 (empat) sampai 6 (enam) tahun, tapi ada juga yang menyelesaikannya dalam 3,5 (tiga setengah) tahun ataupun lebih dari 6 (enam) tahun.

Hal tersebut tergantung dari kebijakan dari perguruan tinggi yang ditetapkan. Karya ilmiah yang diwajibkan dan merupakan persyaratan untuk memperolah gelar sarjana dinamakan dengan skripsi. Setelah kita memahami bersama apa arti sebuah gelar kesarjanaan, sekiranya kita dapat memanfaatkan dan menggunakan seoptimal mungkin skill yang kita punya untuk kehidupan bermasyarakat.

Sarjana kembali bertani adalah sebuah kewajiban, kepada setiap generasi bangsa agar ketahanan pangan dapat di pertahankan dan ditingkatkan. Sarjana kembali bertani Sarjana kembali bertani adalah sebuah kewajiban, kepada setiap generasi bangsa agar ketahanan pangan dapat di pertahankan dan ditingkatkan. Sarjana kembali bertani

Pertanian akan meningkat jika diolah oleh orang – orang yang mempunyai kemampuan atau SDM yang memadai, pertanian menjadi kebutuhan dan menjadi sumber pendapatan karena sector pertanian merupakan lahan yang tumbuh dan berkembangnya tanaman.

Sumber Daya Alam yang dianugerahkan Allah Swt begitu besar melimpah, menyia- nyiakan adalah tanda ketidak syukuran. Status sarjana menjadi petani merupakan hal yang manusiawi, justru para sarjanalah yang seharusnya turun tangan untuk mengelola lahan-lahan pertanian, memberikan contoh dan penyuluhan agar sumber daya alam dapat dikelola dengan baik. Mari menjadi Sarjana dan terlibat dalam usaha Pertanian.

http://www.suaradesa.com/opini/2015/11/13/sarjana-kembali-bertani

Fakultas Pertanian Unhas Tertarik dengan Pertanian Organik Gapoktan Butta Gowa

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) Lakukan Penelitian di Gowa. (dok. SuaraDesa)

SUARADESA, GOWA – Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) Lakukan Penelitian di Gowa Tertarik dengan Konsep Pertanian Organik Gapoktan Butta Gowa yakni Gowa Go Organik Mahasiswa Unhas melakukan survey lapangan hari ini di Lokasi Percontohan Budidaya Organik Gapoktan Butta Gowa.

“Mahasiswa dari fakultas Pertanian Unhas ini bertujuan ingin melakukan penelitian terkait dengan alih penggunaan Pupuk Anorganik (kimia) ke Organik. Dalam proses tugas akhir kemahasiswaan yaitu penyusunan Skripsi sebagai syarat tugas akhir perkuliahan mereka ingin konsentrasi meneliti proses alih penggunaan bahan- bahan anorganik ke organic, yang nantinya akan di jadikan judul skripsi dan di patenkan menjadi satu karya ilmiah,” ujar Jamaluddin Ketua Gapotkan Gowa kepada SuaraDesa, (26/11)

Hari ini merupakan langkah awal, proses penelitian karena sebelum membuat judul dan di sahkan oleh pembimbing mereka di wajibkan mengetahui terlebih dahulu lokasi penelitian yang akan di teliti.

“Alhamdulillah setelah bertemu dan melihat secara langsung pertanian kabupaten Gowa di budidaya Organik Gapoktan Butta Gowa baik Lokasi Kopi, Sayuran dan markisa mereka akhirnya yakin akan keputusan yang mereka ambil yakni meneliti di Gowa,” ungkap salah satu mahasiswa yang ikut dalam rombongan.

Hal hal yang akan di kaji dan diperjelas adalah kendala serta factor yang mempengaruhi sehingga petani lebih cenderung ke kimia ketimbang organic.

“Soal pemasaran hasil pertanian organic dan anorganik, setelah survey di lapangan mereka langsung dilaporkan kekampus dan akan segera kembali melakukan penelitian di desa kami,” tambah Jamaluddin.

http://www.suaradesa.com/berita/2015/11/26/fakultas-pertanian-unhas-tertarik-dengan-pertanian- organik-gapoktan-butta-gowa

Krisis Pangan di Negara Agraris

Semua manusia makan dari hasil pertanian, itu sebuah fakta. Meski teknologi industri berkembang begitu pesatnya, usaha pertanian masih menjadi hal pokok kegiatan manusia di muka bumi. Terlebih lagi di Indonesia, lebih dari setengah rakyatnya hidup dan bergantung pada sektor pertanian. Dengan demikian pertanian bukanlah sekadar suatu usaha ekonomi. Usaha pertanian adalah kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, kelangsungan hidup manusia sangat ditentukan oleh keberlanjutan budaya

pertanian.

Negara Indonesia adalah Negara agraris yang dikenal sejak dahulu, terlihat dari separuh penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Namun pertanyaannya mengapa Negara yang dijuluki Negara agraris bisa krisis pangan? Apakah Teknologi pangan kita belum sebaik negara-negara lain, seperti Thailand, Vietnam, Cina dan Jepang. Kita masih menanam dengan cara alamiah/tradisional, sementara negara-negara lain sudah menerapkan teknologi. Misalnya di Thailand tidak ada musim durian karena durian bisa dipanen sepanjang tahun. Ironisnya durian adalah tanaman asli Indonesia. Di Jepang panen beras bisa 4 kali dalam setahun padahal seperti kita ketahui bahwa Jepang adalah negara subtropis yang mataharinya tidak bersinar sepanjang tahun, tidak seperti di Indonesia yang mataharinya bersinar sepanjang tahun.

Ketahanan pangan tercipta ketika masyarakat bisa mendapatkan makanan yang aman, bergizi, dan harganya terjangkau, yang menjadi dasar hidup yang aktif dan sehat, melihat Jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, produksi pangan seringkali tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat di tambah era perdagangan bebas, jika produk lokal tidak mampu bersaing maka bisa termakan oleh produk impor. Dengan kata lain adalah persaingan pasar, siapa yang kualitasnya lebih baik dan harganya lebih murah maka akan di terima oleh pasar. Hal lain yang menjasi penyebab terjadinya krisis pangan adalah berkurangnya lahan pertanian akibat terdesak oleh lahan industri dan perumahan,

semakin berkurang.

Sejarah mencatat Indonesia pernah mengalami masa swasembada pangan, khususnya beras, pada dekade 1980-an. Bahkan saat itu, Organisasi Pangan Dunia, FAO memberikan penghargaan istimewa kepada pemerintah atas prestasi luar biasa ini, namun, bertahun-tahun sesudah itu prestasi swasembada beras nampaknya sulit terulang bahkan tidak jarang Indonesia harus mengimpor beras dari negara tetangga, misalnya Thailand dan Vietnam. Selama beberapa tahun terakhir, masalah ketahanan pangan

Tantangan untuk mencapai ketahanan pangan seperti: 1. Degradasi lahan, Pertanian intensif mendorong terjadinya penurunan kesuburan tanah dan penurunan hasil. Sehingga perlu pengembangan penggunaan pupuk organic yang berkelanjutan. 2. Hama dan penyakit, adalah factor yang dapat mengurangi hasil produksi karena produktifitasnya menurun. 3. Kekeringan di musim kemarau mengakibatkan kelangkaan air sehingga banyak lahan yang tidak bisa di olah oleh petani. Krisis pangan di Negara agraris itu sebaiknya tidak terjadi, olehnya itu pemerintah menargetkan swasembada pangan

pemerintahan Jokowi-Jk.

Melalui Kementerian Pertanian melakukan akselerasi dengan cara perbaikan irigasi, distribusi bibit dan pupuk, juga bantuan pengadaan alsinta (alat & sistem pertanian). Seperti yang termaktub dalam peraturan menteri pertanian No. 3 Tahun 2015 tentang Pedoman Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai. Biasa disebut

Pajale. 2017 adalah target capaian pemerintah dalam wujud Indonesia bisa swasembada pangan, dengan komuditi andalan seperti 1. Padi, untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Upsus

2. Jagung untuk memperkaya pangan dan pemenuhan kebutuhan pangan. 3. Kedelai, memenuhi kebutuhan pengrajin tempe, tahu dll. 4. Gula, memenuhi kebutuhan nasional. 5. Daging, memenuhi kebutuhan defisit daging dan konsumsi nasional, dengan jumlah anggaran kementan 2014-2019 sebanyak 72,46 triliun.

Terciptanya petani yang handal, peningkatan pola pikir petani dan menciptakan budaya Terciptanya petani yang handal, peningkatan pola pikir petani dan menciptakan budaya

kehidupan koperatif.

Untuk menunjang pembangunan pertanian yang berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Pengembangan dan pemberdayaan SDM petani melalui penyedia jasa pendidikan pelatihan/magang dan teknologi yang dilakukan dengan pendekatan partisipati adalah Upaya mewujudkan petani yang modern, mandiri dan mempunyai daya saing yang tinggi menuju swasembada pangan nasional dan pertanian yang tangguh.

Sumber : http://www.seputarsulawesi.com/berita-krisis-pangan-di-negara-agraris.html

Agrowisata Gowa Petik Buah dan Sayur

Agrowisata Kebapaten Gowa. (Foto:Jamaluddin Dg Abu/SuaraDesa) SUARADESA, GOWA – Sejak dahulu Kabupaten Gowa di kenal dengan sumber daya

alam yang melimpah sehingga hasil pertanian dikenal sampai ke luar pulau sulawesi, Gowa di kenal dengan potensi pertaniaanya.

Kabupeten Gowa mempunyai Konsep Agrowisata dan kesatuan sistem usaha berbasis kegiatan pertanian secara luas dengan mengelola sumberdaya alam menjadi produk yang indah di kunjungi. Agrowisata Gowa mempunyai konsep ambil hasil buah atau sayuran dengan konsep petik sendiri.

“Pengunjung di berikan kebebasan memetik buah atau sayur yang terbilang masih segar. Beberapa Agrowisata yang di padati pengunjung baik local maupun dari luar daerah, seperti Kebun Strawberry, sayur dan teh,” ujar Jamaluddin Dg Abu kepada Suara Desa.

Jamaluddin menambahkan, bahwa perkebunan Strawberry ini mulai terlihat di kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, berjejer beberapa perkebunan strawberry yang ada di sana.

Pintu Masuk Agrowisata Kebun Teh

“Kebun teh juga mempunyai beberapa fasilitas, seperti penginapan, restaurant, dan beberapa pemandangan seperti air terjun dan danau,” tambahnya.

Agrowisata Sayuran Gapoktan Butta Gowa, yang berada di desa Kanreapia, dengan Budidaya Kopi, Sayuran dan Markisa secara Organik, pengunjung dapat memetik sayuran seperti labu siam, kol, kentang, sawi, wortel, daun bawang, tomat dan Markisa yang bisa langsung di konsumsi.

“Pengunjung juga bisa merasakan dinginnya alam dan kabut yang selalu menutupi kampung ini. Khusus lokasi budidaya markisa terdapat beberapa peninggalan sejarah seperti Gua, dan lesung penduduk yang sempat tinggal disana,” tutupnya.

Sumber : http://www.suaradesa.com/berita/2015/11/11/agrowisata-gowa-petik-buah-dan-sayur

‘Wisata Kebun Malino Gowa’ Wisata Kebun yang Dijuluki Kota Bunga

Gowa – salah satu obyek wisata yang ada di Sulawesi Selatan, malino di juluki sebagai kota bunga.

Informasi yang berhasil dihimpun sinyalnews.com diMalino Kabupaten Gowa ada berbagai macam tumbuhan yang bisa tumbuh subur, sehingga tidak heran jika malino kini mampu menjadi daerah agrowisata. Beberapa tahun terakhir Malino kini menjadi Wisata Kebun, Baik Perkebunan Strawberry, Perkebunan Teh, Perkebunan Kopi, Sayuran dan Markisa.Jamaluddin Abu (Ketua Petani) Dimalino mengatakan ”Sekarang Wisata Kebun seperti Kopi, Sayuran dan Markisa menjadi daya tarik tersendiri di daerah ini, bukan hanya sekedar lokasi rekreasi tetapi menjadi lokasi Percontohan Organik dan menjadi lokasi Penelitian beberapa kampus dari Fakultas Pertanian yang ada di Makassar. Agrowisata Gapoktan Butta Gowa adalah konsep wisata kebun dengan sistem Organik, dan di kemas dalam konsep Petik dan olah Sendiri.tuturnya (azhari Lholo/Andri sinyalnews)

http://sinyalnews.com/wisata-kebun-malino-gowa-wisata-kebun-yang-dijuluki-kota-bunga/

Gowa Go Organik

SUARADESA, GOWA – Kabupaten Gowa Menjadi Pemarasan terbesar Pestisida Kimia Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan di kenal sebagai penghasil Sayuran terbesar di Sulawesi Selatan, sehingga dari potensi tersebut di manfaatkan oleh beberapa perusahaan yang memproduksi bahan-bahan kimia atau pestisida kimia.

Kabupaten Gowa mempunyai 18 kecamatan 167 desa dan 675 dusun, faktor inilah yang menjadi daya tarik distributor bahan Anorganik masuk di Kabupaten Gowa. Karena potensi pemasaran yang besar dan masyarakat petanipun menginginkan hasil tanaman dengan spontan, ‘’pakai langsung bereaksi’’ sehingga antara distributor, toko tani dan petani sinergi satu dalam kata bahwa bukan persoalan jika mereka menggunakan pestisida kimia.

Pestisida kimia di anggap mampu menjaga dan memberantas hama-hama pengganggu tanaman atau sayuran mereka, sehingga anggapan petani tanpa pestisida kimia pertanian akan gagal panen.

Melalui penelusuran Gapoktan butta Gowa, kepada Toko tani di kabupaten Gowa mereka enggan menyediakan bahan-bahan organik, dikarenakan perputaran modal yang lambat, dan kecenderungan petani lebih menyukai penggunaan bahan Anorganik ketimbang bahan Organik.

Dari identitas yang dimiliki petani Kabupaten Gowa bahwa hasil pertanian lebih dominan menggunakan bahan Kimia. Sayuran yang mengandung bahan berbahaya kadang membuat pemasaran tidak bersahabat, harga rendah bahkan tidak mampu di pasarkan.

Jamaluddin, salah satu warga Gowa juga menghimbau untuk para petani untuk lebih bisa berfikir ulang ketika akan menggunakan bahan kimia yang akan berakibat buruk pada hasil pertanian masa mendatang.

“Efek buruk yang ditinggalkan bahan kimia ini banyak berimbas pada hasil panen yang buruk, saya berharap petani untuk beralih ke pupuk organik” ujarnya.

Kualitas dari luar dapat dilihat kasat mata, namun tersembunyi bahan berbahaya didalamnya, sehingga pemasaran mereka hanya di putaran pasar Lokal, seperti pasar Sungguminasa, Panciro, Pabaeng-baeng, Terun, dan Pannampu. hal inilah yang membuat Gapoktan Butta Gowa mencoba bergerak melakukan dampingan dan bekerja sama dengan beberapa toko Tani, agar mereka perlahan beralih menggunakan bahan Anorganik ke Organik.

Gowa Go Organikpun lahir sebagai program Gapoktan Butta Gowa dan juga langsung di respon Oleh salah satu Anggota DPRD Gowa yakni H. Rapiuddin Dg. Raping, beliau berharap peran pemerintah, baik dinas pertanian, PPL dan pemerintah pusat mampu mengubah pemikiran masyarakat petani bahwa penggunaan Pestisida harus dikurangi dan mulai beralih menggunakan pupuk Organik.

Di tambahkan juga bahwa Produsen Bahan Kimia menjadikan daerah kita tempat pemasaran bahan-bahan yang berbahaya, namun setelah petani panen sang produsen bahan kimiapun tidak mau menkomsumsi sayuran hasil dari bahan kimia yang mereka Di tambahkan juga bahwa Produsen Bahan Kimia menjadikan daerah kita tempat pemasaran bahan-bahan yang berbahaya, namun setelah petani panen sang produsen bahan kimiapun tidak mau menkomsumsi sayuran hasil dari bahan kimia yang mereka

Sumber : http://www.suaradesa.com/berita/2015/11/09/gapoktan-gowa-go-organik

Manfaat Serta Dampak Pupuk Organik dan Anorganik

SUARADESA, MALANG – Kimia organik dan anorganik adalah sub-disiplin dalam kimia. Kimia organik, studi ilmiah yang terkonsentrasi pada senyawa karbon dan senyawa berbasis karbon lainnya seperti hidrokarbon dan turunannya. Kimia anorganik dalam kaitannya dengan studi ilmiah adalah senyawa kimia, kecuali kelompok karbon.

Pupuk Organik Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti

pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian.

Sifat biologi pada tanah sangat dipengaruhi oleh jumlah mikro organisme yang berada dalam tanah itu sendiri. Secara keilmuan, tanah mempunyai berbagai unsur untuk menopang tingkat kesuburannya. Diantanya adalah unsur kimua, fisik dan unsur biologi tanah.

Unsur ataupun sifat biologi tanah ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah adanya kandungan senyawa-senyawa organik maupun anorganik yang berada dalam tanah. Senyawa atau bahan organik yang ada dalam tanah, mempunyai pengaruh yang baik terhadap tanah, sehingga perlu diketahui apa saja peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah guna mendapatkan manfaat maksimal darinya.

Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah, yang pada intinya agar didapatkan keyakinan bahwa bahan organik memang layak untuk dikembangkan guna meningkatkan produktivitas tanah. Banyak orang belum mengetahui bagaimana sifat biologi tanah pada umumnya, diantaranya adalah dilihat dengan :

Mengetahui jumlah mikro organisme yang ada dalam tanah tersebut, memperkirakan dan menghitung jumlah fungi yang terkandung dalam suatu tanah, Mengetahui banyaknya bakteri pelarut fosfat yang beraktivitas dalam tanah dan seberapa besar tingkat respirasi yang dimiliki oleh tanah.

Sifat-sifat biologi yang terdapat pada tanah dapat direka ulang bila kita mampu mengetahui peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah dengan baik. Bahan organik pada dasarnya dapat dimanfaaatkan sebagai stimulan bagi aktivitas mikro organisme tanah. Secara lebih terperinci, bahan organik ini dapat mempunyai peranan sebagai berikut:

Mampu meningkatkan jumlah maupun keragaman organisme dan mikro organisme yang hidup dalam tanah sehingga secara tidak langsung mempengaruhi proses pembusukan dan pelapukan unsur tanah dan dapat menumbuhkan tingkat respirasi Mampu meningkatkan jumlah maupun keragaman organisme dan mikro organisme yang hidup dalam tanah sehingga secara tidak langsung mempengaruhi proses pembusukan dan pelapukan unsur tanah dan dapat menumbuhkan tingkat respirasi

Selain beberapa fungsi tersebut, ternyata peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah juga dapat mempercepat proses dekomposisi yang dilakukan oleh berbagai mikro organisme tanah. Hal ini dikarenakan jumlah organismenya yang banyak dan beragam, serta pasokan udara untuk mereka juga terjaga secara konsisten.

Sumber : http://www.suaradesa.com/opini/2015/11/09/manfaat-serta-dampak-pupuk-organik-dan- anorganik

Percontohan Organik Gapoktan Butta Gowa

SUARADESA, SULAWESI – Tren mengonsumsi makanan organik kian merebak seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Namun, untuk mendapatkan fungsi kesehatan itu tak jarang orang mesti merogoh kocek lebih dalam.

Maklum, harga sayuran organik lebih mahal dibandingkan sayuran yang ditanam secara konvensional dengan pupuk kimia. Hal itu dikarenakan petani sayuran organik masih langka, salah satu alasannya karena sulitnya memperoleh lahan yang bebas residu pestisida dan pupuk kimia.

Pertanian Organik Gapoktan Butta Gowa Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Indonesia. Lokasi ini menjadi percontohan pertanian Organik LSM Gapoktan Butta Gowa terletak sekitar 1800 di atas permukaan laut, menjadikan daerah percontohan ini mempunyai udara yang dingin, berkabut, angin kencang dan matahari kadang tidak terlihat karena kabut yang menghalangi.

Tempat Budidaya Kopi Gapoktan Butta Gowa adalah lokasi pertama dalam budidaya Organik, terlihat dari kiri kanan jalan lokasi ini tidak terlalu luas namun cukup sebagai percontohan budidaya kopi, melihat Kopi saat ini mulai di abaikan di daerah ini.

Bukan cuma kopi melaikan ada juga Budidaya Sayuran Organik Gapoktan Butta Gowa akan kita jumpai pada lokasi kedua, disini terdapat Sumber Mata Air dan beberapa jenis sayuran yang ada, seperti Kentang, Sawi, Daun Bawang, dan Kol.

Setelah melihat sayuran akan menjumpai budidaya Markisa Organik Gapoktan Butta Gowa, akan sampai dilokasi ke tiga, disini juga terdapat kayu Putih, Akasia, Bambu dan pepohonan lainnya, lokasi ini juga mempunyai Air terjung, dan Gua.

Daerah ini dulunya di kenal dengan penghasil markisa, sehingga daerah ini sempat mempunyai PT. Markisa Segar. Dari latar belakang tersebut kami mengajak kepada seluruh petani untuk kembali membudidayakan Markisa, Kopi dan Sayuran Secara Organik.

Menciptakan lahan organik tidaklah sulit asal tahu cara membudidaya dan bisa mengembangkannya menjadi usaha yang paling menghasilkan, karena sekarang masih sedikit orang yang membuka usaha pertanian Organik tersebut. (jamaluddindgabu)

Sumber : http://www.suaradesa.com/produk/2015/10/07/percontohan-organik-gapoktan-butta-gowa

DPRD Gowa Dukung Pertanian Organik

SUARADESA, BUTTA GOWA – Salah satu anggota DPRD Gowa, Rapiuddin Dg Raping, sangat merespon program Gowa Go Organik yang di programkan Gapoktan

Butta Gowa, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Raping juga merupakan tokoh pertanian Hortikultura mulai mengubah system pertanian

yang ada di budidaya sayuran miliknya di Bulu Ballea, Vetran kelurahan Pattapan Kabupaten Gowa.

Dia mulai membuat percontohan pertanian Organik yang ada di budidaya miliknya, “Saya sengaja membuat percontohan agar menjadi cerminan bagi petani-petani lain bahwa jauh lebih sehat dan ramah lingkungan, jika cara budidaya atau bertani di lakukan dengan system organic,” ungkap Raping kepada Suara Desa.

“Bahwasanya jika berbicara masalah Agama, sebenarnya petani yang menggunakan pestisida kimia dan kita tahu kalau tidak baik sangatlah berdosa, karena pada dasarnya kita sebagai petani mengetahui bahwa yang kita gunakan adalah bahan berbahaya, lantas kita menggunakan dan mengirim makanan ke pasar dan akhirnya masyarakat mengkomsumsi sayuran tersebut,” tambahnya.

Tetapi hal ini masih menjadi tanggung jawab bersama, terutama pemerintah baik daerah maupun pusat, bahwa pertanian Indonesia harus mampu di kelola dengan bijaksana yaitu kembali ke Alam, Agar generasi selanjutnya dapat menggunakan lahan yang dikelolah. Gowa menjadi salah satu daerah dengan potensi Alam yang luar biasa

Sumber : http://www.suaradesa.com/berita/2015/11/07/dprd-gowa-dukung-pertanian-organik

H Rapiuddin Dg Raping Dukung Pameran Gowa Go Organik

GOWA Go Organik, melalui Pameran Pupuk Organik adalah upaya yang di lakukan untuk mempercepat pergerakan mengalihan penggunaan pupuk anorganik ke organik.

Antusias para petani sangatlah besar merespons pameran ini, mulai dari para petani, kelompok tani, Gapoktan hingga wakil rakyat. Anggota DPRD Kabupaten Gowa, H Rapiuddin Dg Raping menyempatkan diri mengunjungi pameran pupuk Organik Gapoktan Butta Gowa hari ini di Lapangan Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa.

Sebagai wakil rakyat dan Ketua Fraksi PPP DPRD Gowa H Rapiuddin Dg Raping sangat merespon dan akan selalu memberikan dukungan. H Rapiuddin Dg Raping menyakini bahwa pertanian Gowa sangat berpotensi untuk di jadikan sebagai pertanian organik, dengan melihat keuntungan-keuntungan dan bisa jadi Kabupaten Gowa menjadi percontohan pertanian Organik.

“Pertanian organik haruslah di mulai dari diri sendiri. Kesadaran akan dampak kepada pengguna dan konsumen haruslah selalu di sosialisasikan bahwa menjadi petani organik jauh lebih sehat dan otomatis ramah lingkungan,” katanya.

http://sulsel.pojoksatu.id/read/2015/09/07/citizen-report-h-rapiuddin-dg-raping-dukung-pameran- gowa-go-organik/

Petani Menggunakan Pestisida. (Foto: JDA/SuaraDesa)

Penggunaan Pestisida yang Tepat Dan Benar

SUARADESA, MALANG – Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis pestisida, tepat waktu, tepat dosis atau konsentrasi, dan tepat cara penggunaan. (Dirjen Bina Produksi Hortikultura 2002).

Tepat Sasaran Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang tanaman. Oleh karena itu, sebelum menggunakan pestisida langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan pengamatan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis OPT yang menyerang. Langkah selanjutnya ialah memilih jenis pestisida yang akan digunakan.

Jika jenis OPT yang menyerang dari golongan serangga hama, maka pestisida yang dipilih adalah Pestisida OPT sasaran : 1. Insektisida Serangga hama 2. Akarisida Hama golongan akarina (tungau) 3. Rodentisida Binatang pengerat (tikus) 4. Molluskisida Siput atau moluska 5. Nematisida Nematoda 6. Fungisida Penyakit tanamanyang disebabkan oleh cendawan 7. Bakterisida Penyakit tanaman yang disebabkan oleh Jika jenis OPT yang menyerang dari golongan serangga hama, maka pestisida yang dipilih adalah Pestisida OPT sasaran : 1. Insektisida Serangga hama 2. Akarisida Hama golongan akarina (tungau) 3. Rodentisida Binatang pengerat (tikus) 4. Molluskisida Siput atau moluska 5. Nematisida Nematoda 6. Fungisida Penyakit tanamanyang disebabkan oleh cendawan 7. Bakterisida Penyakit tanaman yang disebabkan oleh

Oleh karena itu dipilih pestisida yang terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida. Pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga palsu tidak boleh digunakan karena efikasinya diragukan dan bahkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Tepat Jenis Pestisida Pestisida yang digunakan harus diketahui efektif terhadap hama dan penyakit sasaran tetapi tidak mengganggu perkembangan dan peranan organisme berguna. Tepat Waktu Penggunaan Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus dilakukan berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan rutin, yaitu jika populasi OPT atau kerusakan yang ditimbulkannya telah mencapai Ambang Pengendalian.

Waktu yang tepat untuk melakukan penyemprotan adalah pada sore hari (± pukul 17.00), ketika suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara berkisar antara 50-80%. Tepat Dosis atau Konsentrasi Daya racun pestisida terhadap jasad sasaran ditentukan oleh dosis atau konsentrasi formulasi pestisida yang digunakan.

Dosis atau konsentrasi formulasi pestisida yang lebih rendah atau lebih tinggi dari yang dianjurkan akan memacu timbulnya generasi OPT yang akan kebal terhadap pestisida yang digunakan. Dengan demikian penggunaan pestisida harus mengikuti dosis atau konsentrasi formulasi yang direkomendasikan pada label kemasannya.

Tepat Cara Penggunaan Beberapa cara penggunaan pestisida antara lain ialah, pencelupan, pengasapan, pemercikan, penyuntikan, pengolesan, penaburan, penyiraman, dan penyemprotan. Pengetahuan tentang cara penggunaan pestisida mutlak diperlukan agar efikasi pestisida tersebut sesuai dengan yang diinginkan.

http://www.suaradesa.com/tips/2015/11/16/penggunaan-pestisida-yang-tepat-dan-benar

LSM Gapoktan Butta Gowa Menilai Kelompok Tani Belum Berfungsi Dengan Baik

TOMBOLOPAO,GOWA | SAWERIGADINGNEWS.COM – Salah satu Lembaga Kontrol Sosial yang membidangi pertanian dan peternakan di Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel) yakni Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gapoktan Butta Gowa menilai jika sebahagian besar kelompok tani yang ada saat ini diduga belum berfungsi dengan baik.

Penilaian yang di utarakan oleh LSM Gapoktan Butta Gowa tentunya tidak serta merta di keluarkan begitu saja, dimana pastinya telah dilakukan beberapa penelitian serta survey yang dilakukan oleh Team Investigasi LSM tersebut. Dari kesimpulan investigasi yang ditemukan mendapati sejumlah kelompok tani yang tidak memasang tanda pengenal kelompok.

Selain tanda atau atribut kelompok yang tidak terpasang, menurut dari team LSM Gapoktan Butta Gowa untuk mengetahui rumah ketua Kelompok tani saja, LSM Gapoktan Butta Gowa masih membutuhkan waktu untuk mencari alamat ketua Selain tanda atau atribut kelompok yang tidak terpasang, menurut dari team LSM Gapoktan Butta Gowa untuk mengetahui rumah ketua Kelompok tani saja, LSM Gapoktan Butta Gowa masih membutuhkan waktu untuk mencari alamat ketua

LSM Gapoktan Butta Gowa juga menjelaskan jika Kelompok Tani di artikan bahwa beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun diri mereka dalam suatu kelompok karena mempunyai keserasian mengenai tujuan, motif, serta minatnya. Yakni . Menciptakan tata cara penggunaan sumber daya yang ada. Berfungsi sebagai Alat Pembangunan . Membangun kesadaran anggota petani untuk menjalankan mandat yang diamanahkan oleh kelompok taninya.

Sebagai landasan pembentukan Kelompok Tani, melalui Peraturan Menteri Pertanian NOMOR : 273/Kpts/Ot.160/4/2007. TANGGAL : 13 April 2007 Pembentukan Kelompok Tani. Menciptakan tata cara penggunaan sumber daya yang ada .Berfungsi sebagai Alat Pembangunan .Membangun kesadaran anggota petani untuk menjalankan mandat yang diamanahkan oleh kelompok taninya

Adapun Gapoktan yang kuat dan mandiri menurut PerMentan Nomor : 273/KPTS/OT.160/4/2007 antara lain dicirikan dengan :

1. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan

2. Punya rencana kerja gapoktan secara bersama dilaksanakan oleh para anggotanya dan pengurus sesuai kesepakatan bersama dan di akhir kegiatan ada evaluasi secara partisipatif

3. Memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati bersama yaitu berupa AD/ART

4. Memiliki pencatatan/administrasi organisasi yang rapi & tertib

5. Memfasilitasi kegiatan – kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir

6. Memfasilitasi usahatani secara komersial dan berorientasi pasar.

7. Sebagai sumber dan Pelayanan informasi dan teknologi untuk petani umumnya dan anggota pada khususnya

8. Ada jalinan kerjasama antara Gapoktan dengan pihak lain

9. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran Pokok, wajib, sukarela anggota, penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan Gapoktan yang sudah kuat dan mandiri untuk menjadi mantap dan berkembang dengan sehat maka ada beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu sudah memiliki Organisasi, Usaha , dan administrasi yang sehat.

Manfaat administrasi .Gapoktan dapat mengetahui perkembangan dengan cepat dan tepat .Gapoktan dapat mengetahui laba atau rugi usahanya. Gapoktan dapat mengambil keputusan tentang perkembangan kelembagaan dan usahanya dengan data yg benar dan akurat Administrasi gapoktan yang minimal dapat dilaksanakan meliputi :

1. Administrasi organisasi Kelengkapan administrasi organisasi yang harus dipunyai Memiliki SDM pengurus yang mampu dan mau yaitu siap,tekun, niat dan kober (STNK) Uraian tugas dan fungsi masing-

2. pengurus jelas dan mempunyai komitmen tinggi Memiliki struktur organisasi Memiliki SK Bupati ttg Pendirian dan Pengukuhan gapoktan Adanya kesepakatan anggota yang jelas yang dituangkan dalam berita acara AD-ART (berisi tentang Penetapan Keanggotaan, Kepengurusan, Rapat/pertemuan, pemupukan modal, usaha gapoktan, sumber informasi dan tek, penetapan SHU, sanksi dll) Ada buku – buku anggota-pengurus, seperti Buku Daftar Anggota ( anggota, pengurus petugas, tim pengawas, penasehat), Buku Agenda Surat Menyurat, Buku Catatan Kegiatan/Usaha, Buku Notulen Rapat, Buku Inventaris Barang, Buku Daftar Hadir, Buku Tamu, dan Buku lain-lain sesuai kebutuhan Papan nama Sekretariat. | JAMALUDDIN

Sumber: http://sinyalnews.com/5233-2/ sumber; http://sawerigadingnews.com/lsm-gapoktan-butta-gowa-belum-berfungsi dengan-baik/

Petani Lebbasa Tombolo Pao Dipastikan Gagal Panen,Pemerintah Diharapkan Berikan Solusi

(Gambar Ilustrasi : Para petani sedang melakukan panen padi di sawah) TOMBOLO PAO, GOWA | Petani Lebbasa di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel) dipastikan gagal panen, hal tersebut dikarenakan dari kemarau yang panjang. Terbukti dengan mengeringnya sejumlah tanaman para petani, yakni padi maupun sayuran. Kekeringan yang dialami warga dapat dilihat di sepanjang jalan menuju perkampungan Lebbasa.

Para petani yang kehidupannya hanya mengharapkan hasil panen untuk kehidupan keluarganya kini mengalami kerugian akibat gagal panen kali ini. Syharil S.Pd salah satu petani Lebbasa Kepada awak media ini menuturkan bahwa tahun ini adalah Para petani yang kehidupannya hanya mengharapkan hasil panen untuk kehidupan keluarganya kini mengalami kerugian akibat gagal panen kali ini. Syharil S.Pd salah satu petani Lebbasa Kepada awak media ini menuturkan bahwa tahun ini adalah

“Ini adalah kemarau yang terpanjang di beberapa tahun terakhir ini dimana sumber mata air juga sudah mulai mengering.” Tutur Syharil.

Apa yang dialami para petani, Syharil menyampaikan unek-unek warga kepada salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gapoktan Butta Gowa yang membidangi pertanian dan peternakan. Syahril di hadapan Ketua LSM Gapoktan Butta Gowa menyampaikan bahwa kekeringan yang berkepanjangan itu terjadi karena di pengaruhi beberapa faktor kerakusan manusia, seperti dengan menebang dan membakar hutan secara liar yang sama sekali di duga tanpa ada ijin tertulis dari pihak aparat setempat. Hal itu terlihat dari peristiwa terjadinya kebakaran di lereng Gunung Bawakaraeng beberapa waktu lalu.

Syharil yang aktivitas kesehariannya bercocok tanam dan juga masuk menjadi anggota Kelompok Tani Lebbasa. Dirinya (Syharil-red) yang mewakili warga petani lainnya sangat berharap kepada Pemerintah Gowa adanya perhatian khusus mengenai gagal panen akibat kemarau panjang utamanya perhatian dari pihak Kecamatan dan Perangkat desa serta dari PPL sendiri, dimana harapan warga tersebut dapat diberikan arahan serta solusi juga bantuan lainnya sehingga jika musim kemarau di tahun berikutnya sudah tidak lagi terulang yang sangat merugikan para petani. | JAMALUDDIN

http://sawerigadingnews.com/petani-lebbasa-tombolo-pao-dipastikan-gagal- panenpemerintah-diharapkan-berikan-solusi/

Tingkatkan SDM & Hasil Panen Petani Sayur Kanreapia, LSM Gapoktan Butta Gowa Siap Mendampingi.

SAWERIGADINGNEWS.COM.KANREAPIA-Salah satu penghasil sayuran yang terbesar di Kabupaten Gowa yakni Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Sulawesi Selatan (Sulsel) yang terletak tidak jauh dari Kota Malino memiliki peluang besar untuk bersaing di bidang pertanian skala nasional dan tidak menutup kemungkinan juga mampu bersaing skala internasional yang tentunya menjadi pemasukan terbesar pula untuk pembangunan daerah.

Para petani sayur di Desa Kanreapia sangat merespon dengan kehadiran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gapoktan Butta Gowa untuk memberikan suport,dukungan serta bimbingan agar kualitas dan kuantitas petani juga hasil panen dapat lebih meningkatkan dari yang sudah ada.

Jamaluddin S.PD,MM selaku penanggung jawab LSM Gapoktan Butta Gowa mengatakan jika selama ini para petani hanya menggunakan teori yang sudah ada dengan kata lain masyarakat hanya meniru teori serta praktek dari petani terdahulu sehingga hasil panen tidak ada yang berubah. Semoga dengan kehadiran Gapoktan Butta Gowa ditengah-tengah para petani di Desa Kanreapia dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga hasil panen dari yang sebelumnya.

Jamaluddin menambahkan sesuai visi juga Misi Gapoktan Butta Gowa yakni ‘’Mewujudkan petani yang mandiri,berilmu dan mempunyai daya saing yang tinggi menuju pertanian yang tangguh.’’ Untuk mewujudkanya, pastinya kita akan terus melakukan pengembangan dan pemberdayaan SDM petani melalui penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan.

Hal senada juga di utarakan oleh Andi Ardhan,ST (Bakornas PWI Makassar) di kantor LSM Gapoktan Butta Gowa di Desa Kanreapia. Menurutnya apa yang menjadi impian kita semua untuk meningkatkan SDM Petani sayur yang ada di Kanreapia tentunya sangat mengharapakan perhatian oleh pemerintah setempat bukan hanya LSM Gapoktan saja, seperti halnya dengan memberikan subsidi pupuk,bibit dan alat trakttor sehingga para petani lebih mudah dan lebih cepat mengembangkan hasil panennya.

‘’Tentunya harapan petani adalah perhatian dari pemerintah untuk senantiasa memberikan dukungan serta suportnya dengan memberikan subsidi pupuk,bibit juga traktor sebagaimana program pemerintah pusat meningkatkan SDM Rakyat Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat khususnya di bidang pertanian .’’Papar Andi Ardhan.

(JamaluddinFatma/Dedy) Sumber : http://sawerigadingnews.com/tingkatkan-sdm-hasil-panen-petani-sayur-kanreapia-lsm-

gapoktan-butta-gowa-siap-mendampingi/

Pengembangan Pertanian Gapoktan Butta Gowa

SUARADESA, MALANG – Melalui Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) pertanian Gapoktan Butta Gowa, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Ketua

Gapoktan menyampaikan secara Lansung di depan Staf Khusus Deputi IV Kepresidenan RI.

Ketua Umum Gapoktan Butta Gowa Jamaluddin Daeng Abu mengatakan, “PPL Pertanian perlu di tingkatkan dalam proses pelayanan dan kinerja mereka agar lebih baik lagi kedepannya, harapan Gapoktan Butta Gowa melalui JPKP melakukan pengawasan, dan menindak hal-hal yg di anggap menyimpang dari program pemerintah pusat,” ujarnya kepada Suara Desa.

Jamaluddin juga salah satu peserta kongres Jaringan Pendamping Kebijakan pembangunan JPKP, akan terus mengkawal program-program pusat untuk sampai di daerah

Ketua Umum JPKP Maret Sueken magatakan, “Bahwa pembangunan akan berjalan dengan baik jika di kawal sampai pelosok-plosok dan JPKP akan melakukan itu melalui akar rumput dari bawah ke atas. Jangan kita tuli dan buta atas penyimpangan- penyimpanga yang terjadi di birokrasi,” ungkapnya.

Staf Presiden Yahya Tatang Badru Tamam, sangat merespon usulan-usulan yang di sampaikan dan hal tersebut memang sangat di butuhkan pemerintah pusat sehingga kontrol dan informasi dari bawah ke atas akan membantu pemerintah untuk mengetahui aktualisasi program sampai ke daerah

Ketua umum Gapoktan butta Gowa (foto kanan) dan Asisten Staf Presiden RI (foto kiri). Acara Pembekalan hari terakhir Kongres Pertama JPKP oleh Asisten Deputi IV Staff

Kepresidenan Bapak Tatang berlangsung dengan penuh kehangatan dan rasa kekeluargaan para pegiat JPKP Seluruh Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke. Para Pengabdi Negeri ini membaur dalam suasana keakraban dan semua bersepakat untuk menyatukan langkah mendampingi program pembangunan pemerintah untuk kesejahteraan rakyat. (Jamaluddin Daeng Abu)

Sumber : http://www.suaradesa.com/berita/2015/10/26/pengembangan-pertanian-gapoktan-butta- gowa

Direktur LSM Gapoktan Butta Gowa Tombolo Pao Bertemu Direktur LSM Gapoktan Butta Gowa Tombolo Pao Bertemu Direktur LSM Gapoktan Butta Gowa Tombolo Pao Bertemu Langsung Staf Khusus Deputi IV Staf Khusus Deputi IV Kepresidanan RI Kepresidanan RI

GOWA,SULSEL | INFODESAKU GOWA,SULSEL | INFODESAKU-Dalam upaya mewujudkan Gowa Go Organik Dalam upaya mewujudkan Gowa Go Organik Gapoktan Butta Gowa salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang Gapoktan Butta Gowa salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang Gapoktan Butta Gowa salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang membidangi Pertanian di kanre Apia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa membidangi Pertanian di kanre Apia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa membidangi Pertanian di kanre Apia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel) menyampaikan langsung ke Staf Khusus Deputi 4 elatan (Sulsel) menyampaikan langsung ke Staf Khusus Deputi 4 elatan (Sulsel) menyampaikan langsung ke Staf Khusus Deputi 4 Kepresidenan RI.tentang pertumbuhan dan perkembangan pertanian yang ada di pertumbuhan dan perkembangan pertanian yang ada di pertumbuhan dan perkembangan pertanian yang ada di Kabupaten Gowa khususnya di Kanre Apia Tombolo Pao. Minggu 25/10/2015. Kabupaten Gowa khususnya di Kanre Apia Tombolo Pao. Minggu 25/10/2015. Kabupaten Gowa khususnya di Kanre Apia Tombolo Pao. Minggu 25/10/2015.

Direktur Eksekutif LSM Gapoktan Butta gowa yang berkedudukan di Kabupaten Gowa Direktur Eksekutif LSM Gapoktan Butta gowa yang berkedudukan di Kabupaten Gowa Sulsel di berikan kesempatan untuk menyampaikan proses pertanian yang ada di Sulsel di berikan kesempatan untuk menyampaikan proses pertanian yang ada di Sulsel di berikan kesempatan untuk menyampaikan proses pertanian yang ada di kabupaten Gowa. Dalam penyampaiannya Direktur LSM Gapoktan Butta Gowa kabupaten Gowa. Dalam penyampaiannya Direktur LSM Gapoktan Butta Gowa kabupaten Gowa. Dalam penyampaiannya Direktur LSM Gapoktan Butta Gowa mengatakan bahwa kelompok tani dan Gapoktan yang ada di Kabupaten Gowa Serta mengatakan bahwa kelompok tani dan Gapoktan yang ada di Kabupaten Gowa Serta mengatakan bahwa kelompok tani dan Gapoktan yang ada di Kabupaten Gowa Serta

PPL Pertanian perlu di tingkatkan proses pelayanan dan kinerjanya agar pertanian bisa dapat lebih baik lagi kedepan.